ANALlSIS USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT NELAYAN DI KECAMATAN MEUREUDU
KABUPATEN PI DIE
oleh
Drs. A. Jabar, M.Si.
Staf Pengajst pada srlEl B.nda Acch
PUSAT PENELlTIAN ILMU-ILMU SOSIAL DAN BUDAYA UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2000
{
KATA PENGANTARI I Segala puji syukur klta panjatkan ke hadirat Swt. alas segala Iimpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan tepat waktunya. Salam sejahtera kepada Nabi
Muhammad Saw. beserta sahabatnya sekalian.
Laporan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan di
Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie. Terwujudnya penulis taporan ini, tidak terlcpas atas belltuan semua pihak.
Karena itu, penulis mcngucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada 8apak Dircktur Pusal Penelitian llmu S05ial dan
Budaya Universitas Syiah Kuala Sanda Aceh. yang telah memberikan pengarahan ~f"la.ma mf"ngikuti program inl.
Ucapan terime kasih juga disampaikan. kcpada Sapak Sekretaris PPISB Unsyiah Sanda Acch. Selanjutnya, terima kasih kepada 8apak Bupari Kf'pn.ia Daerah Kahupaten Pidie, bescrta Star, 8apak Carnat Meurcudu. Kepala Mukim. Bapak Kepala Desa dalam wilayah Kecamalan Meureudu. sertR. seluruh Informan dan responden, di samping telah membcrikan izin, dan bantuannya demi terlaksananya penciitian inl. Juga membcrikan berbagai inforrnasi data yang diperlukan dalRm penelitian. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada teman-teman peserta Pelatihan Penelitian llmu
I
pandanganny:;t, sehingga tnf'ndorong penulis menyelesaikan studi penelitian ini.Akhirnya, atas segaJa bantuan. bimbingan dan arahannya penulis serahkan kepada Allah, Swt, semoga menjadi amal dan mendapat pahala di sisi-Nya.
Amin yarabhal'alamin.
11
Banda Aceh. 17 Desember 2000 Penulis.
Drs. A. Jabar. M.Si.
NIP 131466721
~---
Halaman KATA PENGANTAR ".' ... .
DAFTAR ISI. ... . DAFTAR TASEL .
SAS PENDAHULUAN 1.1
l.2
Latar Bdakf n'~ Masalah. .. .... ... ..
Rumusan Mr.falah ... .. ... . 1.3 Tujuan Pe-ne ilian . .
1.4 f.,egu'lnan Pc,e in::). 1 H,'.I' 11, STJC, KEPJSTA';/I\JJ .. ,
III
v
i
to
i
2 J Peng~rtiaJl Pf r<erataT. ... . . . .... <
2.2 Konservasl Sumberdaya Perikanan Laut ... 11 2.3 Kualitas Hidup dan Kebutuhan Manusia... 16 SAS Ill. METODOLOGI PENELITIAN ... ... . ... 20
• 3.1 3.2 33
3.4
Lokasi Penelitisn ....
Teknik PClwht ian ... . Teknik Pengumrulan O;JJa ,_.
Tekmk Anahsl}" Daia ... _
8AB IV. HAS1L PENELlTlI'I rJ\~ PDISFf:ASAN ... . 4. t Has!l P(-n,:,h1:'1 ... . 4.1 1 Gambit ',Hi UI~.um w-] ~,ah Penf!Jillan ... "
4.1 2 KMaklf'l1S lk. (an Samp~l ... . 4. 1.3 Ka:-a.t;(edsli~ f~<!sponjen \'ela.qr. .. . 4 2 Pemba.r.asan .. , ... . 4.2.1 Lingkuogan Sosial F.kooomi Mayaraknl
Nelavan ., "., ... ,,' ", .... , ... . 4.2.2 F~man.:-aalfo..n SLOffiJerdaya Perikanan Laut .... . 4.2.3 Analisis Usal,a Perikanan Terhadap Pcndapatan Mas)'asakat Nelayan ... __ ..
III
20
:0
21
<-
..
~,,
\27 28 28 48 63
4.2 Saran .. ........ " ...... _ .... .
DAFTAR PUSTA"A ...
LAMPIRAN
"
71
73
Tabel Teks Halaman 1. Pembagian Wilayah Kemukiman di h:ecamatan Meureudu
Meureudu Kabupaten ridle ... 25 2. Pembagian Wllayah Kelurahan/Desa Penelitian di Kecamatan
Mf'ureudu K~hupalp,.n Pidw ". ... 26 3. Fasilitas yang Dimiliki pada Desa Sampe\ Kecamatan
Meureudu Kabupaten Pidie ... 26 4 Karaktcristik Responden Nelaya n di
Kecamatan Meurf'udu r.:abupaten Pidie
Desa Sampel
27 S. Realisasi Pendidlkan Keluarga (Anak-anakl Para
Nelayan di Desa Peneiitian ... ... ... 29 6. ~ondlsl ~e:--..J:7:a.::2:1 :-e::-.~· -:'::5.5;: ::?es?'J:""_ce~ ::F::G',-a.-:
~e:ay?.n
c:
De-$? ?t'::e~::::c.:: :\t'<:'E-_-:"::=':G: . . '.:~ __ c~:.;c _ 3r)- ,
8.
9.
10.
\ \ .
12_
Aiai-alar Perleiig ... ?;Jan ?e:aJo: .~_::-.2r, ia:-.gg;:: ~e');>onden Nelayan di Desa PenelitJan .
Pasilitas Transportasi yang Dlmihki Responde.n Nelayan d! Oesa Penelitian ... . ...
Pengetahuan Responden Ndayan \'ang Mengf?rti Tentang Pola Konsumsi Status G1Z1 Maka-2P rli De::;e Pt:"nelInan.
Penggunaan Sarana '(esenata:1 Terhadap Keil1arga Respondf'n Nela\ an
ci
"Jesa ?enelltlan ... .Pemanfaat.-'U1 Jems Ikan h":onsumsl Habitat Laut Hasil Tangkapan Nela:Jan oleh Masyarakal Kecamata1"l
~1.:'.Jreucu... ... .... ... . .. . ... . ... ..
Peralatan yang Digunakan Sesuai Kriteria Usaha Responden Nelayan di Kecamalan Meurcudu ... .
v
30
31
• j
SI
('2
14. Proyeksi Perhitungan Ramalan Pendapatan
Responden Nelayan di Desa Penelitian Kecamatan
Meureudu... . ... 67
15. Proyeksi Ramalan Tingkat Pendapatan Responden
Nelayan Oesa Sampel Tahun 2000 - 2004... ... 68
V\
•
PENDAHUlUAN
1.1 latar Be!akang Permasa!ahan
Usaha perikanan merupakan salah satu sumber perekonomian yang perlu dikembangkan. terutama bagi masyarakat pesisir yang semata-mata menggantungkan hldupnya sebagai masyarakat nelayan. lkan merupakan sumberdaya alam yang dapat pulih (renewable resource) yang memerlukan usaha-usaha pengelolaan
dengan baik, agar darat mempertahankan dan mengembangkan unit populasi yang ada. Dengan demikian campur tangan pemenntah diperlukan dalam rangka menmgkatkan pendapatan
nelayan atau petani ikan, perbalkan status gizi rakyat. ikan menjadi kebutuhan konsumsi masyarakat pada umumnya, dan peningkatan ekspor.
Keadaan ekspor perikanan dari tahun 1986 s.d. tahun 1987 mengalami peningkatan sebesar 49,8]0/0 . yaitu dari 14.302 ton menjadi 21.428 ton. Sedangkan nilai ekspomya meningkat dad 10.753 US$ menjadi \9315 US$, atau menga1ami peningkatan sebesar 79,540/0 dan secara umum ekspor perikanan Indonesia diperkirakan 8000 juta US$ pad a tahun 1995, don pad a tahun 2000 sampai seterusTlya diharapkan nilai ~;\.spor semakin meningkat prc.spek pasar) :::'~perti A~,
Jepang. Eropah Barat, dan beberapa negara Jainnya.
diharapkan bisa menyerapkan nilai produksi 80%." (F. Rahardi, 1993:2)
Maka dalarn rangka men ca pal tujuan pokok pengembangan usaha perikanan, perlu dilakukan usaha-usaha antara lain:
(1) peningkatan produksi dan produktlvltas. (2) peningkatan keseJah- teraan petani ikan (nelayan) melalul perbaikan pendapatan, (3) penye- diaan lapangan kerja. (4) menjaga kelestarian surnberdaya hayati
perikanan. dan (5) poJa manajemen yang baik dalam pengelolaan
sumberdaya ikan.
Sehubungan dengan uraian tersebut, maka pemberdayaan ekonomi rnasyarakat nelayan perIu dikembangkan secara terpadu dalam pembinaan dan pengembangannya. melalui potensi-potensi yang ada. misalnya dengan memberikan penyuluhan. fasilitas alat penangkapan ikan, dan berbagai kemudahan 1ainl1yn. baik dari
Dinas Perikanan, dan mstansi terkalt lainn~ta.
Wilayah Kecamatan Mcureudu yang terdiri dari ·H) des-a dnn :\
Kelurahan dengan jumlah penduduk 27.641 jiwa (BPS, 1998). Dari Jumlah itu diperkirakan 3.571 jiwa sumber mata pencaharian
adalah sebagai petani usaha nelayan, staU sekitar 16,8
%
dari jumlah penduduk pendapatan bersumber dart usaha perikanan.
Berdasarkan bas:l pengamatan pe-nulis di
loka~i
penelitian ada beberapa hal yang menghambat usaha perikanan nelayan, yaitu sebagai berikut. Pertama, keterbatasan dalam modal usaha yang sungguh dirasakan. Konsekuensinya, bentuk kegiatan yang merckalakukan sering terharnbat, misalnya untuk membeli boet, perahu
mesin tempel, alal penangkapan ikan sepertl pukat langga, puka jok Aceh dan sebagalOya. Sehmgga mereka banyak yang bekerja
sebagai Awak boet, masinis atau masneh pada Toke boet. Tetapi ada juga bagi yang mampu memberi perahu mesm tempel, dan
nelayan yang menggunakan sampan dayung (nelayan lradisionalJ.
Kedua, pada umumnya tmgkat pendidikan masyarakat nelayan hanya tingkat SO, bahkan ada yang tidak sekolah.
Para nelayan sebagian keeil yang dapat menyelesaikan pendidikan tingkat SLTP dan SLTA, mereka bekerja sebagai nelayan
atas dasar pengaiaman yang dlperoieh dan orang tua, keluarga dan
sahabat dekat. Perlu dipenegas mereka bekerja bukan atas dasar pendidikan khusus bldang pcrikanan Seandainya mereka punya keterampilan dan berpendidikan khusus hidang perikanan, tentu akan dapat mendidik masyarakat nelayan. tidak hanya menjual ikan segar kepada konsumen tetapi dapat mengolah dalam bentuk hasil kerajinan (home industry). seperti tali pinggang, tas, gantungan
kunri. mainan nnak·anak. dan sebagamya. Kegiatan yang seperti
:;1' sudah dilakllk?n oleh masyarak.1.t nelay~n ch Desu. :...a.m~'~ll0.
Desa Alue Naga, dan masyarakat Desa Krueng Raya, atas petunjuk dan bimbingan dari DinR:'; Perikanan, dan Perindustrian Kota Banda Aceh. Menurut Dinas Perindustrian, misalnya bahan baku
dapat diperoleh dari ikan pari kulitnya dijemur pacta matahati, dan dagingnya diasinkan, setelah kenng dapat diolah menjadi barang hasil kerajinan seperti tersebut di atas. Bisanya harga ikan pari ] buah berat 2 - 3 kg dijual dengan harga Rp. 5.000,- tetapi dengan diolah kulitnya dapat menghasilkan Rp. 35.000 - Rp. 40.000.- per buah.
Pasar komoditi tingkat nasional clan ekspor
Ketiga. sebagai akibat terbatasnya sarana dan fasilitas dibutuhkan nelayan. maka mempengaruhi terhadap rendahnya tingkat pendapatan, Di sist lain menurut penjelasan Pawang Laot, hasll tangkapan ikan dipengaruhl oleh dua musim, yaitu musim
barat dan musim timur.
Jika musirn timur ikannya sedikit. karena pengaruh air ombaknya besaT, suhu udara dan iklim. Jadi, sangat terganggu
dalam menangkap ikan. Pada musim barat ikannya banyak, jadi berbeda dengan mUSlm timur. Dengan demikian. pendapatan masyarakat nelayan tidak teratur. pada bulan pertama pendapatan- nya hnggi, tetapi pad a hulan berikut, menjadi rendah.
F. Rahardi (1993:81 menjelaskan bahwa, usaha perikanan sangat tergantung pada alam. misalnya curah hujan mempengaruhi sumber air, bila curah hujan sedikit, tentunya daerah itu kurang ideal b:: gi usaha perikanan, demikian juga smar matahari berpengaruh terhadap kemampuan hidup dan berkembang biak ikan, karena matahari mempengaruhi suhu harian siang dan rnalam serta suhu rata-rata harian. Karena itu, air, udara, dan iklim sangat mempengaruhi daJam usaha perikanan, baik ikan dipertambakan, di wakdu, di sungai, bahkan di laut sebagai komditi sumber pendapatan nelayan."
Selain itu, perlu dijelaskan bahwa pengaruh iklim, suhu udara, dan air akibat campuran tangan manusia. Perubahan ini akibat kemajuan teknologi. Manusia mampu dengan pesawat/satelit lerbang ke udara atau ke luar angkasa, di mana pesawat/ satelit
mengeluarkan biogas dapat mencemarkan udara. Contoh lain, terjadinya mala petaka kandasnya kapal tangki Jepang "SHOWMARU"
pad a tanggal 6 Januari J 985 d, Buffallo Rock (Karang Banteng), dapan pe\abuhan Singapura dalam wilayah perairan Indonesia,
yang telah mencemarkan air taut secara besar-besaran. menyebabkan punahnya papulasi ikan, dan sehagainya.
Dengan demikian yang penting untuk ditelusuri adalah bagaimana usaha kita daIam memanfaatkan sumber daya hayati
perikanan Iaut, secara a'rif dan bijaksana. Sekaligus hasilnya tidak dinikmati oleh generasl masa kini. tetapi juga generasi mendatang
Sehubungan dengan uraian dan penjelasan tersebut di atas, maka studi penelitian ini berjudul: "Analisis Usaha Perikanan
Terhadap Pendapatan Masyarakat di Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie."
1.2 Rumuson Mosoloh
Adapun yang menjadi rumusan masalah sesuai dengan judul penelitian adalah sebagai berikut.
a. Bagaimanakah lingkungan sosial ekonomi masyarakat nelayan di desa penelitian.
b. Bagaimanakah pemanfaatan sumberdaya perikanan, dan alat
penangkapan ikan yang dipergunakan masyarakat nelayan.
c. Bagaimanakah pertumbuhan tingkat pendapatan yang diperoleh masyarakat nelayan.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah. maka yang mcnjadi tujuan
penelitian dalam studi inl yaitu:
a. Untuk mengetahui lingkungan sosial ekonomi masyarakat nelayan dl desa penelitlan.
b. Untuk mengetahui pernanfaatan sumberdaya hayau perikanan
laut, dan alat-alal penangkapan ikan yang dipergunakan masyarakat nelayan.
c. Untuk mengetahui pertumbuhan tingkat pendapatan , yang diperoleh masyarakat nelayan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Diharapkan hasil studi p<'llclitl;11l 1111 d:ql:tl 111'11',111111 dill! "d"
manfaatnya yaitu:
•
a. Untuk menambah wawasan penulis, di bidang usaha perikanan dalam hubungannya dengan pendapatan masyarakat nelayan.
b. Sumbangan informasi terutama bagi masyarakat nelayan dalam upaya meningkatkan kegiatan usahanya.
c. Sebagai studi lanjutan penelitian. bagi yang berminat bidang usaha perikanan nelayan.
d. Menjadi bahan masukan bagi pemerintah daerah dan pihak- pihak lainnya. da]am upaya meningkatkan usaha perikanan masyarakat nelayan.
STUDI KEPUSTAKAAN
2.1 Pengertian Pendapalan
Tujuan pembangunan nasional yang hendak dicapal yaitu
meningkatkan tarar hidup rakyat dengan jalan meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi mengandung
pengertian adanya peningkatan hasil produksi atau income per kapita masyarakat dalam usaha perekonomian.
lstilah pendapatan merupakan suatu perkataan yang tidak asing lagi bagi masyarakat kita. karena sudah baku, dan umumnya
dipakai oleh masyarakat. Pendapatan dapat berbentuk uang, Jasa, dan barang-barang Jadi vang dlhasilkan oleh pengusaha. Tujuan utamanya adalah sama yaitu mCl11ngkalkan laraf kehidu pan , sesuai dengan kegiatan atau usaha yang dliakukan oleh seseorang.
"Suekirno, S (1985:250) mengemukakan pengertian pendapatan,
bahwa setiap faktor produksi yang terdapat dalam perekonomian adalah dimihki oleh seseorang. Pemiliknya menjual faktor produksi tersebut kepada yang membutuhkan- nya, dan sebagai balasa jasa mereka memperoleh pendapatan."
Dengan demikian. pendapatan yang diterirna seseorang dalam suatu periode tertentu sangat tergantung dari bcsarnya jasa yang diberikan atau harga dari faktor tersebut.
8
11
Pendapatan akan diperoleh apabila telah berusaha daJam
satu kegiatan ekonomi pada suatu periode tertentu. misalnya pegawai memperoieh pendapatan sebagai gaji (upah kerjanya) akhir hulan I petani memperoieh pendapatan dari hasit usahanya pada
waktu panen tiba. para neJayan memperoieh pendapatannya pad a saat ikan terjual, dan pedagang memperoleh keuntungan sebagai pendapatan dari hasH usahanya pada saat produk terjual.
Selanjutnya, Purwanto (1983: 154) mengemukakan bahwa
pendapatan dibagi dalam 2 bentuk. yaitu:
"Pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor
adalah semua hasil yang dlperoleh dari penerimaan hasil usaha yang dikurangi terhadap biaya pengeluaran. Sedangkan pendapatan berslh melipuli nila1 yang telah dikurangi dengan semua biaya pengeluaran untuk keperluan usaha."
Dengan pengertlan tersebut bila dilihat dari sumbemya.
pendapatan dapat dibedakan sebagal berikut:
a. Sektor pekerjaan pokok, yaitu yang menjadl sumber utama kehidupan keluarga.
b. Sektor pekerjaan sampingan/tambahan, yaitu pekerjaan yang
hasilnya dipergunakan sebagai penunJang untuk dapat mencukupi kebtp.uhan hidup ~uatu keluarga.
c. Sektor sub-sistem, yailu sumber pendapatan yang, dmrtikan sebagai pekerjaan yang menghasilkan sesuatu untuk eli konsumsi sendiri
Jadi, pendapatan bersih itulah pendapatan setelah dikurangi biaya-biaya pengeluaran. baik yang bersumber dari pekerjaan pokok maupun pekerJaan tambahan. untuk dikonsumsikan atau
tidak dikonsumsikan.
Pendapatan dan suatu keluarga akan tergantung dari kegiatan
keluarga yang produkllf, yaitu Kepala Keluarga, misiatif Kepaia
Keluarga sangat diperlukan, misalnya menciptakan usaha baru
pekerjaan sampingan yang dapat melibatkan anggota keluarga. Bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, sebahagian hasilnya atau
pendapatan yang dlperoleh semuanya dlgunakan untuk di- konsumsikan. Umumnya masyarakat yang demikian memlliki
semangat untuk menambah konsumsinya yang besar, di man a
apabila adanya kenaikan penghasilan, maka konsumsinya Juga akan meningkat.
Bagi masyarakal nelayan untuk menambah sumber peng- hasilan keluarga, telah melibatkan anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan, misalnya dengan peternakan, pertanian, pertambakan, pertukangan, dan kerja lepas maksudnya apa yang
blsa cHusahakan untuk menambah sumber ppn"'~apatan keluargn. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
1 1
1. Pendapatan adaJah sejumlah uang yang diterima oleh setiap
orang sebagai balas jasa dad pekerjaan yang dilakukan.
2. Pendapatan adalah Jumlah uang yang dnenma berdasarkan prestasi yang diserahkan. yaltu berupa pendapatan dari
pekerjaan, baik dilakukan sendlrt atau secara bersama-sama.
:1 Tinggi rendahnya pendapatan seseorang sangat dipengaruhi oleh
keterampilan/keahhan, pengetahuan, besarnya modal yang dialokasikan dalam keglatan usaha, sena kuat tidaknya motivasi untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
2.2 Konservosi Sumberdoyo Perikonon Lout
Konservasi sumber hayati laut mempunyal 3 tujuan yaitu:
(11 perlindungan terhadap kelangsungan dalam proses ekologis sebagai pendukung sistem penyangga kehidllpan laut, (2) pengawetan
keanekaragaman dari pada sllmber plasma nutfah dan ekosistem- nya, dan (3) pelestarian pemanfaatan seTta keanekaragaman sumber plasma nutfahnya dan ekosistem. Jadi pada dasarnya upaya konservasi merupakan pilot utama bagi upaya pengelolaan sumher hayati laut agar mam;.JU men'J1.jane pemanra~tan secara lestari.
"M. Suparmoko (1995:268) menjeiaskan, bila sub-sektor
perikanan tidak mendapatkan slIatu poia pengaturan, maka
sub-sektor terscbut akan menJadi sub-sektor yang bersifat
milik. umum. Pengelolaan sumberdaya ikan dalam hal ini dapat dilakukan , dengan beberapa cara: (I) melarang
menangkap ikan pada suatu musim tertentu, (2) menutup daerah penangkapan tertentu, (3) membatasi jumlah ikan yang ditangkap. Usaha-usaha tersebut perlu dlbarengi, peningkatan pengawasan, penegakan hukum, jenis ikan yang ditangkap. penggunaan jaia, dan alat penangkapan ikan lainnya. "
8ila sub-sektor perikanan berslfat sumberda.\-a alam milik umum. namun dengan adanya pengelolaan seCRra baik seperti
kutipan tersebut di atas, sumberdaya ikan akan dapat diperoleh secara optimum dan stabi1. Di sisi lain kepunahan populasi ikan
terjamin.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 Tentang Zona Ekonomi
EkskluSlf (ZEE) dijelaskan bahwa. balas wlla.'"ah perikanan dalam
ZEE sejauh 200 mil laut dan pantaL Se lain nu. scsuai dengan
Keputusan Menteri Pertanian No. 392/KplS/ik.120/4/99, tentang
jalur penangkapan ikan. Misalnya dalam Pasal 11 dijelaskan
sebagai berikut:
"Setiap kapal perikanan yang melakukan pelanggaran,
terhadap jalur pcnangkapan ikan, ketentuan kapal perikanan, ketentuan alat penangkap ikan serta ketentuan tanda pen genal alat alat penangkap ikan, dapat dlkenakan pencabulan SPI alau SIPI atall IUP dan atau pidana dengan dende. sebanyak-banyaknya Rp 25.000.000,- (0":1 puluh Iima juta rupiah)."
Sebagai realisasi untuk memelihara kelestarian sumberdaya hayati perikanan laut. Pemerintah telah merumuskannya beberapa
ketentuan sebagai penunjang upaya konsentrasi antara lain: (al per- hitungan potensi perairan, dan produksi maksimum yang diizinkan. (b) pengaturan mengenaJ pembagian daerah operasi nelayan, (c) penetapan
ukuran minimum mata Jaring. dan (d) peiarangan penangkapan
ikan secara destruktif dan sebagamya.
Untuk mencapai pada sasaran tersebut perlu ikut serta
semua pihak. dalam penanggulangan sumberdaya hayati perikanan laut sebagai pemilikan bersama, demi keseimbangan pemenuhan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa mendatang. Lebih
lanjut. dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1997, dalam Pasal 3 dijelaskan sebagai berikut:
"Pengelolaan Iingkungan hldup yang diselenggarakan dengan azas tanggung jawab, azas berkelanjutan, dan azas manfaat bertujuan untuk mewuJudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka untuk pembangunan manusia seutuhnya, dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,"
Dalam Pasal 7 UU No. 23/1997 dijelaskan:
(l) Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya dalam pengelolaan lingkungan hidup.
,';ll
Pelaksanaan ~etef1tuan p"td,:) ayAt {ll di atas, dilakuka.n dengan cara:a. meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan.
b. menumbuh kembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat.
c. menumbuhkan ketanggap segeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial.
d. memberikan saran pendapat.
e. menyampaikan informasl dan atau menyampaikan taporan.
Dengan demikian setiap orang berkewaJiban memelihara terhadap fungsi lingkungan hidup, serta mencegah dan menang- gulangt pencemaran, perusakan Iingkungan hldup. Di sisi lam
setiap orang yang melakukan usaha atau kegtatan berkewaJlban memberikan informasi yang benar. dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup. Konsentrasi yang demikian perlu diwujudkan secara nyata. dalam upaya penegakan hukum, demi pemanfaatan sumberdaya ha.vati perikanan lau! sekahgus sumberdaya alam lainnya.
8 Program penangkapBI1 ikan dengan ha~d yang (erap
Mlsalkan pengambllan sumberdaya lkan dengan tingkat produksi .\ang [erap (ql sehmgga pengurangan persedlaan raj sama dengan pertumbuhan secara aJamlah (g). Kurve OAS menunjukkan
hubungan keseimbangan anlara pcrsediaan atau popuJasi (5) dan penangkapan (q), HasiJ maksimum yang dapa! dipcrtahankan (MYS) adalah pada ASo atau Oqo, Jumlah persediaan (So) turun jauh di bawah persediaan maksimum (S),
Persediaan at.a.u populasl pada tingkat yang lebih rendah ini akan memaksimumkan tingkat pertumbuhan populasi atau persedia-
an itu sendiri, sehingga penangkapan Ikan selanjutnya tidak akan menimhulkan deplisl
Jika penangkapan lkan melebihi tingkat pertumbuhan Maximum Sustainible Yield (MSY). maka t1dak mungkin ada lagi
kesetmbangan dan persedlaan akan mentplS dan cenderung menjadl nol. Oleh karena ;tu. hila penangkapan ikan ternyata memerlukan biaya, maka tingkat keuntungan maksimum yang
dapat mempertahankan dicapal pad a saat harga sama dengan biaya marjmal jangka panJang. enn ternyata penangkapan harus ditentukan di bawah tingkat rv:SY. Namun. kestmpulan ini hanya
berlaku pacta tingkat diskonto sebesar no1.
Seandainya persediaan "s" dan penangkapan "q" telah disesuaikan guna mendapatkan Maximum Sustamable Profit, maka dengan kenaikan Jumlah penangkapan sampai kC-q2 m15alnya, tentu persediaan atau populasl akan tu run ke tingkat keseimbangan
yang baru yaitu 52 dan biaya rata-rata untuk penangkapan menjadi lebih tinggi. Ini berert! bahwa bila persedlaan sudah menurun sampai S2 dan biaya rata-rata untuk penangkapan menjadi lebih tinggi. 1ni berarti bahwa bila persediaan sudah menurun sampai S2.
maka program yang baru bersifat interior terhadap Maximum Sustainable Profit (MSP). Dalam kurve sebagai berikut.
Penangknpan (q)
A
Q ---~----..:.;...--
so, S Populasi (s)
Gamhar 1: Kutve Hasil Maksimum yang Oapat Dipertahankan
2.3 Kualitos Hidup dan Kebutuhan Manusia
Untuk mencapai pada tingkat kualitas hidup yang lebih bail<,
manusia mengorbankan segala kemampuannya dalarn usaha mencapai kemakmuran.
"Hadibroto (1980:2), menjelaskan, ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan masyarakat dalam usaha untuk mencapai kemakmuran. Sedangkan kemakmuran adalah suatu keadaan di mana orang dapat memenuhi kebutuhannya, suatu imbangan antara banyaknya
kebutuhan dan banyaknya persediaan dan alat-ala! untuk memenuhi kebutuhan."
Untuk terpenuhinya kebutuhan tersebut, harus ada alat pemenuhan kehutuhan, dan manusia akan berusaha untuk
memperolehnya. Hierarchi kebutuhan menurut Abraham Maslow da1am Sukanto, R (1983: 15) menjelaskan "ada 5 tingkatan kebutuhan manusia", diperkirakan pad a gambar 2.
Kebutuhan Aktualisasi
diri
Keuutuhan Pcnghargaan
l<ebutuhan Sosial Kebutuhan Keamanan Kebutuhan Fisiologis
Garnbar 2: Tingkatan Kebutuhan (Hiemrchi of Needs) Menurut Abraham Maslow
Kebutuhan pertama adalah, kebutuhan fisiologis, setelah
kebutuhan pertama terpenuhi atau terpuaskan barulah beranjak pada kebutuhan kedua, ketiga dan seterusnya. Proses di atas lebih tepat diperlihatkan dalam gambur 4, di mana semua kebutuhan cenderung mcnjadi kepuusan dalam setiap diri manusia.
Intensitas Kehutuhan
Aktualisasi diri
Penghargaan
Keamanan SosiaJ Fisiolo 18
Gambar 3: Gabungan dari Masing-masing Tingkatan Kebutuhan
1. Kebutuhan fisiologis. seperti: rasa haus, lapar, perumahan tidur
(istirahat) dan sebagainya.
2. Kebutuhan keamanan (safety NeedsL yaitu kebutuhan akan keselamatan, dan perlindungan dad bahaya, ancaman dan
perampasan.
3. Kebutuhan sosial (Social Needs), yaitu kebutuhan akan kepuasan menjalin hubungan baik dengan orang lain, dan perasaan
memiliki, serta diterima dalam kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan dan kasih sayang.
4. Kebutuhan penghargaan (Esteem Needs), yaitu kebutuhan status atau kedudukan, kehonnatan diri, dan prestasi.
5. I<ebutuhan Aktualisasi dirt (Self-actualization needs), yaitu
kebutuhan pemenuhan diri, pengembangan diri, kreativitas, ekpresi dirt, dan melakukan apa yang paling cocok, serta menyelesaikan pekerjaan dengan baik. (Sukanto R, 1983: 17)
Bilapun dalam praktek untuk memenuhi kebutuhan tersehut tidak akan tercapai pacta tingkat kemakmuran yang maksimal,
dengan kala lain tiap individu tetap mengalami kekurangan kemakmuran. Tetapi bagi masyarakat kita harus dapat terpenuhi dan dikembangkan usaha peningkatan pendapatan, sehingga terpenuhi kebutuhan-keblltuhan dimaksud.
METODOlOGI PENElITlAN
3.1 Pengertian Pendapatan
Penelitian ini bersifat analisis deskriptif, dengan mengadakan observasi di lapangan terhadap usaha perikanan masyarakat nelayan, di kawasan pantai atau masyarakat pesisir di Kecarnatan Meureudu. Penelitian ini dilakukan pada empat desa kawasan
pantai, yaitu: Desa Tupin Puekat, Meunasah Balek, Buangan, dan Desa Rieng Krueng. Terpilihnya desa tersebut sebagai lokasi penelitian, kaTena masyarakat lebih dominan dengan usaha perikanan
.
nelayan.3.2 Teknik Penetapan Sampel
Populasi adalah para nelayan yang ada di Kecamatan Meureudu. Sedangkan sampel adalah merupakan bagian keeil dari populasi. Sesuai dengan judul penelitian, mengingat tingkat pendapatan masyarakat nelayan cukup bervariasi. maka ditetapkan
sampel penelitian dengan "fraction sampef' sebanyak 40 orang respond en nelayan terdiri dari:
20
I. Toke Boet = 20rang 2. Masinis (Masnch) = 60rang
3. Pawang Laot = 30rang
4. Awak Boet ~ 20 orang
5. Nelayan dengan perahu
mesin tempel
=
50rang6. Nelayan dengan sampak
mesin tempel • = 30rang
mesin tempel = 30rang
Total sampel "" 40 orang
3.3 Teknik Pengumpulan Dolo
Data primer. sumber data primer diperoleh Jangsung di lapangan terhadap u!;aha perikanan yang dilakukan oteh
masyarakat nelayan. Sedangkan data skuncter, diperoleh lewat instans; terkait, KepaJa Desa, dan Tokoh kunci masyaralkat yang terpercaya.
Selain ilu, untuk menamhah wawasan penulis dalam studi penelitian ini memadukan antara teod dengan hasH temuan di lapangan. perlu dilakukan metode library research Jewat studi kepustakaan, literatur dan informasi lainnya.
3.4 Teknlk Analisa Data
Analisa data yang dipergunakan sesuai dengan judul
p~nelitian, yaitu:
a. Analisis kualitatif, yaitu dengan menggunakan data-data yang ditabulasikan serta menjelaskannya.
b. Analisis kuantitatif. yaitu unluk mengetahui pertumbuhan tingkat pendapatan masyarakat nelayan. Maka di analisis dengan formula regresi sederhana (Anto Dayan. 1993:299) yaitu sebagai berikut.
Rumus Dimana
Y
=
a + bxY = pendapatan a = konstanta.
b = koefisien regresi x = waktu
HASll PENElITlAN DAN PEMSAHASAN
4.1 HasH Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Kabupaten Pidie merupakan salah satu daerah dalam wilayah Propinsi Daerah lstimewa Aceh, dengan pusat pemerintahannya atau Ibu Kota berada di SigIL Luas wilayah 4.107,81 km"2 terletak
pada koordinat 03030' - 04060' Lintang Utara, 95075' - 96'20' Bujur Timur, dengan ketinggian rata-rata sekitar 750 m dari permukaan laut (BPS, 1998).
Batas wilayah Kabupaten Pidie:
Sebelah Utara dengan Sela! Malaka
Sebelah SeJatan dengan Kabupaten Aceh Barat Sebelah Timur dengan Kabupaten Bireuen Jeumpa Sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Besar
Kabupaten Pidie beriklim tropis seperti layaknya daerah kabupaten lain di Propinsi Daerah lstimewa Aceh. Musim kemarau setiap tahunnya berlangRung antara bulan Marcl sampai dengan bulan Agustus, dan musim penghujan antara bulan September sampai bulan Pebruari tahun berikutnya.
23
Kabupaten Pidie dibagi atas 23 kecamatan yang terdin dan 948 desa. Di antara kecamatan tersebut adalah termasuk Kecamatan Meureudu, luas wilayah 97.00 km' (BPS, 1998).
Kecamatan Meureudu terletak di daerah pesisir pantai utara pad a 40 Garis Lintang Utara yang masih berada dalam lingkungan gans khatulistiwa dan beriklim tropis, sehingga mempengaruhi dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan.
Iklim 1ni sangat berpengaruhi terhadap hewan, tumbuh- tumbuhan, dan kegiatan perekonomian bagi ummat manusla, terutama bagi masyarakat nelayan yang bertempat tinggal di daerah pesisir. Jika, musim penghujan dan angin kencang sangat terganggu bagi masyarakat nelayan dalam menangkap ikan di laut.
Wilayah Kecamatan Meureudu terdiri dari 7 buah Pemukiman tcrbagi atas 46 desa dan 3 kclurahan.
Batas wilayah Kecamatan Meureudu:
Sebelah Utara dengan Selat Malaka
Sebelah Selatan dengan Kecamatan Tangse/Geumpang Sebelah Timur dengan Kecamatan Ulim
Sebelah barat dengan Kecamalan Trienggadeng/Pante Raja
Jumlah pendududk di Ke-camatan Meureudu 27.641 jiwa.
terdiri dan: pria 13.524 jiwa, ",vanita 14.117 jlwa. Diperkirakan rata-
rata pertumbuhan per tahun 1,5% (BPS, 1998).
Dalam pelaksanaan roda Pemerintahan Oesa di Kecamatan
Meureudu, dibantu o\eh Kepaia Desa clan Kelurahan, di bawah
kepemimpinan \<epa\a Mukim.
Tabel 1 Pembagian Wilayah Kemukiman di Kecamatan Meureudu
Kabupaten Pidie
No. Kemukiman
Jumlah
1 . Kemukiman Beuracan 9 desa 2. Kemukiman Beuriweuh 7 desa 3. Kemukiman Manyang
6 desa
4. Kemukiman Kuta Baroh 6 desa 5. Kemukiman Kuta Rentang 6 desa
6. Kemukiman KUla Simpang
6 desa
7. Kemukiman Meureudu Dalam
6 desa
3 kelurahan Sumber: Data dari Lapangan Tahun 2000
4.1.2 Karakteristik Desa Sampel
4.1.2.1 Pembagian Wilayah Desa
Dalam peJaksanaan roda Pemerintahan di 4 (em pat) desa
sampel penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel2 : Pembagian Wilayah Kelurahan/Desa Sampel Penelitian di Meureudu Kabupaten Pidie
No. Keteran,gan PembaRian
l. Desa Tupien Puekat l. Dusun Barat 2. Dusun Tengah 3. Dusun Timur
2. Ke!. Mns. Balek l. Mns. Balek
2. Mns. Dayah Kleng 3. Desa Buangan 1. Dusun Kupula
2. Dusun Hagu
4. Desa Rieng Krueng l. Du su n Mawar I ndab
2. Dusun Samudra Taniun<!
Sumber: Data Pnmer (data desa) Tahun 2000
4.1.2.2 Fasilitas yang Dimiliki Desa Sampel
FasiHtas yang ada pada 4 (em pat) desa sampel penelitian
dapat dilihat dalam tabel herikut.
Tabe13 : Fasilitas yang Dimililo pada Dcsa Sampel di Meureudu Kabupaten Pidie
No. Keterangan Jumlah
(buahl
l. Fasilitas Fisik:
- Meunasah 7
· Bale 4
· Mesjid 3
· Gedung Sekolah MIN I
· Gedung Sekolah SO 3
· Gedung PI(I( 4
· Gedung Pengajian I
· Lapangan Bola Kak. 2
· Lapang~n Vo!i 2
2. Keorganisasian
· LKMDjSD 4
· Ibu PKK 4
· Kelompok Tani/ Ne1ayan 4
- KesatU3_n Pemuda Desa 4 Sumber: Data Primer (Data Desa) Tahun 2000
4.1.3 Karakteristik Responden Nelayan
Untuk mengetahUl karakterislik responden desa sampeJ
penelitian dapat dilihat daJam tabel berikut.
Tabel 4 : Karakteristik Responden Nelayan pad a Desa Sampel di Meureudu Kabupaten Pidie
No. Karakteristik Jumlah Persen (0/0)
1. Pendidikan
- Tidak Tamat SO n
=
16 35,00- SO n
=
17 42,50- SLTP n
=
07 17,50- SLTA n 3 02 0500
Total n
=
40 100002. Umur
- 25 - 30 tahun n
=
07 17,50- 31 - 35 tahun n
=
08 20,00- 36 - 40 tahun n
=
10 25,00- 41-45 tahun n
=
04 10,00- 46 - 50 tahun n
=
04 10,00- 51 - 55 tahun n
=
07 1750Total n - 40 10000
3. Jumlah Tanggungan - t
- 1 - 2 orang
I
n=
05 12,50- 3 - 4 orang
I
n=
15 37,50- 5 - 6 orang n
=
12 30,00- 7 - 8 orang n
=
08 20,00- 10 orang keatas n
= - -
Total n
=
40 100004. Pengalaman Nelayan I - 01 - 05 tahun
I
n=
07 17,50- 06 - 10 tahun n
=
08 20,00- 11- 15 tahun n
=
10 25,00- 16 - 20 tahun
I
n=
04 10,00- 21 - 25 tahun n
=
04 10,00- 26 - 30 tahun n
=
07 1750Total n
=
40 100005. Pekerjaan Tarn bahan
- Pertanian n
=
05 12,50- Peternakan n
=
08 20,00- Pertambakan n
=
09 22,50- Tukang Bangunan n
=
07 17,50- Keria Lepas n = 11 2750
Total n
=
40 10000Sumber: Data Pnmer [dlolahJ Tahun 2000
4.2 Pembahasan
4.2.1 Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan
Galam pengkajian lingkungan sosial ekonomi rnasyarakat nelayan yang dianalisis adalah pendidikan keluarga. perumahan (tempat tinggal). pola konsumsi, kesehatan, kegiatan sosia], dan
lingkungan pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana pemberdayaan ekonomi atau tingkat pendapatan yang diperoleh terhadap kesejahteraan hidup masyarakat nelayan itu sendiri.
4.2.1.1 Pendidikan
Pad a umumnya tingkat pendidikan para nelayan adalah SO bahkan ada yang tidak sekolah, hanya beberapa orang saja yang tamat sekolah tingkat SLTP dan SLTA. Hal ini tentu akan
mempengaruhi pola pikir sesuai dengan pengetahuannya. Di sisi lain mereka bekerja bukan atas dasar pendidikan khusus di bidang
perikanan, tetapi atas dasar pengalaman yang diperoleh dan orang tu a, oahabat dekat, dan keluarganya. Bilapun tingkat pendidikan-
nya dan pendapatan masyarakat neJayan Itu rendah. Narnun, rasa
tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak-anak itu sangat besar. Dari 40 orang responden sampel penelitian, realisasi pendidikan , terhadap anak-anak para nelayan dalam label berikut.
Tabel 5 : Realisasi Pendidikan Keluarga (Anak-anak) Para Nelayan di Desa Penelitian.
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persen (%)
I. SD n- 31 26,27
2. SLTP n= 47 39,83
3. SLTA n- 29 24,58
4. Diploma n
=
07 5,935. PT (S-I) n= 04 3,39
Jumlah n= 118 100,00 Sumber: Data Pnmer (Dlolah) Tahun 2000
Sesuai dcngan tabel di atas dan 40 responden yang diteliti, temyata semua jenjang tingkat pendidikan anak-anak para neJayan
sekolah, hanya pad a jenjang pendidikan Diploma dan Perguruan Tinggi (S-l) persentasenya rendah, masing-masing 5,93% dan 3,390/0. Ha} ini tentu memberi gambaran kepada kita bahwa di samping tingkat pendapatan nelayan itu rendah. juga faktor usia
sekolah anak. Belum tentu uSla sekolah SLTP dan SLTA melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi tidak mampu. Hal ini
mungkin saja, jika pendapatan orang tuanya memungklnkan, di samping adanya minat dan rnolivasi bagi anak
4.2.1.2 Perumahan
Perumahan tempat tinggal adalah "Syurga bagi sehuah keluarga yang penuh kedamaian", demikian lstitah yang lazim
dalam peribahasa kita. Keterkanal'1 deng.an peru mahan , tentu memerlukan alat perlengkapan po'!rabot rurna.h tangga. fasilitas
Tabel6: Perumahan Tempat Tinggal Responden Nelayan di Desa Penelitian Kecarnatan Meureudu.
No. Kondisi/Tipe Perumahan Jumlah Persen (0/0)
l. Rumah Kayu (SS) N = 12 52,50
2. Rumah Semi Permanen n = 14 35,00 3. Rumah Semi Permanen Sedang n = 05 12,50 4. Rumah Semi Permanen Lux n=
-
Jumlah n = 40 100,00
Sumber: Data Primer (Diolah) Tahun 2000
a. Alat Perabot Rumah Tangga
Komponen yang diamati adalah kelengkapan ala! perabot rumah tangga, seperti: kompor gas, kulkas, lemari, meja, kursi, radio, jam dinding, VCD, TV, Telpon, mesin jahit, dan sebagainya.
Tabel 7 : Alat Perlengkapan Pcrabot Rumah Tangga Responden Nelayan di Desa Penelitian.
No. I<eterangan I. Tidak lengkap
2. Kurang Icngkap 3. Lengkap
4. Sangat lengkap Jumlah
Sumber: Data Primer (Diolah) Tahun 2000
Jumlah n = 29 n = 1 1 n=
n=
n = 40
Persen ('Yo) 72,50 22,50
100,00
b. Sarana Transportasi
Fasilitas sarana transportasi yang diamati terhadap masyarakat nelayan adalah kendaraan roda dua seperti: sepeda, honda, yahama, dan vespa serta kendaraan roda empat, untuk transportasl umum dan pribadi. Jawaban dari responden dalam tabel berikut.
Tabe18 : Fasilitas Sarana Transportasi yang Dimiliki Responden Nelayan di Desa Penelitian.
No. Keterangan Jumlah Persen (%)
l. Tidak ada Ualan kaki) n = 05 12,50
2. Sepeda n = 18 45,00
3. HondajVespajYamaha
I
n = J7 42,504. Mobil n =
- -
J u m 1 a h n = 40 100,00 Sumber: Data Pnmer (DlOlah) . Tahun 2000
8ila dilihat dengan urutan tabel tersebut di atas, di mana kondisi perumahan tempat tinggal, a1at perabot rumah tangga, dan sarana transportasi responcten nelayan, rata-rata diperkirakan daJam ukuran rendah 45,83%, sedang 34, J 7%, baik 18,33%, dan daJam ukuran sangat baik dan Jengkap temyata nihil. Jadi, pemakaian menurut tingkat pendapatan.
4.2.1.3 Konsumsi
Makanan diperJukan untuk kehidupan, karena
dan
makanandidapatkan energi (tenaga) untuk melangsungkan pelbagai faal tubuh. Pengawasan hygine dan sanitasi makanan telah diatur dalam Undang-Undang Pokok Kesehatan Nomor 9 Tahun 1960. Di mana setiap makanan yang di makan harus terhindar dan penyebab dan berbahaya bagi kehidupan. Status gizi makanan adalah status gizi yang mengandung empat sehat dan lima sempuma, seperti: nasi, sayur-sayuran, buah-buahan, lauk-pauk,
daging. dan susu.
Bagi seliap orang dewasa harus dapat mengkonsums:kan makanan tersebut, untuk tidak Kekurangan Kalori dan Protein (KKP), dengan kadar gizi 2.100 kalori + 55 gram protein/hari.
Sedangkan bagi anak-anak yang berumur 2 s,d. 5 tahun makanan mengandung protein 3 - 5 gram/kg. BB/hari, dengan kalori 15 s.d.
75 kalori/kg.BB/hari. Seterusnya kadru· gizi perlu disesuaikan dengan faktor physic dan kelanjutan dan pada usia atau umur anak.
8agi ibu yang sedang hamil dan menyesui perlu menambah zat-zat dan gizi (kalori. protein, vitamin, mineral), selain seperti yang telah ditetapkan kadar gizi bagi orang dewasa 2.100 kalori + 55 gram protein/hari. Hal ini dlmaksudkan bagi ibu yang sedang
hamil supaya bayi tetap sehat daIam kandungan. dan setelah melahirkan dapat diberi "AS{" seeara teratur. Selain itu, perIu dihindari makanan buatan kepada bayi pada usia dibawah 4 bulan, dan ASl harus diberikan 2 tahun selama ibu masih mampu (sehat).
Ada beberapa gejala akibat kurang gizi:
1. Pada bayi dan halita akan mengakibatkan kegagalan pertumbuhan dan perkembangannya, menjadi anak bodoh dan dungu.
2. Pada anak usia sekolah dan remaja dapat menurunkan prestasi beJajar.
3. Pada ibu hamtl, dapat mengakibatkan ukuran plasenta Iebih kedl, sehingga terjadi reterdasi perkembangan janin dan bayi lahir dengan BBLR (Berat Badan Lebih Rendab).
Kadar berat badan lahir normal 2.500 gram, pertumbuhan babot physis panjang bayi normal rata-rata 23 cm/tahun.
Sedangkan anak usia sekolah bobot shysis l'h - kg per tabun.
4. Pada ibu menyesui akan berpengaruh pada komposisi ASI (kuantitas dan kualitas ASl).
5. Pada orang dewasa/pekerja, akan berpengaruh pad a prestasi kerja. dan rendahnya kapasitas dan produktivitas kerja. (Sumber: Puskesmas Kecamatan Meureudu Tahun 2000).
Selanjutnya, hasil wawancara penulis dengan beberapa orang karyawan Puskesmas Kecamatan Meureudu, dalam hubungan pola konsumsi dengan status gizi makanan 4 sehat dan 5 sempurna, ada beberapa hal yang menarik untuk diketahui, yaitu sebagai berikut:
1. Nasi. Pada nasi banyak mengandung nabati. kadar kalori, vitamin. dan protein yflllg ctapat memberikan terhadap per- tumbuhan bobot phisik manusia. Setidak-tidaknya dalam 1 hari kon'sumsi nasi lengkap dengan lauk-pauk 3 kaJi, dan makanan secara teratur agar tidak terganggu kesehatan. seperti: sakit mag, kepala pusing, perut berangin. rasa mual. gangguan
lambung, dan pcncernaan. Kadar kalori setiap kaJi makan sesuai dengan berat bad an (BB). Jika berat bad an 50 kg membutuhkan protein 50 gram, dalam 1 gram protein mengandung 4 kalori. Jadi, herat badan (BB) 50 kg, membutuh- kan kalori 2.500 gram dan protein SO gram, terutama bagi pekerja beral sepertt para nelayan.
2. Sayur-sayuran. Pada dasarnya sayuran dan buah-huahan
banyak mengandung vitamin (A, B, C, D) dll, yang dapat
'.
menambah kadar kalori dan protein bagi pertumbuhan physic, akan tetapi dalam makanan itu sendiri telah mengandung facun. Contoh tumbuh-tumbuhan yang mengandung rancun adalah kadang castor) ergostism) cendawan. rhubar (sejenis bayam), dan buah-buahan solanine fjenis kentang). Jadi, perlu diketahui bahwa tidak semua sayuran dan buah-buahan dapat dirnakan atau dikonsumsikan.
Selain itu, menurut pengamatan penulis di lokasi penelitian dalam hat penggunaan sanitasi taut. Oi mana sanitasi laut dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu:
a. Golongan hewan, seperti: ikan, kerang, undang dan kepiting.
b. Golongan tumbuhan, antara lam lumut laut yang mengandung nilai gizi cukup tinggi.
Sahan makanan yang berasal dan laut dapat pula rnenyebabkan gangguan kesehatan karena: (I) mengandung zat-zat beracun.
seperti ditemukan pada pelbagai macam kerang-kerangan, ataupun (2) yang terkontamidasi dengan kuman atau bibit
penyakit lainnya. kctika dilakukan pcngolahan. Misalnya terjadi penyakit disentri, hepatitis, galal pada kulit, dan sebagainya, karena ikan, udang dan kepiting sering tercemar olch bibit penyakit.
Jika ikan telah terjadi pembusukan, dapat dilihat dan
perubahan warna pada mata ikan, bau (busuk dan disenangi lalat), serta wamanya sudah berubah. lkan seperti ini sebaiknya jangan dikonsUm$lkan, dan para nelayan termasuk pedagang ikan jangan menjual kepada konsumcn, di samping ikannya busuk merusak kesehatan, dan hukumnya pun berdosa dengan Allah Swt.
3. Daging. Daging adalah sumber protein yang menjadi kebutuhan konsumsi bagi masyarakat. Setidak-tidaknya dalam 1 bulan harus mengkonsumsikan daging Sons. Sebelum dimasak sebaiknya perJu dibersihkan dengan air panas dengan suhu sekitar 82.2'C - 9S.3'C. Untuk mengetahui apakah daging baik atau tidak ada 3 hat yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) wama daging. Daging yang masih baik mcmpunyai warna yang sama antara bagian dalam dengan bagian luar daging, jika terjadi perubahan berarti daging sudah tidak utuh. kemungkinan misalnya, sudah ditambah dengan zat pewama daging. (2) bau daging adalah khas sesuai dengan bau hewannya. Jika telah terjadi pembusukan maka bau daging akan berubah, ciri-ciri pembusukan permukaan daging berlendir serta tampak berkilat, serta digemari serangga (taIat) karena membU5uk, (3) konsistensi.
Daging yang baik ialah, yang mempunyai konsistensi "mastis"
bila ditekan dan terasa agak berdenyut, mcmpunyai turgor serta hila dipegang terasa basah kering. Artinya sekalipun rasanya basah, tetapi tidak sampai membasahi tangan si pemegang.
Selanjutnya, menurut pengamatan penulis di lokasi penelitian, keluarga masyarakat nelayan jarang makan daging, karena ikan yang diperoleh, selain dijual menjadi sumber pendapalan juge.
dikonsumsikan sebagai kebutuhan rumah tangga, setiap kali
pulang dAri laut tentu para nela.~·an akan memilih ikan-ikan
\ - - -, - -l ... ~ •• _ _ _ ""-'--::.
n-'-
.:. ••• ~ ••• l.. ... o.c... ~'C...,..._ l .. w:.ya:: i:t:
ha..,
sare kamb::ig p.a:ca \\ a:-..:. ;:~-·.\'a:--~::g :(";-:e:1::':'
c:
Meureudu
Susu Susu adoj;:: ... _ :-".' •• -.'.-.. _ •.. .,,- - - ,.~... , , . .
- ~ - •• • . . . . .... C. • • • -:..l. r.. .• ~ ~::..~:'l.~ '\'::'1S7 t.:!~::J:-;:
.
.
~~:::c.:-.a..-:.. _'.i...'""'l!"::.:' :::;-'-~.::.--.: •. "~ :.' : i-'-~:" \:\:-....~ '!" ',-".'~" .".~"
...
'".'. ...
, -,sedangkan bagi orang de\\osa untuk mem~hhRrd 'l..&nr tubuh telap dalam keadaan sehat dan segar. Dt dalam susu ditemukan pelbagai zat gizi, mulal protein. lemak, karbohidrat. mineral, dan vitamin, yang kesemuanya sangat dibutuhkan oleh tubuh. Diperkirakan setiap 1,136 liter (J quart) susu mengandung 500- 600 kalori. Vitamin yang ditemukan dalam susu ialah vitamin A, B, dan C. Hanya saja Jlk<1 susu dlpanaskan maka vitamin C berkurang sedikit. Karena itu jlka bayi diberi susu sapi, rnaka bayi terse but perlu diberi tambahan air jeruk, yang penting artinya untuk mensubsitusi vitamm C yang hilang karena pemanasan. Untuk lebih menyempurnakan akan nilai gizi, maka dalam pengeloJaan susu sering pula ditambahkan vitamin D. E,
dan K yang memang dibutuhkan bayi untuk perkembangan
tubuhnya.
Susu yang memenuhi syarat ialah jika BD-nya 1,028, mengandung kadar lemak 2,7%, mengandung bahan kering yang non fat 8,0% , kadar asam 4,5; angka katalase D, angka reduktase 1,0, titik beku O,SoC, mempunyai warna, bau dan rasa normal, tidak mengandung erythrocit dan ieucosit, tidak mengandung zat pengawet, serta tidak mengandung bahan organik serta anorganik lainnya. Di samping itu, perlu juga diperhatikan susu yang akan dikonsumsi tidak kadaluarsa. Artinya tidak melewati batas label masa pemakaian yang tenera pad a kaleng susu yang telah ditetapkan.
Selain itu, perlu dijelaskan menurut pengamatan penulis di lakasi penelitian. Bilapun para nelayan membeli susu untuk kebutuhan keluarga adalah susu kaleng atau susu kotak yang tersedia di passr. jadi bukan susu mentah yang perlu dipanaskan atau diawetkan. Namun, suatu hal yang menarik, bagi para nelayan lebih senang minum kopi dan pada susu, dengan alasan kata mereka pada umumnya kami ini adalah perokok, jadi dengan banyak minum kopi, nikotin rokok dapat dibersihkan yang me le kat dalam paru-paru atau dalam dada. Oan kebiasaan para nelayan minum kopi tetap pada warung langganannya, sehmgga