• No results found

PARTISIPASI MASYARAKAT NElAYAN DAlAM MENINGKATKAN PENGHASllAN MEREKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Share "PARTISIPASI MASYARAKAT NElAYAN DAlAM MENINGKATKAN PENGHASllAN MEREKA "

Copied!
92
0
0

Bezig met laden.... (Bekijk nu de volledige tekst)

Hele tekst

(1)

PUSAT LATIHAN PENELITIAN ILMU-ILMU SOSIAL, ACEH LAPORAN HASIL PENELITIAN

PARTISIPASI MASYARAKAT NElAYAN DAlAM MENINGKATKAN PENGHASllAN MEREKA

DASMIR GOOD

St~f LP3ES, J~k~rt~

DARUSSALAM - BANDA ACEH 1984

(2)

, ,

KATA PENGANTAR

Penelitian tent~ng IIParti~ipa5i Masyarakat Nelayan Dalam Meningkatkan Penghasilan Merek3" ini, adalah rangkaian dan hasil yang tidak terlep8s dor! b~gian Program Latihan Penelitian yang saya ikuti pada Pusat Latih~n Penelitian Ilmu-

Ilmu 505ia1 - Aceh atau PLPIIS Universitas Syiah Kuala Dende Aceh. 01 dalamnya, ada banyak pihak yang terlibat dan telah memungkinkan, membantu, den menunj~ng hingga saya dapat, berkesempatan, den "berh~3il " mengikuti Program Latihan.

Yayasan Ilmu- Ilmu 5051al (VIIS) , adalah pihak yang teleh

memberikan andil kepada saya untuk mengikuti Program Latihan.

Kerene itu, kepadanya, seyogyahya saya ucapkan terima kasih yang sangat mendalam. Ucapan y~ng sama, juga saya tUjUf3n kepada M.Oewem Rahardjo, Arselan Harahap, d9n M.Jaya Nesti, masing- masing sebagai Oirektur, W~kil Oirektur, dan S~afF

Lembaga Penelitian, Dendidikan, den Penerangan Ekonomi den

S05ial (LP3ES) Jakarta, yang telah me~berikan 5emangat, dorangan, den kesemoatan kepada Sgya untuk mcmanfaatkan Program Latihan sebagai ajang bcluj2r den mcmbina diri.

Oi sarnping itu, ueeoa" ycng L3m3 j~a~ saya sampvikan buat Or.M.Ali Sasyah Amin, Dr.Doyun 02~ood, den Wolfgang

Clauss~ sebagai Oirektur sebelum inj. Olrektur sekarang, dan Tenage Ahli Utarna (TAU) pada PLPIIS - Aceh, yong telah

memberikan bimbingan, den menjalin kerjesdma yang baik dan harmoni dalam kegiatan Program Latihan. Sekaligus ueepan terima kasih saya sampaikan juga untuk Zaj luddin den semua Staff / Koryawan PLPIIS - Aceh atas bentu3n den layanannya.

Keoada Rektor Universitas Syiah Kua13, Rektor lAIN Ar-Raniry, dan segenap Karyawan Perpustak~an di lingkungan kedua Perguruan Tinggi , sayo ueapkan terima kasih ~tas bantuan

dan kerjasamanya. 8egitu pule, kepada PemdA 0.1. Aceh, Dinas Perikanan 0.1. Aeehf pemda Dt. II Kabupaten Aceh 8~rat , Camat

Johan Pahlawan ~eulaboh, Carnat Jaya Lamnof Kcucik (Kepala Oesa) Padang Seurahet dan Ujong Muloh, saya uC8pkan terima kasih ~tas b3ntuannya. Oan khusus nstiar I~g~est Kep~la Oinas

(3)

Perikanan Ot. II Aceh Oarat, saya banyak menguc~pkan terima

kasih,~tas bantuan, kerjasoma, den hubungannya yang familior se10ma saya melaksanakan penelitian di lzpangan.

S_'ain,itu, tido\< ~upa, Keluarg:! Zain den Yamin di Pa.

Seurahet, serta Keluarga Waki Nun / Atik di Ujong Muloh, yan· telah memberikan bantuan tempat bermukim, serte memberikan perhatian den bantuan yang ~enuh rasa kekeluargean, selam~

tinggal di rumahnya masing-masing sewaktu melakukan peneliti~n

lepangan, saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga. Tentu saja, segenap Responden juga tidak 1uput dari ueepan terima kasih atas kesediaan den kesempatan yang diberikannY8 urtuk pengga1ian, pencarian, dan pengembangan data.

Den kepade rekan-rekan peserta PLPIIS angkatan X yang telah menjalin hubungan kerjas~ma penuh keakraban deIsm den se1ama mengikuti Program Latihan, termasuk Seminar yang llhengat11, juga tidak ketlnggalan saya ucapkan terimakasih.

Akhirnya sebagai Ilgongll, melebihi kepada siap~pun jus;

kepadaNya, Allah Swt Yang Mahapenentu, saya panjatkan Syukur at as KaruniaNya. Sebab, walau! bogoimanapun, pada hakekatny~.

Dialoh yang paling memberikan kcb~ikan.

MUdah-mudahan, diberikanNy~ limDah~n Rahman den Rahim kepada semua fang telah memberikan kebaikan. nmin.

Oaru5salam-9anda AcehJ Juli 1964

Oasmir Good

(4)

,

A 8 5 T RA C T

This study investigates the participation of fishermen in increasing their incomes.

Fieldword was carried out in Padang Meulaboh) and Ujong Muloh

Seurahet ( :camatan (kccamatan Jaya Lamno), Jahan Pahlawan,

two villages in significantly.

West Aceh, the conditions of which contrast

Padang Seurahet is PE~t of the town of Meulaboh. Fishery

is the main or only occupation of the majority of

the inhabitants. Several fishermen have obtained government credits for purchasing boats, and there is a cooperative. Ujong Mulch is a rural vi l lage, 8nd the fishermen also own and cultivate farmland. None of th~m has so far obtained government credi ts, and there is no cooperative.

The degree and form ~f participation of the fishermen in increasing their income is influenced by soci81 and

cultural factors within the two societies ccnccrn8d. The fishermen 's professional skill, the teChnology and

equipment they use, the potcntizl CIf the se<3, the market far fish and sources of income other than fishery also play important rales.

(5)

HALA~IAN JUDUL KATA PENGAIHAR ABSTRACT

DAFTAR 151

BAB 1

BAB I l

BAB I I I

DAFTAR 151

halaman

PENDAHULUAN

1. Latar 8elakang MasaIah 2. Ruang L ... ,)gkup Penelitian 3. Kerangka Tcoritis

4. Metode Penelitian

5. Sistimatika Pcmbahasan

MASYARAKAT NELAYAN DAN LINGKUUGANNYA 1.Masyarakat Nelayan

2.Lingkungan Disik Pemukiman

3.Sistem 505ial dan Oudaya M~syarakat

4.Pasar don Sumb~r Daya Ekon~mis PARTISIPA51 MA5'ARAKAT NELP,.N DnLA"

fiitNINGKATKAN PENGHASILAN MREKA

i i i

iv v 1 1 2 3 12 13 15 15 22 2B 33 41 1.Penangkapan Ikan kc Laut 41 2.Kegiatan Ekonomi~ Setel~h Pul~nq dari

Lout 46

3.Pend~patan don Penggunaannya 50 4.Pengodaan AIat PcnanGk~o ikon 60

5 .Kooer~si Unit Dosa 63

BAB IV : Tl~JAUf'.N TERHADAP PART ... SIP ,51 66

1 . F~ktor yang 8crpcng~ruh 56

2.Kaitan Antar Faktor y~ng 8erpengaruh 74 BAB V : K E 5 1 M P U L A N

DAFTAR KEPU5TAKAAN LAMPIRAN PETA LOKASl

v

79 B2 86

(6)

SAS I

PEN 0 A H U L U A N

1. Latar Belakang MasaIah

Pembangunan Nasional , yang sedang digalakkan gerakanny·

oleh Pemerintah 1'0rde Barurr sekarang inl , telah meletakan pertumbuhan den perk embangan ekonomi sebagai "k ibIa tnya". Meskipun demikiant ia tidaklah berarti hanya sekedar suatu

upaya peningkatan devi sB den income percapita penduduk Indent sia saja pada umumnY8, tetapi yang lebih essensi! dari padanya

adalah, ia harus mengandung arti sebagai suatu proses pembeb:.&~n

MJnusia Indonesia deIsm arti keseluruhan dori h~mpitan kcmi~k£ )(

dBn sekaligus peningkatan penghasilan penduduk ke tingkat yarn lebih tinggi lag1 melampaui gatis kcmiskinan.

Berkenaan dengan itu, terlep8s sedikit stau lebih dan apakah sudah intensif atau belum; Pemerintah telah berusaha berbuat mcrealisir ape yang menjadi tanggung jawab den

komitmennya, sesuai dengan apa yang dimaksudkan diatas.

Masyarakat Nelayan, sebQgai sua tu komunitas 50sial yan~

umumnya tinggal di areal pi!"'lggiran pc::::ntai dan bertlsaha di

lautan- lautan Indonesia yang demikian lues, tidak terlepas -L_

saSaran yang ingin dicapai DIsh pcmbangunan tersobut. Den SLC I

keseluruhan, Pemerintah tclah mengeluarkan bagi kspentingan mereka ber,bagal kebijakan dan tindakan. Oi antaranya; diadak I

penerangan den penyuIuhan melalui radio, TVRI, dan mass medi

Iainnya, agar mereka tahu bagairnana Cara y~ng effisien, cff~ tA'1

den produktif berusaha sebagai nelayan; dikeluarkan DerQtur~;

dan Perundang- undangen yang dapat melinoungi k2Denting~n

nelayan dari berbagai kekuatan lain yang daDct merugikannya, dan yang dapat lebih mengembangkan usaMa mereka; beserta d diintensifkan kegiatan aparatur Oitjen P~rikan~n Dcpartemen Pertanian R. T. mulai dari tingk3t pusrt hingga ke daerah-da~r

Oi beberapa daerah atau des~ nel~Y2n, telah diadakan dan dibangun Tempat Pendaratan dun Pclel~n9an Ikan (TPI) , dibentuk Koperasi Mina, dan diberi kredit pernbelian perahu masin tempel atau boat kepada ~Jlayan. Namun hasilnya, belu~

(7)

_ ... -. - . - -- -_ ... -

.

.

_... . . - "

begitu "menggembirakan" bila diukur daldm arti keseluruhan. Hal inl tampak dari tingkat pendapatan mereka yang masih rendah (lihat Tajuk Hartsn Kompas 21 JanuRri 1986) dt sekitar Rp 10.000,- - Rp 15.000,- / bulan; dan banyaknya krecit yang macet

pengembaliannya (liMet Harisn Kompos 29 Mei 1984) .

Tetapi, deIam kasus yang ber~eda, nemun masih daIam konteks peningkatan penghasilanj d~ Cigaru Kabupaten Ciamis Jawa Barat ditemui kenyataan, bahwa terjadi peningkatan

penghasilan penduauk dari 100 kg beras menjadi 3.000,- kg beras percapita delam tempo due tahun sejak diuji cobakan Madel

Pengembangan Masyarakat Terpadu cleh Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSL) lnstitut Teknologi Eandung s~jok tohun 1980 dengan penekanan terhadap ~artisipasi Masyarakat itu sendiri dib~nding

bantuan yang didatan~kan dari ~tJ~ ntou Dem€rintnh (lihat Harian Kompas 5 Meret 1982).

Kesemua kasus diatas, wn!aupun d. 1 "iT, :.uktor kegiatan yang berbeda, akan tetapi bukan tidnk mungkin juga ditemui pada

sebagian Masyarak~t NelaYDn; telah nel.]~irl·Jn tlnda t~nya,

kenapa ada yang berhesil meninQkiltk~,n ~cr~hasil .,n mereka,

meskipun relatif tidak ut IU sedii<lt b<JntlJlI1 fio,'.k 'I. ng cliterima mereka, dan kcnapa pule ada y~no lld lk , 'J~l upun telah

"diturunkan" bantuan buat metekil. Ja~'Dbu~~) , terlet~k pada persoalan "Partisipasill Oan untuk meil~ ... t. hul. serta memperoleh penjelesan mengenai pnrtisipasi dalam hal don konteks

peningkaten penghasilan masyarak~t naluyan, tentu diper1ukan adanya penel~tian tentang mesaIah tcr~~but.

2. Ruang Lingkup Penelition

Penclitian ini dilakuk~n di dUd dCSQ nclnyan dalnm wilayah Kabupaten Aceh Baret Propinsi Oaeroh Istimcwa Aceh. Oipilih

kedua desa ini sebagai bntasan lakasi penelition, didasarkan

etas pertimbangan, bahwa kedua dese inl d~n Masyarakat Nelayannya memiliki perbedaan yang kontras so tu S~M~ l ainny?

Oesa Padang Seutohet, sebagai lokasi penelition pertamo, terletak dal~m KCCilm;;ttan Johan Pahl :Hl,I,.n, d,,)n terrnasuk kewasan kota Meulaboh. Den~an de~ikian, i8 tergolorJ dalom kategori desa kota. Oi desa ini, tinggal Masyare~at Nelayan dengan clri;

telah memiliki Koperasi Mina den telah pernah di antera mereka

(8)

memperoleh fosilitas kredit dari Pemerintah guna pembelian boat eteu perah~ mqto~ tempel .

_ " .. oJ

Desa Ujong Muloh, sebsgai lakesi pcnelitian kedua, tBr12tak da1am kawasan Kecamatan Jaya lemno, den termasuk delem ketegori desa pedesaen sebag3i lewon dari desa kota. Oi sini, hidup masyarakat nelayan dengan ciri; tidak memi1iki Koperasi Mina dan be1um pernah meraselcan mempcro1eh fasi1itas kredit pembe1ian perahu m~tor tempe1 / boat dari Pemerintah.

Den mesaIah yang hendak diteliti di kedua Iokasi ini, dibatesi ruang lingkupnya kepada due per50~lan pokok .

Parterns; berkaitan dengan faktor- faktor yang mempengaruhi den menunjang Mesyarakat Nelayan berpertisipasi dolam

meningkatkan penghesi1an mereka.

Kedu8; berkaitan dengan bentuk partisiposi yang dipilih oleh Masyerakat Nelayan dalarn m~ningkatkon pcnghasilan mereka;

serta faktor- faktor yi3ng mt:mpengaruhinya.

3. Kerangka Teoritis

Partisipasi , adalah kata yang sukar dilepaskDn dalam pembicaraan yang berkaitan dengan Pcngemb~~Q n Masyarakat atau I'Community Developmentl'. I~ mengandung arti, i'Ikut sertanya sua tu kesatuan untuk mcngambil bagian dQ1en, aktivita yang di1aksanakan oleh susunan kesatuan yena lcb1h besor!' (Usman 1979 : 3), sebagai sua tu respons dalam menghad~pi permasa1ahan

(Hamsah 19B3 : 67) term<:lsuk bidang ckonomi (Wldj'lja 1979 . 6) seperti dalam hal peningkatan pcngha5il~ni v~ng ditujukan

untuk memenuhi kebutuhan sendiri, kcbutuhun Oihok lain, maupun untuk memenuhi kcbutu~lan bersama (Widjaja 1979 . 6); baik

dilaksanakan seCar8 sendiri- sendiri at~u b~r~dm~-sama

(Koentjaraningrat 19B2, b:79) .

Berkenaan dengan Partisip~si ~~syar k~t ~elay~n dalsm meningkatkan penghasil£n mereka, dapat dilil1ct p~d~ dua 5udut penglihatan se~uoi oe~gan nUQns~ dun konot~si dari mana

ung~apan partisiPDsi itu muncul (lihat Hcms3h 1983 : 67) , Bila dilihat dart pihak Pemerintah Republik Ind<:lnc1ia ya~g

berkemauan don berusoha mcningkatkan pengh~silan masiar~kat

nelayan, makG par~isipa5i merek~ dal~m neningkatkan

penghasilan adalah partisipasi mcreke dalum mensuk&eskan

(9)

kemauan Pemerintah R. I . daIam meningkatkan oenghasilan mere .... ,-'. Sedangkan bila dilihat dari pihak flasY':HClkat Nelayan, parti~.;.

tersebut ada1ah usaha mereka dalam meningkatkan penghasi1an mereka · .. ;:!ng ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak mel ek.) sendiri; dan Pemerintah daIam hal ini dengan upayanyo puln da1am sudut penglihaton in1 odalah b8rpartisip~si u~tuk

kepentingan pihak lain, yzitu Masyarak~t Ne1nyan.

Terlepas dari mana konotasi yangmau ditonjolkan, yang jelas, sebagaimana yang dikatak2n M,Oaw2m Rahardjo, derajDt ber1akunya partisipssi tersebut bervariasi )1983 : 88)i dan studi ini i n9in mengkaji derajat ber1akunY8 partisipasi

Masyarakat Nelayan del am meningkatkan pcnghe~ilan mereka d~l ~, derajat berlakunya partisipasi Pemerintah pada maksud yang S?fi~ .

Berbicara tentang partisipasi masyarakat dalam meningko.<~n penghasilannya, termasuk Masyarakat Nelayan, bagaimanapun h~ru5 berbicera ten tang Kekuatan Internal dan External dari seseor ~O

etau masyarakat. ~arenOt kedua kekuatan tersebut merupakan kekuatan yang sangat fundamental di' mane ia bcrperan sebagoi

faktor yang mempengaruhi, mendarong, don bahkan dapot menerltuk •. n seseoreng steu masyarek3t berpartisipasi steu bukan dengnn

bontuk den kadar yang berbeda pulo; di somping dampak yang

ditimbulkannye. Den ia terdiri dori kebutuhan, budaya / sik'

m~ntal; pendidikan stau pengaloman den ketrampilon: kesehnt. nutrisi, pero1atan yang dipakai, model/asset yang dimilik.

pada Kekuaton Internel; den kesempatan, kemau~n serta kebij~~ r den tindakan Pemerintah, informasi, poser den transportosi, motivator, serta sumber daya alem den lir.gkungan pada Kekua_ '/1 External.

Perterna, kebutuhan. Adanya kebutuhan, mendorong ora"g untuk berbuat sesuatu (Sarwono 1982 : 65) . Den kebutuhan yan. beser, akan menguatkan den melecut seseorang pula berbuat sesuetu guna memenuhi kebutuhannyo.

B~gi seseorang atau Masyarakat tertentu, mungkin kebut~~ .n

Dia hanya kebutuhan primer soja scperti ma~an, minum, dan perumahan (Pitcmo 1980 : 29); sedangkan bagi yeng lain lebih banyak rayamnya lagi dnri itu, maka kesemuanya itu menentuk~r

tingkat iartisipasinya dalarn berusaha . Bagi yang minim, akan

(10)

tersebut. Sedangkan yang lebih akan terus meningk~tkan pertisipasinya,

Persepsi 8gama yang dianut oleh seseoreng atau masyarakat, terlibot mempengaruhi den behkan menentukan kebutuhan seseorang stau masyarakat. Apabila tahayul menye1imuti diri seseorang (Booth & McCawley 1982 : 20), dan apabila orientasi hidupnya kepada kepentingan hidup di akhirat I'en sieh" , make kebutuhannya

terbatas hanya pacta kebut ... an maken, minum, d~n pakaian

seperlunya saja·' (lihat Ohofier 1978 : 70). Namun bila persepsi agamcr-yang dianutnya mengajarkan agar menCc'iTi kehidupan yang

bahagia balk di dunia maupun di akhirat keIak, .seperti kaum

puritan (lihat Abdu11ah 1882 : 9) maka 8gama dapat mempengaruhi seseorang untuk lebih giat be=partisipasi meningkatkan

penghasilannya.

01 seJi yang lain, dapat pula dikemukakan tentang pranata 90sia1, dim~na ia berpersn pule mempengaruni sescerang menambah kebutuhannya. Di Pidie Aceh misalnya, dengan tingginya mahar

deIam pranata perkawinQn serta dituntlJtnye pihak keluarga

perempu~n menyedlakan rumah bugi ealen menontu, telah mendorong oranguntuk giat bekcrja gun a pemenuhnr kebutuh~nny~ tersebut

(lihat Hadimulyo 1981 : 37) . Den di tempat l~in yang berbeda adat istiadatnya dengan orang Pi die terscbut , tentu bukan menjadl kebutuhannya, dan jelas tidak beraeran sebagai faktor pendorong seseorang etaw mssyarakat berparti~ipasi guna

meningketkan penghasilar.nye.

Selain itu, tentu beaye pendidikan anak don lain

sebagainya turut menambah jumlah kebutuhannya. Dengcn demikian dapat dikatakan, bahwe 'Iapabila ke~utuhan yar1g terbat3s sudah terpenuhi, moka tidak ada legi keinginan urltuk mendoostkan penghasilan yang lebih besor, den oleh rDn~ itu t~dalc akan eda sikap baru terhadap kesemoatan ckonol,: lainnya ' (doath &

McCaw1ey 1982 : 20) .

Kcdua, budaya steu sikeo ment3l yanQ d~miliki . ~istem nilai yang dianut oluh 3escor2ng <::l u [,lc.syar:..'c<lt, oktJn

mempengaruhi sikap ment31 , dan sikup nenc~l mampengaruhi pula perilaku dalem berctJksi tcrhadao ~Dng5dnq~n yang dat~ng dari 1uar (lihat Alfian 1882 : 17) .

(11)

Perkem~angan perekonomian Indonesia disebut Basks seb ekonomi dualistis, dimana ycng modern berjalnn berbarengan dengan tradisional (1973 : 12-13); den k8dua bentuk tersebut, juga melahirkan dualisme dalam budaya (Booth & McCawley 198~

19).

~'Jdaya kemiskinan,. melahirkan dan memiliki Sik80 mer\L~

tradisional, fatalisme, paternalisme, aspirasi yang rendah, rasionalitas yang tertekan, dan achievement motivation yang rendah (Nasikun 1973 : 12)i melawan arus perobohan, statis, terbelakang, hampa inisiatif, irasionil, tidak effi sien

(Dhakidae 1978b: 2); orientasi ke belakang (Hassn 1976 : 141), orientasi yang kuat terhadap masa kini saja (Lewis 1981 :24)

l'lack of ability to plan for the future l' (Jocano 1975 : 6:

aputis dan terlalu mengharapk~n bantuan pemerintah (Penny 1~71

6) ,ketergantungan dan inferior (Lewis 1981 : 24) dan perseD~~

agama yang terlalu berat ke akhirat tanpa menghiroukan dunia (Ohofier 1978 : 70).

Budaya kemiskinon tersebut, jelas men9hamb~t or~ng

berpartisipasi meningkatkan pcnQhasilannya. Berbeda halnya dengan budaya modern yang lebih rl.eddorang orang meningkatkan partisipasinya serta dengannya dDpDt mel~hirkan penghasilan yang lebih banyak, sebagai kebalikan dari buday~ kemiskinan yang pad~ gilirannya mengakalkan ~tau menimbulkan kemiskinan (lihat Jocano 1975 : 6) . Dengan demikian, budaYB yang dianu~

berpengaruh terhadap pertisipasi otou tidck bes8rta berhesil atau tidaknya seseorang ateu masyarakat dalam meningkatkan

penghasil~nnya.

Ketiga, pendidikan, pengelaman, dan ketrampilan.

Pendidikan berperan dalam me~bentuk sikap dan mengorganisir

pemikiran serta mempcrkirakan maS3 dep~n, Apabila ada kesemp ·r yang 5ama tampil dan dihadoDkan kcpada orang yang memiliki

pendidikan, ketrampilan, dan pengalaman; make yang berpend~dlk~n

dan berpengalaman setta trampil relatif akan lcbih depot memanfaatkannya dibanding y~ng tidak atnu kurang memili~inya.

Karena 1tu, Galbraith mengatakan, bnhw3 kemiskin~n disebab~ r kerena kurangnya pendidikan. skill, dan pcngalaruan (1903 :IE). Dengan demikian, pendidikan, pcngol3man, dan ketrampilan

(12)

merupakan kekuatan yang berpengar~h ba9i sescorang dalsm

berpartisipasi beserta hasil yang ditimbulkannya.

Keempat, kesehatan nutrisi. Manusi3t adal8h sumber daye. Peningkatan kesehatan adalah berarti peningkatan sumber daya

(hafid 1979 ;

5) .

Karene ilut tidaklah mengherankc~ y_dim.na orang yang memiliki stamina yang tinggi, cendrung lebih

berprestasi dibanding yang lemah staminanya. Apalagi, bagi yang lemas dan tidak bersemangat.

Kelims, peralatan Y2ng dipak~i / teknologi. Teknologi maju atau modern "akan rnemb~~a keuntungan yang 10nggeng pada usaha tani" (Dantwala 1981 : 1) . ScbenarnY3, tidak hanya dalam usaha tani saja teknologi m8Ju memberi keuntungan yang lebih banyak dibanding teknologi kuna, tctapi juga delam usaha lainnya. Dan sulitnya, Masyarakat Indonesia menurut Boeka juga mengalai dualismc delam pemilikan dan penggunaan teknologi (8ooth & McCawley 1982 : 19) , :;;ehin!,)CJo dengan sendirinya, akan menCJkatakk ~n m~sycr~k~t jUf'~ kcp~d~ kotok

yang memiliki tcknologi m~ju dnn y~ng tid~k . G£~i y~ng mer .liki teknologi moju, ak~n mendorong ~erto mcmp~nGoruhiny; d~l~m

berpDrtisipasi, sekaligus eknn mcroih penghosilon yang lebih pule dibondirg dengon yong tid~k.

Keenam, modal ~tDU asset . ~odal y-~9 dim~ksudken di sini odalah model hiJrt~j sedangkan i"ssct term;;!suk ketr ~m .ilan den pengetehuan yong d~p2t bergun~ d~n ber,~il~i sccora komersil.

Pemilik~n modal yang lebih bonyok don ~S5Ct yong demikian pule, dibanding dengan orang etau masyorck t YLn tidok me~ilikinye ,

apabila berhadapen dengan p~luang yong s~mCt mako kesempatan akan diraih oleh yang memiliki mad~l atou as~et. Don memang dalam segalo macam usah8, orang depat berpcrtisipasi

meningkatkan I pcngh: sll.nny- , .tH:±:',ccr:. mOdill_ cteu u.

asset di somping unsur yong di~crluk~n 1. InnYB. Bn~i

masyarakat nelnyan misalnya, dengcn c~~ny~ usoh~ lain selain menjadi nelayan sebagai sUutu asset, mako pcndapctonnyo lebih ban yak dibanding yar.g honya mengonJ~lk3n u~oha 5cbo~ai ncloyan saja (Patty 1975 : 6)

Meskipun demiki~n, tidakl)h bcr~rti mod;::l y:::.ng ~:::.ling

dominan .. ~eb:::.b, juga. b.:mY<3k ditemui di 1~p .. lgc:::n, rr.eskioun ada.

(13)

\

\

namun juga mengalami ker~gian ateu tioa~ d2C~t

meningkatken partisi~asinya dalc~' r;.er2ih ~en':'3.~==tan yc:!n') le::...

banyak.

oari kekuatan extern~l, dapat pule diurnikan 5Lbog~i

berikut :

, Perterna, kesempaton. Kesempatan, tel~h menjadi foktor

·berpengaruh bag! seseorang stau masyarekat dDlom nerpartisip guna meningkatkan penghasilannya. Oikatakzn oleh 5.C.Dube,

kemiskinan ateu kurang berkembangnya perekonomian seseurong :~-u

.osyarakat, bukanlah disebabkan kareno kelcmahan watak, -

melainkan karenCJ struktur kesempatan yang tidak memberi pelu;::·n"

(1980 : 91) . Jadi, waleupun budaya lebih modern den pendidik n telah dimiliki oleh seseorang stou mC)syar :k<Jt I nomun karenC'l kesempatan tidak ada, mako Dia tidak depot beroartisipasi meningkatkan p9ngh~silcnnyo • .

Kedua, kemauan, kebijakan dan tindakan Pemerintah. Pemerintah pun'ya kekuatan yang berpe ICJoruh dalam menentul<an perkembangan ekonomi masyarakat, moju ntau nundur ataupun bartehan. Ma1ah selalu disebut kcmiskinan terjudi, discbabk I1

kerene ,si fat Pemerint~h don sistem ekonnwi y~ng diterapkan (Ge1braith 1983 : 13) . SebeliknYB juga dap~t discbutkan,

bahwa kebijakan ~emerintah seperti pemberi n Kreuit C~ndak r~ "C

(KCK), Kredit Invcetasi Keeil (KIK) , Kredit Model Kerjo Permanen (KMKP), dan sebagainya, benyak Menb~ntu masyarakat menghilangkan kemiskinan. Aesikonya, ban tu an yang diberikan, depat melahirkan ketergantun~an masyarakat kepada Pemerintah. Kerene itu . muncu1 sikap terlalu ~engharapkan bantuan

Pemarintah (Penny 1971 : 6). Bagaimanapun i~ depot berperan sebagai stimulan bagi masyarakat delom berp)rtisip~si

meningkatkan penghasilannya,atau scb~liknY3 .

Ketiga, pas.;lr dC'.n tranz.portasi. I ~'!jar d.:llorn pengerti,Jr.

Ini adalah daya permintaan terhadnp suo tu produk (Tohir tt • 96) . Apabila pasar dapat mcnampung produk, di 53mpir1g produk dapat memberi keuntungen juga, g~irlh berus~ha dengenny~ nk~

meningkat, den dengan sendirinYL ncda gil~~~nny~

penghasilan akan meningkat pule. Deng~n derniki~nJ pasar dLPi ~

berpengaruh terhadap seseorang stau masyerak~t dalam

(14)

, meningkatkan penghasilannyz. Nemun, yang mcnjadi persoalan ndalah, "keb~nyakan hasil agraris adalah inelostis. Bile

terdapat kekurangan produk tertentu, mak~ horg~nya a~aknya akan meningkat. Tetapi bilamano_out put beser, mak~ hargunya akan turun'l (Winardi 1971 : 95) . Berkait£n dcngEn pasart adalah

transportasi, dimana ia bila tid8k lQncar, ~kan dapat menjadi penghambat bagi perluasan pas2r (Djojohadikoesoemo 1955 : Ill) . Oengan demikian, paSar berpengaruh terhodap bcrpwrtisipasi atau tidaknya serta hasil yang diperoleh deIam mcningkatkan pendapata n•

Keempat, sumber daya / asset lain den lingkungan, Sumber daya alam yang lebih potensil, bag~~manapun membantu dan bahkan dapot mendor~ng or~ng untuk berpartisipasi dalDI~

meningkatkan penghasilannya (lihE't Pntty 1~75 . G) . 8enitu pula halnya dcmgan sumber day.:) lilinnYi;\. f\d:lpun lin{jkunqdn baik pisik maupun non pisik dapat mendarang, ~cnunjang, dan dapat pula

mengha~bat orang untuk berportisiposi dzl~m meninukatkan penghasilannyo.

Kelima, informasi. ID sangat berguna bagi mendarDtkan kesempatan baru, atau mcningkatkan kualitas a~n kuantitas usaha yang telah ado atau 58dang be£j~lan. SemGkin cepet dan banyak informasi yang diperoleh olEh se3e~=~ng atau masyarakat, semakin besar pula kemungkinan baginy; untuk mengembengkan

usahe, yang kemudian ilkan menbawa keuntungan berupa meningkatnyo penghasilannya. Karpna itu, info~mosi ber~engaruh terhadap

partisipasi dan hasilnya. Namun soyano, informasi ini, lebih ban yak dimiliki oleh orQng yang ban yak uang dan yang punya kekuasaan (Dahlan 1980 ~ 159).

Keenam, motivator. Dia dooat dikatnkun s~bDgai kekuatan yang sangat berpengaruh bagi seseorana atau mesyarakat dalam meningkatkan penghesilannya (lihat linrian Komp8s 5 Maret 19A2)4 Oia dapat membangkitkan semangat orang bckcrja, membimbing

den mengarahkan mereka berusaha, serta ~llembUat seseorang atau masyarakat mampu seCera mandiri ~cngembellgkan partisiD~sinya

dalam meningkatkan penghasil.:n m.:: eka .

Masyarakat nelayan, sebagi~n besar berada dalam ll pe l ukan kemiskinan'l (Kcrtidjo 1000 : 17), dan hanya sebagian keeil

(15)

di antaranya ade yang tidak demikian (lihet Patty 1975 : 2) sepertl Take Boat misalnya. Apabila dipergunakan konsep

kekuat an internal dan external dalQm "membedah

'l

masyarak3t

nelayan, maka depat dikatakan, latar bclakang mereka berpart isi pasi, bentuk yang mereka pilih, dan faktor

penyeb ,t~ya cukup bervBriasi, di samping damp ok hasil yang di timbulkennye.

Sebel um datangnye motorisesi, ~tratifikasi

.

mereka dilih~t

pede segi pendapetan at3u hasil YQng diperoleh, terdiri dari

due lapis. Perterna, Pawang; den kedua Awak Perahu.

Pawang dimungkinkan menduduki lapisen ates, didukung oleh kelebihan mereka dari segi penget~huan, ketrampilan, don pengalaman yang tidak dipunyai oleh Awak Perahu (Lubis 1975 . 7). Begitu pula, penghasilan yang haru5 diterima dari usah~

ke leut bisa mencapai ~ atau 5 kali begian Awak Perahu (Lub~

7). Den Awak perahu bila dilihat pada segi pendapatan, umumn~,

berada dalam taraf ekonomi lemah (Djamil 1975 : 4); serte berbagei kekurengan lainnya. Umumnya, penghasilan ban yak diperol eh pada musim Timur yang lumanya ~onya 3 bul~n,

sedangkan d! musim Baret, mcreka ' hfdup d~ngan berhuteng at-~

menjual barang- barang yang mareka miliki (Herion Kompes

20 Nopember 19B3). Artinya, nclayan sebagian mosih berada di delam kondisi miskin, dengan budaya kemiskinan, rendahnya asset yang dimiliki, rendahnya tingkat pendidikan dan pengeleman serta ketrampilan, sehinggo tidak memungki~kan

berpartisipasi lebih banyak dolam meningk~tkun penghesilan mereka, seloin dari pada hanyo bcrt;lhan untuk hidup.

Dengan mesuknya motorisesi, make l~nis~n masycrukal nelayan bertambah dengan Take Boat atau Take ~er2hu Mesin Tempel yang memiliki peralatan perahu boat serta el~t

penengkapan ikan yeng lcbih produktif (Qihot Patty 1975 :6}f den menduduki tempat teretes delam stratifikasi so~ial

masyarekat nelayan deIam hal pendepatan dengan menggeser posisi Pawang ke bawahnya, lentaran Dia memperoleh hasil yang lebih banyak, yaitu 50 - 60

%

dart hasil pendapetan (Patty 1975 : 7) . Dan dengan sisanya yang 50 - ~O

%

legi berart i pendapatan Pawang den Awak tidak begitu bany~k atau

(16)

malah sedikit. Kekuatan IIe1eumeell yang mcnjadi faktor yang

·men9~Hgkat posisinYa ke tempat teratas sebe1urn adanya motorisasi tidak begitu berperanan den menentukan lagi (Lubis 1975 : 6) , mungkin karene motorisesi tidak begitu memerlukan peranan pengetahuan tcntang angin den sebegainya yang dulunya hanya dapat diketahui Dleh Pawang. Kel ompok ini

· bers2~a dengan nelayen perahu layar, umumnya dililiti oleh budaYB kemiskinan, kurang pengetahuan / pengalaman, tidek memiliki peralatan yang lebih modern, dan dengan keterbatasan kebutuhan, di samping belum datengnya kebijakan Pemerintah

yang dapat dengan cepet menangkat mereka ke tingkat berpendapatan yang lebih ~~ny~k .

Adapun Take Boat, dengan modal yang dimilikinya, dan yang relatif lebih berbudaya modern, lebih cepat memperaleh infarmasi, den yang lebih cepet memanfaatkan kescmpatanj

lebih banyak memperoleh pendapatap atau penghesilan. Artinya, mereka lebih banyak dapat berpartisipasi meningkatkan

penghesilannya dibanding yang lainnya.

Meskipun demikian, orang yang mendueuki posisi Pawang peda meSa sebelum motorisasi, juga dapat neik tangga ke tempat lapisen Take Boat (lihat Patty 1975 : 6) , namun dengan jumlah yang relatif sedikit.

Perkembangan lebih .lan iut, oosisi Take tctap di Dt:ot!:, namun sebagian Awak Boat atau Nelayan Perehu Layer telah dapat pula memiliki boat, baik berkat adanv~ b~ntu~n kredit dari Pemerintah (lihat Harian Kompas 29 Mei 1984), maupun dibeli dengan bantuan ueng simpanan dari hazil manangkop ikan ateu usaha ganda lainnya selain dari usaha ke laut; den dengan demikian mereka berstatus rangkap steu ganda, yaitu Take Boat dan Awak Boa~ sekaligus.

Oengan kandisi baru tersebut, dimana oenghasilan Take yang merangkap Awak ateu Pnwang lebih tinggi, make lapisan nelayan depat diurutkan; yeitu Toke Boat yang mcmiliki usaha ganda pade tempat teretas, menyu&ul berikutnY8 Take Awak sebagai Toke sekeligus Awak , Take suj3 tanpa ado usahe lain, Dawang, den Awak Boat, serta akhirnyo Nelayan oerahu layer.

Secara keseluruhan, rncreka b~lum mc~pcroleh dorongen den

(17)

._- - _

... -..

bantuan bimbi ngan yang sistimatis dan effcktif dari Motivator,

la~taran aparat Oitjen Pcrikanan m~sih terbetas jumlahnya. Yang mcnjadi persoalan bersa~a bagi merekd adalah,

sulitnya menja1in kerjasama enter mereka gun~ lcbih meningkatkan penghasilannya (1ihat Dhakidac 19736: 2)

Koperasi, yang scbcnarnyo sus tu wal'ana y~ng ompuh untuk menanggulangi ekonomi lemah (Ismawan 1978 , 18) til,ak bCl.;itu banyak bermanfaat (Mahmud 1982 : 12). 01 ~ntaranya cisebabkan karena azas manaQement tCLbuk~ den ~za5 cffisicnsi berdesarkan

cita-cit~ yoitu kopcrasi milik nnD~ota, dilaksanakan, diaw8si, cleh anggote den dimanfaatkan untuk keDenting~n angQota serta masyaroket, belum sepenuhnya depot diwujudkan (Mahmud 1982 :

12);

. :r,

,

5e1ain itu, kelemahan kopera~i tidok cerfungsi,

dipengaruhi oleh mesa silam, dimana kopergsi merugikan anggota dan menguntungken pengurus (lihet Mohmud 1982 : A~) .

Tetapi yong paling pokok, "ke~ad~r<Jn para anggcta

terhedap koperasinya masih kurang, schinggn p~rtisipasi anggota delam mengambil keputu~on-keputus~n yon~ snngot penting untuk menentukan teraf 9wadaya be1um depot ditingkotk~n" (Mahmud 19E2 : 12). Don kondisi seperti ini, tidck tcrlepos dcri

kondisi masyar<Jkat yang mclingkarinyo. 5O:!~r!b, "koperosi scbagai suatu bentuk budaye £dnlah produk d~ri 1ir1gkungannYD , den

da1am kenyetaonnya seca=o jclas maupun 5cm~r-5DmDr selalu mencerminkan kondisi lingkungonnyo" (Soedjono 1978 : 7) 4. Metode Penelitian

Penel itien inl dilnkukan dalnm 3 tohBPi yoitu pade

tanggal 5 - 31 Desembcr 1983 dDl~m t~h~p It tcnggal 6 Februari - 31 Meret 1984 tahep 11, dan tonggal 30 Ppril - 26 Mei 1984 pada tahap Ill; den diloksanokan setcl:Jh ditentukan lokasinya secera kongkrit melalui kegiatan pcninjaucn lapangan ~ada

tanggal 17 Oktober - 5 Nopember 1983 ke beberep~ dnsa nelayan delam daerah Kabupatcn Aceh 80r~t d~n Ac~h 5elatan.

Secare keselu~uhan, penelition dilaksanakan dengan pendekatan exploratif (Lihat Vradunbrcgt 1978 : 31) , den komperatif; serta dilakukon deng~n mcnjclnj3h. Data

dikumpulkan secara torus monGrus d~ngan pLngcmbangan hypothesa

(18)

dan hypothesa selalu dihadapkan dcngan data yang lebih baru de• n

disempurnakan hingga okhirnya dihentikan, aD~bila data tclah mencapai titik jenuhj dan dari padanyo dilahirkan den dibangun teari (Iihat Schlogel 19BI : 11 do. ~r.d c~r it. :~al , '1: ):

.e",d.Jl,;:E:.tcn k ... .:.l;at~.tif int, ·'k"'ciu;H··n dik; j.tl.:-ll~ot:!n~cn pund _~,tan

~tJ1nt~t-t_if d~lc,;,,'I)l!l ~~~"H:k.!;", t.n :lin Dongcluaran nelayan.

4.1. Tehnik pcngumpulan ueta

Data dikumpulkan mel alui w~wancara bebes den mendalam (lihat Koentjaraningrat 1977 : 175) dan melalui tehnik

observasi partisipatlf (lihat Vredcnbregt 1978 ~ 68) di samping tehnik dokumenter, den tehnik angket daIsm hal pendapatan den pengelueran nelayan.

4.2. Responden den informan

Responden den i nforman terdiri dari bcrbagai jenis, sesuai dengan kategori yang dikehend~ki oleh ruang lingkup penelitian den m05nlah yang ditemui di lapang~n; seperti dari 5egi

pendidikan, pengalaman, umur, status berkeluzrgu atau tidak, jumlah tan9gungan keIuarga, status nelayan, status pemilikan boat dan perahl:l serta slat tangkap ikan, jcni$ blJat / perahu serta peralatan yang dipakai, yang memiliki usaha lain sel~in nelayan atau tidak, status sebelum ~~njodi neloyan hingga status sekar3ng, tingkat pendapatan, pen~Qun~~n pondopotani, pemimpin formal den informal di deso lakesi cnelitian, den sebagainya scsuai dengan kategori lninnya y~ng akan ditcmui di lapsngan.

SeIsin itu, juga Pcjabat Pcmcrintah, don pihak lain yang ada kaitan dengan data yang diher&pkan.

4.3. Tehnik pergolahan dan penganolisaan d~ta

Data diolah dan di~nalisa langsung mLlnlui proses

penelitianJ sed3ngkan dnta pendClO~l<:ln dan ~,cr1CJcl.udrnn diolah

diku~udi3nnya den dikaitkon deng~n dat .. kualit~tir yang telah terkumpul den terolah.

5. Sistimatika Pcmbahusan

Pembahasnn ~~nQcnai st~d~ in~ , dlsistiMnt~slr kepad~

beberapa eab.

Pada BdS I, PE!nd::huluan; ~iJ 1 ';k:~n t ~ILiJng lat;:n 13

I

I

(19)

belakang kenapa penelitian 1ni di::'~ku'.-:~n, 'jil~njutk::on den:

menerangkan ruang lin~kuc ~eneliti~~, ~~=~-~~~ te~ri:i;,

metodc penelitian, d=.n si~ti-<!:i'..:.a :;,e-:'::-;';':;'-,.

8 11, P,osyurol~at r:cl<:~y,n don Lingkung3nny:::.; dijeL:'!:..·

mengenai masyar&kat nclayan, yaitu aDo d~n bcg~imonD

masyarokat nelayan di kodu u lok"'sij Ilngkunljcn pisik

pemukiman mereka, sistcm sosial don budoye m~syornkatnya,

tentang pasar bescrta patensi sumber d,lY~ yang bernilai ekonomis.

SAS Ill, Partisipasi Mnsyarokat Ncl~ynn: menjolesk~n

tentang kegiatan nelayan sebelum, scwaktu, don sesudah

beroperasi menongkap iken ke laut, kegiat.cn ckonomis sesuc~h beroperosi menongkap ikan ke laut, keglatan ekonomis seteloh pulang dari lout, pendapatan don penggunaan pendapotan,

pengadaan alat penangk8pan ikon, scrto tentong roperasi Unit

Deso (KUD).

SAS IV, Tinjau~n Terhadap Partlsiposi; mengungk~pkan

don menjeloskon tinjauon terhad~p f~ktoL-f~ktor yang ,

berpengaruh terhadap kedua masyorokot nel."":!ynn bcrpartisi:;e;!>i serta terhadap bentuk yang di~ilih dolcm berp~rtisip~si dan hasil yang ditimbulkannya

Dan akhirnya, pada SAB V, dijelaskan tentang kesimpul-r dari pada hasil penelitian.

(20)

..

-

..

_

... .

SOS II

I'IASYAPAKAT NEU\Vr,N Q,',tt LINGKU 'G;" y.

1. MasY8rakat Nelayan

Nelayan, sebagai sebutan bagi or3ng Y3ng menangkap iken di laut (Poerwadarminta 1976 : 674) tidaklah hidup sendirian, terpisah dan ter1epas dengan neleyan- nelayan 1ainnya. Karena, sebagai manusia atau makh1uk 50sie1 Oia lelah ditakdirkan den menuntut sa1ing bantu membantu den soling membutuhkan bersama orang lain (Soekanto 1962 : 109); di samping pekerjaan yang ditekuninya memong menuntut saling kerjasamz denoan nel~yan

1ai nnya. Den etas adsnYB persamaan sistem hidup bersama antara mereke, make mereka terhimoun den depat disebut seb3gei

masyarakat nclayen (Sockanto 1902 . 23) .

Sebngoi sugtu komLJnit:ls ~8inl t ortgntu, masyarak .. t nelayen desil at1u k.:lIT\)ung tert lintu d~r1g~n y,~ny ·loi'ri. dipil-;h ..

pilahkan atas desar per5ama~n m€rek~ dalom segl kompung tempot tinggal , kesatuan teluk sp.b~gei oreDl penangkapan ikan serara tradisional j dan dipimpin m~sing- nosir.gnyn ~leh scorang

Panglima Laot (Lubis 1975 : 2) .

Dengan pertimbangan yang demiki~nleh lohir ungkapan atau sebutan bagi nelayan yang tingg~l di Pecang Seurahet KeCamatan Johan Pahlawan Mculaboh dan ynng tinggal di Ujong Muloh

Kecarnat an Jaya Lamno, keduanya dalam kaw.-'san Kabupaten Aceh Baret, dengan nama Masyarakat Nelayan Pddang Seurahet dan Ujong Muloh. Adapun jumlah mereka, 190 rumah tangga (RT) atau 201 ornng dari 264 RT penduduk des~ P3d~ng Seurahet (catatan Kctua-ketua Lorong Cese Padang Seur~het) . G~n 65 RT atau 68 orang pule dari 197 RT penduduk de5~ Ujong Muloh (catatan Sekretaris Keucik O~sa Ujong Muloh) .

Oi Padang Seurahct m8rek~ umumny. s~mata-mat~ berus~ha

menangkbp ikan ke laut, sed~ngk~n di UJong Muloh di samping sebagai nelayon mereka juga bekerja sebagai petani, baik sawah maupun cengk~h terutama, atau l~:nnya 1agi. rtinya, Ne1ayan Padang Seurohet ada1ah nelayan penuh umumnya, sedang

Nel ayan Ujong Muloh nelayen ganda.

(21)

Di samping neloyan yang mpnengkap i,;n ke laut, maka boat atau oerahu juga termasuk dalom kategori nelayal1, tnsnurut pencacahDn sen penduduk 19aO, dun r • a menduduki lapisan teretes deIam stratifikasi ma5yar~kot nelayan bile dilihat pade 5e9i pemilikan slat penangkao ikan, menyusul

di'bawahnya nelayan Ininnya termasuk ~3wang, yong bekerja pada boat atau perahu pengusaha stau toke tersebut . Den kedua jenis steu kategori nelayan tersebut dicemui di Padang Seurahet

maupun di Ujong Mulch, di samping yong berstetu5 sebagai nelayan take sekaligu5 nel~y3n ~w3k.

01 del am ~.3syarakDt Ncla~Dn Padeng Seur~' et maupun Ujong

Mulah, Pangl ima Laot yang ~ccara ~d~t 13u~ menjadi pemimpin

masyarakat nelayan setempet . Dia b~rperan :

"l .mengawasi dan meme!ihore pelcksenoan hukum adat taut. 2.mengatur tata Cara penangkopon ik~~ di laut.

3.menye1esaikan bcrbagai pertikci3r yang terjadi dalam hubunganny;;: dengan pen.1n.gknpan ik~n di laut.

4.menyelenggarak<Jn UPQ~ ·r~-up.::C<:lr~ t;d:lt lilut, meno!ong kece1cko:ln di laut, gotong royong dan mosalch s05iol loinnyo" (Lubis 1975 :

2) .

HanYil saja~ sekarong, k~berndnDnnyo tid~k begitu bcrorti dan dihiraukan lagi oleh koum nel~yon. Di~ tidakloh dijadik~n tempat bertanya don tempnt menye1esciken scngketa don

perselisihan antar nalayan lagi, karen3 nclayan menyelesaikan persoalan t ersebut kepado Keucik sebQG~i Kepa!~ Oe50 ot=~

kepada Tuha peuet di tempat di mena merek~ tinggol dan menetop. 01 Padan] Seurahe~, mD1~h b~nY2k neleyen yang membenci atau tidak ser~rg ~eng~n Pangl~mz Ltlot y~ng sekar~ng inl.

Mereka mengatck~n, b~i'WB Da,'~lj~~ Ldot tid~k bertonggung jawab terhadap tug3~; fang hDru~ dipiKu!nyo, sew~ktu terjadi nelayan kecelakaan te'ggc1S!.m <>t,)ll I,~nyul ctibol·,n .:;.rus di laut, Panglime Laot tid3k CEuut bertind~k; u~n~ iy~ran untuk kenduri laut sebagai adat urltuk "'~meri~~~an d~tnngny~ musim Timur tidak dipertanggun'g jaw2bk~n; 5,.l'in9 Tl:';fT1ir~t.,J i" ,kepad:l ne12yan;

dan sar'~,.i hwkum tiC<1k tegus jitE'''',~''''''' ~,n kc '. d1 y-:no

me1akukan pElanggaran oleh Panglir.lo L"oL Hr-! ini, berbeda jauh dengan masa s~be1umny.J., dimana di satu pihak Panglima Leot aktif melakukan tuga5nya don tel]8s menerapkan sanksi hukum adat kepada yeng me1~kukan pe1anggaran, sedangkan di

(22)

pihak lain nelayan segera ~enyediakan dun mcmberikan ikan sebagian hasil tangkapannye kepada Panglim~ Lvot sebelum Dia memintanya; den dari hasil :kan yang diperolehnya dari nelaY8n, di samping dapac memenuhi kebutwhan makannya

sekeluarga sehari- hari, juga dapat diju~l dnn dari padanya Panglima Laot memperolch penghasilan uon: . Legi pula, P~ngl~!

Laot,dulunya penuh dipilih oleh Pawang- paw2ng, sedangkan

sekarang terlibat aparat emerintah deIsm menentukan siape yang akan menjadi Panglima Laot.

Terlepas bagaimanapun peran dan pengaruhnya Panglima Laot yang sekarang, Masyarakat Nelayan PadClng Seurahet masifl mengharapkan adanya don berperannya lemboga Pnnglima Laot ln~.

Oi Ujong Muloh, eksistensi don peran Panglima Laot tid k menjadi bahan pergunjingon masyar~kDt nel~yarl. Mosalah-mas~l t

yang seharusnya menjadi t~nggung jawab Ponglimo L~ot sQloin

dal'i penoogonon kenduri mcsuk ct~,u d; t"ngny~ musim Timur

ditc::ngani oleh Keucik des,:] tersebut f.1.:.~n mosy,rckct nelnyen itu sendiri seCErC sponton:dalLim t.Jcl-hnl 'y-.ng bisc; mereke selescikon sendiri.

KLiSUS hilong stou belum kemb~linye nel;.yon menangkop ikon deri l~ut pada wektuny~, don nul~yan /ong di darat

mencari rekan mereka secare:: spontiJn: menunjuknn bnhwL:! nclay.::

tidak menunggu datcngnyo bantuon PDnglim~ Loot terlcbih dahu11.1, dan stau menycrahkan pcnangonan den tanggung jawab kepada

Panglima laot yang nota bene bertanggung jawob untuk

menyelesaikan dan menangani masa15h tersebut. 8egitu pule,

hDlnya dalem pcnyelesaion pertikDi~n yang tcrjcdi onter nBl,.Y.;

diserahkon atou diajukan kepodo Keucik, d~rl Kuucik mcnyeloseikt.1 perso:jlen tersebut. juga menunjuknn cksistCflsi diJn peran

Panglima Laot kurong berorti di Ujong fluloh.

Selain itu, Pcnglima Loot di Ujong Muloh tidak pula meminta ikan kepada nelay~n untuk kep~ntiflg~rl dirinye, d~n

nelayonpun juga tidek menyedinknn don memberi ikon kep~do

P£nglima Loot. Akibatnya, d~~C8n kondii~ s~~~rti itu~ hubunr.·

antar nclnyon soscmcnyn don Dnt~r n~l~y~n dLngan Panglimo Laot tetap harmoni .

~ .. ,rd !.1 rk ., kt:.ny .. 1~~.;-:n "f n~1 ,d~t'lil( i~~n, y. 1 tu mr..sYCl~okct

(23)

Nelayan Padang Seurahet tidaklah sama dcngan Masyorakat NelE1Fn Ujong Mulch, dimana fYIasyarakat Nelayan Padang 5eurahet tid,·'<:'<.:1 -langsung berinisiatif untuk membantu nelayan yang mendapatk;n

kecelakaan di laut, tetapi monyerahkan tanggung jawab kepac~

Panglima Laot; dan banyaknya kasus-kasus yang bcrsifat kenfJ __ ~

antar nelayan atau yang satu oihak mcrugikan yang lain dala~

berusaha menangkap ikan di laut yang tidak tP.rt~ngeni secarc tuntas oIeh Keucik den Tuha Peuet, maka t idaklah mengherank8n bahwa Masyarakat Nelayan Pad3ng Seurahet masih membutuhkan

"berfungsinye lemb~ga Ponglima Laot seperti yeng ditentukan olell Hukum Adat Laut, Oagi nelayan Ujong Muloh tidaklah demikian.

Masuknya seseorang mp.njadi nelayan dilater belakangi cleh sebab musabab yang tidak same. Oi Padang Seurehet anak- snak telah mensosialisasikan dirinya menjedi nelayan jauh sejak dari keeil sewaktu mereka ma!3ih duduk di bangku Seko1at Oaser (lihet Rogers 1972 : Sj dan'Subari 1983 : 58), mela1ui kegiatan bekerja sebagai tukang pcmbersihkan boat ateu perahu layer nelayan yeng baru pul~ng dari l~ut setiap harinya; den dari usaha seperti ini, mereka memperoleh 1mbalan dari hasil penjualan ikan yong diberi oleh nelayen Pawang Eloat / Psrahu sekitar Rp 50Q,- - Rp 1.500,- setinp heri. npabila datang musim banyak ikan tertangkap oleh nelayan, anak-anak inl

bersedia dan berani membolos dari sckolah, d~n manurut ~epcl~

Sekolah Oasar Negeri Padang Seurahet Meulabeh, Lidok kurang 10 sampai 20 orang anak-anak kelas 4 hingga 6 Sekolah Losar tersebut membolos di musim ban yak ik~n guno mc1aksan~kan tUQ~~

rutin mereka 5ebag~i tukang membersihkan l10at

I

perahu. SCb8W, pada musim banyak ikan, pcndapotan mercka jug~ ikut neik

bersama dengan banyak den naiknYB pendapatan hosil penongk8:J:.n ikan di laut bagi nelayan.

Selain membersihkan boat / perahu, ada pula di ~ntara

anak-anak tersebut yang bekerja menju11 ikan scbogsi muge ( penjual ikan) atau ikut menarik pukat p~ntei bersama deng~n

nelayan-nelayan senior; dan deri us~ha inl mereka juga memperoleh penghasilan dari ikon yang did2pat den kcmudian dijualnya di sekitar Rp 500,- hingge Rp 2.000,- perh~ri.

Oengan hasil pendapatan y~ng de~ikian banyak untuk

(24)

ukuran anak-anak tersebutt meteka dap€lt mBmuaskan selera merr!.:.

dengan membeli kue-kue dBn makanan yang enak- enak di warunq- warung, nonton film, berjudi; den bahk~n untuk membeli pakc:~r,

dan membiayei keperluan sekolah mercka di samping keperluan den kebutuhan iknn untuk di mRsak di dapur yang seharusnya menjadi tanggung jawab orang tuanya. Den karerla bcsDrnya an.

mereka dalsm meringnnkan heban yang sehorusnyn menjadi

tanggungan orang tUa mereka, maka bany~k (li antar~ orzng tu~

anak-anak ini yang senang den b~ngg~ dengan llkreatifitasll an,:<

mereka; di samping menjadi kekesalan den oenye~a~an bogi orn,~

tua yang anaknyo tidak berbuat seperti rekannY8 tersebut. Meskipun diperoleh keuntungnn bagi or~ng tun dengan tindakan anaknya tersebut, tetapi di sagi yqng l ain, tindo~cr.

anak t ersebut teleh membuet anak-anak terbinsn dengan

pemilikan uang yang reletif bany~k, mQk~n anok, dun hal- hal yang menyenangkan l ainnya; don 'pede; gilirannya an,Jk-nnak

terlibat ikut menjadi nelayen yunior guno mendnpatkan il nn del' uang ynng lebih bonyak legi .

Bngi yang masih sekolnh, 3du y~ng mcndrop Qutkan diri, dan bagi yang telah tam~t sekoloh lanjutsn tidak betch

meneruskan ke tingkat ynng lebih tinggi b1ln jnuh d~ri kota Meulaboh; disebebkan karcna bila j2uh tidak t~han menderita dengan beaya yang 58r1gat minim dibonding pendnpoten yang

diperolehnya sewaktu di kota r1eulaboh yang di semping sekol~~

juga ikut mencari uang dengan tindakan seperti di otos. Kar~f.~

itu akhirnya mereka menjadi neloyen juga atau mcnjadi muge di poser iken den TPI yang terdapat di Kotn Meulaboh.

8erbeda halnya dengan Ujong Muloh, dimano orang tUB on-~­

anak melarang araknya untuk turut membcntu nclayan dalam membersihkan boat ateu perahu den menjual ikan di TPI yeng terdapat di Ujong Muloh. Kerena itu, 505io11s05i menjadi nelayan seperti halnYD yang terdapat pad~ Masyarakat Padang Seurahet t i dak terdapat di Ujong Muloh.

Sebab lain seseerang menjodi nelny~n di Podang Seurahet adalah kar en<l tidak ado!! pet< erjaan l.,~in Yiing dapat dimasuki den ata~ yang lebih menguntungkan selain dari bekerja menjadi nelayan. Sebab semacam ini, bonyak dimiliki eleh mereka yang

Referenties

GERELATEERDE DOCUMENTEN

(Studi Kllus Band.. ûèansa scsuai de - ngan kemampuan penulis. Pada kesempatnn ini , adala~ pada tempatny~ diuc~pkan bdnYak terima kasih kepada Bapak nr. Syamsud.din

dan bf!rkeobanf' t(:rus 1 tidak saja 1J.elandtl nasyarakat primitif, namun pada m!J.syarakat modern yane snrba cang- Gih d3n para intelektualpun uunia pvdukunan

PUSAT PENGEMBANGAN PENELlTlAN IlMU· IlMU SOSIAl UNIVERSIT AS SYIAH KUALA.. DARUSSALAM BANDA ACEH

siologi~ dBn psikologis yang dupat mempengaruhinya. Set1er kelompok ma5yarekat mempunyalsuatu poln tcrscn- diri d~lam memperoleh , rnenggunakan dan ncni1~1 makanonan

Tujuan yang hendak dica- pai melalui penelitian ini ialah pendiskripsian profil pero- buat jimat sebagai orang yang dianggap memiliki ilmu gaib di.. tengah- tengah

killlb, dan Musabaqab Tilawatil Qur'an (MTQ). Begitu pula hari-hari besar Islam lainnya seporti peringatan Isra' dan Mi'raj, Wmn baru Islam, dan Nuzulul Qur'arJ.

kesemuanya dapat dijual seIsin untuk dimakan. Hingga suatu ketika da.tanglah suatu Ilusim. Hujan tak pernah turun. Padi di sawah sudah banyak yang mati merana

Pengelolaan sumberdaya perikanan laut periu dilestarikan. Di satu sisi menjadi bahan konsumsi bagi masyarakat pada umumnya, dan di pihak lain sumber potensi