• No results found

ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS! , DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA RAKYAT MASYARAKAT DAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Share "ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS! , DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA RAKYAT MASYARAKAT DAYA "

Copied!
59
0
0

Bezig met laden.... (Bekijk nu de volledige tekst)

Hele tekst

(1)

Laporan Penelitian

DARUSSALAM

ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS! , DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA RAKYAT MASYARAKAT DAYA

KABUPATEN ACEH BARAT

Oleh:

TEUKU ALAMSYAH

Staf Pengajar pada Fakultas Keguruan dan IImu Pendidikan Universitas Syiah Kuala

PUSAT PENELlTIAN ILMU SOSIAL DAN BUDAYA UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2000

(2)

Puji dun s yukur ke hadiral Allah swl. yang tel~h meli~­

pahkan rahnal-NY8. sehinSb8 penulison laporan in] dapat ter- selesaikan. Laporan penelitian yool1 berjudul "Analisis

Struktllc, Fungsi, darl Hilai Budl\ya dala.m Ceritn Rakyat Ha- syarakaL 08Y8 Aceh Baral" ini merupakan salah satu upaya pendokullcntasian cerita-ceruta cakyat yang pernah ads dan berkcllbang dala.ll masyarakat Days, Lallno. Aceh Bacat . Pendo-

kUl'lcntasian tersebut dipandang penting Ilcngingat cerita-ce- eita rakyat yang pernah adu di dacrah Days ads kecenderunsan sCI18kin kurang dillinati oleh 1l8syarakatnya sehingga jikhawa- Lickan suatu ketika ceriLa-cerita rakyaL itu akan hi Lung bersana berlaluIlY8 waktu.

Penelitian ini dapal terlaksana berkat bantUBn liaei berbagai pihak. Oleh karena itu. penulis tidak lupu I~cng­

ucapkan tC'rillB kasih kepada Kepala Pusat Penelit.ian n llu Sosi81 dan Budaya beserta staf yang telah menberikan kesen patan. dan binbingan sejak awal 108sa pclatihan hingga lapor- an 1.nl. terselesaikan. Terina kasih juga penulis s8mpuikan kepada Drs. Saifuddin Hahmud. M. Pd .• Des. Hukhlis. It.S . • Des. W i ldan. H. Pd, Drs. Huh8.llmad Harun. H. Pd. dan pura scjawat pada Program Studi Pendidi kan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unsyiah yang telah lIemberi lIasukan dan sar8.Il- saran pada lIasa-1I8SB awal penelitian dan pada saat pcmyusun- an laporan penelitian inL

Pengullpulan data penelitian dapat terlaksana densan ba- ik berkat bantuan dari lIasyarakat di Peukan Lamno dan Desa Keude Unga. Terina kasih yang tulus penulis sanpaikar kepada Abang Teuku Thantawi sekeluarga yang telah banyak neIbantu penulis selana berada di Lamno. Denikian juga Ilcapan terina kasih penulis sampaikan kepada Abu Cek USllan Kuala Unga dan Ayah Nek T. H. Yusuf sebagai penutur Iltalla cerita ra~yat Da- ya kepada penulis. UC8pan terill8 kasih penulis sampaikan ju- ga kepada pihak- pihak yang telah turut serta menuturkan ce-

i i

(3)

ritu-cerila rakyat Daya kepada penulis Ileskjpun dalam bentuk yang tidak Iengkap. Hallun. SeflUa inforll8si itu cukup besar Ilanfaatnya.

Akhirnya. penulis I1enyadari bahwa hasi I penelitian ini 1l8sih Ilellerlukan penyellpurnaan lcbih lanjut dftn ioi sesuai dengan sebuah hadih Ilaja Aceh yaog juga populer di Daya.

yaitu Hibllk pu!;oh bahle l1euntenl1. ni bak buta bahle juleng.

Penulis dengan lapH.Ilg dada aknn lIeneriJ:l8 !:Hlran- ::>arall dari peIlbucu. Selloga Iaporan sederhana ini dapat berllunfaat khu- susnya bagi IlBsyarakat Daya dalam upayu pelestarian salah sotu kekayaan buduya daerah Days.

Bands Aceh, 12 Desellb(!r J999 Penulis.

Drs. Tcuku Alallsyah, H. Pd.

i i i

(4)

K.ATA PEHGANTAR ... . . . .. . .•.•. .••. _ .. _ . .. i i DAFTAR 151 . _ . . . ... _ . . .. .. . . .... __ ... j v

Bsb I Pendahuluan . . . ...•.... 1

1.1 Perulltlsan don PCllbatnsan Hasalnh . _ .•.. . . 1.2 TUjullfl Penelitian ... _ .... _. _. __ . _.. 4

1.3 Kontribusi Penelitian . . . • . . • ... _. 4 1.4 Kerangka Teori . . . .. _. 5 1.5 TClDpat Penelitian .. __ . __ . . . ... .. .. . . •. 9

1.6 Data don SUllber Data . . . .. . . • . . . 10

1.7 HetoJe dun Tcknik Penelitian ... 10

1.7.1 Hetode Penelitian . . . ...•....•.. _ 10 1.7.2 TekIlik Penelitian ___ . __ . . . _. __ .. _. _. _ •..•.. 10

Bab 11 Gambaran UIlUIl Daerah Penelitian _ . . . • . . . 11

2.1 Letak Geografis . . . _ . . ... . . _ . . . _. 11 2.2 Asal Hu la HanR Daya d i KeC81latan Jaya . . .•. . . 13

2.3 Agama. Adat-Istiadat, 50sia1 Budaya ... 15

2.4 Penduduk KeCKllatan Jays . . . ... .. . .. .. .. .. 15

2.5 5astra Lisan dalam Hasyarakat Daya . . . 1'1 Bab III Struktur. l"ungsi. dan Hilai Buadaya Dalam Cerita Rakyat Hasyarakat DaYB . . . 19

3.1 Haba "Teumaleuk- . . . ... 19

3.2 Terjellahan Cerita Teullaleuk ...•.... 24

3.2.1 Analisis Struktur Ceritn Teumaleuk . . . • . . •... 24

3.2.2 Analisis Fungsi dsn 8ilni dalam Cerita Teullaleuk . . . ... . ... 35

3.3 Haba "Cik Beuranak" 36 3.4.1 Terjcllahan Cerita "eik Beuranak- . . . 42

3.4,1 Analisis Struktur Cerita -Cik Beuranak" 3.4.2 Analisis Fungsi dan Hilai Budaya 48 dalam Cerita "Cik Beuranak" . . . . ... 52

Sab IV Sillpulan dan Saran . . . " . . . , . . . . ,., . , 53

4.1 5illpulan . . . .. . , . . . •••... 53

4.2 Saran ... , . . . ••...• _ . . • . . . • . . •..•..•... , .. 54

DAFTAR PUSTAKA

55

iv

(5)

SAS I PENDAIIULU AN

1.1 Perumusan dan Pembatasan Hasalah

Dalam k~bu~ayaan masyarakat lama dikenal bebernpa ben- tuk s8stra 1isan. 01 antara bentuk-bentuk sastrs lisan yang merupakan hasil cipta masyarakat lama (tradisional) itu ada- Ish peribahasa. pantun, syair. dan preS8. Bentuk-bentuk ke- susastraan itu diciptakan oleh masyarakat untuk memenuhi ke- butuhan hidupnya. yakni sebagai alat mengekspresikan pikiran dan perasaan serta sebagai alat menyampaikan petuah-petuah dan pendidikan.

Sastrs lisan yang hidup dalam sustu kelompok masyarakat dikenal puIa sebagai cerits rakyat. Cerits rakyat merupakan salah satu bentuk folklor yang berkembans dalam suatu kelom- pok masyarakat dan merupakan milik masyarakat yang b~rsang­

kutan. Folklor adalah sebagian kebudayaan sustu kolektlf yang tersebar dan diwariskan turun-temurun, di antar, ko-

lektif macam apa saja. secara tradisional dalam versi yang berbf!da, baik dalsm bentuk lisan mauPun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat bantu pengingat (Danandjaja, 1994,2) .

Lebih lanjut dijelaskan olen Danandjaja ( 1994:3) bahwa ciri-ciri folklor adalah (a) disebarkan dan diwarisknn seoa- ra lisan, (b) bersifat tradisional dalam bentuk yang relatif tetap/standar, (0) adD dalam versi-versi. bahkan varian-va- r1an yang berbeda. (d) bersifat anonim. (e) berbentul: beru- mus, berpola. ( f ) berkegunaan di dalam kehidupan ber~ama su- atu kolektif. (g) bersifat pralogis. artinya memiliki logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. (h) menjadi milik bersama dari kolektif tertentu, dan (i) folklol pada

umu~nya bersifat polos dan lugu sehingga sering terkesan ka- sar , terlalu spontan.

Folklor yang terdapat dalam suatu komunitas masyarakat memiliki fungsi tertentu. Fungsi yang dimaksud adalah seba- gai (8) sistem proyeksi. yakni sebagai pencerminan angan-

(6)

8ngan suatu kolektif, (b) slat pengesahan pranata-p~anata

dan Iembaga-Iembaga kebudayaan, (c) ",lat pendidikan anak, Cd) alat pemaksa dan pengaw85 agar norms-norma masyttrakat akan selalu dipatulli oleh anggota kolektifnya (Danandjaja, 1991;19; Hutomo. 1991;69--70'.

Berkaitan dengan hal tersebut, pertanyaan y~g bis8 di- kembangkan yaitu: apakah peraosn sastrs (foIklor) di dalam masyarakat; sedikit atau banyakkah ia mencerminkan budaya dan tata susunan masyarakat; jika ia merefleksikan keadaan masyarakat. apakah yang direfleksikan itu keadaan yang se- benarnya ata~kah hanya vans tertampak dari lusr saja; dan apakah ia sebagai reflektor dari lIJasyarakat berperanan aktif ataukah pasif (Hutomo, 1991:18) .

Dalam masyarakat Days di Lamno hingga kini masih dapat dijumpai folklor lisan daIam bentuk cerita rakyat yang meru- pakan hasil warisan turun-temurun. Cerita rakyat yang dimak- sud dapat dibagi atas tiga kelompok, yaitu mite, leg~nda.

dan fabel. Ketiga bentuk cerita rakyat ini memiliki 1i18i sosial maupun nilai budaya sebagai cerminan kehidupan lIasya- rakat Daya pada kurun waktu tertentu. Cerita-cer ita tersebut diceritakan dengan lisan secara turun-temurun. Akankah ceri-

ta-cerita rakyat itu terus hidup untuk beberapa dekatle yang akan datang merupakan sebuah pertanyaan yang suli t uutuk di- jawab. Kenajl.::':1 delam bidang ilmu pengetahuan dan telmologi daIam era Slobalisasi ini akankah merupakan kemundurtn atau bahkan kehilangr:.rl suatu aset kebudaysan tradisional )'ang sa- rat dengan nilai-nilsi?

Hal ini mengingat bahwa setiap kebudsyasn cepat atau lambat senantiasa mengalami perubahan sejalan dengan per- ubahan masysrakat pendukungnya serta pesatnya teknolcgi yang melands. Pergantian generasi dalam suatu masyarakat maupun perluasan interaksi sosial ke luar Iingkungan masyarakat dapat merangsang perkembangan kebudayaan yang bersangkutan.

Berbagai penenuan dan perekayasaan yang terdorong oleh kebu- tuhan yang timbul karena perkembangan masyarakat dapat mem-

(7)

~

pengaruhi kebudayaan setempat. Demikian pui

s

kemajuEn tekno-

logi yang memperlancar perpindahan penduduk dan kemLdahan komun i kas i te Ish mempermudah dan lIlempercepat pen yebs ran unsur-unsur kebudayaan melintasi batas-batas ~ebudayaan 111115 ing-mas ing.

Proses kontak budaya yang berjalan dengan cepat dan de-

ngan intensitas yang

ti~ggi

ternyata telah menimbulkan ke-

khawatiran banyak bangsa di dunia bahwa kebuda

y

aan mereka ak8n musnah. Oi tingkat nasional, perkembangan kebudayaa

n bangs a yang pesat tersebut telah menimbulkan kekhawatiran

?kan melunturkan identitas budsY8 suku bangs a yang tersebar di kepulauan nusantara ini.

Berdasarkan ke

n

yataan tersebut diharap

kan

ada

u~aya

menggali dan mengungkapkan serta

m

engukuhkan nilei-nilai budaya daerah karena mempunyai potensi i

n

tegratif dan masih relevan dengan tuntutan zaman. Untuk itu perlu dipiklrkan pengembangan nl1ai-nilai baru yang dapat berfungsi

s,~bagai

acuan gun a mengembangkan si

kap dan pola tingkah laku masya-

rakat yang sedans mensalami proses perubahan dan

perl{e~­

bangan.

Bebe

r

apa nilai budaya

yang perlu diang

kat dari J,

hasan

ah budaya daerah adalah nilai-nilai luhur yang terkandurg di dalamnya. Dalam berbagai peryujudannya, nilai-nilai luhur

itu antara lain terdiri atas beberapa nilai ya

ng mencer

min- kan nilai

r

eligius (keagamaan), ni1al filsafat (ajarsn), nilai etika (moral), dan nilal est

e

tika. Nilai-nilal

tersebut mendidik manusia untu

k

me

njadi hamba Tuhan yang

saleh, IDanusia yang bijaksana, berbudi pekerti luhut, dan mencintsi kein

d

anan (Hazin An

i

r,

19S6:xii). Di sisi lain,

bila dilihat relevansi sastra daerah de

ngan nilai budaya

akan ter

w

ujud dalam fungsinya sebagai (1) afirmasi. yaitu

menetapkan

n

orma-norma so

s

io bu

d

aya yang ada pad a

w

aktu

tertentu, (2) restorasi, yaitu mengungkapkan keinginan

kepada nilai yang suda

h

lama hilang , dan (3) negasi, v-aitu

memberontak atau mengubah nilai yang berlaku.

(8)

Dal",m lIlasyarakat yang sedans berkembang sepert:. haln:,.-.,

masyarakat Indonesia sekarans ini, berbasai bentuk Itebudaya- an daerah termasuk cerita

-

cerita rakyat Daerah Daya

,

bukan

hal yang mustahil akan terabai

kan

jika upaya-

up

aya yang me

-

nuju pelestarian tidak dilakukan. Oleh

karen~

itu, cikha-

~atirkan cerita rakyat Daya akan hilang begitu saja atau

tidak

diken

ali Iagi. Dengan demikian, penelitian se

c

ara

khusus terhadap masalah tersebut dipandang penting ~ntuk

dilaksanakan.

Berdasarkan ulasan di atas, masalah yang dikajj sehu

-

bungsn dengan cerita rakyat daerah Days adala

h

sebagai ber

-

ikut.

1) Bagaimanakah gambaran struktur cerita rakyat daerah Daya Aceh Barat?

2) Basa

imanakah fUngsi

cer

it

a rakyat sebagai salah satu wa- risan budaya nenek moyang dalam masyarakat

D

aya

A

ceh 8a

rat

?

3)

Nilai-nilai buda

ya

apakah yang terkandung dalam cerila rakyat daerah Daya Aceh Barat?

1.2 Tujllan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengumpulkan sastra li3an dalam ben

tuk

cerita

r

a

ky

at

d

ae

r

ah Daya

A~eh

Ber at

un~uk

didokumentasikan dalam bentuk teks dan diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia. Se lain itu,

penelitian ini juga

ber

tu

ju

an memer

ikan

hal

-

ha

l be

rjkut

.

1

)

Gallbaran struktur cerita rakyat daerah Da

ya

Aceh Ha

r

at.

2) Fungsi ce

rit

a rakyat dalall kehidupan lIl as

yarakat Daya A

ceh

Barat

.

3) Nila

i-

nil

ai buda

ya yang

terkandung dalam cer

it

a rakyat daerah Days Ace

h

Barat.

1.3 Kontribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi

s~bagai

berikut. Pertama

.

pengkajian terhad ap budaya

d

a

erah ~erupa-

(9)

5

pakan salah satu upaya pelestaribn budaya bangsa. Hnsil pe

- nelitian 1nl akan sangat bermanfaat sebagai salah satu doku-

mentasi cerita

rakyat

di A

c

eh. Rectu8, hasil

pen~litjan 1nl

di~arapkan akan

dapat menumbuhkan rass cinta den

ra~a memi-

liki

masyaraKat setempat

terhadap khasanah

budays d~erahnya.

Ketiga, hasil penelitian Ini diharapkan dapat menjad i sum-

bang an terhadap pengajaran bahasa

dan

sastra

daerah

sebagai

muatsn lokal.

1.4 Kerangka Teari

Istilah sastrs lisan dalam bentuk cerita rakyat merupa- kan

terje

m

ahan bahasa Inggris

oral literature.

Sastra

lisan mencakup ekspresi kesusastraan warga suatu kebudavaan yaog disebarkan secara turun-temurun secara li5an (dari mulut ke mulut). Sastra lisan memiliki ciri-ciri (1) penyebarannya melalul mulut, maksudnya ekspresi budaya yang disebarkan ba- ik dari segi waktu maupun ruang melalui mulut, (2) 19.hir di dalam nasyarakat yang masih bercorak tradisional. (3) meng- gsmbarkan ciri-ciri budaya sustu masyarakst, (4) mer~pakan

milik masyarakat karena tidak diketahui siapa pengar1ngnya.

(5) bercorak puitis. teratur. dan berulang-ulang, (6) tidak mellentingkan fakta dan kebenaran, tetapi melliliki fungsi penting di dalam masyarakat, (7) terdiri dari berbaglti ver- si. dan (8) Ilenggunakan gaya bahasa sehari-hari, meniiandung dialek, kadang-kadang diucapkan tidak lengkap (Sadi Hutomo,

1991,3--4) .

Penelitian ini merupakan penelitian struktur. O:eh ka- rena itu, kerangka tecri yang digunakan dalam penelitian ini adalah teor t struktoral. Teori-tecri yang digunakan (Islam penelitian ini antara lain mengacu pada konsep teori yang dikemukakan oleh Esten (1987), Sudjiman (1988), Nurgiyantoro (1995) dan juga beberapa ahli lain yang Ilellbahas teori

struktural tersebut. Dengan demikian, teori tentang struktur meliputi masalah tema. alur, penokohan, dan latar cerita

(10)

( setting). Uraian tentang struktur sebuah cerita adtlah se- bagai berikut.

1) Temo

Setiap karya sastrs mempllnyai ide atau dasar eerita.

SelanjutnY8 oerdasarkan ide atau dasar tersebutlah sebuuh

cer~tb disusun. Ide atau dasar cer ita disebut tema. Tema me- rupakan persoalan yang diungkapkan dalam sebuah ciptasastra

(Esten. 1987:22). Tems dapat berupa masalah yens menjadi po- kok pe~bicaraan atau yang menjadi inti topik dalam SJstu pembahasan (Kusdiratin. 1985:59). Tema dapat juga disebut sebagai gagasan yenS mendasari karya sastrs (Sujiman,

19~B:51). Di sisi lain. Aminuddin (1987:91) mengataksn bahwa tema adalah ide yang mendasari sustu cerita sehingga berpe- ranan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memlparkan ksryanys.

Ginarsa (1985:5) ~enjelaskan bahws tema merupakan makna karya sastra secara keseluruhan. Tema yang dipilih o' eh se- orang pencerita erat sekali hubungannya dengan sroanat atau pesan yang ingin disampaikan kepada pendengarnya. Tella dan amanat dalam sebush karya sastra dapat diungkapkan SHears eksplisit (tersurat) dan implisit (tersirat). Tema yEng se- ring dijumpsi dalanl sastrs lisan cenderung bersifat cidak- tis, terutama dalam bentuk pertentsngsn antara kebaikan dan keburukan, kejujuran dsn kebohongan, keadilan dan kezaliman, dan sebsgainya.

Terdapat tiga macam cara yang dapat digunakan untuk me- nentukan tems dalam sebuah karya sastra, yaitu (1) melihat

persoalan yang paling menonjol, (2) persoslan mana yang pa- ling bsnyak menimbulkan konflik, yakni konflik yang melahir- kan peristiwa-peristiwa, dan (3) menghitung waktu pencerita- an, yaitu waktu yang diperlukan untuk menceritakan peristi- wa-peristiwa ataupun tokoh-tokoh di dalam karya sastrs sehu- bungsn dengan persoalan yang bersangkutan.

(11)

7

2) Alur Cerita

JaIinan antara persoalan-persoalan dalam

sebua.l

karya sastra disusun dengan sustu jaIioan peristiw8 yang diseleksi dan diatur dalam waktu. JaIloan peristiwa inl dapst dikala- kan sebagai alur atau plot.

Alur dalalD sebuah r;erit'3. secara Ullum dibagi ke dalam tiga bagisn . yaitu bagisn 8wal (eksposisi) , bagian tengah (komplikasi), dan bagian akhir (resolusi). Bagian 8llal dapat dibagi lasi kt:: dalam tiga subbagian, yaitu paparan (exposi-

tion), rangsangan ( inciting moment), dan gawatan (r-ising BC-

tion). Bagian tengah di~agi laSI ke dalam tiaa subbLgian . yaitu pet tikaian (conflict). perumi tan (complication), dan klillaks. Bagian akhir sebuah slur dapat dibagi lagi ke dalal) diJ8 subbagian. yaitu peleraian (falling action) dan penyele- saian (denoulI1ent) (Sudj iman. 1988: 30).

Bagisn swal cerita merupakan bagian penyampaian infor- masi awal ten tang tokoh atau hal lain sebagai pembuka ceri- ta. Pada bagian ini pendengar disiapkan dan sekaligus di- rangsang untuk ingin tahu kelanjutan cerita. Selanjutnya pertikaian dala~ cerita merupakan bagian yang mengganbarkan perselisihan yang timbul antara para tokoh cerita karena adanya dua kekuatan yang berbeda. Berikutnya cerita neng- gambarkan tentang suassna pertikaian menuju klimaks cerita.

Pada bagian klimaks, pertikaian dan perumitan dalam ~erit8

sampai paaa tahap puncak sehingga terjadi perubahan nasib atau kehidupan tokoh cerita. Peleraian merupakan bagian ce- rits yang menjelaskan bagaimana tOKoh cerita berusah~ menye- lesaikan masa1ah yang dihadapinya. Pada bagian akhir, cerita diselesaikan dalam bentuk keberhasilan tokoh cerita :happy ending) ataupun kegagalan tokoh dalam cerit8 (sad eniing).

Terdapat tiga IDacam cara menjalin cerita. Fertana. ja- linan tarik lurus atau biasanya disebut alur naja, Y:litu ke- jadian dari pertama berjalin dengan peristiwa-perist:.wa ber-

ikut~ya sampai mencapai puncak dan akhirnya cerita t iba pada

(12)

penyelesaian. Kedu8, tarik balik (back tracking) bi~sanya

disebut alur mundur. yaitu cerita dimulai bukan dari awaI, melainkan dari bagisn akhir atau bagian tengah, kemndian kembali kepada peristiw8 awal. Biasanya tokoh ceritll dalam slur model ini mengenang masa lalu sebelum peristiwtl dalam

ce rita it u

~emuncak.

Cara ketiga. yaitu jaIi nan cerlta cam -

pursn atau disebut alur campuran, yaitu cars menjal:n cerita bercampur antara alur maju dan slur mundur.

Selanjutnya, dalam hubungan dengan antarperisliw8. se-

car~ kualitatif. alur ada dua macam, yaitu (1) alur erat dan (2) alur Ionggar (Prihatmi, 1990:11). Oalam alur er~t hu- bungan antarperistiw8 sangat menyatu sehingga lidak dapat dihilangkan tanpa merusak keseluruhan cerita. Sebaliknya. dalam alur longgar hubungan antarperistiw8 tidak sepauu slur

erat sehingga jika ada bagian cerita yang dihilangkan, peng- hilangan itu tidak akan merusak keutuhan cerita .

3) Tokoh dan Penokohan

Setiap cerita memiliki tokoh. Tokoh cerita dapat dide- finisikan sebagai individu rekaan yang mengalami peristiw8 dalam sustu cerita. Individu ~ekaan ini dapat beru~a nanu- sia, binatang, atau bends-benda lain yang dianggap a~au di- perankan sebagai manusia (Sudjiman, 1988: 16-21) .

Terdapat berbagai macam cara pengarang lIlel1uncull(an to- koh dalam cerita, misalnya pengarang lIlemunculkan tokl)h yang hanya hidup dalam angan-angan, pelaku melllPunyai daya juang yang keras untuk mempertahankan hidupnya atau pelaku tidak nempunyai sifat-sifat yang khas dalal! kehidupannya.

Berdasarkan fungsinya dalam cerita, tokoh dapat dibeda- kan atas tokoh utama atau tokoh sentral dan tokoh balo'ahan atau tokoh penbantu serta tokoh lataran. Tokoh utana atau tokoh sentral merupakan tokoh yang mempunyai peran penting dalam suatu cerita. Tokoh ini biasanya sering lDuncul dan tentangnya selalu dibicarakan. Tokoh sentral ini dapat di- bedakan atas tokoh protagon is dan tokoh antagonis. Selan-

(13)

9

jutnya tokoh pel1lb3.ntu atau t okoh bawahan merupakan lokoh

yang berperan sepintas dalam

e

erita. Meskipun dem

i

kian, kehadirannY8 sangat diperl

u

kan sebagai penunjang

LO,lOh

sen

-

tral

.

Tokoh l

a

taran

merupakan

tokoh yang menjadi baJian dari

latar eerita.

4) Latar atau Setting

Latar atau setting merupakan tempat peri5tiw8 dalam su-

atu eerita

berlangsung.

Latar

dapat dibagi

atas lat

sr fisik dan latar 505ial. Latar fisik meliputi semua lingkuflgan yang mengelilingi pelaku. termasuk

di

dalamnya

lingkungar

geogra-

fist

rumah tangga. pekerJaan. dan sebasainY8. Latar ~apat

berfungsi

m

enciptakan

ikllm ~tau

suasana tertentu seperti

iklin ~erang. a~an. bahaS18. dan sebagainya (Saad dslam

Prihatmi,

1990:14). Latar

sosial antara lain

diwuJudkan

da-

lam

penggambaran tingkah laku

I tata karama, adat

istiadat, P8ndangan

hidup,

keadaan lOasyarakat dan

bahasa.

Oi sisi

lain, Nurgiyanloro

(1995:227

) membagi

unsur la

-

tar ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, la tar

waktu,

dan

latar

sosial.

Ketiga unsur

latar

inl

saling ter- kait dan saling

mempengaruhi.

Pelukisan ten

tang suas~na

daIam sebuah cerita dapat pula digolongkan sebagai

l~tar.

1.5 Tenpat Penelitian

Penelitian lni dilaksanakan

di Lamno, Kecamatan

Jaya,

Aceh

Barat. Kecanatan ini terdiri atas 7

kemukiman. ~taitu

kellukilOan Kuala

Unga, Lambeusoi,

Kuala

Daya,

Lamlle. Lamno,

Pante Cermen, dan

Keuluang. Penellt1an

dilaksana

kan di KelOukilOan Kuala

Unga, Dess

Keude Unga.

Penilihsn

Desn

ini sebaga 1 tempa t

pene 1 i

t ian

d

idasarkan pada a1asan bah

"'a d i

desa tersebut

masih dapat

dijulOpai

pencerita yang nerguasai

dengan

baik

cerita

rakyat

Daya.

1.6 Data dan Sunber Data

Data

penelitian ini

berupa

tutursn 11san dalam bentuk

cerita

yang

dituturkan

atau

diceritakan oIeh

anggota masya-

(14)

rakat atau tokoh masyarakat yang diyakini masih mengetahui dengan baik cerjta~cerita rakyat yang terdapat di Lamno.

Anggota atau tokoh masyarakat yang dimaksud merupaken in- forman penelitian ini sekaligus sebagai sumber data.

1.7 Hetode dan Teknik Penelitian 1.7.1 Hetode Penelitian

Penelitian 1ni menggunekan metode deskriptif-kuali- tatif. Secara deskriptif, penelitian ini Ilengarah pada pe- mecahan masalah berdasarkan keadaan yang ada pada saat ini.

Data hasll penelitian dideskripsikan dalam bentuk knta-kata, bukan dalaro bentuk angka-angka. S~lanjutnya. secara kualj- tatif dapat dijelaskan bahwa (1) data penelitian ini dikuru- pulkan dalam setting yang ala-miah (natural setting:· dan pe- neliti sebagai instrumen kUnci, (2) bersifat deskriftif, (3)

lebih mengutamakan proses dari-pada hasil, (4 ) analisis data secara induktif. dan (5) makna atau meaning merupakan perha- tian utama (Bogdan dan Biklen, 1990:27).

1.7.2 Teknik Penelitian

Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik ~a­

wancara. Wawancara yang akan diterapkan adalah perpajuan wa- wancara yang tidak terstruktur dan wawancara terstruktur.

Wa~ancara dilakukan dengan informsn (pencerita) seba.iai nara sumber. HasiI wawancara dicstat dan direkam dengan m~ngguna­

kan tape recorder.

Data yang diperoleh dari informan adalah berupa cerita rakyat daerah Daya. Jumlah cerita yanS terkuIDPuI sebanyak lima cerita. Kelilll8 cerita tersebut selanjutnY8 ditrnn- skripsikan dan diterjemahkan ke daIam bahasa Indones:a. Pe- nerjemahan diIakukan secara bebas. Langkah berlkutnyu adalah mencari temB. alur. penokohan. latar cerita. serts JlEngana-

lisis fungsi cerita dan nilai budaya yang terkandung di da- Iamnya.

(15)

BAB II GA HBARAH UHUH DAHRAH PHHllLITIAH

2.1 Letak Geografis

Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Barat IDPrupakEn salah satu kabupaten yang berada dalam wilayah Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Kabupaten ini terletak pada posisi 2 e - 5°16"

Lintang Utara dan 950 - 97°1" Bujur Timur.

Dalam Kabupaten Daerah Tingkat 11 Aceh Barat terdapat 14 kecamatan <sebelum wilayah Pulau Simeulu menjadi kahupa- ten, Aceh Barat ter~iri at as 19 kecamatan). Luas wilayahnya adalah 10.297 km2 . Untuk memperje!as nengenai lUBs daerah menu rut E8sing-nasing kecanatan yang berada dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat 11 Aceh Barat dapat dioermati tabel di bawah ini.

TABEL 1 LUAS KABUPATEN DAERAH T1NGKAT 11 ACEH BARAT DIRINCI HENURUT KECAHATAN

No.

l . 2.

3.

4. 5.

6.

7.

6.

9.

10. 11.

12. 13.

14.

Kecamatan

Daru 1 Hakmur Beutong

Seunagan Kuala Kawai XVI

Johan Pahlawan Sallstiga

Woyla

Sungai Has Tet.n ... 1Il

Krueng Sabee Setia Bakti SallPoiniet Jays

JUlDlah

SUllber: Aceh Barat dalam Angks. 1998:4

LUBS ( kI0 2 )

692 1. 458 960 886 600 196 460 363 601 675 566 629 1.011 624 10097

Kabupaten Daerah Tingkat 11 Aceh Barat terletak di pe- sisir Barat Pulau Sumatera. Kabupaten ini diapit oleh bebe-

11

(16)

rapa kabupaten yang lain. Batas ~ilayah Kabupaten Duerah Tingkat

Ir

Aceh Barat adalah sebagai berikut.

Sebelah Utara berbatas dengan Kahupaten Aceh Besar, Ka- bupaten Pidie. dan Kabupaten Aceh Tengah;

Sebelah Selatan berbatas d~ng8n Samudera Indonesja dan

Kahupaten Aceh Selatan;

Sebelah Timur berbatas dengan Kahupaten Aceh Ten~gara

dan K~bupaten Aceh Selatan;

Sebelah Barat berbatas dengan Samudera lndonesia.

Lokasi tempat pelaksanaan penelitian inl (penelitian

Sastra Lisan dalam ~asyarakat Days) adalah di daerah Lamno Kecamatan Jaya. Daerah inl terletak pada ketinggian antara 6

- 500 meter dari permukaan laut. dengan keadaan alamnYB terdiri dari 60% berbukit-bukit dan 40X daratan. Wil~yah

Kecamatan Jaya juga dialiri oleh sungai-sungai besar dan keeil yang merupakan sarana angkutan bagi penduduk yang bernukin di daerah terpencil.

Kecamatan Jaya terdiri dari 7 kemukinan dan 48 (iesa de- ngan luas wilayah 624 km2 dan berbatas:

Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Besar;

Sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia;

Sebelah Timur dengan Kecamatan Sanpoiniet;

Sebelah Barat dengan Kecamatan Lhong. Kabupaten ACEh Besar, dan Samudera Indonesia.

(17)

13

2.2

Asal Hula Nama Daya

di

Kecanatan

Jays

Henurut Zainuddin (dalam HarjunL 1982: 11) pad,- perte-

ngahan abad XV terjadi peperangan antara Raja

N~gor.

Raja

Pidie. dan Sultan Haidar BahlSnSyah, Raja Pasei, Su1tan Haidpt tewas dan Kerajaan Pasei diku8sai olch Raja Nagor

dari Pidie. Beberapa keturunan Raja Pasei yang selacat dart peperangan itu menyingkir ke negeri lain. Beberapa di antara

mereka ada yang tidak berdaya lagi dan tinggal di sana.

Lama-kelamaan negeri tempat mereka tinggali itu

dina~akan

DaY8.

Henurut Velman, T.J. yang memperoleh cerita ini di

PuIsu Raya, Lhokkruet pada 1903 (dalam Zainuddin. 1932:12)

bahw8 kira-kira pertengahan abad XV, Sultan Inayat Sfah, snak Raja Aceh Abdallah Al'Halik

AI

'

H

oebin. Ilenjadi "aja dan menyebarkan agams Islam di Lambri. Sultan ini mempun',ai tiga anak laki-laki. Yang bung-su bernama Sultan Ala 'addin Riayat Syah. Dar i Lambr i A la' add in in i dengan beberapa peng .i.ku tn ya merantau ke Aceh Barat melelui pegunungan dan sungai

.

Hereka naik rakit di Krueng Lambeusoi dan

rakit

itu kandas, Hereka berusaha meng-gerakkan

rak

it itu, tetapi gagal sehin,rga pangeran putus asa dan menjerit

hana days upaya lee

(tidak berdaya lagi). Hereka berenang

ke

darat, kemudian merdirikan kerajaan di sana yaog dinamakan Kerajaan Daya dan

menyebarkan 8g8ma Islam.

Henurut Abidin

(1980: 18)

Kerajaan Daya dulunya di-

perintah oleh seorang raja yang bernsn8 Datok Pahlawansyah.

(18)

Raja ini mempunyai hubungan dagang yang erat dengan orang-

orang

Portugis vanS telah mulai meng

inja

kk

an

kak

inya

di pan- tai Barat Aceh. Dengan adanya hubungan tersebut terjadilah perkawinan antara

pcn~uduk

8s1i

densan

orang-oranS c

'o

rtuSis.

Hingga sa-at ini di wilayah Kecamatan Jaya dapat ditemui wajah

-

wajah yang mirip orang Portugis. Kemiripan

it~

sangat

kentara terutama pada warns mata yang kebiruan. rambut

perang. dan berkulit putih bersih atau kuning lanssa

t.

Untuk mengusir orang

-o

rang Portugis ,ang telah mengu

-

asai pantai Barat Aceh, Sultan Aceh

~engirim

pasukan ke Ne- seri Daya (Kecamatan Jaya) di bawah pimpinan Sultan Alaidin

Riayatsyah. Sebelum nenghan

c

urkan armada-armada Portugis, pasukan Sultan Alaidi

n

Riayatsyah terlebih dahulu melakluk

-

kan Raja Datok Pahlawansyah.

Sultan Alaidin Riayatsyah dikenal dengan panggilan Po Teu Heureuho m Daya, dan memerintah Negeri Daya sampai akhir

hayatnya

.

Hakam beliau terletak di Gle Daya, Desa KU

:ila Da-

ya. Un

t" L-

mengenang j 8sa- j asa be I iau se lams meller intnh Nege-

ri Daya, setiap tahun bulan Zulhijjah (Hari Rays Qur

l)an) di-

adakan upaears penyembelihan kurban. Upacara ini dikunjungi oleh hSll1pir segala lapisan masyarakat di Aceh.

Sebelum masa penjajahan Bela

nda. Kecamatan Jaya terma-

suk bagisn dari Kerajaan Aceh Darussalam (Aceh Besar seka-

rang). Pada m8sa penjajahan Belanda. Kecanatan Jaya dialih-

kan menjadi wilayah Kabupaten Aceh Barat sampai sekal sng.

(19)

15

2.3 Agana. Adat Istiadal. 505ial Budaya

Sebagaimana halnya masyarakat Aceh secara umum adalah pemeluk agama Islam. Demikian juga di Kecamatan

Jay~

mayori-

tas penduduknY8 beragama Islam. Dengan kata lain, 99,9

% penduduk beragama Islam dan selebihnya. yaitu 0,11 penga~ut

agama lainnY8

(WNI

keturunan

Cina).

Pendidikan agams Islam merupakan faktor utana yang harus dipelajari oleh masyarakat

di sa~ping pendidikan unum. Hal inl terlihat dengan banyak-

nya tempat pengajian dan pesantren di wilayah ini.

Pepatah Aceh nenyebutkan

"

Adat Bak Po Teu Heureuh

om,

Hukom

B~k

Syiah Kuala" yang artinya pencetus adat istiadat adalah Po Teu Heureuhom (Sultan Alaidin Riayatsyah) dan me- ngenai hukum sesuai dengan ajaran Islam dipaparkan oleh u18- ma besar Syiah Kuala (Syeh Abdurrauf).

Sesuai dengan pepatah terseb

ut

, masyarakat di Kl,camatan Jaya masih memegang teguh adat-istiadat leluhurnya s?perti tallpak dalam kehidupan sehari-hari. Kasyarakat di

Kel~amatan

Jays masih mempergunakan adat-istiadat turun-memurun seperti

kanduri blang

(kenduri turun ke sawah).

peucioBP ane.Jk

(memberkati anak bayi). kanduri

rabu sbeh

(kend

uri

huri rabu pada akhir bulan sa

f

ar). dan sebagainya.

2.4 Penduduk Kecamatan Jaya

Penduduk yang mendiaJli Kecamatan Jays berjuftllsh 22.242 jiwa. Hereka tersebar pada tujuh kellukiman dan

48

des a

sebagaimana tergambar pada tabel berikut.

(20)

TABEL 2 NAMA·NAMA DESA DAN MUKJM (WILAY AB KEMUKIMAN) SERTA 1UMLAII PENDUDUK DALAM JCECAMATAN JAY A

...

-_

... __ . __

._---_._-_._---_._----_.

__ ....

_---_

... __

._-_

......

No NamaMukim Nama Desa JumIah Pendudok

Des! Kanukimml . __ .... __ ... __ ... -...

_--_ ...

__ ...

_----_

... __ ... _---_ ..... __ ..

_--

...

_

...

_-

(I) (2) (3) (4) (~)

... __ .... __ ......

_-_._-_._---_

.. __ ...

_._._._-_

...... _ ...

_._-_

..

_-_

...

_----_._-_

..

L Lamno a Meunasah Web 848

b. Pasllf Lamno 199 c. Pante Keutapang 611

d Bait Paob 1014 4528

c. GJe Pwoh 289

f Blball Kruen~ 475 [ Cot Du1ang 390

Lamdurian 445

i Purui 257

2. Latnbeusoi a.. K&a1a 884 b. Ujong Muloh 9-16

c. Teum8Itum 80~

dj_et 1263

c. Alue Mic -l6O 6165

[Bahah Dna 541

it

MClUIssah Tutong 262 Meunasab TeWltoh 156

L Meunasah Royetlk 350

j. Mukbm 498

3. KU3Ia Uoga a. CCUD:On0ng 722

b. Keude nga 417 2248

c. KarclDlg Atcuh 824 d Meudang Gboo 285

4. Lamme 8. MeutmI 38J

b. Lamme 455

c. Sew-ruba 315 2148

d Leope 413

c. lhuct 642

5. Klllla DlYs a. NuS! -169

b. Rumpet 360

c. D81'1It 333

d. ate !:>pt 426 2382

c.GampO~ ~69

[ PantoD 22~

6. Keuluang L Ujo~ S~ndcru:n 221

b. Bob le 257

c. Meudheuo 471

d Sapek 441 2861

e. Lambaroh 339

f Lamtui 234

[ J8D\bo Masi 247 Krueng Tun~ 651

7. Pame Cameo L LamAsan 296

b. Alue Rayek 71

c.S : 454 20~9

d.Pm CCIlDCD 687

c. Sabet 442

[ Maree 109

Jum1ab 22.242

Sumb<:r: Kccun_Jay> dalam Angka. 1998

(21)

17 Hasyarakat yang mendiami wilayah Kecamatan Jay~ umurunya adalah suku bangs~ Aceh. SeIain itu, terdapat juga ras Arab

dan WNI keturunan

Cina. Bai~

ras Arab maupun

WNI

keturunan,

de]sm kehidupan 505181 masyarakat mereka cukup menystu de- ngan masyarsKat setempat.

Hasyarakat Aceh di Kecamatan Jays merupakan penutur ba- hass Aceh dialek DaY8. Selain itu, di daerah inl juga terda- pat kelompok masyarakat Days penutur bahasa Aceh umum. Arti- nya, bahasa Aceh yang dipakai usn dikenal secara umum oleh masyarakat Aceh (bukan bahasa Aceh dialek Daya). Akan halnya

WNI keturunan Cins, mereka--jumlahnya kurang lebih dJa puluh orang--juga menggunakan bahasa Aceh dialek Days sebagai alat

komunikasi sehari

-

hari dengan masyarakat. Untuk berk'munika- si sesamanya, WNI keturunan ini menggunakan bahasa Tionghoa.

2.5 Sastra Lisan dalam Hasyarakat Daya

Sastra lisan dalam Hasyarakat Daya merupakan sa::;tra li- san yang lahir dan berkelllbang di tengah-tengah

lIl8.

syal°l:lkd.t Daya. Hal ini dapat diperkuat oleh kenyataan bahwa snstra itu diee

ritakan

seeara lisan. Penceritanya adalah ornng- cranS tua

yanS

lIlemang memiliki kemahiran dan

kegelllarnn

ber

-

cerita. Dslalll sustu aeara, misalnya. untuk lIlengisi

w

Lk tu senggang, seorang tua tua akan lIlenuturkan cerita kePltda pen- dengar yang beragalll baik anak

-

anak, relllaja, dan juga orang-

oranS tua. Cerita biasa pula dituturkan oleh seorang nenek

(22)

kepada cucunya atau seorang ibu kepada an8knya, dan inl bi- asanya berlangsung pada saat-saat menjelang tidur.

Cerita-cerita yang berkembang dalam masyarakat Daya ada yang c! iangsap sebasa 1 cer i ta yang benar-benar t~r':; ad j dan ads puIs yang hanya dianggap sebasai dongeng. Cerite "Teuma-

leuk" merupakan c~rita yang dianggap benar-benar teljadi pa- da zaman dahulu karena buktinY8 masih dapat dilihat sampai

sekarang, yaitu sebuah bukit batu yang berbentuk kSfal di Gunong Gle Kapai. Desa Teumaleuk. Gerita lain yang juga di-

anggap benar-benar terjadi adalah "Po TeulOeureuhom'. "Krueng Pung ki" yang berasal dari nama seorang Panglima Gina, Ong Phune: Kie. dan ·'Ri.llueng Daya". Sebaliknya, eerita seperti

"eik Beuranak", "Haba Peulandok·', ··Gunong Gle Cuplek'· . meru- pakan sebagian darj cerita ysng oleh masyarakat setempst cenderung dianggap sebagai dongeng semata.

(23)

BAS III

STRUKTUR, FUNGSI, DAM HILAI BUDAYA DALAH CERITA RAKYAT DAYA

Dalam bab ini dipaparkan analisis struktur, fungsi. dan n

tlai budays dalam cerita rak'lat masyarakat Days. Analisis

struktur meliputi ( 1) tema. (2) alur . (3) penokohan. dan (4 )

latar atau setting. Cerita rakyat Daya yang dianalisis dalam penelitian ini adalah cerita "Teumaleuk" dan

"eik

Beuranak".

3.1 Haba ·'Teu.II.sleuk" (Cl!rita Henceraikan)

Nibak si Ilalam bak saboh SampanS Ihlll rumoh panggong la-

he sidroe aneuk agal!l "yeng jroh rupa. Uleh oreuog cikjih aneuk agam "yan geupeunan Ismsil. Uroe meuganto uro". bu-

leuen meuganto buleuen, sampoe then pih meuganto si Nyak Is- mail meutsmah rayek badanjih lam ngon ceudah bak pellgah ha- ba. Si Nyak Ismsil cukop geugaseh le dua ureung cikJih.

Buet atawa keureuja ureung eik si Ismail nyae nakeuh geumeutani. geumeublang ngon geumeulampoh. Sideh di blang geupula pade, teuma di lampoh geupula pisang, timon. reutek, ngon laen-laen nyeng jeul geupubloe bak uroe peukan Si

Ismail nyoe meunyoe musem blang seuba U blans, teumE bak jan laen lom geuba u lampoh sajan-sajan. Udep ureung nYEIn eukop mubahgia.

Cit kajeut keu adat udep di gampong. Heunyoe nfn Ismail di ureung gampong geuhoi si Hae atawa si Hain. Heunsn eit si Ismail bunoe. Di gampons jih geuhei nan si Hain. He~nan eit di rumoh. Hak ngon ayah jih pih seuhei ci Hain atawa Nyak Hain. Si Hain nyoe beuthat jih aneuk ureung gasien, tapih ulee jih cukop that eeudah. Watee jikalon kapai meulayeu bak babah kuala nyeng hana jeuoh ngon rumoh jitl, dijih teupikie eukop mangat meunyoe geutanyoe jeut keusidroe nahuda. Hana

le payah tajak ceumatok di blang atawa tajak mita kayee u gle. Leubeh mangat tameulayeu lam laot raya jeut ta kalon

nanggroe nyeng laen. Heunsn sabe teusuwe lam ate di si Nyak Hain.

Ka keuheundak Po Nyeng Hahakuasa, nibak si uroe ayah si Hain ka saket. Phon sijuek ngon saket ulee. Q' h ban Iheuh geujeb ie on meulu sijuek ngon saket ulee nyan pih ka puleh.

1euma Ihee uroe o "h Iheuh nyan saket lagee sot meuri~ang

teuma. Saket nyeng jinoe leubeh brat nibak baroe sa. Watee Ilalall kayem geulleurathok. Teungku Pakeh pih geuhei gl~uyue

meurajah ngon peuget ubat. Ka limong seupot ayah si 1sin geurajah ngon geuseumbo di Teungku Pakeh. Heunyoe takheun

saket meurambong atawa diseullbo le jen, Ihee goe neu~ajah

19

(24)

bak Teungku Pakeh bias8 eit kapuleh. "Nyoe

peunyaket

nyoe eit laen leupah,

"

Heunan geupeugah le Teungku Pakeh.

"

Beuthat beumeunan ta ci eit ikhtiyeu, nyeng peupuleh

Tuhan ...

Jeut takheun peuubat ngon cara gampang k~ abeh

ikhtiyeu. Ayah si

Hain ma~en

brat saket. Nibak si malam

deun~on

su nyenS ka leumoh, ureung elk nyan geumpuwGsit bak mak si

Hain

, "Ta udep beujroh ngon tajaga aneUK agaa

geutanyoe beuget-get. Tajok beut beujeut keu teungku.

Hareuta nyengna Ion

keub

ah meuhat blang seureuta lampoh, pakiban cara ta meujeut-meujeut ta meuudep ngon si Agam.

Hana trep o'h Iheuh nyan ayah si Hain

~ih

geuwoe bak Tuhan

. W

ate umu goh lam geunap nam then si

Ha

in kajeut keu aneuk

yatim.

Pakriban keuh udep si

H

ain ngon

Hak

jih? Mal: si Hain teutap geumeugo ngon geumeulampoh. 5i Hain pih ditolong ube- be nyeng jeut.

H

eujan-jan si Hain ditolong mak jih ji angkot kayee mangun, diangkot pade lam blang, koh naleung keubeu ngon peulob keubeu lam weu. Bsk watee laen si

Hain jijak

keumawe bak babah kuala. Trep nibak trep teuma si Hain pih kajeut keu sidroe aneuk muda. Hak jih pih maken si uroe maken tuha laju. Teunaga ka mulai kureung. Buet meugoe ngon buet meulampoh jinoe

ka

jipubuet

l

e si Hain.

Nibak si uroe bak bineh kuala wate piyoh

keum8ws, si

Hain teupike keudroe. "

Meu

nyoe lage nyoe sabe, sampoe sn tuha udep Ion hana neuubah-ubah.

m

eu

'

u, meulampoh, atawa keulllawe.·'

Heunank

eu

h

jikheun lam ate jih. "

Heuny

oe meunan bak keuh

kujak

meuranto. Watee ka kaya kugisa teuroa",

"H

eunyoe

ka kaya

inte

uk

, mak pih

hana

le udep seungsara."

Watee singoh jih si Hain pih jilake izin bak Ila{ jih

~eujak

meuranto. O'h

Iheuh

pajoh bu beungoh, si

Hain jillarit

ngon mak jih.

"

Hak, dilon niet meujak neuranto, meujak miLa peng, rolta

raseuki

bak nanggroe laen. so teupeu sing)h ngon doa-doa droeneuh Ion ek mudah

raseuki."'

Watee geudeu

ngoe si

Ha

in jimarit lagee nyan, bak j

ih

pih teuiem teuseupo{. Brat that bak ate geuh b..;upeuleuh si

H

S.l.1I jitinggai nangg

:·oe.

Aneuk geuh eit nyan saboh. Heunyoe

hana

le si

Hain

inteuk.

so lom nyeng tu long gob nyan meu'ue di blang. Teuma

disambong

lam le

si

Hain, ··Hak hane

peu sosah, 10n j;lk hana trep.

Heunyoe

singoh

ka le

e

peng laju Ion

gisa

keunou

tapeuget runoh beulagak. tabloe

bIeng

beuluwah,

ng

on tabloe

keubeu

beu le." .. Heunyoe

lageenyan ka peugah. kaj

eu t hai aneuk kupeuizin kajak

meuranto.

TeulII8.

wa

tee trok u nnnggroe gob bek tuwoe keu Tuhan, bek tinggai

seunayang~

ngon beuget-

get bak

tabadroe."

Heunankeuh

wasit

Hak

si

Hain nibal.

beungoh

nyan

.

5ingoh bungoh jih

wate

mata uroe goh Ion get trnng,

ngon

beukai bu kulah seureuta Iaen-laen peu-peu nyeng na geubungkoh le Ilak jih, si

Hain

pih jibot langkah

jit~nggai

gampong,

Ngon

ie mata iIe mak si

Ha

in geupand

ang

anelk geuh

beurangkat

keud

eh u

rant

o u nanggroe nyeng hana geutllkreban

rupa. Si

Hain

jiatoe langkah keudeh bak mata uroe lot. Ute

un

(25)

21

deungon blans, rimba ngon t8mah. ban dum

jila

ngkah u)eh

sam-

lakoe, hingga trah sampoe bak miens kuala. Teuma di sinsn na

saboh kapai nyeng teungoh meusaoh. Ureung lam kapai nyan ka sbeh beukai ie jeb. AW8~ kapai nyan jiteungoh u dar~t jijak

mita

ie

tabeu. Si Hain pih jitolong peutunyok teumpat ie

tR-

beu nibak saboh

~on

di dalam uteun. Teuma

o'

h Iheuhryan si

Hain pih jipaka~ le nahuda kapai meulayeu sajan-sajan.

Treb nibak treb si Hain meulayeu lam laot raya, padum

boh nanggroe kalheuh teupiyoh. Kapai nyan pih katr

oh

bak

teumpat tujuan, saboh nanggroe nyeng cukop makmu. Bsk nang-

groe nyan keuh si Hain udep meuranto. Bak Naggroe nyan si Main dimeuniaga sampe meuploh than sampoe a'h Iheuhnyan jeut keusidroe sodagar kaya n8 toko meuh ngon ns kapai. Si Hain kajeut keusidroe nahuda. Teuma di nang-groe nyan na sidroe sodagar rayek

,

ureung kaya l

am ~euceuhu.

Ngon aneuk ureung kaya nyan keuh si Haln

jimeukawe

n. dars canden ceudeh rups

.

Hibak si uroe, Putroe Ti, peurumoh toke atawa nahuda Hain, meuchen keu laot. Putroe Ti

~euheut

meujak meulayeu u laot raya.

Teu~a

di nahuda Hain geuyue peungui saboh kapai raya ban lagoe istana raja untuk seuba Put roe Ti meulayeu sajan-sajan. Bak uroe nyeng ka geupileh, teuma kapai nahuda Hain pih ka jitinggai peulabohan beurangkat u laat raya.

Cukop that seunang ngon mubahgia Putroe Ti bak arong laot sajan-sajan ng

on Cut

Bang Hain. Cuaea pih sabe get, laot teunang hana meuriyeuk. Watee uroe ka malam awak lam

kap~i

ji meunyanyi ngon jimeunari tiop biula. Heunan keuh sabe padum uroe ka.

Teuma laen keuheundak Tuhan, Bak saboh malam ujeun jitoh angen pih jipot. Laot harok ka lagee geumpa. Ureung

lam kapai kayo teumakot. layeu angen pot teuplah keu.jua.

TeulOa di langet meutum geulanteu. kilat Ileubaheu Ileu(!ahya- eahya, Sideh di langet hana deuh bin tang, meunankeuh malam eit seupot beta. Ureung lam kapai ka jimueueap, Alla1 1

Tuhanku neubri keu kamoe beuglah bak bahya. Angen ba(!e ngon uj(;un raya ka

j

i peuanyot kapai hana meuho arah.

Angl~n

ngon ujeun jipiyoh rab beungoh uroe. Awak kapai pih jigantoe layeu nyeng ka beukah

.

Watee uroe kasaree beungoh, kapainyan pih kasok nibak saboh krueng. Bak bineh kruens nyan deuh bak u. bak pineung, seureuta bak kayee laen. Deuh eit di sinan blang nyeng ban lheuh geupula pade. Daerah nyan nakenh saboh Sampons·

Watee nahuda Hain jaga nibak teumakot keu angen puteng beu lions beunoe. teukalon digobnyan akan gampong nyan. Teuma

teupike peu gobnyan teungoh geumeulumpoe? Geucuba

eUT~iet

asoe geuh seukeumeung peusaheh peugeullelullpoe peu kon. Watee geueutiet asoe pih na meunyum. saket. Nyan geupuphom

.

digobnyan kon geumeu!umpoe. Geukalon bak u, ge

u

kalon bak kuini bak bineh krueng, geukalon blang bak bineh gIe

,

geukalon rUlIloh-rulDoh nyeng na d i sinan sang-sang

gall~long

nyan cukop geuturi le Teungku nahud8.. Wate geu

kalon bak

Ilaneang raya di bineh uteun, laju teuseuheh lall ate,

"

Nyoe

keuh Sampong Ion

."

"Hak Ion bak lagee katrep kamate

.'

(26)

Teungku Nahuda pih geupeurintah geuyue beurangkat lsnja, tapih kapai han jitem meugrak le. Kapai "yen ka sok hana le days.

Teuma beungoh kasaree peungeh, ureung gampang nyan ka geubeudoh geujak u krueng. Sandum ureung Sampang teukeujot

hena ban, watee geukalon saboh kapai rays ka jimeus8oh.

Ureung Sampang bandum jiteubiet jak cellngeuk kapai nyan.

Awak nyan teutahe-tahe sabe keudroe. Seupoe kapai nyan?

Teunt~ kapai nyen ata ureung kaya. Sce ureung kays nyan?

So nshuds v8pai nyan?

W~tee ureung gampanS geukalon nahuds di dalam kapai, bandum ureung nyan teupeh-peh dhoe sang-sang geuturi nshuda

kapai. Nahuda kapai nyan karab meuhi ngon si Main a~ak

Sampang nyan nyeng katreb jijak meuranto. Peukeuh nahuda kapai nyan cit si Hain? Heunankeuh teusuwe ate di ureung gampong. O'h ka rame ureung peusaheh. nahuda kapai nyan

nakeuh si Nyak Hain nyeng katreb hana jiwoe u gampong. Padum keuh seunang ate ureung gampong watee geutupeu si Ny~k Main. slnroe aneuk yatim. kajeut keu sod agar kaya. Ureung gampong pih geumeuucap pujoe keu Tuhan Allah Ta"ala.

Ban siseun lanja. sidroe ureung laju geuplueng keudeh bineh gle geujak peugah bak mak si Main. "Nek Wa, Ne< Wa, neujak keunoe beubagah, jeh si Nyak Hain droeneuh ka troh jiwoe, jipuwoe kapai rab ube donya. Jih jinoe kajeut keu ureung kaya. kajeut keusodagar. kajeut keunahuda. dilon hana kumeusulet. Nyeng kupeugah nyan beutoi.·· Teuma ngon ie mata meucrok-crok seuot Hak si Nyak Hain. "Pujoe keu Tuhal hai aneuk ~eutuah. ulon kakeubah jinoe katroh kagisa. p811yang umu aneuk meutuah ... heuk ... heuk ... heuk ... , ,. N/Bn keuh mantong nyeng jeut geupeugah le Hak si Hain. Dada gellh sang nyum ka beukah ngon rass bahgia. Aneuk agam seuh nyellS ka mel.lploh thon gadoh dimata uroe nyoe katroh j igisa. 51)e ureung nyeng han meubungong ate.

Ngon geh-goh laju 0i mak si Hain geujak u dapu. Geujak taguen bu keu bijeh mata. Geuyop ngon sulie geuproh-proh apui. Geuseuob cingkhui lawok ngon saka. Geulayu on pisang keu teumpat geukulah bu , sina~ ~dk dapu meudodb-doda Hasak on murong geuboh lall cawan sereuta as am seulilleng muda.

Teuma o'h Iheuh nyan geulangkah laju. geujak intat bIt keu ayeulI III a ta.

Tuboh kapijuet badsn kabungkok. mata pih kalhok di

ureung tuha. Ok pih kaputeh kulet pih ka krot, sabe uroe tot sideh lam paya. Hak si Hain geujak laju rijang-rijang.

geukeumeu peutrang peukeuh beutoi nahllda kapai nyan lmeuk gobnyan si Nyak Hain. O' h ban sore troh sideh bineh l<rueng, geukalon ureung rOllle logoino. Geukalon kapai raya thft

leupah, sang-sang ka reubah di ureung tuha. Dari jeu(lh deuh geukalon nahuda kapai nyan teungoh duek dua deungon lnong

jih. Inong nahuda lagak leupahna. "O'h nyan keuh meUfleunte Ion," kheun mak si Hain lam ate geuh.

Teuma sideh di dalam kapai. nahuda Hain diceung~uk u darat. Deuh jikalon sidroe ureung inong tuha bungkok geuba

(27)

23

a~ih. Teusuwe lam ate jih nyan keuh mak Ion, nyan keuh

ureung chik Ion nyeng kalreb Ion tinggai. Baten nahuda Hain ka jimuprans, meunyoe kumeungaku nyan ureung chik Ion, dilon male keu inong ngon keu aneuk buah kapai. Han patot Ion

sidroe nahuda kaya, sidroe sod agar rayek, mak Ion ureung

tuha bungkok lagee nyan rupa. Hyan bit-bit han palot. Heunan

keuh jikheun lam ate nahuos Hain.

Lantaran ~an ek le geutheun ate teuingaL ke~aneuk

saboh. ~~k si Hain geuyue peujimbrang droe geuh ngon jaloe bak ureung Sampang. Geuyue ba bak kapai raya. O'h ban sare troh bak kapai nyan, Hak SI Hain geulangkah lanja keudeh lam kapai. Watee karab to ngon Nahuda Hain, geupandang sigoe teuk peukeuh beutoi nahuda nyan aneuk gobnyan. Watee

geukalon bak bineh keung ns bacut parot, eunchit rhot bak rinyeun watee si Nyak Hain nantong geudoda. Hana sal~h lee.

nyoe keuh aneuk Ion si Nyak Hain.

Ngon ie mata ile ureung tuha nyan geumarit rijs1g,

"Wahee aneuk Ion aneuk meutuah, ngon tu Ions Allah ka troh tagisa, heuk ... heuk ... heuk ... nyoe pat na bacut Ion ba bu kulah, nyoe nyeng na mudah asam ngon sira. Teuma ~'h

Iheuh nyan mak si Hain pih geulangkah laju, geuneung uem sigoe Tuan nahuda.

Ureung lam kapai ka abeh tahee watee jikalon ur~ung

tuha nyan. Tuan Putroe Ti pih seudeh hana ban, sayanlt putroe nyan keu ureung tuha. Oi si Nyak Hain jipeujioh droe, watee ureung tuha nyan ka geupeuto bak j ih. Geukalon nahuda lagee nyan 18gee, seudeh that atee di ureung tuha. "Hai an~uklon

Nyak Hain, peu hana lee ka turi Ion ureung chik kah, Ion mak kah, Ion ureung peulahekeuh." "Ka pandang beuget hai aneuk meutuah,"

Teuma seuot nahuda Hain. "Oilon hana kuturi gata hai nek tuha. Hak Ion hana le ka treb ka mate, Yoh Ilantong uclep

kulet geuh puteh ceuda~ ngon rupa, hana bungkok lagellnyan 1011 meuek mata." Heunyoe peureulee keuseudeukah jeut kubri jinoe, tapih uek tajak meungaku-ngaku droe teuh ureutlg chik

Ion. " "Tacok bungkoh nyan tapuwoe keudeh yoh gohlom l:u peupo

u krueng,"

Tuan Putroe Ti pih geupeugah haba, "Wahe e Cut Hang.

kadang cit beutoi ureung tuha nyen mak droe neuh, be~.

neumale neumeungaku bak keu Ion, bak keu kamoe. Anger. puteng beuliong buklam nyan eit teukeudi Tuhan mangat droent:tuh

meureumpok ngon ureung chik neuh."

"Pane na, ureung nyan eit geumeungaku-ngaku drat: geuh

mak Ion seubab Ion ureung keya." Bungkoh bu kulah nyt::ng ne bak keu laju jisipak teubapo u krueng. Teuma mak si ~ain

geuurot dada. Ate geuh anco, ie mata ile meusak lam cada.

"Kajeut hai aneuk, bak seubab Ion katuha, tuboh kabungkok. ma ta kaseupot, j id roekah kaj eu t keu ureung kaya, j incte ka melee kameungaku Ion makkeuh, hana peu hai aneuk meutuah,

hana teuingat kah meubacut ~atee ubet kah uroe jeh k~tingkue

kuba u blang kuba u lampoh, tapajoh lDeu alakada. TeuEa bek salllpoe hai aneuk meutuah, kah jeut keu aneuk daroehaMa."

(28)

"Hai tuha bungkok . . . bek lee that tapeugah haba . ..

talroen keudeh nibak kapai Ion.' "Jak laju tron beubagah."

Hak si Hain geutron kapai geu ek lam jaloe, geulheung dua blah jaroe geulakee doa, "Ya Allah ya Tuhanku ... droenkeuh saksi si Hain nyan aneuk Ion ya Allah, urae nyoe jih han lee jimeungaku Ion ureung chik jih. nyoe bandum Ion seurahkan ban huko~ droeneuh ye Allah,"

Ban doa nyan leuh geubaca. anSen pih jipot, ujeun pih

jjtroen . Sideh di langet kilat meusabong-sabong _.,

geulanteu meuron pih meuhayak donya. le krueng nyeng phon leunang laju meuubah jeut keu bakat rays. Kapai Nahuda Hain dilambong-lambong dihayak-hayak lagee peuleupeuk ba~ teungoh laot. Uroe nyeng peungeh seupot-seupeut laju lam sigra.

Ureung lam kapai subra hana ban. lagee eina karam meJnankeuh rupa. Nahuda Hain j inoe teulah han bagoe, teu ingat ~eudroe aneuk darohaka. Teuma ~aju ~eumeusu rijang, " Ha ... e, ms ... e, ... drocneuh nak Ion, neupeuampon desya 10n.

Neupeuallpon e mak meutuah. ulon that teulah kadaroha{B.."

oari jeuoh mak si Hain geudeungoe aneuk geuh lakee 8npon tapih keuheundak Tuhan ka geupeutron bala. "Hanjeut Lon peuampon le hai ancuk meutuah, keudeh bak Allah tapeuseurah droe ...

Hana padum treb o"h Iheuh nyan kapai Nahuda Hain ngon bandulIl asoe jih pih karalD. Hana le sodagar kaya, hanu le Putroe Ti ceudah. bandum ka leupah abeh binasa.

Bade jipiyoh ujeun pih pirang, uroe pih katrang lagee biasa. Bak teumpat kapai karam bunoe nyeng na deuh i~ meu- dhok-dhok lage jaroe ureung Ihalll lakee tulong. Treb-Lreb o"h

lheuh nyan bak teumpat kapai karam nyan jeut keu saboh gu- nong. Gunong ny~n cukop hi lagee kapai Nahuda Hain. Gunong

kapai nyan mantong jeut takalon sampoe an uroe nyoe. Nyan keuh nyenS geukheun Gunoflg Gle Kapai. GallPong teul!lpat. karam kapai nyan geuboh nan Gsmpong Teul/18Jeuk. Gampong teullpat ka- pai Nahuda Hain meulayeu geukheun Gampong Kuala seubLb dilee uroejeh disinan eit na saboh kuala. Seudan,k?~ Ga~POfig Teu- maleuk. artijih gampong teumpat sidroe aneuk han jitleng le mak jih atawa jilaleuk lIIak jih lantaran jih kajeut kEtU

ureung kaya. Aneuk nyeng lagee nyan geukheun aneuk dfrohaka. Teuma Gunong Gle Kapai nakeuh di Gampong Teumaleuk. ~eunan­ keuh asai usui nan Gampong Teumaleuk ngon Gunong Gle Kapai.

3.2 Terjemahan Cerita "TeulIsleuk"

Pada sustu malam di sebuah kampung dalsm sebuah rumah pnnggung lahir seorang anak laki-laki yang rupawsn. Cleh orang tuanya anak laki-Iaki itu diberi Ismail. Hari berganti

hari, bulan berganti bulan, salllpai tahun pun bergsnti. Isma- i1 bertambah besar badannya lagi bijak bicaranya. Ismai1 cu- kup disayangi oleh kedua orang tuanya.

P&kerjaan kedua orang tua si Isnail di kampung adalah bertani. bersawah dan berkebun. oi sauah ditanami padi, se-

(29)

25

dangkan di kebun ditanami pisang, mentimun, kacang panjans,

dan 18il1-18in yang bisa dijual pada hari pasar. Si Ismail

ini pada Dlusim ke saw-ah dibawa serta ke sawah. dan pada lain

waktu dibawa

ke

kebun berS8m8-S8m8. Kehidupan keluarga ini

cukup

berbahaSia.

Hemang sudah menjadi tradisi hidup di kampung. Jika I1S-

manya Ismail. orang kampung memanggilnya si

Hae

atau si Hain. Begitulah

si

Ismail.

Oleh orang

kampungnY8 ia dipang- gi1

si

Hain. BeBitu juga

orang

tuanya di rUflah

mem~nggilnya

si Hain atau si Nyak Hain . Si H~in ini walaupun dia bukan

anak

orang

berada. otaknY8 cukuplah

cerdas. Waktu

melihat kapal berlayar di muara yang tidak terlalu

jauh

dari kam- pungnya, dia berpikir alangkah enaknya

jika

kita men,jadi seorang nakhoda.

Kit~

tidak perlu lagi mencangkul di sawah atau mencari kayu

ke hutan.

Enak sekali kits

berlaya~

di

laut lepas bisa melihat negeri yang lain. Bcgitulah

3e1alu terpikir oleh

si

Hain

keeil.

Sudah

menjadi

kehendak Yang

Hahakuasa, pad~

suatu hari ayah si

Hain

jatuh sakit. Pertama demam dan

sakit

kepala.

Kemudian sesudah minum ramuan

air

bunga, demam dan

sakit

kepalanya sembuh. Namun tiga hari

kemudian sakit

yan1f seper- ti itu terulang kembali. Sakit yang

sekarang

lebih

parah da-

ri ,ang kemarin.

Waktu

malam dalsm tidurnya ia serin!f meng-

igau. Teungku Pakeh pun dipanggil untuk

'meurajah '

dun bikin obat.

Sudah

lilla nalalfl ayah si

Hain 'geurajah'

dan

~reuseum­

bo oleh

Teungku Pakeh. Akan

tetapi

sakitnya tak kun.:iung berkurang jus. Jika sakitnya karena

'

disapa

'

oleh

jin

hutan biasanya tiga kali ken a

'neurajah'

teungku Pakeh lanE[Sung sembuh.

"Ini

penyakit ini memang lain

sekali," kata

"eungku Pakeh.

"Walaupun

begitu

kita

harus berikhtiar, Tuhan yang yang menyembuhkan.

Boleh dikata pengobatan dengan

cars

kampung sudfth

habis

usaha. Sakit ayah si

M

ain bertambah parah. Pada

suat~

malam dengan

suara

yang sudah mulai lemah.

orang tua

itu bt:' rpesan pads ibu si

Main, "Jagalah

anak

kita

baik-baik.

antarkan

dia

ke tempat

mengaj

i supaya

nanti

menjadi

'teungku '

(ust ad).

Harta yang

S3r~

tinggalkan ha •• /slah sepetak sawah dan sepe- tak kebun, bagaimanalah caranya supaya kalian

berdua

dapat hidup dengan

peninggalan yang

tak seberapa itu." Tidak be- rapa lama

kemudian

ayah si

Hain

pun

menghembuskan

nafas yang terakhir. Belum genap enam tahun usia. si

Hain

sudah menjadi yatim.

Bagaimanakah kehidupan si

Hain

dan ibunya selanjutnYa?

rbu si

Hain

tetap bersawah dan berkebun. Si

Main

pun memban-

tu-ban tu ibunya sebatas yang bisa ia lakukan. la memotong

rumput untuk kerbau

dan

memasukkannya ke dalam kandang pada

sore hari. Pada

~aktu

lain ia juga membantu ibunya meng-

angkat padi

di

sawah.

W

aktu senggangnya sering

diisi

1engan

memancing di muars sungai, Waktu pun

terus bergulir. rbu si

main bertambah tua. sedangkan si

Main

kini sudah

menjadi

se-

orang

pemuda yang gagah. Pekerjaan

bersauah

dan berkebun ki-

ni lebih ban

yak

ditangani

oleh si Hain.

Referenties

GERELATEERDE DOCUMENTEN

terjsdi sengketa , pimpinan menelsah dan mempertimbangkan segala aspek dalam menentukan sebuah penyelesaian yang dapat diterima semua pihak. Keputusan demikian

rnengetahui ceritera- ceritera masyarakat Lamno tentang Sultan Shalatin Alaidd in Riayat Syah yang mendirikan kerajaan Islam Daya , hubungan- nya dengan sumber -sumber

tidak murni secara hukum adat,misalnya, golongan a111i waris adalah berdasarkan ketentuan hukum faraid , tetapi besarnya bahagian waris masing-masing ahli waris i

i kan kongkrit kedua masyaraknt nelayan berbeda. Yaitu lcbih lues dan l ebih patensil araal penangkapan ikan nslayan Padang Seurahet. Dan kondisi tersebut ,

Dana 3antuan l'embangunan Desa (Bandes) adalah meru pakan suatu dana d~i pernerlntah dalarn r~mgka pemerctaan , penycbaran pembangunan d :m .lemantapan uo~ gotong

siologi~ dBn psikologis yang dupat mempengaruhinya. Set1er kelompok ma5yarekat mempunyalsuatu poln tcrscn- diri d~lam memperoleh , rnenggunakan dan ncni1~1 makanonan

Tujuan yang hendak dica- pai melalui penelitian ini ialah pendiskripsian profil pero- buat jimat sebagai orang yang dianggap memiliki ilmu gaib di.. tengah- tengah

masyaraka t punya cara tersendiri dalam memberi pe~il~ian atau pengharga. memberik~n khuthbah Jum'at, memimpin tahlil~ sha~adiyyah dan do' a. Pengakuan dan