Laporan Penelitian
DARUSSALAM
ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS! , DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA RAKYAT MASYARAKAT DAYA
KABUPATEN ACEH BARAT
Oleh:
TEUKU ALAMSYAH
Staf Pengajar pada Fakultas Keguruan dan IImu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
PUSAT PENELlTIAN ILMU SOSIAL DAN BUDAYA UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2000
Puji dun s yukur ke hadiral Allah swl. yang tel~h meli~
pahkan rahnal-NY8. sehinSb8 penulison laporan in] dapat ter- selesaikan. Laporan penelitian yool1 berjudul "Analisis
Struktllc, Fungsi, darl Hilai Budl\ya dala.m Ceritn Rakyat Ha- syarakaL 08Y8 Aceh Baral" ini merupakan salah satu upaya pendokullcntasian cerita-ceruta cakyat yang pernah ads dan berkcllbang dala.ll masyarakat Days, Lallno. Aceh Bacat . Pendo-
kUl'lcntasian tersebut dipandang penting Ilcngingat cerita-ce- eita rakyat yang pernah adu di dacrah Days ads kecenderunsan sCI18kin kurang dillinati oleh 1l8syarakatnya sehingga jikhawa- Lickan suatu ketika ceriLa-cerita rakyaL itu akan hi Lung bersana berlaluIlY8 waktu.
Penelitian ini dapal terlaksana berkat bantUBn liaei berbagai pihak. Oleh karena itu. penulis tidak lupu I~cng
ucapkan tC'rillB kasih kepada Kepala Pusat Penelit.ian n llu Sosi81 dan Budaya beserta staf yang telah menberikan kesen patan. dan binbingan sejak awal 108sa pclatihan hingga lapor- an 1.nl. terselesaikan. Terina kasih juga penulis s8mpuikan kepada Drs. Saifuddin Hahmud. M. Pd .• Des. Hukhlis. It.S . • Des. W i ldan. H. Pd, Drs. Huh8.llmad Harun. H. Pd. dan pura scjawat pada Program Studi Pendidi kan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unsyiah yang telah lIemberi lIasukan dan sar8.Il- saran pada lIasa-1I8SB awal penelitian dan pada saat pcmyusun- an laporan penelitian inL
Pengullpulan data penelitian dapat terlaksana densan ba- ik berkat bantuan dari lIasyarakat di Peukan Lamno dan Desa Keude Unga. Terina kasih yang tulus penulis sanpaikar kepada Abang Teuku Thantawi sekeluarga yang telah banyak neIbantu penulis selana berada di Lamno. Denikian juga Ilcapan terina kasih penulis sampaikan kepada Abu Cek USllan Kuala Unga dan Ayah Nek T. H. Yusuf sebagai penutur Iltalla cerita ra~yat Da- ya kepada penulis. UC8pan terill8 kasih penulis sampaikan ju- ga kepada pihak- pihak yang telah turut serta menuturkan ce-
i i
ritu-cerila rakyat Daya kepada penulis Ileskjpun dalam bentuk yang tidak Iengkap. Hallun. SeflUa inforll8si itu cukup besar Ilanfaatnya.
Akhirnya. penulis I1enyadari bahwa hasi I penelitian ini 1l8sih Ilellerlukan penyellpurnaan lcbih lanjut dftn ioi sesuai dengan sebuah hadih Ilaja Aceh yaog juga populer di Daya.
yaitu Hibllk pu!;oh bahle l1euntenl1. ni bak buta bahle juleng.
Penulis dengan lapH.Ilg dada aknn lIeneriJ:l8 !:Hlran- ::>arall dari peIlbucu. Selloga Iaporan sederhana ini dapat berllunfaat khu- susnya bagi IlBsyarakat Daya dalam upayu pelestarian salah sotu kekayaan buduya daerah Days.
Bands Aceh, 12 Desellb(!r J999 Penulis.
Drs. Tcuku Alallsyah, H. Pd.
i i i
K.ATA PEHGANTAR ... . . . .. . .•.•. .••. _ .. _ . .. i i DAFTAR 151 . _ . . . ... _ . . .. .. . . .... __ ... j v
Bsb I Pendahuluan . . . ...•.... 1
1.1 Perulltlsan don PCllbatnsan Hasalnh . _ .•.. . . 1.2 TUjullfl Penelitian ... _ .... _. _. __ . _.. 4
1.3 Kontribusi Penelitian . . . • . . • ... _. 4 1.4 Kerangka Teori . . . .. _. 5 1.5 TClDpat Penelitian .. __ . __ . . . ... .. .. . . •. 9
1.6 Data don SUllber Data . . . .. . . • . . . 10
1.7 HetoJe dun Tcknik Penelitian ... 10
1.7.1 Hetode Penelitian . . . ...•....•.. _ 10 1.7.2 TekIlik Penelitian ___ . __ . . . _. __ .. _. _. _ •..•.. 10
Bab 11 Gambaran UIlUIl Daerah Penelitian _ . . . • . . . 11
2.1 Letak Geografis . . . _ . . ... . . _ . . . _. 11 2.2 Asal Hu la HanR Daya d i KeC81latan Jaya . . .•. . . 13
2.3 Agama. Adat-Istiadat, 50sia1 Budaya ... 15
2.4 Penduduk KeCKllatan Jays . . . ... .. . .. .. .. .. 15
2.5 5astra Lisan dalam Hasyarakat Daya . . . 1'1 Bab III Struktur. l"ungsi. dan Hilai Buadaya Dalam Cerita Rakyat Hasyarakat DaYB . . . 19
3.1 Haba "Teumaleuk- . . . ... 19
3.2 Terjellahan Cerita Teullaleuk ...•.... 24
3.2.1 Analisis Struktur Ceritn Teumaleuk . . . • . . •... 24
3.2.2 Analisis Fungsi dsn 8ilni dalam Cerita Teullaleuk . . . ... . ... 35
3.3 Haba "Cik Beuranak" 36 3.4.1 Terjcllahan Cerita "eik Beuranak- . . . 42
3.4,1 Analisis Struktur Cerita -Cik Beuranak" 3.4.2 Analisis Fungsi dan Hilai Budaya 48 dalam Cerita "Cik Beuranak" . . . . ... 52
Sab IV Sillpulan dan Saran . . . " . . . , . . . . ,., . , 53
4.1 5illpulan . . . .. . , . . . •••... 53
4.2 Saran ... , . . . ••...• _ . . • . . . • . . •..•..•... , .. 54
DAFTAR PUSTAKA
55iv
SAS I PENDAIIULU AN
1.1 Perumusan dan Pembatasan Hasalah
Dalam k~bu~ayaan masyarakat lama dikenal bebernpa ben- tuk s8stra 1isan. 01 antara bentuk-bentuk sastrs lisan yang merupakan hasil cipta masyarakat lama (tradisional) itu ada- Ish peribahasa. pantun, syair. dan preS8. Bentuk-bentuk ke- susastraan itu diciptakan oleh masyarakat untuk memenuhi ke- butuhan hidupnya. yakni sebagai alat mengekspresikan pikiran dan perasaan serta sebagai alat menyampaikan petuah-petuah dan pendidikan.
Sastrs lisan yang hidup dalam sustu kelompok masyarakat dikenal puIa sebagai cerits rakyat. Cerits rakyat merupakan salah satu bentuk folklor yang berkembans dalam suatu kelom- pok masyarakat dan merupakan milik masyarakat yang b~rsang
kutan. Folklor adalah sebagian kebudayaan sustu kolektlf yang tersebar dan diwariskan turun-temurun, di antar, ko-
lektif macam apa saja. secara tradisional dalam versi yang berbf!da, baik dalsm bentuk lisan mauPun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat bantu pengingat (Danandjaja, 1994,2) .
Lebih lanjut dijelaskan olen Danandjaja ( 1994:3) bahwa ciri-ciri folklor adalah (a) disebarkan dan diwarisknn seoa- ra lisan, (b) bersifat tradisional dalam bentuk yang relatif tetap/standar, (0) adD dalam versi-versi. bahkan varian-va- r1an yang berbeda. (d) bersifat anonim. (e) berbentul: beru- mus, berpola. ( f ) berkegunaan di dalam kehidupan ber~ama su- atu kolektif. (g) bersifat pralogis. artinya memiliki logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. (h) menjadi milik bersama dari kolektif tertentu, dan (i) folklol pada
umu~nya bersifat polos dan lugu sehingga sering terkesan ka- sar , terlalu spontan.
Folklor yang terdapat dalam suatu komunitas masyarakat memiliki fungsi tertentu. Fungsi yang dimaksud adalah seba- gai (8) sistem proyeksi. yakni sebagai pencerminan angan-
8ngan suatu kolektif, (b) slat pengesahan pranata-p~anata
dan Iembaga-Iembaga kebudayaan, (c) ",lat pendidikan anak, Cd) alat pemaksa dan pengaw85 agar norms-norma masyttrakat akan selalu dipatulli oleh anggota kolektifnya (Danandjaja, 1991;19; Hutomo. 1991;69--70'.
Berkaitan dengan hal tersebut, pertanyaan y~g bis8 di- kembangkan yaitu: apakah peraosn sastrs (foIklor) di dalam masyarakat; sedikit atau banyakkah ia mencerminkan budaya dan tata susunan masyarakat; jika ia merefleksikan keadaan masyarakat. apakah yang direfleksikan itu keadaan yang se- benarnya ata~kah hanya vans tertampak dari lusr saja; dan apakah ia sebagai reflektor dari lIJasyarakat berperanan aktif ataukah pasif (Hutomo, 1991:18) .
Dalam masyarakat Days di Lamno hingga kini masih dapat dijumpai folklor lisan daIam bentuk cerita rakyat yang meru- pakan hasil warisan turun-temurun. Cerita rakyat yang dimak- sud dapat dibagi atas tiga kelompok, yaitu mite, leg~nda.
dan fabel. Ketiga bentuk cerita rakyat ini memiliki 1i18i sosial maupun nilai budaya sebagai cerminan kehidupan lIasya- rakat Daya pada kurun waktu tertentu. Cerita-cer ita tersebut diceritakan dengan lisan secara turun-temurun. Akankah ceri-
ta-cerita rakyat itu terus hidup untuk beberapa dekatle yang akan datang merupakan sebuah pertanyaan yang suli t uutuk di- jawab. Kenajl.::':1 delam bidang ilmu pengetahuan dan telmologi daIam era Slobalisasi ini akankah merupakan kemundurtn atau bahkan kehilangr:.rl suatu aset kebudaysan tradisional )'ang sa- rat dengan nilai-nilsi?
Hal ini mengingat bahwa setiap kebudsyasn cepat atau lambat senantiasa mengalami perubahan sejalan dengan per- ubahan masysrakat pendukungnya serta pesatnya teknolcgi yang melands. Pergantian generasi dalam suatu masyarakat maupun perluasan interaksi sosial ke luar Iingkungan masyarakat dapat merangsang perkembangan kebudayaan yang bersangkutan.
Berbagai penenuan dan perekayasaan yang terdorong oleh kebu- tuhan yang timbul karena perkembangan masyarakat dapat mem-
~
pengaruhi kebudayaan setempat. Demikian pui
skemajuEn tekno-
logi yang memperlancar perpindahan penduduk dan kemLdahan komun i kas i te Ish mempermudah dan lIlempercepat pen yebs ran unsur-unsur kebudayaan melintasi batas-batas ~ebudayaan 111115 ing-mas ing.Proses kontak budaya yang berjalan dengan cepat dan de-
ngan intensitas yang
ti~ggiternyata telah menimbulkan ke-
khawatiran banyak bangsa di dunia bahwa kebuda
yaan mereka ak8n musnah. Oi tingkat nasional, perkembangan kebudayaa
n bangs a yang pesat tersebut telah menimbulkan kekhawatiran?kan melunturkan identitas budsY8 suku bangs a yang tersebar di kepulauan nusantara ini.
Berdasarkan ke
nyataan tersebut diharap
kanada
u~ayamenggali dan mengungkapkan serta
mengukuhkan nilei-nilai budaya daerah karena mempunyai potensi i
ntegratif dan masih relevan dengan tuntutan zaman. Untuk itu perlu dipiklrkan pengembangan nl1ai-nilai baru yang dapat berfungsi
s,~bagaiacuan gun a mengembangkan si
kap dan pola tingkah laku masya-rakat yang sedans mensalami proses perubahan dan
perl{e~bangan.
Bebe
rapa nilai budaya
yang perlu diangkat dari J,
hasanah budaya daerah adalah nilai-nilai luhur yang terkandurg di dalamnya. Dalam berbagai peryujudannya, nilai-nilai luhur
itu antara lain terdiri atas beberapa nilai ya
ng mencermin- kan nilai
religius (keagamaan), ni1al filsafat (ajarsn), nilai etika (moral), dan nilal est
etika. Nilai-nilal
tersebut mendidik manusia untu
kme
njadi hamba Tuhan yangsaleh, IDanusia yang bijaksana, berbudi pekerti luhut, dan mencintsi kein
danan (Hazin An
ir,
19S6:xii). Di sisi lain,bila dilihat relevansi sastra daerah de
ngan nilai budayaakan ter
wujud dalam fungsinya sebagai (1) afirmasi. yaitu
menetapkan
norma-norma so
sio bu
daya yang ada pad a
waktu
tertentu, (2) restorasi, yaitu mengungkapkan keinginan
kepada nilai yang suda
hlama hilang , dan (3) negasi, v-aitu
memberontak atau mengubah nilai yang berlaku.
Dal",m lIlasyarakat yang sedans berkembang sepert:. haln:,.-.,
masyarakat Indonesia sekarans ini, berbasai bentuk Itebudaya- an daerah termasuk cerita
-cerita rakyat Daerah Daya
,bukan
hal yang mustahil akan terabai
kanjika upaya-
upaya yang me
-nuju pelestarian tidak dilakukan. Oleh
karen~itu, cikha-
~atirkan cerita rakyat Daya akan hilang begitu saja atau
tidak
dikenali Iagi. Dengan demikian, penelitian se
cara
khusus terhadap masalah tersebut dipandang penting ~ntukdilaksanakan.
Berdasarkan ulasan di atas, masalah yang dikajj sehu
-bungsn dengan cerita rakyat daerah Days adala
hsebagai ber
-ikut.
1) Bagaimanakah gambaran struktur cerita rakyat daerah Daya Aceh Barat?
2) Basa
imanakah fUngsicer
ita rakyat sebagai salah satu wa- risan budaya nenek moyang dalam masyarakat
Daya
Aceh 8a
rat?
3)
Nilai-nilai buda
yaapakah yang terkandung dalam cerila rakyat daerah Daya Aceh Barat?
1.2 Tujllan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengumpulkan sastra li3an dalam ben
tukcerita
ra
kyat
dae
rah Daya
A~ehBer at
un~ukdidokumentasikan dalam bentuk teks dan diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia. Se lain itu,penelitian ini juga
ber
tuju
an memerikan
hal-
hal be
rjkut.
1
)Gallbaran struktur cerita rakyat daerah Da
yaAceh Ha
rat.
2) Fungsi ce
rita rakyat dalall kehidupan lIl as
yarakat Daya Aceh
Barat.
3) Nila
i-
nilai buda
ya yangterkandung dalam cer
ita rakyat daerah Days Ace
hBarat.
1.3 Kontribusi Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi
s~bagaiberikut. Pertama
.pengkajian terhad ap budaya
da
erah ~erupa-5
pakan salah satu upaya pelestaribn budaya bangsa. Hnsil pe
- nelitian 1nl akan sangat bermanfaat sebagai salah satu doku-mentasi cerita
rakyatdi A
ceh. Rectu8, hasil
pen~litjan 1nldi~arapkan akan
dapat menumbuhkan rass cinta den
ra~a memi-liki
masyaraKat setempatterhadap khasanah
budays d~erahnya.Ketiga, hasil penelitian Ini diharapkan dapat menjad i sum-
bang an terhadap pengajaran bahasa
dansastra
daerahsebagai
muatsn lokal.1.4 Kerangka Teari
Istilah sastrs lisan dalam bentuk cerita rakyat merupa- kan
terje
mahan bahasa Inggris
oral literature.Sastra
lisan mencakup ekspresi kesusastraan warga suatu kebudavaan yaog disebarkan secara turun-temurun secara li5an (dari mulut ke mulut). Sastra lisan memiliki ciri-ciri (1) penyebarannya melalul mulut, maksudnya ekspresi budaya yang disebarkan ba- ik dari segi waktu maupun ruang melalui mulut, (2) 19.hir di dalam nasyarakat yang masih bercorak tradisional. (3) meng- gsmbarkan ciri-ciri budaya sustu masyarakst, (4) mer~pakanmilik masyarakat karena tidak diketahui siapa pengar1ngnya.
(5) bercorak puitis. teratur. dan berulang-ulang, (6) tidak mellentingkan fakta dan kebenaran, tetapi melliliki fungsi penting di dalam masyarakat, (7) terdiri dari berbaglti ver- si. dan (8) Ilenggunakan gaya bahasa sehari-hari, meniiandung dialek, kadang-kadang diucapkan tidak lengkap (Sadi Hutomo,
1991,3--4) .
Penelitian ini merupakan penelitian struktur. O:eh ka- rena itu, kerangka tecri yang digunakan dalam penelitian ini adalah teor t struktoral. Teori-tecri yang digunakan (Islam penelitian ini antara lain mengacu pada konsep teori yang dikemukakan oleh Esten (1987), Sudjiman (1988), Nurgiyantoro (1995) dan juga beberapa ahli lain yang Ilellbahas teori
struktural tersebut. Dengan demikian, teori tentang struktur meliputi masalah tema. alur, penokohan, dan latar cerita
( setting). Uraian tentang struktur sebuah cerita adtlah se- bagai berikut.
1) Temo
Setiap karya sastrs mempllnyai ide atau dasar eerita.
SelanjutnY8 oerdasarkan ide atau dasar tersebutlah sebuuh
cer~tb disusun. Ide atau dasar cer ita disebut tema. Tema me- rupakan persoalan yang diungkapkan dalam sebuah ciptasastra
(Esten. 1987:22). Tems dapat berupa masalah yens menjadi po- kok pe~bicaraan atau yang menjadi inti topik dalam SJstu pembahasan (Kusdiratin. 1985:59). Tema dapat juga disebut sebagai gagasan yenS mendasari karya sastrs (Sujiman,
19~B:51). Di sisi lain. Aminuddin (1987:91) mengataksn bahwa tema adalah ide yang mendasari sustu cerita sehingga berpe- ranan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memlparkan ksryanys.
Ginarsa (1985:5) ~enjelaskan bahws tema merupakan makna karya sastra secara keseluruhan. Tema yang dipilih o' eh se- orang pencerita erat sekali hubungannya dengan sroanat atau pesan yang ingin disampaikan kepada pendengarnya. Tella dan amanat dalam sebush karya sastra dapat diungkapkan SHears eksplisit (tersurat) dan implisit (tersirat). Tema yEng se- ring dijumpsi dalanl sastrs lisan cenderung bersifat cidak- tis, terutama dalam bentuk pertentsngsn antara kebaikan dan keburukan, kejujuran dsn kebohongan, keadilan dan kezaliman, dan sebsgainya.
Terdapat tiga macam cara yang dapat digunakan untuk me- nentukan tems dalam sebuah karya sastra, yaitu (1) melihat
persoalan yang paling menonjol, (2) persoslan mana yang pa- ling bsnyak menimbulkan konflik, yakni konflik yang melahir- kan peristiwa-peristiwa, dan (3) menghitung waktu pencerita- an, yaitu waktu yang diperlukan untuk menceritakan peristi- wa-peristiwa ataupun tokoh-tokoh di dalam karya sastrs sehu- bungsn dengan persoalan yang bersangkutan.
7
2) Alur Cerita
JaIinan antara persoalan-persoalan dalam
sebua.l
karya sastra disusun dengan sustu jaIioan peristiw8 yang diseleksi dan diatur dalam waktu. JaIloan peristiwa inl dapst dikala- kan sebagai alur atau plot.Alur dalalD sebuah r;erit'3. secara Ullum dibagi ke dalam tiga bagisn . yaitu bagisn 8wal (eksposisi) , bagian tengah (komplikasi), dan bagian akhir (resolusi). Bagian 8llal dapat dibagi lasi kt:: dalam tiga subbagian, yaitu paparan (exposi-
tion), rangsangan ( inciting moment), dan gawatan (r-ising BC-
tion). Bagian tengah di~agi laSI ke dalam tiaa subbLgian . yaitu pet tikaian (conflict). perumi tan (complication), dan klillaks. Bagian akhir sebuah slur dapat dibagi lagi ke dalal) diJ8 subbagian. yaitu peleraian (falling action) dan penyele- saian (denoulI1ent) (Sudj iman. 1988: 30).
Bagisn swal cerita merupakan bagian penyampaian infor- masi awal ten tang tokoh atau hal lain sebagai pembuka ceri- ta. Pada bagian ini pendengar disiapkan dan sekaligus di- rangsang untuk ingin tahu kelanjutan cerita. Selanjutnya pertikaian dala~ cerita merupakan bagian yang mengganbarkan perselisihan yang timbul antara para tokoh cerita karena adanya dua kekuatan yang berbeda. Berikutnya cerita neng- gambarkan tentang suassna pertikaian menuju klimaks cerita.
Pada bagian klimaks, pertikaian dan perumitan dalam ~erit8
sampai paaa tahap puncak sehingga terjadi perubahan nasib atau kehidupan tokoh cerita. Peleraian merupakan bagian ce- rits yang menjelaskan bagaimana tOKoh cerita berusah~ menye- lesaikan masa1ah yang dihadapinya. Pada bagian akhir, cerita diselesaikan dalam bentuk keberhasilan tokoh cerita :happy ending) ataupun kegagalan tokoh dalam cerit8 (sad eniing).
Terdapat tiga IDacam cara menjalin cerita. Fertana. ja- linan tarik lurus atau biasanya disebut alur naja, Y:litu ke- jadian dari pertama berjalin dengan peristiwa-perist:.wa ber-
ikut~ya sampai mencapai puncak dan akhirnya cerita t iba pada
penyelesaian. Kedu8, tarik balik (back tracking) bi~sanya
disebut alur mundur. yaitu cerita dimulai bukan dari awaI, melainkan dari bagisn akhir atau bagian tengah, kemndian kembali kepada peristiw8 awal. Biasanya tokoh ceritll dalam slur model ini mengenang masa lalu sebelum peristiwtl dalam
ce rita it u
~emuncak.Cara ketiga. yaitu jaIi nan cerlta cam -
pursn atau disebut alur campuran, yaitu cars menjal:n cerita bercampur antara alur maju dan slur mundur.Selanjutnya, dalam hubungan dengan antarperisliw8. se-
car~ kualitatif. alur ada dua macam, yaitu (1) alur erat dan (2) alur Ionggar (Prihatmi, 1990:11). Oalam alur er~t hu- bungan antarperistiw8 sangat menyatu sehingga lidak dapat dihilangkan tanpa merusak keseluruhan cerita. Sebaliknya. dalam alur longgar hubungan antarperistiw8 tidak sepauu slur
erat sehingga jika ada bagian cerita yang dihilangkan, peng- hilangan itu tidak akan merusak keutuhan cerita .
3) Tokoh dan Penokohan
Setiap cerita memiliki tokoh. Tokoh cerita dapat dide- finisikan sebagai individu rekaan yang mengalami peristiw8 dalam sustu cerita. Individu ~ekaan ini dapat beru~a nanu- sia, binatang, atau bends-benda lain yang dianggap a~au di- perankan sebagai manusia (Sudjiman, 1988: 16-21) .
Terdapat berbagai macam cara pengarang lIlel1uncull(an to- koh dalam cerita, misalnya pengarang lIlemunculkan tokl)h yang hanya hidup dalam angan-angan, pelaku melllPunyai daya juang yang keras untuk mempertahankan hidupnya atau pelaku tidak nempunyai sifat-sifat yang khas dalal! kehidupannya.
Berdasarkan fungsinya dalam cerita, tokoh dapat dibeda- kan atas tokoh utama atau tokoh sentral dan tokoh balo'ahan atau tokoh penbantu serta tokoh lataran. Tokoh utana atau tokoh sentral merupakan tokoh yang mempunyai peran penting dalam suatu cerita. Tokoh ini biasanya sering lDuncul dan tentangnya selalu dibicarakan. Tokoh sentral ini dapat di- bedakan atas tokoh protagon is dan tokoh antagonis. Selan-
9
jutnya tokoh pel1lb3.ntu atau t okoh bawahan merupakan lokoh
yang berperan sepintas dalam
eerita. Meskipun dem
ikian, kehadirannY8 sangat diperl
ukan sebagai penunjang
LO,lOhsen
-tral
.Tokoh l
ataran
merupakantokoh yang menjadi baJian dari
latar eerita.4) Latar atau Setting
Latar atau setting merupakan tempat peri5tiw8 dalam su-
atu eerita
berlangsung.Latar
dapat dibagiatas lat
sr fisik dan latar 505ial. Latar fisik meliputi semua lingkuflgan yang mengelilingi pelaku. termasukdi
dalamnyalingkungar
geogra-fist
rumah tangga. pekerJaan. dan sebasainY8. Latar ~apatberfungsi
menciptakan
ikllm ~tausuasana tertentu seperti
iklin ~erang. a~an. bahaS18. dan sebagainya (Saad dslamPrihatmi,
1990:14). Latarsosial antara lain
diwuJudkanda-
lam
penggambaran tingkah laku
I tata karama, adatistiadat, P8ndangan
hidup,keadaan lOasyarakat dan
bahasa.Oi sisi
lain, Nurgiyanloro(1995:227
) membagiunsur la
-tar ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, la tar
waktu,dan
latarsosial.
Ketiga unsurlatar
inlsaling ter- kait dan saling
mempengaruhi.Pelukisan ten
tang suas~nadaIam sebuah cerita dapat pula digolongkan sebagai
l~tar.1.5 Tenpat Penelitian
Penelitian lni dilaksanakan
di Lamno, KecamatanJaya,
AcehBarat. Kecanatan ini terdiri atas 7
kemukiman. ~taitukellukilOan Kuala
Unga, Lambeusoi,
KualaDaya,
Lamlle. Lamno,Pante Cermen, dan
Keuluang. Penellt1andilaksana
kan di KelOukilOan KualaUnga, Dess
Keude Unga.Penilihsn
Desnini sebaga 1 tempa t
pene 1 it ian
didasarkan pada a1asan bah
"'a d idesa tersebut
masih dapatdijulOpai
pencerita yang nerguasaidengan
baikcerita
rakyatDaya.
1.6 Data dan Sunber Data
Data
penelitian iniberupa
tutursn 11san dalam bentukcerita
yangdituturkan
ataudiceritakan oIeh
anggota masya-rakat atau tokoh masyarakat yang diyakini masih mengetahui dengan baik cerjta~cerita rakyat yang terdapat di Lamno.
Anggota atau tokoh masyarakat yang dimaksud merupaken in- forman penelitian ini sekaligus sebagai sumber data.
1.7 Hetode dan Teknik Penelitian 1.7.1 Hetode Penelitian
Penelitian 1ni menggunekan metode deskriptif-kuali- tatif. Secara deskriptif, penelitian ini Ilengarah pada pe- mecahan masalah berdasarkan keadaan yang ada pada saat ini.
Data hasll penelitian dideskripsikan dalam bentuk knta-kata, bukan dalaro bentuk angka-angka. S~lanjutnya. secara kualj- tatif dapat dijelaskan bahwa (1) data penelitian ini dikuru- pulkan dalam setting yang ala-miah (natural setting:· dan pe- neliti sebagai instrumen kUnci, (2) bersifat deskriftif, (3)
lebih mengutamakan proses dari-pada hasil, (4 ) analisis data secara induktif. dan (5) makna atau meaning merupakan perha- tian utama (Bogdan dan Biklen, 1990:27).
1.7.2 Teknik Penelitian
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik ~a
wancara. Wawancara yang akan diterapkan adalah perpajuan wa- wancara yang tidak terstruktur dan wawancara terstruktur.
Wa~ancara dilakukan dengan informsn (pencerita) seba.iai nara sumber. HasiI wawancara dicstat dan direkam dengan m~ngguna
kan tape recorder.
Data yang diperoleh dari informan adalah berupa cerita rakyat daerah Daya. Jumlah cerita yanS terkuIDPuI sebanyak lima cerita. Kelilll8 cerita tersebut selanjutnY8 ditrnn- skripsikan dan diterjemahkan ke daIam bahasa Indones:a. Pe- nerjemahan diIakukan secara bebas. Langkah berlkutnyu adalah mencari temB. alur. penokohan. latar cerita. serts JlEngana-
lisis fungsi cerita dan nilai budaya yang terkandung di da- Iamnya.
BAB II GA HBARAH UHUH DAHRAH PHHllLITIAH
2.1 Letak Geografis
Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Barat IDPrupakEn salah satu kabupaten yang berada dalam wilayah Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Kabupaten ini terletak pada posisi 2 e - 5°16"
Lintang Utara dan 950 - 97°1" Bujur Timur.
Dalam Kabupaten Daerah Tingkat 11 Aceh Barat terdapat 14 kecamatan <sebelum wilayah Pulau Simeulu menjadi kahupa- ten, Aceh Barat ter~iri at as 19 kecamatan). Luas wilayahnya adalah 10.297 km2 . Untuk memperje!as nengenai lUBs daerah menu rut E8sing-nasing kecanatan yang berada dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat 11 Aceh Barat dapat dioermati tabel di bawah ini.
TABEL 1 LUAS KABUPATEN DAERAH T1NGKAT 11 ACEH BARAT DIRINCI HENURUT KECAHATAN
No.
l . 2.
3.
4. 5.
6.
7.
6.
9.
10. 11.
12. 13.
14.
Kecamatan
Daru 1 Hakmur Beutong
Seunagan Kuala Kawai XVI
Johan Pahlawan Sallstiga
Woyla
Sungai Has Tet.n ... 1Il
Krueng Sabee Setia Bakti SallPoiniet Jays
JUlDlah
SUllber: Aceh Barat dalam Angks. 1998:4
LUBS ( kI0 2 )
692 1. 458 960 886 600 196 460 363 601 675 566 629 1.011 624 10097
Kabupaten Daerah Tingkat 11 Aceh Barat terletak di pe- sisir Barat Pulau Sumatera. Kabupaten ini diapit oleh bebe-
11
rapa kabupaten yang lain. Batas ~ilayah Kabupaten Duerah Tingkat
Ir
Aceh Barat adalah sebagai berikut.Sebelah Utara berbatas dengan Kahupaten Aceh Besar, Ka- bupaten Pidie. dan Kabupaten Aceh Tengah;
Sebelah Selatan berbatas d~ng8n Samudera Indonesja dan
Kahupaten Aceh Selatan;
Sebelah Timur berbatas dengan Kahupaten Aceh Ten~gara
dan K~bupaten Aceh Selatan;
Sebelah Barat berbatas dengan Samudera lndonesia.
Lokasi tempat pelaksanaan penelitian inl (penelitian
Sastra Lisan dalam ~asyarakat Days) adalah di daerah Lamno Kecamatan Jaya. Daerah inl terletak pada ketinggian antara 6
- 500 meter dari permukaan laut. dengan keadaan alamnYB terdiri dari 60% berbukit-bukit dan 40X daratan. Wil~yah
Kecamatan Jaya juga dialiri oleh sungai-sungai besar dan keeil yang merupakan sarana angkutan bagi penduduk yang bernukin di daerah terpencil.
Kecamatan Jaya terdiri dari 7 kemukinan dan 48 (iesa de- ngan luas wilayah 624 km2 dan berbatas:
Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Besar;
Sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia;
Sebelah Timur dengan Kecamatan Sanpoiniet;
Sebelah Barat dengan Kecamatan Lhong. Kabupaten ACEh Besar, dan Samudera Indonesia.
13
2.2
Asal Hula Nama Dayadi
KecanatanJays
Henurut Zainuddin (dalam HarjunL 1982: 11) pad,- perte-
ngahan abad XV terjadi peperangan antara Raja
N~gor.Raja
Pidie. dan Sultan Haidar BahlSnSyah, Raja Pasei, Su1tan Haidpt tewas dan Kerajaan Pasei diku8sai olch Raja Nagordari Pidie. Beberapa keturunan Raja Pasei yang selacat dart peperangan itu menyingkir ke negeri lain. Beberapa di antara
mereka ada yang tidak berdaya lagi dan tinggal di sana.Lama-kelamaan negeri tempat mereka tinggali itu
dina~akanDaY8.
Henurut Velman, T.J. yang memperoleh cerita ini di
PuIsu Raya, Lhokkruet pada 1903 (dalam Zainuddin. 1932:12)bahw8 kira-kira pertengahan abad XV, Sultan Inayat Sfah, snak Raja Aceh Abdallah Al'Halik
AI'
Hoebin. Ilenjadi "aja dan menyebarkan agams Islam di Lambri. Sultan ini mempun',ai tiga anak laki-laki. Yang bung-su bernama Sultan Ala 'addin Riayat Syah. Dar i Lambr i A la' add in in i dengan beberapa peng .i.ku tn ya merantau ke Aceh Barat melelui pegunungan dan sungai
.Hereka naik rakit di Krueng Lambeusoi dan
rakititu kandas, Hereka berusaha meng-gerakkan
rakit itu, tetapi gagal sehin,rga pangeran putus asa dan menjerit
hana days upaya lee(tidak berdaya lagi). Hereka berenang
kedarat, kemudian merdirikan kerajaan di sana yaog dinamakan Kerajaan Daya dan
menyebarkan 8g8ma Islam.
Henurut Abidin
(1980: 18)Kerajaan Daya dulunya di-
perintah oleh seorang raja yang bernsn8 Datok Pahlawansyah.
Raja ini mempunyai hubungan dagang yang erat dengan orang-
orang
Portugis vanS telah mulai meng
injakk
ankak
inyadi pan- tai Barat Aceh. Dengan adanya hubungan tersebut terjadilah perkawinan antara
pcn~uduk8s1i
densanorang-oranS c
'ortuSis.
Hingga sa-at ini di wilayah Kecamatan Jaya dapat ditemui wajah
-wajah yang mirip orang Portugis. Kemiripan
it~sangat
kentara terutama pada warns mata yang kebiruan. rambutperang. dan berkulit putih bersih atau kuning lanssa
t.Untuk mengusir orang
-orang Portugis ,ang telah mengu
-asai pantai Barat Aceh, Sultan Aceh
~engirimpasukan ke Ne- seri Daya (Kecamatan Jaya) di bawah pimpinan Sultan Alaidin
Riayatsyah. Sebelum nenghan
curkan armada-armada Portugis, pasukan Sultan Alaidi
nRiayatsyah terlebih dahulu melakluk
-kan Raja Datok Pahlawansyah.
Sultan Alaidin Riayatsyah dikenal dengan panggilan Po Teu Heureuho m Daya, dan memerintah Negeri Daya sampai akhir
hayatnya
.Hakam beliau terletak di Gle Daya, Desa KU
:ila Da-ya. Un
t" L-mengenang j 8sa- j asa be I iau se lams meller intnh Nege-
ri Daya, setiap tahun bulan Zulhijjah (Hari Rays Qur
l)an) di-adakan upaears penyembelihan kurban. Upacara ini dikunjungi oleh hSll1pir segala lapisan masyarakat di Aceh.
Sebelum masa penjajahan Bela
nda. Kecamatan Jaya terma-suk bagisn dari Kerajaan Aceh Darussalam (Aceh Besar seka-
rang). Pada m8sa penjajahan Belanda. Kecanatan Jaya dialih-
kan menjadi wilayah Kabupaten Aceh Barat sampai sekal sng.
15
2.3 Agana. Adat Istiadal. 505ial Budaya
Sebagaimana halnya masyarakat Aceh secara umum adalah pemeluk agama Islam. Demikian juga di Kecamatan
Jay~mayori-
tas penduduknY8 beragama Islam. Dengan kata lain, 99,9
% penduduk beragama Islam dan selebihnya. yaitu 0,11 penga~utagama lainnY8
(WNIketurunan
Cina).Pendidikan agams Islam merupakan faktor utana yang harus dipelajari oleh masyarakat
di sa~ping pendidikan unum. Hal inl terlihat dengan banyak-nya tempat pengajian dan pesantren di wilayah ini.
Pepatah Aceh nenyebutkan
"Adat Bak Po Teu Heureuh
om,Hukom
B~kSyiah Kuala" yang artinya pencetus adat istiadat adalah Po Teu Heureuhom (Sultan Alaidin Riayatsyah) dan me- ngenai hukum sesuai dengan ajaran Islam dipaparkan oleh u18- ma besar Syiah Kuala (Syeh Abdurrauf).
Sesuai dengan pepatah terseb
ut, masyarakat di Kl,camatan Jaya masih memegang teguh adat-istiadat leluhurnya s?perti tallpak dalam kehidupan sehari-hari. Kasyarakat di
Kel~amatanJays masih mempergunakan adat-istiadat turun-memurun seperti
kanduri blang
(kenduri turun ke sawah).
peucioBP ane.Jk(memberkati anak bayi). kanduri
rabu sbeh(kend
urihuri rabu pada akhir bulan sa
far). dan sebagainya.
2.4 Penduduk Kecamatan Jaya
Penduduk yang mendiaJli Kecamatan Jays berjuftllsh 22.242 jiwa. Hereka tersebar pada tujuh kellukiman dan
48des a
sebagaimana tergambar pada tabel berikut.
TABEL 2 NAMA·NAMA DESA DAN MUKJM (WILAY AB KEMUKIMAN) SERTA 1UMLAII PENDUDUK DALAM JCECAMATAN JAY A
...
-_
... __ . __._---_._-_._---_._----_.
__ ...._---_
... __._-_
......No NamaMukim Nama Desa JumIah Pendudok
Des! Kanukimml . __ .... __ ... __ ... -...
_--_ ...
__ ..._----_
... __ ... _---_ ..... __ .._--
..._
..._-
(I) (2) (3) (4) (~)
... __ .... __ ......
_-_._-_._---_
.. __ ..._._._._-_
...... _ ..._._-_
.._-_
..._----_._-_
..L Lamno a Meunasah Web 848
b. Pasllf Lamno 199 c. Pante Keutapang 611
d Bait Paob 1014 4528
c. GJe Pwoh 289
f Blball Kruen~ 475 [ Cot Du1ang 390
Lamdurian 445
i Purui 257
2. Latnbeusoi a.. K&a1a 884 b. Ujong Muloh 9-16
c. Teum8Itum 80~
dj_et 1263
c. Alue Mic -l6O 6165
[Bahah Dna 541
it
MClUIssah Tutong 262 Meunasab TeWltoh 156L Meunasah Royetlk 350
j. Mukbm 498
3. KU3Ia Uoga a. CCUD:On0ng 722
b. Keude nga 417 2248
c. KarclDlg Atcuh 824 d Meudang Gboo 285
4. Lamme 8. MeutmI 38J
b. Lamme 455
c. Sew-ruba 315 2148
d Leope 413
c. lhuct 642
5. Klllla DlYs a. NuS! -169
b. Rumpet 360
c. D81'1It 333
d. ate !:>pt 426 2382
c.GampO~ ~69
[ PantoD 22~
6. Keuluang L Ujo~ S~ndcru:n 221
b. Bob le 257
c. Meudheuo 471
d Sapek 441 2861
e. Lambaroh 339
f Lamtui 234
[ J8D\bo Masi 247 Krueng Tun~ 651
7. Pame Cameo L LamAsan 296
b. Alue Rayek 71
c.S : 454 20~9
d.Pm CCIlDCD 687
c. Sabet 442
[ Maree 109
Jum1ab 22.242
Sumb<:r: Kccun_Jay> dalam Angka. 1998
17 Hasyarakat yang mendiami wilayah Kecamatan Jay~ umurunya adalah suku bangs~ Aceh. SeIain itu, terdapat juga ras Arab
dan WNI keturunan
Cina. Bai~ras Arab maupun
WNIketurunan,
de]sm kehidupan 505181 masyarakat mereka cukup menystu de- ngan masyarsKat setempat.Hasyarakat Aceh di Kecamatan Jays merupakan penutur ba- hass Aceh dialek DaY8. Selain itu, di daerah inl juga terda- pat kelompok masyarakat Days penutur bahasa Aceh umum. Arti- nya, bahasa Aceh yang dipakai usn dikenal secara umum oleh masyarakat Aceh (bukan bahasa Aceh dialek Daya). Akan halnya
WNI keturunan Cins, mereka--jumlahnya kurang lebih dJa puluh orang--juga menggunakan bahasa Aceh dialek Days sebagai alat
komunikasi sehari
-hari dengan masyarakat. Untuk berk'munika- si sesamanya, WNI keturunan ini menggunakan bahasa Tionghoa.
2.5 Sastra Lisan dalam Hasyarakat Daya
Sastra lisan dalam Hasyarakat Daya merupakan sa::;tra li- san yang lahir dan berkelllbang di tengah-tengah
lIl8.syal°l:lkd.t Daya. Hal ini dapat diperkuat oleh kenyataan bahwa snstra itu diee
ritakanseeara lisan. Penceritanya adalah ornng- cranS tua
yanSlIlemang memiliki kemahiran dan
kegelllarnnber
-cerita. Dslalll sustu aeara, misalnya. untuk lIlengisi
wLk tu senggang, seorang tua tua akan lIlenuturkan cerita kePltda pen- dengar yang beragalll baik anak
-anak, relllaja, dan juga orang-
oranS tua. Cerita biasa pula dituturkan oleh seorang nenek
kepada cucunya atau seorang ibu kepada an8knya, dan inl bi- asanya berlangsung pada saat-saat menjelang tidur.
Cerita-cerita yang berkembang dalam masyarakat Daya ada yang c! iangsap sebasa 1 cer i ta yang benar-benar t~r':; ad j dan ads puIs yang hanya dianggap sebasai dongeng. Cerite "Teuma-
leuk" merupakan c~rita yang dianggap benar-benar teljadi pa- da zaman dahulu karena buktinY8 masih dapat dilihat sampai
sekarang, yaitu sebuah bukit batu yang berbentuk kSfal di Gunong Gle Kapai. Desa Teumaleuk. Gerita lain yang juga di-
anggap benar-benar terjadi adalah "Po TeulOeureuhom'. "Krueng Pung ki" yang berasal dari nama seorang Panglima Gina, Ong Phune: Kie. dan ·'Ri.llueng Daya". Sebaliknya, eerita seperti
"eik Beuranak", "Haba Peulandok·', ··Gunong Gle Cuplek'· . meru- pakan sebagian darj cerita ysng oleh masyarakat setempst cenderung dianggap sebagai dongeng semata.
BAS III
STRUKTUR, FUNGSI, DAM HILAI BUDAYA DALAH CERITA RAKYAT DAYA
Dalam bab ini dipaparkan analisis struktur, fungsi. dan n
tlai budays dalam cerita rak'lat masyarakat Days. Analisis
struktur meliputi ( 1) tema. (2) alur . (3) penokohan. dan (4 )latar atau setting. Cerita rakyat Daya yang dianalisis dalam penelitian ini adalah cerita "Teumaleuk" dan
"eik
Beuranak".3.1 Haba ·'Teu.II.sleuk" (Cl!rita Henceraikan)
Nibak si Ilalam bak saboh SampanS Ihlll rumoh panggong la-
he sidroe aneuk agal!l "yeng jroh rupa. Uleh oreuog cikjih aneuk agam "yan geupeunan Ismsil. Uroe meuganto uro". bu-
leuen meuganto buleuen, sampoe then pih meuganto si Nyak Is- mail meutsmah rayek badanjih lam ngon ceudah bak pellgah ha- ba. Si Nyak Ismsil cukop geugaseh le dua ureung cikJih.
Buet atawa keureuja ureung eik si Ismail nyae nakeuh geumeutani. geumeublang ngon geumeulampoh. Sideh di blang geupula pade, teuma di lampoh geupula pisang, timon. reutek, ngon laen-laen nyeng jeul geupubloe bak uroe peukan Si
Ismail nyoe meunyoe musem blang seuba U blans, teumE bak jan laen lom geuba u lampoh sajan-sajan. Udep ureung nYEIn eukop mubahgia.
Cit kajeut keu adat udep di gampong. Heunyoe nfn Ismail di ureung gampong geuhoi si Hae atawa si Hain. Heunsn eit si Ismail bunoe. Di gampons jih geuhei nan si Hain. He~nan eit di rumoh. Hak ngon ayah jih pih seuhei ci Hain atawa Nyak Hain. Si Hain nyoe beuthat jih aneuk ureung gasien, tapih ulee jih cukop that eeudah. Watee jikalon kapai meulayeu bak babah kuala nyeng hana jeuoh ngon rumoh jitl, dijih teupikie eukop mangat meunyoe geutanyoe jeut keusidroe nahuda. Hana
le payah tajak ceumatok di blang atawa tajak mita kayee u gle. Leubeh mangat tameulayeu lam laot raya jeut ta kalon
nanggroe nyeng laen. Heunsn sabe teusuwe lam ate di si Nyak Hain.
Ka keuheundak Po Nyeng Hahakuasa, nibak si uroe ayah si Hain ka saket. Phon sijuek ngon saket ulee. Q' h ban Iheuh geujeb ie on meulu sijuek ngon saket ulee nyan pih ka puleh.
1euma Ihee uroe o "h Iheuh nyan saket lagee sot meuri~ang
teuma. Saket nyeng jinoe leubeh brat nibak baroe sa. Watee Ilalall kayem geulleurathok. Teungku Pakeh pih geuhei gl~uyue
meurajah ngon peuget ubat. Ka limong seupot ayah si 1sin geurajah ngon geuseumbo di Teungku Pakeh. Heunyoe takheun
saket meurambong atawa diseullbo le jen, Ihee goe neu~ajah
19
bak Teungku Pakeh bias8 eit kapuleh. "Nyoe
peunyaketnyoe eit laen leupah,
"Heunan geupeugah le Teungku Pakeh.
"
Beuthat beumeunan ta ci eit ikhtiyeu, nyeng peupuleh
Tuhan ...
Jeut takheun peuubat ngon cara gampang k~ abeh
ikhtiyeu. Ayah si
Hain ma~enbrat saket. Nibak si malam
deun~on
su nyenS ka leumoh, ureung elk nyan geumpuwGsit bak mak si
Hain, "Ta udep beujroh ngon tajaga aneUK agaa
geutanyoe beuget-get. Tajok beut beujeut keu teungku.
Hareuta nyengna Ion
keubah meuhat blang seureuta lampoh, pakiban cara ta meujeut-meujeut ta meuudep ngon si Agam.
Hana trep o'h Iheuh nyan ayah si Hain
~ihgeuwoe bak Tuhan
. Wate umu goh lam geunap nam then si
Hain kajeut keu aneuk
yatim.Pakriban keuh udep si
Hain ngon
Hakjih? Mal: si Hain teutap geumeugo ngon geumeulampoh. 5i Hain pih ditolong ube- be nyeng jeut.
Heujan-jan si Hain ditolong mak jih ji angkot kayee mangun, diangkot pade lam blang, koh naleung keubeu ngon peulob keubeu lam weu. Bsk watee laen si
Hain jijakkeumawe bak babah kuala. Trep nibak trep teuma si Hain pih kajeut keu sidroe aneuk muda. Hak jih pih maken si uroe maken tuha laju. Teunaga ka mulai kureung. Buet meugoe ngon buet meulampoh jinoe
kajipubuet
le si Hain.
Nibak si uroe bak bineh kuala wate piyoh
keum8ws, siHain teupike keudroe. "
Meunyoe lage nyoe sabe, sampoe sn tuha udep Ion hana neuubah-ubah.
meu
'u, meulampoh, atawa keulllawe.·'
Heunankeu
hjikheun lam ate jih. "
Heunyoe meunan bak keuh
kujakmeuranto. Watee ka kaya kugisa teuroa",
"H
eunyoe
ka kayainte
uk, mak pih
hanale udep seungsara."
Watee singoh jih si Hain pih jilake izin bak Ila{ jih
~eujak
meuranto. O'h
Iheuhpajoh bu beungoh, si
Hain jillaritngon mak jih.
"Hak, dilon niet meujak neuranto, meujak miLa peng, rolta
raseukibak nanggroe laen. so teupeu sing)h ngon doa-doa droeneuh Ion ek mudah
raseuki."'Watee geudeu
ngoe siHa
in jimarit lagee nyan, bak j
ihpih teuiem teuseupo{. Brat that bak ate geuh b..;upeuleuh si
HS.l.1I jitinggai nangg
:·oe.Aneuk geuh eit nyan saboh. Heunyoe
hanale si
Haininteuk.
so lom nyeng tu long gob nyan meu'ue di blang. Teuma
disambong
lam lesi
Hain, ··Hak hanepeu sosah, 10n j;lk hana trep.
Heunyoesingoh
ka lee
peng laju Iongisa
keunoutapeuget runoh beulagak. tabloe
bIengbeuluwah,
ngon tabloe
keubeubeu le." .. Heunyoe
lageenyan ka peugah. kajeu t hai aneuk kupeuizin kajak
meuranto.TeulII8.
watee trok u nnnggroe gob bek tuwoe keu Tuhan, bek tinggai
seunayang~ngon beuget-
get baktabadroe."
Heunankeuhwasit
Haksi
Hain nibal.beungoh
nyan.
5ingoh bungoh jih
watemata uroe goh Ion get trnng,
ngonbeukai bu kulah seureuta Iaen-laen peu-peu nyeng na geubungkoh le Ilak jih, si
Hainpih jibot langkah
jit~nggaigampong,
Ngonie mata iIe mak si
Hain geupand
anganelk geuh
beurangkat
keudeh u
ranto u nanggroe nyeng hana geutllkreban
rupa. Si
Hainjiatoe langkah keudeh bak mata uroe lot. Ute
un21
deungon blans, rimba ngon t8mah. ban dum
jilangkah u)eh
sam-lakoe, hingga trah sampoe bak miens kuala. Teuma di sinsn na
saboh kapai nyeng teungoh meusaoh. Ureung lam kapai nyan ka sbeh beukai ie jeb. AW8~ kapai nyan jiteungoh u dar~t jijakmita
ietabeu. Si Hain pih jitolong peutunyok teumpat ie
tR-beu nibak saboh
~ondi dalam uteun. Teuma
o'h Iheuhryan si
Hain pih jipaka~ le nahuda kapai meulayeu sajan-sajan.Treb nibak treb si Hain meulayeu lam laot raya, padum
boh nanggroe kalheuh teupiyoh. Kapai nyan pih katr
ohbak
teumpat tujuan, saboh nanggroe nyeng cukop makmu. Bsk nang-
groe nyan keuh si Hain udep meuranto. Bak Naggroe nyan si Main dimeuniaga sampe meuploh than sampoe a'h Iheuhnyan jeut keusidroe sodagar kaya n8 toko meuh ngon ns kapai. Si Hain kajeut keusidroe nahuda. Teuma di nang-groe nyan na sidroe sodagar rayek
,ureung kaya l
am ~euceuhu.Ngon aneuk ureung kaya nyan keuh si Haln
jimeukawen. dars canden ceudeh rups
.Hibak si uroe, Putroe Ti, peurumoh toke atawa nahuda Hain, meuchen keu laot. Putroe Ti
~euheutmeujak meulayeu u laot raya.
Teu~adi nahuda Hain geuyue peungui saboh kapai raya ban lagoe istana raja untuk seuba Put roe Ti meulayeu sajan-sajan. Bak uroe nyeng ka geupileh, teuma kapai nahuda Hain pih ka jitinggai peulabohan beurangkat u laat raya.
Cukop that seunang ngon mubahgia Putroe Ti bak arong laot sajan-sajan ng
on CutBang Hain. Cuaea pih sabe get, laot teunang hana meuriyeuk. Watee uroe ka malam awak lam
kap~iji meunyanyi ngon jimeunari tiop biula. Heunan keuh sabe padum uroe ka.
Teuma laen keuheundak Tuhan, Bak saboh malam ujeun jitoh angen pih jipot. Laot harok ka lagee geumpa. Ureung
lam kapai kayo teumakot. layeu angen pot teuplah keu.jua.
TeulOa di langet meutum geulanteu. kilat Ileubaheu Ileu(!ahya- eahya, Sideh di langet hana deuh bin tang, meunankeuh malam eit seupot beta. Ureung lam kapai ka jimueueap, Alla1 1
Tuhanku neubri keu kamoe beuglah bak bahya. Angen ba(!e ngon uj(;un raya ka
ji peuanyot kapai hana meuho arah.
Angl~nngon ujeun jipiyoh rab beungoh uroe. Awak kapai pih jigantoe layeu nyeng ka beukah
.Watee uroe kasaree beungoh, kapainyan pih kasok nibak saboh krueng. Bak bineh kruens nyan deuh bak u. bak pineung, seureuta bak kayee laen. Deuh eit di sinan blang nyeng ban lheuh geupula pade. Daerah nyan nakenh saboh Sampons·
Watee nahuda Hain jaga nibak teumakot keu angen puteng beu lions beunoe. teukalon digobnyan akan gampong nyan. Teuma
teupike peu gobnyan teungoh geumeulumpoe? Geucuba
eUT~ietasoe geuh seukeumeung peusaheh peugeullelullpoe peu kon. Watee geueutiet asoe pih na meunyum. saket. Nyan geupuphom
.digobnyan kon geumeu!umpoe. Geukalon bak u, ge
ukalon bak kuini bak bineh krueng, geukalon blang bak bineh gIe
,geukalon rUlIloh-rulDoh nyeng na d i sinan sang-sang
gall~longnyan cukop geuturi le Teungku nahud8.. Wate geu
kalon bakIlaneang raya di bineh uteun, laju teuseuheh lall ate,
"Nyoe
keuh Sampong Ion
.""Hak Ion bak lagee katrep kamate
.'Teungku Nahuda pih geupeurintah geuyue beurangkat lsnja, tapih kapai han jitem meugrak le. Kapai "yen ka sok hana le days.
Teuma beungoh kasaree peungeh, ureung gampang nyan ka geubeudoh geujak u krueng. Sandum ureung Sampang teukeujot
hena ban, watee geukalon saboh kapai rays ka jimeus8oh.
Ureung Sampang bandum jiteubiet jak cellngeuk kapai nyan.
Awak nyan teutahe-tahe sabe keudroe. Seupoe kapai nyan?
Teunt~ kapai nyen ata ureung kaya. Sce ureung kays nyan?
So nshuds v8pai nyan?
W~tee ureung gampanS geukalon nahuds di dalam kapai, bandum ureung nyan teupeh-peh dhoe sang-sang geuturi nshuda
kapai. Nahuda kapai nyan karab meuhi ngon si Main a~ak
Sampang nyan nyeng katreb jijak meuranto. Peukeuh nahuda kapai nyan cit si Hain? Heunankeuh teusuwe ate di ureung gampong. O'h ka rame ureung peusaheh. nahuda kapai nyan
nakeuh si Nyak Hain nyeng katreb hana jiwoe u gampong. Padum keuh seunang ate ureung gampong watee geutupeu si Ny~k Main. slnroe aneuk yatim. kajeut keu sod agar kaya. Ureung gampong pih geumeuucap pujoe keu Tuhan Allah Ta"ala.
Ban siseun lanja. sidroe ureung laju geuplueng keudeh bineh gle geujak peugah bak mak si Main. "Nek Wa, Ne< Wa, neujak keunoe beubagah, jeh si Nyak Hain droeneuh ka troh jiwoe, jipuwoe kapai rab ube donya. Jih jinoe kajeut keu ureung kaya. kajeut keusodagar. kajeut keunahuda. dilon hana kumeusulet. Nyeng kupeugah nyan beutoi.·· Teuma ngon ie mata meucrok-crok seuot Hak si Nyak Hain. "Pujoe keu Tuhal hai aneuk ~eutuah. ulon kakeubah jinoe katroh kagisa. p811yang umu aneuk meutuah ... heuk ... heuk ... heuk ... , ,. N/Bn keuh mantong nyeng jeut geupeugah le Hak si Hain. Dada gellh sang nyum ka beukah ngon rass bahgia. Aneuk agam seuh nyellS ka mel.lploh thon gadoh dimata uroe nyoe katroh j igisa. 51)e ureung nyeng han meubungong ate.
Ngon geh-goh laju 0i mak si Hain geujak u dapu. Geujak taguen bu keu bijeh mata. Geuyop ngon sulie geuproh-proh apui. Geuseuob cingkhui lawok ngon saka. Geulayu on pisang keu teumpat geukulah bu , sina~ ~dk dapu meudodb-doda Hasak on murong geuboh lall cawan sereuta as am seulilleng muda.
Teuma o'h Iheuh nyan geulangkah laju. geujak intat bIt keu ayeulI III a ta.
Tuboh kapijuet badsn kabungkok. mata pih kalhok di
ureung tuha. Ok pih kaputeh kulet pih ka krot, sabe uroe tot sideh lam paya. Hak si Hain geujak laju rijang-rijang.
geukeumeu peutrang peukeuh beutoi nahllda kapai nyan lmeuk gobnyan si Nyak Hain. O' h ban sore troh sideh bineh l<rueng, geukalon ureung rOllle logoino. Geukalon kapai raya thft
leupah, sang-sang ka reubah di ureung tuha. Dari jeu(lh deuh geukalon nahuda kapai nyan teungoh duek dua deungon lnong
jih. Inong nahuda lagak leupahna. "O'h nyan keuh meUfleunte Ion," kheun mak si Hain lam ate geuh.
Teuma sideh di dalam kapai. nahuda Hain diceung~uk u darat. Deuh jikalon sidroe ureung inong tuha bungkok geuba
23
a~ih. Teusuwe lam ate jih nyan keuh mak Ion, nyan keuh
ureung chik Ion nyeng kalreb Ion tinggai. Baten nahuda Hain ka jimuprans, meunyoe kumeungaku nyan ureung chik Ion, dilon male keu inong ngon keu aneuk buah kapai. Han patot Ion
sidroe nahuda kaya, sidroe sod agar rayek, mak Ion ureung
tuha bungkok lagee nyan rupa. Hyan bit-bit han palot. Heunankeuh jikheun lam ate nahuos Hain.
Lantaran ~an ek le geutheun ate teuingaL ke~aneuk
saboh. ~~k si Hain geuyue peujimbrang droe geuh ngon jaloe bak ureung Sampang. Geuyue ba bak kapai raya. O'h ban sare troh bak kapai nyan, Hak SI Hain geulangkah lanja keudeh lam kapai. Watee karab to ngon Nahuda Hain, geupandang sigoe teuk peukeuh beutoi nahuda nyan aneuk gobnyan. Watee
geukalon bak bineh keung ns bacut parot, eunchit rhot bak rinyeun watee si Nyak Hain nantong geudoda. Hana sal~h lee.
nyoe keuh aneuk Ion si Nyak Hain.
Ngon ie mata ile ureung tuha nyan geumarit rijs1g,
"Wahee aneuk Ion aneuk meutuah, ngon tu Ions Allah ka troh tagisa, heuk ... heuk ... heuk ... nyoe pat na bacut Ion ba bu kulah, nyoe nyeng na mudah asam ngon sira. Teuma ~'h
Iheuh nyan mak si Hain pih geulangkah laju, geuneung uem sigoe Tuan nahuda.
Ureung lam kapai ka abeh tahee watee jikalon ur~ung
tuha nyan. Tuan Putroe Ti pih seudeh hana ban, sayanlt putroe nyan keu ureung tuha. Oi si Nyak Hain jipeujioh droe, watee ureung tuha nyan ka geupeuto bak j ih. Geukalon nahuda lagee nyan 18gee, seudeh that atee di ureung tuha. "Hai an~uklon
Nyak Hain, peu hana lee ka turi Ion ureung chik kah, Ion mak kah, Ion ureung peulahekeuh." "Ka pandang beuget hai aneuk meutuah,"
Teuma seuot nahuda Hain. "Oilon hana kuturi gata hai nek tuha. Hak Ion hana le ka treb ka mate, Yoh Ilantong uclep
kulet geuh puteh ceuda~ ngon rupa, hana bungkok lagellnyan 1011 meuek mata." Heunyoe peureulee keuseudeukah jeut kubri jinoe, tapih uek tajak meungaku-ngaku droe teuh ureutlg chik
Ion. " "Tacok bungkoh nyan tapuwoe keudeh yoh gohlom l:u peupo
u krueng,"
Tuan Putroe Ti pih geupeugah haba, "Wahe e Cut Hang.
kadang cit beutoi ureung tuha nyen mak droe neuh, be~.
neumale neumeungaku bak keu Ion, bak keu kamoe. Anger. puteng beuliong buklam nyan eit teukeudi Tuhan mangat droent:tuh
meureumpok ngon ureung chik neuh."
"Pane na, ureung nyan eit geumeungaku-ngaku drat: geuh
mak Ion seubab Ion ureung keya." Bungkoh bu kulah nyt::ng ne bak keu laju jisipak teubapo u krueng. Teuma mak si ~ain
geuurot dada. Ate geuh anco, ie mata ile meusak lam cada.
"Kajeut hai aneuk, bak seubab Ion katuha, tuboh kabungkok. ma ta kaseupot, j id roekah kaj eu t keu ureung kaya, j incte ka melee kameungaku Ion makkeuh, hana peu hai aneuk meutuah,
hana teuingat kah meubacut ~atee ubet kah uroe jeh k~tingkue
kuba u blang kuba u lampoh, tapajoh lDeu alakada. TeuEa bek salllpoe hai aneuk meutuah, kah jeut keu aneuk daroehaMa."
"Hai tuha bungkok . . . bek lee that tapeugah haba . ..
talroen keudeh nibak kapai Ion.' "Jak laju tron beubagah."
Hak si Hain geutron kapai geu ek lam jaloe, geulheung dua blah jaroe geulakee doa, "Ya Allah ya Tuhanku ... droenkeuh saksi si Hain nyan aneuk Ion ya Allah, urae nyoe jih han lee jimeungaku Ion ureung chik jih. nyoe bandum Ion seurahkan ban huko~ droeneuh ye Allah,"
Ban doa nyan leuh geubaca. anSen pih jipot, ujeun pih
jjtroen . Sideh di langet kilat meusabong-sabong _.,
geulanteu meuron pih meuhayak donya. le krueng nyeng phon leunang laju meuubah jeut keu bakat rays. Kapai Nahuda Hain dilambong-lambong dihayak-hayak lagee peuleupeuk ba~ teungoh laot. Uroe nyeng peungeh seupot-seupeut laju lam sigra.
Ureung lam kapai subra hana ban. lagee eina karam meJnankeuh rupa. Nahuda Hain j inoe teulah han bagoe, teu ingat ~eudroe aneuk darohaka. Teuma ~aju ~eumeusu rijang, " Ha ... e, ms ... e, ... drocneuh nak Ion, neupeuampon desya 10n.
Neupeuallpon e mak meutuah. ulon that teulah kadaroha{B.."
oari jeuoh mak si Hain geudeungoe aneuk geuh lakee 8npon tapih keuheundak Tuhan ka geupeutron bala. "Hanjeut Lon peuampon le hai ancuk meutuah, keudeh bak Allah tapeuseurah droe ...
Hana padum treb o"h Iheuh nyan kapai Nahuda Hain ngon bandulIl asoe jih pih karalD. Hana le sodagar kaya, hanu le Putroe Ti ceudah. bandum ka leupah abeh binasa.
Bade jipiyoh ujeun pih pirang, uroe pih katrang lagee biasa. Bak teumpat kapai karam bunoe nyeng na deuh i~ meu- dhok-dhok lage jaroe ureung Ihalll lakee tulong. Treb-Lreb o"h
lheuh nyan bak teumpat kapai karam nyan jeut keu saboh gu- nong. Gunong ny~n cukop hi lagee kapai Nahuda Hain. Gunong
kapai nyan mantong jeut takalon sampoe an uroe nyoe. Nyan keuh nyenS geukheun Gunoflg Gle Kapai. GallPong teul!lpat. karam kapai nyan geuboh nan Gsmpong Teul/18Jeuk. Gampong teullpat ka- pai Nahuda Hain meulayeu geukheun Gampong Kuala seubLb dilee uroejeh disinan eit na saboh kuala. Seudan,k?~ Ga~POfig Teu- maleuk. artijih gampong teumpat sidroe aneuk han jitleng le mak jih atawa jilaleuk lIIak jih lantaran jih kajeut kEtU
ureung kaya. Aneuk nyeng lagee nyan geukheun aneuk dfrohaka. Teuma Gunong Gle Kapai nakeuh di Gampong Teumaleuk. ~eunan keuh asai usui nan Gampong Teumaleuk ngon Gunong Gle Kapai.
3.2 Terjemahan Cerita "TeulIsleuk"
Pada sustu malam di sebuah kampung dalsm sebuah rumah pnnggung lahir seorang anak laki-laki yang rupawsn. Cleh orang tuanya anak laki-Iaki itu diberi Ismail. Hari berganti
hari, bulan berganti bulan, salllpai tahun pun bergsnti. Isma- i1 bertambah besar badannya lagi bijak bicaranya. Ismai1 cu- kup disayangi oleh kedua orang tuanya.
P&kerjaan kedua orang tua si Isnail di kampung adalah bertani. bersawah dan berkebun. oi sauah ditanami padi, se-
25
dangkan di kebun ditanami pisang, mentimun, kacang panjans,
dan 18il1-18in yang bisa dijual pada hari pasar. Si Ismailini pada Dlusim ke saw-ah dibawa serta ke sawah. dan pada lain
waktu dibawa
kekebun berS8m8-S8m8. Kehidupan keluarga ini
cukupberbahaSia.
Hemang sudah menjadi tradisi hidup di kampung. Jika I1S-
manya Ismail. orang kampung memanggilnya si
Haeatau si Hain. Begitulah
siIsmail.
Oleh orangkampungnY8 ia dipang- gi1
siHain. BeBitu juga
orangtuanya di rUflah
mem~nggilnyasi Hain atau si Nyak Hain . Si H~in ini walaupun dia bukan
anak
orangberada. otaknY8 cukuplah
cerdas. Waktumelihat kapal berlayar di muara yang tidak terlalu
jauhdari kam- pungnya, dia berpikir alangkah enaknya
jikakita men,jadi seorang nakhoda.
Kit~tidak perlu lagi mencangkul di sawah atau mencari kayu
ke hutan.Enak sekali kits
berlaya~di
laut lepas bisa melihat negeri yang lain. Bcgitulah
3e1alu terpikir olehsi
Hainkeeil.
Sudah
menjadikehendak Yang
Hahakuasa, pad~suatu hari ayah si
Hainjatuh sakit. Pertama demam dan
sakitkepala.
Kemudian sesudah minum ramuan
airbunga, demam dan
sakitkepalanya sembuh. Namun tiga hari
kemudian sakityan1f seper- ti itu terulang kembali. Sakit yang
sekaranglebih
parah da-ri ,ang kemarin.
Waktumalam dalsm tidurnya ia serin!f meng-
igau. Teungku Pakeh pun dipanggil untuk
'meurajah 'dun bikin obat.
Sudahlilla nalalfl ayah si
Hain 'geurajah'dan
~reuseumbo oleh