• No results found

KEWIBAW AAN DALAM PANDANGAN MASYARAKAT PIDIE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Share "KEWIBAW AAN DALAM PANDANGAN MASYARAKAT PIDIE "

Copied!
61
0
0

Bezig met laden.... (Bekijk nu de volledige tekst)

Hele tekst

(1)

Pusat LatihaD PenelitiaD Ilmu -llmu SosiaJ, Aoeh Laporan Hasi! Penelitian

KEWIBAW AAN DALAM PANDANGAN MASYARAKAT PIDIE

(Studi di Empat Gampong. Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie)

Oleh

J .Il'ClIBll It.IlJlEPESIN.Il

Staf Pengajar pada Universitas Pattimura Fakultas Sosial Politik

Ambon

Darussalam - Banda Aceh

1982

(2)

Kupersembahkan kepada

- Ayahanda, nenek, edik-adik,

serta almarhumah Ibunda Dercinta, - /luns, yang solema ini tetep sabf!I'

dan setia menanti,

- Rekan-rekan sejalinan kekeluargaan FSP 76 yang kutinggalkan sel ama setahun.

/lotto

Ilmu bagaikan samudera yang tak bertepi, dan yang diketahui manusia hanyalah setitik dari- padanya.

(3)

Syukur Alhamdulil1R~. i<. "I. mi p::lnjBtkan dengan kErendahan hati ke kh~dir~t Ilahi Rabbi atas curah~n k~runi~l~~, tpu-' fik dan hidayahNya sehinrra peneli tinn ini tcrlnksana dan dise;lcsaikê?.n scoof'~irr..:'ln~. ad2ny" .

Iaporan in1 mcrupakan h~sil penclitian l~peng?n di kelurahan Jojo dan 1Rrnan Mesjid sert? rac-pong Tib? R.~yc dan

r:ugit, Kccamatan rl,utiara, Kt"-bupaten PidilL Pcn1.11isan lapor- en in1 tidak terlEp..'\s dar! b~ntWln berb.?f;::li pih:'\k. Olc.h ke- reno. i tu knmi mengucapkan tE:rim..'1krasih kepc'1dn:

Bapak Bupati Kepala Daerah Tingkat 11 Kabupaten Pidi~,

Drs. Nurdin Abdulrachrnan, Bapak Camat Kepal. Wilayeh Keco- tan Fru:tiara, M. Yoesoef Ieoed beserta stafnya, fun RaF..il dan

n=m

Sek Kec2.lIl<:'_tnn Mutiara, se:rta ~n Raml Kecamatan Tiro/Truseb, M. Yahya AriEf, atas pelayanan yang diberikan

s~12ma kami bc~da di dacrah pEnelitian.

Bapak-bapak lurah Jojo dan YOlAAn ~:eBjid, bopak-bapak keuchik Tiba Raya dan Mu~it beserta masyarakatnya yanf-

uengan rela mcnerima kami dan ffiemberik<=m informaoi yRng d1- pc,rluk.?..n de:.lam pcneliti.?n ini. EaPflk-bap?k N. Hélsan Adam,

;:lustanan dan Syafii yang dengf1n ikh18B mert:'lak['n eebaRüm dari tempat tinggalnya menj?di tempat naungan kam1.

Ucapan tcrimakasih yan~ tak terhtngea kami sampaikan ke)l"da Dr.M. All ronyah Amin selakll JJ1rektur dan Dr. Robert v,less1ng oclnku Tenaca Ahl i utama pada Pusat Ia.tihan Pene1i-

tl?n Ilmu llmu S081a1, Aceh yang dl?nean tckun dan tanpa mcnftcnal 1e1811 , memherikan blrnblnp.an dan penearahan kcpada kami selal:'\." mcn(likuti proc;ram inl.

Demikian pula kepada Drc. ASyAr Bixby, Dekan Fakultas 3051.31 dan Poli tik, UniversitF\s Pattimura r1tas k~8(}mpatan,

dorongan, semangat don doa r~stu yeng diberikAn, jug~ k~pada

Drs. Zainuddin Yahya, Akli , Fu ... 'ld dan Zulki!l! atae: pclayanan yant dibcrikan selarna kami bcrada di Pucat Iatihan Pene11ti~

(4)

Il~u Ilmu Sosial, Aceh.

Semuanya itu kaci serahkan kc~qda Yan~ ~nha Kuasa un-

tuk reembalasnya káren~ hanya kep<?,dR NyalBh manusia harus bcrserah diri.

Akhirul kalam, tiadz g.adi~~ yang tak retak, t1ada D2!lllsia yang da:p<lt r.Jencapai kcscmpurnaan hA~iki. Kami me-

nya(~ari 8Epfnuhnya bahwa laporan ini bélul!l rlap.-1t dikat?-

k?n 6cmpurna dala~ arti yanf s~benarnya. Ol€h karena itu tiap kri tik dan èaran 1.Ultuk menyempnrnakannya, kami tlèrima ucngan penuh kEterbukaan dan keikhlasan !lati.

.I:arussalam, Agustus 1982

(5)

DAFTAR IS1

KA TA PENGA NTA R

.. ...

HA LlI".AN DA.?TAR 11

DAFTAR

TA BEL •.•.. .•... ....• ...• .••••.

I.A MPIRA N • ...••...•.

....

v

ABSTRACT •. ••• . . . . .. •••. ....•.•.••.••. •. •.

. . . . . . ...

vii vi

1 1 2 2 2 4 5 5 5

3A3

BAB

BAB

BAB

BAB

PENDAHULUAN •• ....•.•.•.•••••....

A. Ietar belakang dan Perumusan r.:asalah ..

B. Hi po tosa . .... .. ...... .... ... . C. Ruan[ Lin~up ... ....... . D. Tinjauan i teratur . . . ... . E .. Tujuan Peneli tian ... ... ... . F. Signifika si Penelitian .•..••.•..•••.•.

G. I':etodologi . . . .. ... . . . ... . H. Sistimatika Fernbahasan ••..•..••.••.•••

II. GAMBARAN UMUM IDKASI PENELITIAN ••••••••••

A. Keadaan Penduduk . ... . B. Soaial El<onom1 . . . ... . . . ... . C. Po1a Pemerintahan . . ... . D. Sosia1 l:Sudaya •••••••••••••••••••••••••

E. Pendidikan .. ... . IIl. PENGl!RTIAN KEWlBAWAAN DAN SlJloilll!R-SlJlI'BERNYA

7 7 7 8 9 10

DAIAM ftASYARAKAT PIDIE . ... ...... ••• 11

A •

B. ..

Pengertian Kewi bawaan ... ..

Sumber-Stunbernya ... ..

1. Sa 'ti (Kf!saktian) . ..... ... ... . 2. Keturunan ... . 3. I1mu .. ..... ... ...... .. . 4. Sipat-sipat k~pribadian ••••••••• •••

a. Adi1 dan Ju~ur ... .. ..

b. Berani dr.ln :J.:egas ... . c. Ilerrnawan .... ... ..

d. Ramah Tamah ... . IV. PEMIMPH1 HASYARAKAT PIDIE ••••••••••••••••

A. Struktur sGsial masyarakat Pidi@ ••.•.•

!. Sistim KcpemimpinRn Tradisional .•....•

1. Sultan dan Ule~balang •.•••••• ••.•••

2 .. Kfluchik dan Kep..~la j',Ukim ... ... . 3. Tulla Peuet ... ..

4. Vlam . ... . ..

c~ Sistim Kepemimpinan Sc-karang , . ... .... ..

v.

KESlrtPlJIAN •••••••.•••• •••••••••.•••.•.••

11 13 13 20 22

25

24 26 27 26

28

28

29 33 29 34 34 35

45 llAFT1I.R KErU3TAKAA1~ ... ... .... 48 LAJo'iPlRAN •••••••••••••••••••••••••.••••••• 52

iv

(6)

IlAFTAR TABEL

fI.A LAf'A N 1. STRUKTUR PENDUDUK KECAftATAN MUTIARA TAHUJ; 1981 .... 7 2. JUft,IAH MURID PAIlA KECA~lATAN MUTIARA TAHUN 1982 .... 10

v

(7)

DAFTAR lA NPlRAN

Ei tos asal usul daerah Aceh ...... ~,. ... ,. .. ,. .•... .•. 52

vi

(8)

ABSTRACT

This report"explores the basis of traditional autho- rity and their relation to a crisis of leDdership 1n the regency of Pidil!. The research was done in four g2mpong

(v111age) in Kecalll<~tan l''utiara, PidiM. The 1nformation was gathered through observation, interviews and trom the

literature, document and blographles.

~e basis of traditional authorlty, aecarding to the peaple, lies in supernatural power (sa 'ti), descent, know- l edge of manners and customs, and rellgi on as weIl a8 per- aonal characteriatlca.Thle principle of leadershlp may be characterized as leading to the veneration of persons.

Although the people of Pidi@ have been influenced by new see1al values, traditional ideas have not yet dle-

appeared. The crisis of leadership ie cauBed by a l essening of respect for the present day leaders, because these lea- ders do not fulfill the requiremente of the traditional value system.

Bringing about social change and modernization in Pidi@ neede leaders who are able td coordinate ideae et change with traditional conceptions. If they are able to do so, their power and authority will be 2ccepted by the people and give rise to loyality without compulsion.

(9)

BA B I

P E ;, :J A HUL U A 11 A. futar Belnkanp dan Perumus'ln r''aflPllah

Kepemimpinan merupak~n kegiat~n untt~ mernpengaruhi oranF lvin ngar bekerjas3m? dalam mencapai tujuan yang diinginkan.11 Sejarah rnenWljukkan bnhwD banTctk J,ejadian diwarna1 dan dipenr- aruhi oleh kepemimr1n~n seseorung tokoh rrasyarak~t.

Seperti masyarakat Indonesi2 lainnya, l:lasyarakAt Aceh tur:buh dan berkembong atee trodisi lok?l dan pengaruh dari l uar. Kedua faktor ini menyatu dan menjel~" dalarn k~~idupan

masyaraknt, tidak terlepas dari sistim soslal dan budaya ser- ta ngarna setempat. Demikian puln dengan lembaga kepemimpinan.

Apa saja yang menjadi ciri-ciri oeorang pemimpin yang balk telah dikaji dari berbagai segi. Namun sampai sekarang belum ada suatu jawahP.n yang memuaskan, karen~ ciri-eiri yang dikemukakan i tu bersi.f<!t umum dan tidak menunjukkan perbedaan dalarn

rr~llieu ~tau

rnaSyarakat.

g/

Yang jelas adalah bahwa inti kepemimpinan ialah kepa:- tuhan tanpa paksaan yang dilahirkan oleh kewibawnan pemim- pin i tu. Seorang pemimpin har us mel!l111ki kelebi.h~n kelebih- an at.?upun keunggulan keunggulan tertentu sebagai tumpuan kewibawaan yang dimilikinya dimata pengikutnya.

ZI

Wewenang

tanpa. wi bawa melahirkan pemimpin yang kural'lg ampuh, sedang- kan wibawa tanpa wewenang masih memiliki unsur kepatuhan dar! masyarakat yang dipimpin. Kalau seorang pemi mpin ke- hilfmcon kewih'J.waonnyPl, masyarakatnya berada dalam krieie k epemimpinan.

1 ;Qrdway ~ead, The Art of LeBdership, rtacGraw-Hill Book

~. Ine. , New York,

1959,

hl"

4.

2/Arifin Abdulraehman, Teori Pengemban/fan dan Filosofi Ke-

pemimuinnn Kerja, Eharatara, Jakarta, 970, hlm 36.

3/Lihat pula l'-attulada, "Kepemimpin<?ln pada Drang Jv'Akassar,"

lJerita Antropologi, IX, 32-33, Scptt:mbeT-DeoembAr, 1977.

1

(10)

2

r.:enurut il'lformasi dc"'l.Tl Bapak Nurdin A bdulr~cbmen,

Bupati Pidi@. di Pidi@ sekarang ini terj2di krisis kepemim- pinan. Berhubung dengan ini timbul pert?nyaen tent~ng ting- kah laku pemimpin di Pidiê dalam menggunak .. n kekuasa?nnya

d~n desar kewibawa~nnya menurut masy?T2kat, karen~ mungkin

d~Gar d~snr kewibAwaan itu tid~k dipenuhi .

Yang diteli ti sekarang ÜÜ?.h apakeh mernang ada kelun- turan dasar-àasar kewibnwa~n itu dan kalau memang demikinn kepdaannya, mengapa kelunturan i tu terjadi. UntUk: menjawa'b maBalah tersebut diadakan suatu penelitian yang mendalam tentang konsep kewibawaan dalam masyarakat Pidi8.

B. Hipotesa

Bertitik tolak dar i masalah-masalah yang dirumuskan di- atas dapat dikemukakan hipotesa-hipotesa berikut.

(1). Kesaktian. keturunan. ilmu dan sipat-sipat kepribadian merupake..D surnber-sumber kewi bawaan seorang pemlmpin dalam masyarakat Pidiê. Jika sumber tersebut hilang atau luntur, kewibawaanpun akan hilnng atau luntur.

(2). Karena kehidupan masyarokat Pidi@ banyak didasarkan ke- pada nilai nilai agama dan adet, surnber ke ... libawaan pemimpin- nya berkaitan dengan pandangan masyarakat terhadap nilai n11a1 i tu.

(3). Kharisma ulama bersumber dari Tuhan. C. Ruang L1ngkup

Berpangkal pada hipotesa-hipotesa yang dirumuskan.

ruang lingkup masalah ~kan berkisRr peda nila1-ni1ai adat dBn o.gama yang ada kaitannya dE'ngan das~r-da$nr kewib...1.wann serte hRl-hal yang berkaitan dengnn kharis~.

D. Tinjêuan Lit~ratur

Studi ten tang kepemimpinan telah banyaR dilaksanakan orang, nemun studi ten tang kewibawaan yang berknitnn erat dengan kepemimpinan belum banYAk dijumprri. Koentjar?ningrnt

(11)

3

bahwa pemimpin i tu mernbutll • ..i'an keku<1saan dan wi

baw~ .~/

Karj?di juga mengatakan ~~wa p~mimpin yang ideol adalah orêng yang berkuasa dan memiliki wibaw~ serta mempunyei ke-

rr~mpuan memimpin yang baik terhedap semua l~pisan dar! 1a- p?ngan dimana nantinya ia akan

berger~k . g/

KekuasaPn merupakan kekup_tan untuk rnempengarUhi pihEik

lein agar tunduk pada kehendak pemegang kekuasaan. Kekuatp~

inl k~dang-kadang bersif~t paksap~.

Wibawa rr.erup?k~n kekuatnn y~nr memancar dari diri seee- orang pernimpin kerena ia memiliki keunggulan keunggulan ter- tentu yang menyebabkan or,mg lain patuh kepadanya tanpa pak- saan.

Wewenang berhubungan ernt dengan kekuasaan. Jika ke- kuasaan merupakan kekuatan untuk rnempengaruhi, wewenang adalah hak untuk mengambil tindakan tertentu dala., rangka kekuasaan yang dimiliki,~1 Deng~n demik1?n tidek ada w~e­ nang tanpa kekuasaan, dan kekuasaan tanpe wewenang rnerupakan kakuasaan yang ti dak sah atau iHeri timate dipandang dar1 Dudut masyarBkat,i l

Berkaitan dengan ini kharisma merupakan kenampuan khu- sus yang ada pada diri seseorang y~ng bersumber pada Besu-

~tu yang berBifat emosion~l (tid~k rasional)5 ~~ berada

1 ;Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi 50s1al, Dian Rakya t, Jakarta, 1967, lilm 1 81 ,

2/M. Karjadi, X.pemi~pinan (Leadership), Politeia, BO~or,

T977, hlm 25.

~/Lihat Soer jono Soekp.nto, 805101081 Suatu PengantAr, Yayas- nn Penerbit Universitus Indonesia, 3akprtfl, 1973, hlm 151. ,!/Ièid., dan r-tIeri MU.'1Z, "Beberop."'I. A.spek Kepemimpinon

daIöüïPembangunan Desa1976, hlm 4. ," Administrator, IV, I, Februeri, 5/P.J. Bouman, llmu ~asyarak2t Unum, Pembangunan, J~karta,

T973, hlm 37.

(12)

diatas kekuatan dan kemampuan manusia umumnya

.1/

Dengnn demikian dapat dikafHkan bah wa seseorang yang

;ner.rpuny~i kharistna sekaligus memiliki wibawa. Hal ini di- Eebabkan olch kepatuhan dan kesetiflan p<Jra pengikutnya: yang TPnuh kepnda pemimpin yang

dihor~~ti,

dicintai dan disegani.

l l

Sebaliknya belurn tentu spseorang yang mempunyai kekua- G2.an dan wewenang sek2.1igus memiliki wi bawa. Namun demikiërn, cecrang pemimpin tanp8 kharisma dapat pula memiliki wibawa :"ls .. ükan kepemimpinarl11ya mendapat pengakuan den sandaran dalam masyarakat.

Menurut WeberÎ{ kekuasaan yang merupakan inti persoal- an dalam kepemimpinan mengandung gejala yang diBebut kewi- bawaan (gezag), sehingga tanpe kewi bawaantidak mungkin ada n kepemimpinan. Walaupun Sikun Pribadi~J l!lengakUi bahwa soel inti kepemimpinan adalah kepatuhan, ia mengatakan bahwa pe- ninjauan Weber haruB dilcngkapi dengan tinjauan Bosio psy-

chologie. Disamplng kewibawaan fungsional, ada juga kewiba- waan etis yang memancar dar1 kepribadian seseoreng.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujW?~ untuk mengungkapkan dan meng- analisa dasar-dasar kewibew~an serta pengertian ten tang k~n-

sep kewibawaan dalam rnasyaraket PidH

.

Disamping itu penelitian ini bertujU?n untuk menelusuri lebih jauh sebab kel untur8n doaar-dAser kewibawaan pemimpin dalam mRsyarnkat Fidi@ •

.!,;Soerjono Soekanto, op, cit., hlm 158. g/M. Kar jadi, op. eH., hlm 11.

3ft'ax Weber, "Types of Authori ty, " dalam Lewis A. Coeer

~ernard ROBenberg (eds.), Soeiologie~l Theorv a book of ings, The M3.eMillian Co mpany , flew York, hl", 129.

and

Read- 4 f.liktm Pribadi,

1lp,iU'Rding Course MOnusia dan Mesyarak~t dar i 8e&1 Psvchology, Kodam

VI

Siliwongi, Bandung

1.67,

hlm 8.

(13)

5

P. SignifikDSi Penelitian

Sasil penelitian ini diharapkan beroanfaat bagi peng- .Clmbil keputusan di bidang politik dalaCl rangka penetapan dan

penempatan seorang pemimpin resrei dalam masyarakat Pidi@.

Disamping 1tu diherapkan akan bermanfaat ~~gi pihak- pih.,k yang ingin mempela jar1 peranan pemimpin tidak ream d.lam masy~r3kat Pidiê dan yeng ingin mempelajari masalah ke- pemjmplnan dalam masyBr~k~t Pidi~ otaupun di tempat lain. G. /:etodologi

Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. nata primer diperoleh melalui observasi lang- sung dan wawancara terbuka serta mendalam dengan para lnfor- man. Rara informan diambil dari segala lapisnn masyarakat.

Observasl dan wawancara dl1aksanakan pada empat kampung di Kecamatan ~'ut1ara. Dua kampung diantaranya adalah kampung di ibukota kecamatan, sedangkan dari dua kampung yang lain diambil satu kampung yang jauh dari ibukota kecamatan dan yang satu lag1 berada diantara ibukota kecamat~n dengan kam- pung yang ter jauh.

Data sekunder diperoleh dari l1teratur Berte dokumen resmi pada kantor de-sa. kec~matan dan kabupaten. Selain i tu biograf1 dari orang orang terdahulu yang memainkan peranan penting dalam penghidupan masyarakat dipergunakan sebagai data perbandingan.

H. Sistimatika Pembahasan

Hasil penelitian in! akan dibahas dalam lima bab.

Bab pertaCJa merupakan bab pendahuluan. Bab ini berisi latar

bel~kang perumusan masalah, hipotes8 hipotes~t ruang ling- kup masalah, tujuant signifiki\si dan metodologi penelitian

serta sistirnatika pembahasan.

Bab kedua merupakan gnmbaran umum lokasi penelitian. DRlom bab ini dibMhaS secara gnris beser keRdaan penduduk,

(14)

6

Gosial ekonomi, pola pemerintahan, Boelnl budaya dan keada- an pendldikan.

Bab ketiga merupakan pembahaaan tent~~g pengertian ke-

wi ba\"aen dan sumber-sumbernya dalam pandangan masyarakat Pidi@.

Bab keempnt membicarakan tentang keadaan kepemimpinan di Pidi~. Dalam bab ini akan dibahas tentang sistim kepemim- pinan trndisional, sistim kepemimpinan s~karang yang lahir dari birokrasi kekuasaan modern aerta sebab-sebab lunturnya kewibawaan pemimpin sekarang dlkaitkan dengan Sumber sumber kewibawaan pada bab ketiga. Bah in! juga membahas secara se- pintaa strUktur sosial masyarakat Pidi~.

Bab kelima merupakan keaimpulan hasil penelitian.

(15)

BAB IT

GA MBARAN lJlo1UM roKASI PENELITIAN A. Keadaan Penduduk

Jurnlah penduduk Kecamatan ~lUtiara ~dalah 31.121 orang yanr terbagi ataB 7075 kepala keluarga. Struktur penduduk

kec~matan ini adalah seperti tertera pada tabel berlkut inl.

vemuklman

Jaman dan

iB~ue-Batee

eureu-Ih Jra t foBnyang

~~ueng

~~

~rmangan

fÏjung

Rlmba

TABEl 1

STRlKTUR PENDUDUK KECHATAN I-:UTIARA TAHUJI 1981

Jumlah Dewasa Anak-anak Ju rumah

tangga P W P W P

670 876 903 740 666 1616 811 972 1186 723 680 1695 981 1069 1374 980 993 2049 311 357 422 247 232 604 499 515 646 451 418 966 576 653 794 547 550 1227 518 586 708 568 481 1154 732 853 997 671 592 1524 487 503 674 518 507 1021 548 594 785 554 592 1148 , 942 1062 1291 783 781 1845

m 1 a h W Total 1569 3185 1866 3561 2367 4416

654 1258 1064 2030 1344 2571 1189 2343 1589 3113 1181 2202 1377 2525 2072 3917 emukiman 701'') 8040 9780 bl:lUY

6492

14849 16272

I J1

121

Sumber; Kantor Sensus dan Statistik Kecamatan Nutiara Catatan; P

=

Frla; W

=

Wanlta

Luaa Keeamatan ~utiara 100,90 kilometer perseei. llencan demikian tin.,'kat kepad"t~.n penduduk p>'da kecamatan ini rata-rata 308 orang per km2•

B. Sos lal Ekonom1

Sebaglen beaar penduduk Kecamatan ~lUtiara hidup sebagai petani di sawah. ®isamping itu, ada juga yang mengusahakan kHanl' padi, papan dan batub.<±a, hidup sehagel pedaganI' keeil, mcnengah dan besar serta sebagian kecil penduduk bekerja se- baga! pegawa! neger!.

7

(16)

Petani pada kecamatan ini sudzh mulai meninggalkan po- la pertanian tradisional dan mengikuti pola pertanian modern dengan menggunAk?~ bibit unggul. pupUk dan obat pemberantas hAmA. Pembajakan sawah sebagian rnesih tradisiona~. Sebngian

s0.wal:1. rnendapat air dari irigasi Krueng Tiro yang juga meng- a.iri sawah di Kecamtan Tiro-lI'ruseb, Ker.;bang Tanjung, Gitum- pang Tiga dan sebe&ian kecil Kecawat"n Eendar Baru. Sisanya memperoleh air dari Lueng Bintans, yang ~enurut cerita di-

bangun oleh Teungku Cik di ksi di Waide

.1 /

Kedai kedai dan pasar kecamatan merupakan pusa~ perbe- lanjaan masyarakat. Pasar Kecamatan 11Jutiara merupakan salah satu pasar yang teramai di Kabup?ten Pidi~.

Perhubungan dan pengangkutan ke ibUkot~ kecamatan ber-

j~lan lancar. Keadaan ini dimungkinkRn cleh letaknya yang strategis pada jalur perhubungan darat Banda Aceh - ~~dan.

6. fula Pemerintahan

Pola pemerintahan di Kecamatan t'ltttiara sama dengan kecamatan 1a1n di Aceh. Kecamatan ~~tiara terdiri dari 72 gampong

(\<.~"!I'.'è" ~ ).

5 kelurahan! ! dM 11 kemukÜll2n.;l1

(17)

'9

Tiap kemuki~~ dipi mpin oleh seorang kepala mukim, tiap gemJlong d1pimp1n seorang keuchik (yang dipertua) dan t1ap kelurahan dip1mpin' seorang lurah. Keuchik dibantu oleh tulla

Jlluet (empat orang yang di tuakan) sebegai badan pertimbangan

~nn penasihat. Merek~ di~ngg~p orang yang mengerti persoalzn

p~rsoalan mRsyarakzt. IPlam b?dP.n ini terdapat empat bidang i;ur:as, pertcnian, adat, agama. d?n umum.1 / Anggote anggota baden ini dirilih scc?xa musyew~rah.

Sejalan dengan peraturan pemerintah, Lembaga Ketah?n~n

;·nsyarakat Desa (LKr:JJ) dibcntuk di tiap g8nuong).1 Urusan keagamaan pada tingkat kemukiman ditanga:ni oleh khatib mes-

jid dan pada tingkat gampong oleh uetua meunasah.

M3.salah masalé'..h dalam gampong dipecahkan secara; musya- warah antara keuchik, tuba neuet, petua meunasah dan pemim- pin pemimpin tidak resmi. Nampakny~ peranan mUklm di Keca- rnatan Mutlara sudah mula1 melemah. Ini bererti kedudukan

~qn kekuasaan kepala mukim mula1 merosot.

D. Sosial Budaya

JV.asyarakat di Kecamatan fo"EUtiara merupakan masyarakat yang terbuka terhadap pengaruIl dari luar, walaupun tid~k da- lam s€lur~~ aspek kehidupan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kemajuan pendidikan dan letaknya pada jalur jalan besar.

Interaksl sasial seperti mengunjungi orang sakit, orang meninggal serta pcrkawinan dan lain lain l1lesih tetap berlang- sunt. Kesadaran masyarakat untuk bcrgotong rayong mulRl me- nipie kecuali pada kegintfUl yang menyangkut keblltuhan dasar.

Tradis! sepertl kenduri perkawinan, kenduri di sawah dan kenduri pada kuburan kuburan keramat masih tetap dllak- sanakan. Di sawah terdapat tiga jenis kenduri yaitu kenduri

1 ILihat A . J. VleeI', Kedudukan Tuhe Peuet dalam Susunan Peme- rintahan No~eri Aceh, a1fh bêhËÏst't Aboe &kar, Pûsat DJkumen-

l"'~si dc>.n In ormasl Ácch, funda Aceh, *1978.

2IPeraturan yang dimaksud adalah Kepprcs No.28 tahun 1980

~cntang Penyempurnaan dan Peningkatan Lembaga Soaial Desa menjadi Lembaga KetFhanan ~asyarakat Desa.

(18)

10

bab"!h lueng, kenduri l2.euphon meueu dan kenduri tutun bleng.

Pemilikan tanah mcrupakan unsur pentin& dalam kehidup-

~n ~~Byara~at tani dan menjadi desar pengelornpokan masyara- Kat atas orang kaya, menengah dan mlskin. Hubungan sosial nr·tar golengan ini berlanGsung dengan balk karena mereka

ealing mcmbutuhkan.

Hal~hal yang bersipat mistik seporti meletakkan telur Cf1 s~wah, melctakkan bubur pe.da pintu gerbang Famponr untuk menfftindarkan penyaki t dan lain-laln masih mewarnai kehidup- an masyarakat.

E. Pendidikan

Di Kecamatan Mutiara terdapat 39 buah sekolah. Jumlab murid pada sekolah-sekolah tersebut adalah seperti tertera pada tabel di bawah ini.

TABEL 2

JUMLAH MlRID PA DA KECHlA TA N HUTIARA TAHUN 1982

JumlnhnYFl Jum.tan p;ur1a

Jenis Sekolah

Frie wani ta SD Hegeri/Swasta 25 buah 2534 2297

f'JN/KIS 7 buah 463 484

SMTP Negeri/Swasta 3 buah 529 454

l·iTs Negeri 1 buah 58 92

Sf'!l'A Negeri /Swast."\ 2 buah 52ft 302

~.A NeEtri 1 bu,,'lh 52 37

Sumber: data lapanpl1l (diolah).

Menurut kepala-kcpala oekol~, kesadaran maDyarakat tentang pendidikan cukup baik. Demikian pula partisipasi mcreko. tcrhndap k erna jua'n pendi dikan.

(19)

1"

n

TIl

PENGERTIAN KEWlBAWAAN llI\N SUMBER SUMBERNYA llI\ LA M MAS YARAKA T PI DI E

A. Pengertian Kewibawaan

Pengertian kewibawaan tidak dapat dipisahkan dari peng- ertian kekuasaan (power) dan wewenang (authority). Ketiganya sallng kalt mengkait.

Kekuasaan merupakan unsur penting dalam kehidupan suatu nasyarakat. Kekuasaan senantiasa ada,· baik pada masyarakat yang susunannya sederhana maupun yang kompleks. rv'anusia. ha- rus tundUk pada kenyataan inl. Kekuasaan tidak dapat dibagi rata kepada aemua orang. Oleh karena i tu timbuJ. makna pokok dari kekuasaan, yal tu kemampuan untuk mempengaruhi r'lrang

lain menurut kehendak pemegang kekuasaan.

1 /

Weber mengatakan bahwa kekuasaan adalah kesempatan dari seseorang atau seke- lampok orang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan mere- ka dengan sekali gus mempergunakannya terhadap perlawanan dar! orang atau golongan golongan tertentu.

g /

.Adanya kekuasa- sn tergantung kepada pihak yang memi11ki kemarnpuan untuk me- lancarkan pengaruh dan pihak pihak lain yang menerime peng- aruh tersebut dengan rela atau

terpakS8. ~/

Kekuasaan selalu menjelma dalam bFrbagai bentuk dan sumber seirama dengan perubahan masyarakat. Namun pela pola baru yang rnuncnl itu selalu bertumpu peda sua tu pola umum yakni bentuk dan s1stim kekuasaan selalu rnenyesuaikan dlrlnya dengan adat lstiadat dan

pol~

pola perilaku masyarakat.i l

---

lJSoerjono Soel{anto, op, cit., hlm 145. 2/From hu Weber, "Class, Status, Party

È" dala", H.H. Gerth ind C. Wright Mille (trans. and eds.), 'Bays in S~clQloBY,

Oxford University Pres., New York, 1979,

hlm

18ö.

,/Sela Soemardjan dan Soeleman Soemardi, Setanrkal Bunga

:osi01o~i, Yayasan Bad~n Penerblt Fakultas Ekonomi Unlver- si tas Indf'lnesia, Jakarta', 1964, hlm 337.

ilSoerjono Soekanto, op. cit. . hlm 153.

11

(20)

12

Dengan dem1k1an kelas yang berkuaaa t1dak akan atau mungk1n bertahan lama apab1la kekuasMnnya tidak mendapat dukungan

rr.asyaraka t.

Kekuasaan (polier) akan mempunyai art1 jika d1dukung oleh wewenang (author:.ty) yaitu berupa hak untuk mengambil tindakan tertentu dalam rangka kekuasaan yang dimil1ki. Hak lalah sesuatu yang diakui orang, dan ia akan terwujud apa- bila ia diakui. Oleh karena itu wewenang lebih dari hanya kebolehan r.ïenggunakas kekuasaan; ia rr.·~mbawa arti bahwa hak padanya diakui umum (leg1t1mate). Dengan demikian wewenang melibatkan sebuah sistim nl1a1 90sial melalul mana wewenang d1gunakan

.1

1

Disegi lain wewenang akan ~enjadi efekt1f apabila di- dukung oleh kekuasaan yang nyata. Keduanya saling menunjang walaupun sering kali wewenang yang diakl1i masyarakat dan kekuasaan itu sendiri tidak berada dalam satu tangan.

Seseorang yang mempunyai wewenang bertindak sebagai orang yang memimpin dan membimbing orang banyak.

gl

Untuk

dapat memimpin dengan baik, orang harue berwibawa, bUkan ka- rena kekuasaan atau di takuti

.L/

Kekuasaan kadang kadang meng- andung kekerasan, namun bukan berarti kekuasaan adalah keke- rasan. Kekuasaan tidak perlu mengandung kekerasan jlka masa- lahnya dihubungkan dengan wibawa (gezag). Wibawa menimbul~an

pada orang yang dihadapi rasa segan, bukan takut, rasa hor- mat bukan kecut. Drang yang berwihawa mudan melakukan kehen- dalmya.

i l

1/JOhn Bcatti e, pustaltaaan

1979, hlm 183-184.

2/R.M. fucIv6r, The r·odern State, wndon, 1950, hlm

83 .

d./M .

Karjadi, op. cit., hlm 25 •

Dewan Bahssa dan Ke- 'la,y.'ia, Kualalumpur, Dxford tmivcrsi ty Preso,

.4/ Deliar Noer, Pengantar ke Pemlklran Politik, Jilid I, DNipa.

Nedan, 1965, hlm 9-10.

(21)

13

Wibawa mendatangkan kEpatuhan tanpa paksaan dari pihak lain dan kepatuhan seperti ini hanya dapat diperoleh jika kekuasaan itu selaras dengan nila1 nilal masyarakat. Dengan demikian kewibawaan dapat didefinisikan sebagai kekuatan yang memancar dar! dir! seseorang karena kelebihan yang dl- rniliki nya sehingga mendatangkan kepatuhan tanpa pakéaan ke- padanya.

Pembahassn tentang kewibawaan dalam pandangan masyara- kat Pidiê akan didasarkan kepada pengertian dia tas, sedang- kan kekuasaan dlartikan sebagai kernampuan untuk mernpengaruhi pihak lain menurut kehendak pemegang kekuasaan. Wewenang di - artikan sebagal hak untuk mengambil tindakan tertentu dalam rangka kekuasaan yang dim1liki.

B. Sumber-sumber Kewibawaan

Ialam m8.syarakat Pidil:! terdapat pemimpin reami dan pe- mimpin tidak reemi. Walaupun kedua macam pemimpln in1 ber- asal dari saluran yang berbeda, daaar kewlbawaannya tidak

jauh berbeda dalam pandangan masyarakat. Timbul pertanyaan, spa sajakah yang menyebabkan seorang pemimpin berwibawa dalam pandangan masyarakat P1di@? Kajian yang menghasllkan

jawaban atas masalah ini tidak dapat dipisahkan dar1 kultur

rr~Gyarakat. Sumber-aumber kewibawaan itu dapat digolongkan sebagai berikut.

1. Sa 'ti (kesaktian)

3a 'H

art1nya "kekuatan dan daya yang luar bias" atau kekuasaan untuk dapat melahirkan sesuatu yang lusr biaaa,

jUfla kekuasaan untuk membuat seBuatu yang ganjll."

1/

Sa 'ti bUkan berarti kekebalan walaupun kekebalan merupakan bagian dari sa 'ti. Sa 'ti dalam pandangan masyarakat P1di~

bukanlah sesuatu ynng abstrak. la sesuatu yang konkrit dan manifestas1nya ter11hat dengan jelas.

--- ---

1

IR .A.

Huoein Djajadiningrat, Ati<;hSCh Ncdcrlandsch W~Qden-

ooek, J11id 11, Landsdrukkerij, t"vI~,

1934,

hlm

69 .

(22)

14

Sa 'ti ada peda manusia yang memiliki kcsuburan a tau ke- makmuran, kekebalan dan kesucian. Di Pidi@, kesu~ian sese- orang merupakan petunjuk untuk mengttahui kesaktiannya. Wessing mengatakan bahwa adat dan agama kedua-duanya bcrpi-

jak pçda sesuatu yang dianggap suei. Ini berkaitan dcngan segi kchidupan manusia.

1 /

Sa'ti terdapat pula pada sebila~ rencóng (keris) yang mcmpunyai peungeulHh, pada sebuah tongkat atau pada sebua~

kuburan kerarrat. Pandangp~ bahwa kesaktian ada pada benda dapat dipahami apabila dikaitkan dengan relegi atau agama aSli~/bangsa Indonesia. Tiap benda dianggap mempunyai jiwa Berta kekuatan yang berbeda. Semangat atau jiwa sesuatu ben- da dapat berpindah atau dipindah-pindahkan. Kekuatan ini dapat berpindah atau dipindahkan juga kepada manusia. Manu- sia dapat memperkuat dirinya dengan menguasai kekuatan dari benda-benda tadi.

1/

Konkri,isasi pandangan ini dengan jelas terlihat pada mitos tradisional tentang kesaktian tongkat Teungku Cik di Pasi, Teungku Cik di Ribee dan Teungku Cik di Trueng Campli. Ketiganya dapat membangun lueng dengan hanya menggariskan tongkat di tanah.

i /

Menurut mi tos pula, asal usul daerah Aceh adalah dari sebatang tongkat yang ditancapkan diatas s.huah lilitan kepala.2 / Tokoh kharismatis Teungku M. D2ud Beureu-Eh mempergunakan tongkat sehagai alat dalam usaha memimp1n rrasyarakot. Tonp;:katnya diidenti:fikaslkan dengan tongkat ulama ulama keramat. Sekali perist1wa, ia memimp1n

--- --- --- --

1/Robert Wessing, Ceramah pada PLPIIS Acch, Banda Acch, 1981.

2/Istilah agama 3s11 dipergunakan oleh Rachmat Subagya dalem, Agama dan Alam Kerochan.tan I\s11 di Indonesia, Nusa Indah,

Jakarta , 19'/9,

hlm

2;.

l/Lihat Deliar Noer, op. cit., hlm 82.

i/M.

Seleh Buchari B.M. op. eH., hlm 16.

2lPenjels.an tentang mi,os ini dapat dilihnt pada lampiran.

(23)

15

masyarakat membersihkan kali Krueng ~ro di kota Sigli. Tongkatnya dipukulkan kepada orang orang yang malae bekerja s?mbil mengatakan "inilah tongkat Teungku Cik di Pasi."

Kesaktian manusia jelas terlihat pada pandangan masya- rakat tentang kesaktian seorang ule@balang, seorang pangli- ma perang dan seorang teungku keramat. Kesaktian seorang

~~glima perang terlihat pede mitos tentang kesaktian Teung- ku Cik di Tiro yang dapat membunuh lawannye (tentera Belanda'

den~~ hanya menebas daun daun talas dan kayu kayu yang su- dan lapuk.1t' Kesaktian teungku teun6ku keralIlët te:rcermin da··

21

lam penghargaan masyarakat kepada mereka- dan pemujaan ma- syarakat terhadap kuburan kuburan mereka

Z/

misalnya peda ku- buran Teungku Hayatun yang dikatakan di jaga oleh harimau yang akan menampakkan diri apabila orang rJbut disekitar ku- buran itu pada malam Jumat dan Senin. 4/

Kuburan kuburan kerarnat yang diziarahi dan merupakan tempat kenduri memohon be~kat, adalah pertanda pcnghargaan masyarakat terhadap kesaktian. Dalam pandangan ma.syarakat,

1/Dalam hubungan dengan kesaktian seorang panglima perang, Zentgraaf mengatak?~ bahwa pemimpin perang kelUAr dAri gu- nung-gunung pada saat bula~ ruasa karena mereka juga me~­

punya1 kewajiban dan kepentingnn. Kuburan kuburan hRrUB di- kunjungl, mereka horus menerirra tamu dan bertamu kc rumah orang. Itu merupakan 3turhn ~dat~ dan khuous bagi mcrcka, pentlng sekali fJupaya or~ng lai.:1 meraeai pengaruh dan kata- katanya. Lihat H.C. Zent.:r"ar, ~ceh, Koninklijke Drukkerij

De Unie, BAtavia, tt, hIrn 1;3.

glSatu kasuo yang berkai tan dengan hal .sepprti lnl dikemu- kakan olch Zentgraai" bahwa Teungku di r-o"tAii dibunuh olch teutera Belanda waktu perang Aceh. Dua orang Aceh datang

mel1hBtny~. me!:'Aka menjatuhkBn diri dcngnn penghoTlMbm yanJ!

besar , mereka ·:"K ut dikutuk dan men~a takan "teungku jangan marah kepe.da k :, bukan salah kami. ' Lihat

H.r .

Zcntgraaf, op. cit., hlm 97.

;2lL1hat f<bhd. H,,-tta, l'as arak at Studi di Tigo. J{ecamatan di Aceh Rsar, PLP licch,

1982 .

4/1londingkan dengan Robert W""sing, Jlle Soul QJ_ ~!"!;>;tg:t.!Ux:

!he

?~~~~p So~th.~~t Ao~a. tidak ditoroltKp.n.

(24)

16 orang orang keramat dekat dengan Tuhan dan ctapat dfjadikan penghubung denganNya karena tidak ada din dIng pemisah an- tara mereka dengan Tuhan. Jalan pikiran seperti ini mênun-

jukkan kepada pengaruh konsepsi kosmologi kepercayaan asli

t~rhadap

mistik Islam. 1/ Konsepsi ini antara lain menggam- barkan harmoni atau keselarasan antara makro kosmos dan mH:ro kosmos. Antara kedua alam ini ada hubungan terus me- nerus, hubungan lestari. Kekuatan kekuatan yang tcrdapat pada alam j~g lebih tinggi dapat menimbulkan aegala maca~

kemungkinan bagi alam manusia, 1a bisa m~nciptakan kemak- muran atau kehancUI'an.

g /

Tidak serr:ua orang dapat berhubung- an dengan alam yang tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan pe- rantara dan manusia perantara adalah orang orang Buei yang memiliki sa 'ti (kesaktian)

.:2 /

Sejalan dengan uraian diatae, masyarakat Jajo percaya kepada kesaktian Teungku Cik di Peulumat. Kuburannya ada-

lah tempat melakukan aumpah yang hasilnya dapat dilihat saat itu juga. Dikisahkan bah wa seorang pencuri mencoba membela dirinya terhadap tuduhan masyarakat. Ia datang ke buren ini dan bersumpah. Besoknya badannya rusak diserang penyakit kuata.

1 /

Timbul p-.:-rtanyaan, dari manakah diperoleh kesaktlan ?

Kesaktian dapat diperoleh dengan sebanyak mungkin mengua- sai benda benda eakti dan bergaul dengan orang orang sak ti serta mencari ilmu keEaktian. Kekuatan kekuatan in! harus bisa diserap dan dipadukan dalam diri Gendir1. Artanya orang

1/Menurut ajaran Islam seorang hamba harus langoung memohon Kepada Tuhan.

2/Deliar Noer, op,. ei t., hlm 76. Bandingkan pula dengan

~achmat Subagya, op. cit., hlm 97.

2./flobert Wessing, Cer~mah pada PlPIIS Aceh, Banda Aceh, 1982.

4 Il~syarakat Tiro melakukan hal seperti in1 pada kuburan 'I'eungkU ~iuhammad Amin (saudera Teungku Cik di Tiro) dengan memelUk batu nisannya. ~~syarakat Kecamatan Simpang T1ga, Kembang Tanjung dan seki tarnya melaksanako.nnya pede sebuah guci di kuburan Teungku eik di Pas!!.

(25)

17 or8ng sakti disekeliling aeseorang akan menambah keeaktian- nya.

1 /

Bertitik tolak dari pandangan ini dapat dikatakan bahwa adanya Kadhi Malikul ~dil disisi sultan-sultan Aceh dahulu, Kadhi disisi seorang uleêbalang dan petua rneQ~sa~

disisi seorang keuchik bukan saja Merupakan kerjasa~a di- bidang kepemimpinan ataupun salah satu segi penerapan ajar- an Islam, tetapi juga merupakan usaha penghimpunan kesaktian.

Bersumber dari pandangan ini dapat dipahami salah satu tingkah laku Teungku f'I. n.ud Beureu-lli, pemimpin kharismat1s masa kini. Menurut masyarakat, la cenderung menegakkan ke- kuasaan bagi d1rinya. Ia tidak menJUkai seseorang yang lebih berpengaruh dan po pul er dar1 dia sendiri. Ia berusaha untuk merangkul mereka, kemudian secara perlahan-lahan mereka di- tekan dibawah pengaruhnya. n.lam pandangannya, dia sendiri- lah keseluruhan, pusat dari segalanya. Ia adalah ulama, Rekaligus juga politiSi.

g/

Jalan yang kedua untuk memperoleh kesaktian adalah me- lalui kaluet (tapa, khalwat atau tirakat). Proses ini ber- hubungan erat dengan gagasan tentang kesucian.

2/

Setelah

masuknya agama Islam ke Aceh, Islam mengambil alih peranan tradisional dari dukun dan Bebagainya. Ajaran Islam cen-

l!Bandingkan dengan Robert Wessing, Cosmology and Social nehavior in a West Javanese SettIement,

bhio Uriiversity,

Center for International Studies, Southeast Aaia Program, Athens, 1978, hlm 69.

2/l'entang khar1l!sma Teungku M. n.ud Beureu-l!lJ, bandingkan nengen ulama polit1si, California PreesJames T. Siegel, The Rope of Godlihat , BerkeleyM. ~asyhur ,

1978 ,

Amin

hlm

, 66-Kedudtà<an Keloopok , 67 dan University of tentang

Eli te Aceh dalam Perspektif Se,1é'.rah, PLPIIS Aceh, Bända Aceh,

1982. fil m 20-21.

~/Benedlct R.D. 'G. Anderson, "The Idea 01' Power in J:=Ivanesc

"1!ulture," Indones1a. dalam Cla 1rc Holt (ed. ), Culture and Politie!) in Cornell Un1versi ty Fress, 1972, hlm

9.

(26)

18 jadi dasar tingkah laku maByarakat Aceh. Adat dan agama berbaur menjadi satu sehingga nilai nila! agama menjadi de- sar dari adat.

i /

Oleh karen;t i tu sorotan tentang kaluet

s~bagai jalan menuju kesaktian akan banyak bermuara ke mis- tik Isaam.

Dalam pandangan masyarakat Pidi~, kesuclan ses~orang

bcrarti kemampuan menjaga diri dari perbuatan perbuatan yang tEreela (kesucian labir) dan selalu melakukan kebaji- kan (kesueian bathin) • Menurut masyarakat, pada masa lalu seseorang yang memiliki kesucian (kerama~)J jika sedang ber-

jalan selalu màmakai tutup kepala, menunduk, tidak pernah menengök kekiri atau ke kanan supaya dia tidak melihat atau mendengar sesuatu yang tidak baik.

Tanda-tanda kesucian seseorang dapat digolongkan ke dalam dua kelompok. Pertama, keajaiban sebagai pertanda ke- saktian dirinya yang tidak terdapat pada orang biasa.

Teungku Umar Tiro (cucu Teungku ClIIk di Tiro) tidak akan basah disiram hujan walaupun ia berjalan tanpa payung. Ku- buran Teungku eik di Ra 'meh bertambah panjang sesudah ia di- kebumikan tiga hari kemudian dan sesaat sesudah ia meninggal wajahnya berubah menjadi harimnu. ~litos menceriterakan bah- wa dalamnya air pada sumur-sumur di Kecamatan Keumala me- rupakan kutukan Teungku Cik di PaBi.~/ Kedua, seBudah ia meninggal, la memiliki harimau atau uler yang acwaktu-waktu menampakkan diri,Z/ dan juga cahaya berwarna keemasan yang 1/M. AU Muhammad, Adat dan Agama, PLPIIS Aceh, handa Aceh, 1978.

2/Lihat M. Saleh Buchari B.M., op. cit., hlm 17. Ada juga yang mengatakan sebabnya karena sewaktu Teungku eik di Pasi kehausan tidak diberi air minum.

l/Menurut masyarakat. harimau dan ular adalah perwujudan amal baik ubah menjadi Perilaku rnenjadi harimau babi setelah ia Tiga seseorangKelompok Sub Etnlk . sedangkan arnal Di Gayo amal meninggalGayo dan Hi . baik Lihat Japri Basriburuknya Beseorang aktos Asal akan berubah an bàr-, ~<UIaDyaBola .

(27)

19 biasanya mcrrancar dari kuburannya pada malam Jumat.

Fada hakekatnya kesueian inl diperoleh dari Tuhan dengan

melaksane~an ibadat ibadat tertentu. Kaluet merupakan ibad~t

llt ama yang dilaksanak;m untuk mernperoleh, memelihara, mcm-

~'crbesar Berm mempertahankan kesucian. Kaluet dilaksan~k?n

~tas pctunjuk guru tarekat disebuah tempat sunyi seperti go~

"tau kamar khusua.

1 /

Goa lauweng dekat kota Sigli rnerupakan tempat yang paling banyak dipergunakan. Kaluet biasanya di- lakukan tiga bulan sckali, paling lama 44 hari dan p"ling kurang tujuh hari. Dalam kaluet hanya Zikir kepeda Yang rena Kuasa yang diueapkan disamping ibadah ibadah biass. Drang yang berkaluet hanya makRn, m1num dan tfdur sekedarnya. Yang paling utama dalam kal uet adalah pemuaa tan fikiran un- tuk menggalang hubungan langaung dongan Yang

~aha

Kuaaa.g / Bentuk-bentuk ibadat lain adalah berpuasa pada hari hari putih (hari hari auei) yakni har i ke 13, 14 dan 15 bulan di- langit. lbadat untuk reemperoleh keaueian yang paling umum dilaksanakan lalah bcrzikir setiap malam sampai terbit fajar.

'I'irak"t buk'ltl saj" dilakukan nleh scor~ng ulama atau muridnjla tetapi kadang kadang juga oleh aeorang panglima perang untuk mernpcroleh petunjuk dan kesaktian sebelurn ffieng- dapi musuhnya. Pada mas? kekuasaan ule~balang Teuku Keu- mangan Ubar, panglima Rabo dari Tiro pernah maauk kaluet memperaiapkan diri melawan Belanda. Hal ini diket~ui olch Teuku Keumangan Urnar yang waktu i tu memihak Delanda sohingga panglima Rabo dikeluarkan dari kaluetnya.

l'LPIIS Aceh, Benda Aeeh, 1982 hlrn 38. Bendingkan pul.

dengan A. Gani. Hado Mar juni , ~ul~an Shalatin Riaypt Sy~h di Paya, PLPIIS Aeeh, Bendo. Aceh, 19R2, hlm

18 .

l /Bandingkan dengan Tempo, Vol. 11, 23 Januari 1982, blw 47 dan Kompas. XVII, 239, 1 r'1aret, 1982, hlm 1, Kolom

Di Jawa Barat oeorang perempuan kalau bertapaL biosanya ma- suk ke !!gQ, tempat menyimpan berae di HW'l9.h. ""ki laki ber- tapa di langit langit rumah.

2./Lihtlt puls Raehmat Suhagya, op. eit., hlm 78 dan Kcpcrca-

aa~n dan Agama, Yayasan Kanisiue, Yogyak~ta, 1976, hlm

8 dan 53.

(28)

20 Praktek tirakat atau khalwat ini menunjUkkan dua hal.

Pertama, sa 'ti (kesakt1an) diri tidak mungkin diperoleh apa- hila tidak ada pemueatan pik iran dan tenaga untuk menyerap kesaktian yang ada di tempat loin. Kesaktian tersebut kemu- dian dipadukan ke dalam dirf Eendiri menjadi 6t~tu kekuatan. Dengen demikian pernyataan yane dikemUkakan bahwa kesaktian

d~pat diperoleh dengen menyerap kesaktian dari benda-bende dan orang-orang dapat diterima.

1 /

Kedua, orang yang sedang

lJl~mjalani tirakat harus dapat menekan hawa naf'sunya dalam bentUk apapun. Hawa nafsu tidak boleh dibiarkan bebas meng- uasai dir i seseorang. Oleh karena itu salah satu tanda dar1 kesaktian adalah penguasaan hawa nafsu.

gl

Pertanda lain dar! adanya kesaktian adalah kesuburan, kemakmuran dan keSejahteraan.

î /

Ini merupakan kenyataan bahwa kepercayaan asli dijumpai pada masyarakat sederhana yang bergelimang dengan kehidupan berburu, menangkap ikan, bertani dan sebagainya. Nilai-nilai masyarakatpun banyak berhubungan dengan keadaan seperti inl. Kesuburan tanah atau alam yang subur amat memikat hatf. Demikian pula manu- sia. Jika seseorang beristeri banyak, ber~nak banyak, merni- liki kekayaan &~ sebagainya, ia dianggap memiliki kesakti- an yang lebih daripada yang tidak memperoleh kesuburan Hu.!1

Kesuburan, kemakmuran dan kesejahteraan in! dimiliki oleh sebagian ulel!balang dan ulama.

2. Keturunan

Keturunan merupakan dasar kewibawaé:ln tradisional. Se- seorang yang bEXasal dari keluarga yang pernah memimpin

l (Bandingkan dong?~ Robert Wessing, op. eio., hlm 20-25.

2!Bandingkan dongan R.O. 'G. Andereon, op. cit., hlm 39. 3/Bandingkan dengan R.O. IQ. Anderson, loc. ei t .

4/Lih::,t Deliar Noer, op. cit., hlrn 83.

(29)

21

dpngan baik dianggap memiliki sesuatt' 1I1ambang" sebagai da-

~ar kepemimpinannya. Dalam pandangw1 masy3rakat Pidi~ orang àemikian dianggap telah mewarlsi darah kepemimpinan. Pan- dengan inl dilihat dalam unekapan lage~ u ~eunan Minyeuk.

lage@ du meunan aneukj Bcpertl kelapa begitu minyaknya, Se- perti ayah begitu anaknya.

1 !

Bekas keuchik Tiba Raya merupa- kan pemimpin yang berwibawa dimata rakyatnya. Kakeknya ber-

tugas sebagai petua mcunasah sampai ia rneninggal dQ~ia d~~

ayahnya menjadi keuchik selama 15 tahun. Ia sendiri menggan- tikan kedudukan ayahnya selama 10 tahun. Namun tidak aemua anak dapat mewarisi IIlambang" inl. Hanya orang yang berting- kah laku sesuai dengan tuntutan"lambang" dapat mewarisinya.

Teungku

Umar

Tiro satu satunya orang yang dapat mewarisl

"lambangll dari kakeknya Teungku Cik di Tiro walaupun ia (Teungku Umar) mempunyai saudara.

Berkaitan dengan ini keturunan budak belian di kelurah- an Jojo dan gampon" Tiba Raya tidak mendapat kesempatan un- tuk memimpin gamnong. ~enurut masyarakat, budak ini berasal dari India dan daerah sekitarnya dan dibawa oleh para s3uda- gar untuk dijual kepada ule@balang. I'alam psndangan masya- rak at , mereka merupakan golongan yang tidak merdeka dan tidak dapat dijadikan pemimpin. Sikap ini bersumber dari ajaran Islam.

Walaupun diantara mereka ada yang mempQ~yai kekaya?~,

tldak ada seorangpun diantaranya yang menjadi pemimpin. Se- bagian dari masyarakat enggan mengawinkan anaknya dengan golongan ini karena mereka menganggap bahwa darah mereka ti- dak boleh bercampur dengan darah budak belian.

--- ---

1/Bandingk~~ dengan ~~ Yahya Pensyur, Sistim Kekerabatan iKinship) Has~arakat Aceh Utara dan Aceh Bësar.

PLPrIS

Aceh,

Bënda Acëh, 1 82.

(30)

22

Kesaktian berhubungan erat dengan keturunan. Kesaktian dnpat 1iwariskan melalui hubungan dprah. Teuku Pak@h MBhmud ('lle@balang) Pidi@ memiliki kesaktian yang diwariakan olch leluhurnya dalam bentuk kekebalan terhadap peluru, kecuali peluru bermata intan.

3. llmu

Yang harus dij.laakon pertama dalan mengkaji bagian ini adalah ilrr.u yang men jadi sumber kewi bawaan. Yang dimaksud disini ialah ilrnu yang sifat dan isinya merupakan suatu ke- kuatan yang bermanfaat langsung dan dapat menunjang pelak.a- naan nilai-nilai agama dan adat. Pola ini dipengaruhi oleh kwalitas pengetahuan ûlama dan uleMbalan~. Ilmu mereka men- cerminkan kemakmuran, kebahagiaan dan kesejahteraannya Se- hingga dengan demikian masyarakat menggantungkan diri pada- nya supaya mereka dapat memperoleh bagian dari kernakn:uran, kebahagiaan dan kesejahteraan itu.

IIQU pengetahuan agama belum tentu ~enjadi surnber ke- wibawaan jika tidak disertai dengan kesucian. Demikian pula ilr-u pengetahuan haail pendidikan modern yang tidak diser- tal dengan martabat dan pembawaan diri yang disukai masya- rakat aerta tidek dapat menunjang pelakBanaan nila1-n11ai agamadan adat tidak akan membawa serta kewibawaan bagi ~e­

miliknya.

Fada masa lalu sesuai dengan sifat masyprakat asli yang dipengaruhi oleh kcpercayaan aBli, ilmu benyak ber- keitan dengen praktek dukun dan kcsaktian.1 / Keadaan ini tidsk hilang sama sekali dan pcranannya beralih kcpada ulOmfi dan ule~balang pada periode bcrikutnya.

Pad? periode selanjutnya, ilmu seb:~ga1 sumber kewibRwi3- an rnempunyai warna lain. Saat i tu ulama di Pidi~ merupakan

1/Bandingk:an dengan Parsudi Suparlan, "The Javanese Dukun,"

~syara~at Indon.sia. 5, 2, 1978, hlm 195-216.

(31)

23 plite yane memegang peranan penting dalarn I.asy~rakat. ~~reka

bukan saja berfungsi sebagai petua meunas?h dan kh~tlb mes- jid yang lahir dari tradisi keagama"n. Sebegai orang-orang shaleh yang berilmu tinggi, mereka sekaligus pe~uka ag~mat

ccndekiawan. k~dang k8dang pahlaw?n dan bagian penting dari pusat jaringan kekuas~~n - sebuah reruaduan yang berh2sil mcltimpin rnasyarakat secara efektif

.l r

Karena

mer~ka

berasal

nori masyarakat petani, mereka mudah berkomunik?si dengan mfl.syarakat itu. Mereka nendirikan pesantren sebagai pusP.t

pendidikan dan sebagian dari mèreka menjadi guru tarekat.

l !

Karena pengetahuan rnereka tentang agama cukup tinggi, mere~a

memiliki pengaruh. bukan saja dikalangan muridnya. tetapi juga dikalangan rakyat luas.

Z

!

Periode Teungku r.J. Iaud Beureu-lli dan kawan-kawannya menunjukkan ciri yang lain. Mereka muncul dari pesantren tradislonal. tetapi memperbaharui sistim pendidikannya.

Pendidikan bukan lag i menjurus kepada pengetahuan agama saja, tetapi juga pengetahuan umum, walaupun kwantisanya ~Asih

rendah. Madrasah Saadah Adabiyah di Blahg Paseh yang didiri- kan oleh Teungku M. D.ud Beureu-Eh merupakan perwujudan dari pembaharuan tersebut. Disamping itu diberantas nilai-nilai sufisme aeperti al iran ~4! yang bertentangan denga~ ajar- an Islam yang mumi.

1/Alfian, "Cendeki2wan dan Ulawa dalam Masy~rakat Aceh: Se- ouah Pengamatan Permulaan. " dalam Alfian (ed.). Sel/i-segi Sosla1 Budaya ~asvarakat Aceh, LF3ES, Jakarta,

197

f

hlrn

204. 2/Tentang ~ungBi guru dalam suatu aliran tarekat, lihat

R. TMistik). eungJiu Aboebakar HTjer. Abdullah Ujong RimbaAceh, das, Ben Pen antar ung. 1 Ilmu ,. h nn:u Tarekat m 1arekat dan Il2kl'kat• Uraian tentan uga , a .

tp. Banda Aceh. 1975 dan Tarigat NagoyahandiyM. LHN Suma- tera Utara, i':edan. 1975.

3/Bandingkan dengan Sartono Kartodirdjo, "Kepemimpinan dal::rm S'ejnrah lndonesia, 11 Pnsara, 6, 43, Juni, 1974, hIm 225.

i/Pcnganut elfren Hock tidak pernc.h D'elaks:.:maltan sh~l<'lt lima.

waktu. f'I,eroka hany31iërkumpul pada Baat tcrtcntu dan mcng- capkan Hu Allah sampei pingsan.

Referenties

GERELATEERDE DOCUMENTEN

Preses waktu yang lama scdikit demi scdL~it ~cnsikis pctunjuk- pctunjuk yanG dapa t dijadikan pegangan untuk oc:n,-&#34;ntukw nstu - usul suetu konsep... sarnbung

Pada um~~ya masyarakat di daerah penyangga ber- pandangan yang negatif terhadap Taman ti asional Gunung Leuser ini. Oleh karena i tu usaha pe l estari an

Kekuasaan sebagai menteri negara urusan pengamanan yang diperoleh tanpa pertarungan fisik seperti yang dipraktikkan kalangan jagoan dan sebagaimana dilakukan Pi’i untuk

i kan kongkrit kedua masyaraknt nelayan berbeda. Yaitu lcbih lues dan l ebih patensil araal penangkapan ikan nslayan Padang Seurahet. Dan kondisi tersebut ,

dan bf!rkeobanf' t(:rus 1 tidak saja 1J.elandtl nasyarakat primitif, namun pada m!J.syarakat modern yane snrba cang- Gih d3n para intelektualpun uunia pvdukunan

siologi~ dBn psikologis yang dupat mempengaruhinya. Set1er kelompok ma5yarekat mempunyalsuatu poln tcrscn- diri d~lam memperoleh , rnenggunakan dan ncni1~1 makanonan

Tujuan yang hendak dica- pai melalui penelitian ini ialah pendiskripsian profil pero- buat jimat sebagai orang yang dianggap memiliki ilmu gaib di.. tengah- tengah

kesemuanya dapat dijual seIsin untuk dimakan. Hingga suatu ketika da.tanglah suatu Ilusim. Hujan tak pernah turun. Padi di sawah sudah banyak yang mati merana