• No results found

BAGIAN KESATU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Share "BAGIAN KESATU"

Copied!
118
0
0

Bezig met laden.... (Bekijk nu de volledige tekst)

Hele tekst

(1)

BAGIAN KESATU

(2)

GENERAL REPORT UNIDO-INDONESIA TOP MANAGEMENT CONSULTATION SEMINAR

di Gresik 18-30 Maret 1968

- Seminar diadakan sebagai follow-up dari pad a pertemuan wakil pemerintah Indonesia dan pihak UNI- DO dalam konperensi International Simposium of Industrial Development di Aten!l achir tahun 1967 jang diselenggarakan oleh UNIDO dan sebagai suatu pilot project untuk Industrial Consultation Work- shop dari pada UNIDO di salah suatu negara Asia, sesuai dengan rekomendasi Symposium terse- but diatas, serta sebagai pelaksanaan dari pada S.K. Menteri Perdariga No. 178fMfIIlf68.

Peserta Seminar terdiri dari: 34 orang Participant, 17 orang Ob server dari PN, Swasta Nasional dan Asing, serta 20 orang Expert Indonesia dan 6 orang Faculty Member asing.

Tudjuan dari pada Seminar ialah:

1. Upgrading dan tukar menukar pengalaman bagi para top managers perusahaan2 besar jang meliputi

~cktor2 industri : dasar (metal), kimia, ringan dan teksil serta induc;tri2 jang related dengan in- dustri2 tersebut dia tas.

2. Inventarisasi, identifikasi, dan pemetjahan dari pada problima2 jang mendesak (urgent) jang diha- dapi pada dewasa ini oleh para top memogers tersebut chususnja dan seluruh industri pada umum nja.

3. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah dalam rangka memb'mtu pemerintah mentjiptakan ik·

lim jang favourable bagi Industri2 di Indonesia.

4. Mengambil tindakan2 follow-up setjara kontinu dalam menjelesaikan masalah2 jang dihadapi in dustri pada saat ini.

Jang telah dikerdjakan dalam seminar adalah sbb.:

J. Dalam minggu pertama :

Para participants dan observers mendapat briefing serta pendjelasan dari bapak Menteri Pcrdari- ga, serta para Dirdjen atau wakilnja dari Industri2 Dasar, Ringan, Kimia dan Tenaga, serta para wa- kil dari Departemen Keuangan, BAPPENAS, Departemen Pertambangan, Departemen Tenaga KerdJa.

ILO, Pd. Gubernur Djawa Timur serta Luncheon-speakers dari ka1angan pemerintahan dan perindustrian di Djawa Timur, tentang kebidjaksanaan dan rentjana pemerintah dibidang Ekonomi, Keuangan dan

Pembangunan Industri, serta problima2 jang dihadapi pemerintah sekarang.

Djuga usaha2 jang telah, sedang dan jang akan dilakukan untuk mengatasi problima2 tersebut, serta faktor2 jang merupakan penghambat bagi pembangunan dan pertumbuhan Industri.

- Dalam pada itu djuga dibentuk dua working group I dan Il untuk external dan intern al limiting factors jang dengan bantuan para faculty member dari UNIDO dan Indonesia bersama2 dengan para participant dari masing2 sektor jang meliputi:

sektor I untuk metal Industry

sektor Il untuk light and textile in dus try sektor III untuk chemical in dus try

mengorganisir problima2 jang ada dan berusaha memberikan pemetjahan bagi problima2 tersebut dalam wudjud suatu sectorial report.

- Djuga ikut memberikan tambahan pengalaman dan pengetahuan baik dibidang applied knowledge maupun scientific knowledge jang ada hubungannja dengan kegiatan industri, seperti penggunaan te naga atom untuk keperluan damai, radioisotope dan electronic C'omputer dan data processing jaitu para expert dari UNIDO, IAEA, NCR.

11. Dalam minggu kedua :

Pedjabat dari Departemen Perkebunan dan Team Teknis Penanaman Modal Asing memberikan brie-

1

(3)

fing dan pendjelasan sekitar renewable resources (terutama. mengenai industri gula) dan ten tang segi2 penanaman modal. asing dalam hubungannja dengan pembangunan industri di Indonesia.

Selain itu diberikan pula briefing mengen ai pembinaan Tenaga Kerdja, Keselamatan Kerdja, dan Kesehatan Industri olèh Departemen Tenaga Kerdja, ILO, Universitas Gadjah Mada, Lembaga Psychologie ALRI, dan jajasan Hygine · Perusahaan Pusat,

- Working group III dibentuk untuk membahas dan menformulir aspek2 sosiologis serta psychoiogis jang dihadapi oleh industri, jang terdiri dari dua, jaitu untuk daerah Surabaja dan daerah diluar Surabaja.

- Para staf ahli UNIDO, Institute Teknologi Bandung, dan Universitas Indonesia telah memberikan tambahan pengetahuan mengen ai ber-matjam2 teknik management modern jang dirasa perlu dike- tahui oleh para top managers dalam rang ka mengikuti perkembangan ilmu teknologi dan manage- ment didunia serta untuk kemungkinan pemakaiannja dalam pekerdjaan mereka se-hari2 antara lain seperti: Input-Output Analysis, teori EkQnomi Pembangumin/Ekonomi Industri, teori Qptimi sasi dan Effisiensi, CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Tech-

nique), diL -

- Kemudian diadakan plant visits, dan diskusi dengan para managers dari pabrik2 P.N. Barata, P.N.

Indra, P.N. Dok dan P.N. Semen Gresik.

Tudjuan dari pada plant visit jang diachiri de ngan round table discussion ini ialah untuk mém- berikan observasi "on the spot" kepada para participant, jang kemudian bersama2 dengan para achli UNIDO dan Indonesia be rus aha mengidentifisir dan menentukan tingkat keseriousan dari pa da problim2 pabrik tersebut, menganalisanja serta berusaha memberikan therapy bagi pen-tac-

kle-an problima2 tersebut.

- Kemudian dilandjutkan dengan brainstorming antara para participant dan managers dari pada pabrik2 jang dikundjungi dengan para achli dari UNIDO.

- Sidang2 seminar2 diachiri dengan Sidang Pleno Terachir jang menjimpulkan semua hasil2 jang_ te- lah ditjapai selama kurang lebih dua minggu, serta hal2 jang perlu diadjukan kepada Pemerintah sebagai sumbangan Seminar kepada Pemerintah dalam rangka menanggulangi kesulitan2 jang diha- dapinja sekarang.

- Seminar ditutup pada hari Sabtu oleh Drs. Sihom bing jang mewakili Bapak Menteri Tenaga Kerdja jang mendadak berhalangan untuk datang.

(4)

FAKTORl EXTERN:

,

"REKOMENDASI dan URUTAN PRIORITAS BAGI TINDAKAN PEMERINTAH UNTUK MEMBANTU PERKEMBANGAN INDUSTRI

DALAM HUBUNGANNJA DENGAN FAKTOR-2 EXTERN"

I. KEBIDJAKSANAAN PERKEMBANGAN INDUSTRI.

Tudjuan : Mentjiptakan klimat jang sehat bagi perkembangan industri baik nasional maupun asing, di Indonesia.

Problima :

Adanja banjak peraturan2 pemerintah dan pro- sedur jang menghambat pembangunan dan per- kembangan industri.

Beberapa tindakan sementara telah didjalankan untuk mengatasi problima tersebut pada waktu pemerintah jang sekarang mulai bertugas.

Beberapa problima telah dapat diatasi dengan tin- dakan jang tjepat dari Pemerintah; sedangkan

ada djuga problima2 jang memerlukan penjeli- dikan jang tjermat sebelum melakukan suatu tin- dakan.

Tindakan jang diperlukan :

Pemerintah hendaknja membentuk suatu panitija kerdja untuk meneliti, menganalisa serta menja- rankan tindakan2 jang perlu untuk menjingkirkan rintangan2 jang tak perlu ada.

Bantuan sepenuhnja dari industri dapat diharap- kan hanja apabila kebidjaksanaan Pemerintah dalam bidang industri mentjerminkan jang positif dan berani.

11. FAKTOR JANG MEMERLUKAN TINDAKAN JANG SEGERA 1. Keuangan (Permodalan) :

Problima :

- Kesukaran untuk· mendapatkan kredit de- ngan bunga jang lajak dalam djangka waktu ter- tentu, sehingga memungkinkan modal untuk ber- kembang dengan tjara berproduksi.

Inflasi menjebabkan mengetjilnja modal kerdja.

Banjak perusahan industri jang memerlukan mo- dal tambahan . untuk menjerap ken ai kan biaja overhead lang disebabkan oleh inflasi, serta un- tuk membeli sparepart.

Diluar Djakarta fasilitas perbankan kurang memenuhi sjarat dan pimpinan Bank Daerah keli- hatannja tak mempunjai wewenang untuk mem- berikan pindj aman.

Saran.

Diperlukan adanja penjediaan modal djangka pendek dan djangka pandjang dengan bunga jang lajak jang dapat disalurkan melalui Bank Pem- bangunan atau Bank Negara.

Pemerintah hendaknja meneliti kembali usul I.O.U. dari Dr. Abdul Madjid, UNIDO (Dokumen UNRI/TMCSjGRE/8) untuk mengetahui kemung- kinan pemakaian sistim tersebut pada sektor2 in- dustri lainnja disamping textil.

Pemerintah hendaknja membantu per-Bank-an Daerah dan mendorong pemberian wewenang ke- pada pimpinannja.

Untuk memperbesar kemampuan pimpinan Bank perlu adanja langkah jang tjepat dalam penilaian kredit industri.

3

(5)

Prosedur2 Pemerintah sering menjebabkan pe- nundaan waktu untuk memperoleh kredit bagi Pe- rusaLaan2 Negera, karena berhubungan erat de- ngan Anggaran Tahuanan.

Biasanja keluarnja uang jang diminta begitu terlambat sehingga nilainja sudah mendjadi sa- ngat berkurang.

Prosedur2 per-Bank-an banjak makan waktu dan ber-belit2.

2. BEA IMPORT

Bea2 import jang terlalu tinggi dan tidak selek- tif terhadap bahan baku, komponen2 dasar, dan sparepart mesin2, menjebabkan diperlukannja modal jang berlebihan serta menghabiskan mo- dal kerdja jang apa pada waktu kekurangan u!mg.

Akibatnja ongkos produksi mendjadi lebih tinggi.

3. KEAMANAN DI PELABUHAN

Pentjurian besar2an dan kerusakan barang2 se- ring terdjadi di-pelabuhan2, hal mana menjebab- kan kelambatan produksi ser ta mengurangi modal kerdja karena diperuntukkan bagi penggantian

kehi1angan, kerusakan dan biaja asuransi.

Pemberian kredit kepada Perusahaan2 Negara dapat di salurkan melalui BAPINDO.

Hendaknja prosedur adanja kebidjaksanaan rik.

disederhanakan dan perlu per-Bank-an jang men a-

Bea2 import terhadap bahan baku dan kom- ponen2 dasar bagi pembutan barang dan untuk perbaikan mesin hendaknja selektif dan di tu run- kan setjukupnja.

Dan bea2 import untuk "barang djadi" agak dinaikkan untuk tQ.enjeimbangkan Anggaran Belandja Pemerintah dan memberikan proteksi terhadap industri nasional jang sedang berkem- bang.

Sehingga barang produksi Dalam Negeri bis a bersaing dengan jang import.

Keamanan dan tjara bongkar muat perlu dlper- baiki disemua pelabuhan.

Djuga fasilitas gudang perlu diperbaiki.

III. FAKTOR2 JANG PERLU DIPELADJARI OLEH P&~ITIJA KERDJA.

1. KEUANGAN.

Prosedur2 per-Bank-an mem- pergunakan penelitian jang lama dan pandjang sebelum credit-worthiness langganan ditetapkan.

2. PADJAK BERGANDA (pADJAK PENDJUALAN) Padjak berganda memang baik

sebagai su mb er penghasilan langsung bagi Pemerintah, tetapi akibatnja melumpuh- kan in dus tri manufacturing dalam negeri dan memperlemah kesanggupan mereka untuk berkompetisi dengan produk import.

Tjara2 pindjaman Bank perlu diteliti dengan mempergunakan Flow Chart dan di"ederhanakan setjukupnja.

Djalannja permohonan kredit perlu dipersing- kat dengan menghilangkan kebiasaan2 jang meng hambat.

Panitia kerdja hendaknja mempeladjari ke- mungkinan sistim perpadjakan tunggal, untuk memberikan perangsang bagi industri manufactu ring.

(6)

Prosedur jang ber-belit2 dan banjak makan waktu menjebabkan lambatnja clearing barang2 import lewat pabean.

Hal ini memberikan kesempatan terdjadinja pen- tjurian dan kerusakan barang2 jang tak dapat di- masukkan kedalam gudang.

Ada kemungkinan penjederhanaan prosedur akan mengurangi permintaan penambahan fasili tas2 gudang.

4. BEA IMPORT

Penghapusan dan atau pengurangan serta pe- njederhanaan tarip.

5. PENILAIAN KEMBALI KEKAJAAN (ASSETS) DAN PENJUSUTAN (DEPRESIASI)

Nilai buku daripada neratja sets, pabrik dan mesin2 tidak nilai sekarang jang sebenarnja.

tentang fixed as- menggambarkan

6. KETIDAK STABILAN NILAI LAWAN B.E.

Hal ini mempunjai pengaruh jang berat kepada industri manufacturing, karena tidak memungkin kan industri untuk mendapatkan nilai pengganti- an dan menjebabkan terdjadinja reaksi berantai jang merupakan vicious-circle jang menghambat perkembangan industri.

Untuk mempeladjari dan menganalisa prosedur pabean dengan teliti dapat dipergunakan teknik flow chart seperti pada sistim produksi.

Disarankan agar Pabean dan Departemen jang bersangkutan mempergunakan insinjur2 fuil time dalam menjelidiki dan menjusun dasar2 penjeder hanaan prosedur.

Perlu diteliti dengan seksama bahan2 baku jang digunakan oleh in dus tri.

Perlu penggolongan kembali, penjederhanaan, pengurangan dan dalam banjak hal penghapusan tarip import at as bahan2 industri, dimana mana- gement pelaksanaannja hendaknja dikendalikan oleh panitija kerdja.

Panitija kerdja hendaknja meneliti peraturan2 jang berlaku dan membuat saran2 kepada pedja- bat2 jang bersangkutan.

Karena hal ini mempengaruhi perhitungan bia ja jang teliti daripda produksi, penjusutan mesin2, penggantian mesin2, perbandingan antara keun- tungan dan modal, dIl.

Panitija kerdja hendaknja mempeladjari perso- alan ini dan membuat langkah2 jang dapat dilak- sanakan segera, seperti misalnja nilai lawan BE jang berbeda untuk import barang2 modal, ba- rang djadi, bahan2 dasar, dIl.

IV. HAL2 JANG MEMERLUKAN PENELITIAN DANGKA PANDJANG.

1. UNDANG2 PERBURUHAN

Pada tingkat perkembangan industri sekarang mI, undang2 perburuhan jang ada kurang me- nguntungkan dipandang dari segi ekonomis, se- hingga tak mungkin mendjalankan industri de- ngan effisien.

Disadari bahwa Pemerintah sekarang menjesuai kan diri dengan kebidjaksanaan perburuhan pe- merintahan jang lalu.

2. PENJELUNDUPAN

Penjelundupan merupakan pekerdjan jang me- nguntungkan, terutama dalam bidang obat2an dan elektronik.

Pembebasan bea2 import seperti ini mempenga- ruhi pasaran industri dalam negeri.

Panitija kerdja hendaknja mempeladjari pera- turan2 perburuhan jang dapat diadakan modifika si2 terhadap peraturan pemberhentian pegawai, organisasi persatuan dagang, dsb. jang sangat mempengaruhi disiplin industri.

Panitija Top Management Consultation Semi- nar betu12 menjadari kesulitan Pemerintah me- ngenai perburuhan, tetapi meskipun demikian de mi untuk perkembangan industri beberapa tinda- kan perlu dilakukan.

Untuk mengurangi penjelundupan, disamping keamanan jang ketat terutama dipelabuhan, per- lu pelaksanaan te gas dan hukuman jang leblh be- rat bagi para penjelundup.

Djuga perlu penelitian dari strategi keamanan dan undang2.

5

(7)

3. PROTEKSI TERHADAP. INDUSTRI DALAM NEGERI Kechawatiran telah dinjatakan, tentang idjin2

telah diberikan untuk penanaman modal asing tanpa pertimbangan jang teliti ten tang kemung- kinan akibatnja bagi industri dalam negeri.

4. KOORDINASI INDUSTRI

Dirasakan kurang adanja koordinasi baik verti- kal maupun horizontal diantara Departemen2, unit2, indstri2, pedagang2, pemakai2dan supplier.

V. KESIMPULAN

Panitija Penanaman Modal Asing hendaknja mempeladjari dengan seksama akibat dari pada pembangunan indstri baru oleh penanaman modal asing terhadap industri nasional.

Djustru industi nasional hendaknja diperguna- kan untuk penan.aman modal asing.

Pemerintah hendaknja mendorong dibentuknja.

a). Badan setandardisasi lndustri dengan kan- tor2 didaerah untuk testing dan pemeriksaan ba- rang2 import dan export.

b). Kantor2 penerangan bagi Balai2 Riset Nasio nal, sehingga hasil2 riset dapat dipergunakan oleh industri.

c). Kamar2 Dagang dan lndustri dengan kan- tor2 perwakilan didaerah, dimana pedjabat2 peme rintah setempat mendjadi anggautanja djuga.

Karena waktu jang terbatas, masih banjak problima industri jang belum disinggung disini. lJntuk hal ini kami harapkan agar "Kamar2 Dagang dan Industri", setelah mereka terbentuk, dibantu okh Peme~

rintah untuk menghasilkan dokumen2 bel'kala sematjam ini, sehingga Pemerintah sela lu mEngetahui pendapat dan keinginan para industriawan dar. manager ten tang bagaimana memp~rkembangkan in- dustri dinegeri kita.

Achirnja kami sarankan ag ar Pemerintah lebih ber-hati2 dalam mendjalankan peraturan2 jang dapat menimbulkan inflasi, karen a inflasi ini mengetjilkan modal kerdja jang berarti djuga menghambat berkembangnja industri.

6

(8)

F AKTOR2 INTERN :

FAKTOR-2 INTERN JANG MEMPENGARUHI EFISIENSI DJALANNJA PERUSAHAAN DI INDONESIA

Sebagai jng telah diputuskim qalam rapat pleno terachir pada tanggal 29 Maret 1968, berikut adalah problima2 dan rekomendasi2 ten tang faktor2 intern jang mempengaruhi djalannja perusahaan di Indo;

nesia, jang perlu mendapatkan perhatian dan tindakan.

Problem'a

1. Kurang adanja perentjanaan pembiajaan c;lan keuntungan jang baik, menimbulkan neratja per- formance ratio jang menjedihkan.

2. a). Kurang tjukup adanja modal kerdja agar dapat disusun rentjana pembiajaan jang baik un- tuk digunakan dan dilaksanakan.

b). Kurang adanja kepertjajaan dari para pemi lik modal terhadap perusahaan industri, sebab ni- lai uang jang diperoleh kembali lebih rendah dari pad a jang sesunguhnja karen a inflasi.

c). Pada waktu sekarang, keuntungan dari pen a naman modal di Industri lebih rendah daripada di sektor lainnja.

d). Kesulitan2 dalam mempergunakan sistim management pembiajaan jang baik.

D. PBODUKSI Problima

1. Kekurangan bahan baku dan sparepart.

2. Pengiriman bahan baku dan sparepart tidak teratur dan tidak memuaskan.

3. Djangka' waktu pengiriman bahan baku dan sparepart lama.

, 4. Persediaan bahan baku jang berlebihan dise- babkan ka'rena adanja penggantian dan pembatal- an pesanan2.

5. Perawatan fasilitas2 produksi kurang baik.

6: Pengendalian kwalitas jang tak memuaskan.

Rekomendasi

Sempurnakan rekapitalisasi dan gunakanlah pe ngendalian budget, kemudian analisalah penjim-

pangan2 jang terdjadi dari budget jang telah dite- tapkan, setjara berkala.

a). Diperlukan kerdjasama dengan pemilik mo- dal dan djuga dengan Pemerintah ~elalui BA- PINDO.

b). Perlu adanja pembiajaan noninflationary de ngan menggunakan sistim IOU seperti jang disa- rankan oleh UNIDO.

(rekomendasi Dr. Abdel Madjid Maret, 1967).

c). Agar digunakan teknik pembiajaan dan ac- counting jang baik oleh pimpinan untuk ment ja- pai keuntungan modal jang tinggi.

d). Perlu adanja latihan dalam bidang konsep2 modern dip finance dan accounting bagi para di- rektur dan pimpinan pelaksana.

Rekomendasi

Supaja mentjari pengganti, atau mengubah pro- duk. Selidikilah kemungkinan pembuatan spare- part didalam negeri.

Mungkin dengan melalui persatuan pengusaha pabrik dapat diadakan suatu pasaran untuk pertu- karan bahan baku dan sparepart diantara mereka sendiri.

Perlu adanja angaran belandja, pembelian dan pengaturan produksi jang lebih baik, dengan mempergunakan metoda dan staf jang tepat.

_ . [ ,. . r (~ .,0; •. ~ r1

Supaja diselidiki kèmungkinan pendjualan ba- han2 baku jang ti dak terpakai didaerah setempat.

; ~, , ' r , ... ; r t '

Perentjanaan pengatura~ perawatan hendáknja diintrodusir kepada perusahaan2 dengan sebaik2- nja.

t , ' , I f, .... I I

Gunakanlah teknik2' Pengendaliah Kwalitas jang tjotjok, baik jang sederhana maupun jang modern dengan tjara2 dan staf jang tepat.

(9)

7. Banjaknja matJam ragam produk atau pesa- nan.

III. PEMASARAN Problima

1. Daja beli jang rendah

2. Persaingan jang kurang wadjar dan berat da- ri barang2 import.

3. Barang import lebih disukai daripada ba- rang2 bikinan dalam. negeri.

4. Kurang adanja kesadaran dalam mengatur management pemasaran.

5. Kesulitandalam programming produksi.

IV. KEPEGA WAIAN

Problima

1. Selalu ada kekurangan akan pekerdja2 jang terdidik, pengawas dan pemimpin jang mampu.

2. Produktivitas pekerdja rendah, budi pekerti kurang, kurang disiplin, banjak jang bolos, kelebi han etaff, dan kurang pekerdjaan.

3. Penjerahan wewenang jang kurang tepat.

4. Pengaruh jang negatip dari bidang politik ter- hadap bidang kepegawajan.

5. Keselamatan para pekerdja.

Buatlah analisa biaja-penerimaan dari produk atau pesanan.

Bidang jangtak menguntungkan bisa kita hapus kan, sehingga mengurangi problima bahan dan pe rentjanaan serta risiko keselurhan.

Rekomendasi

Perlu adanja penjesuaian produk2 untuk daja beli langganan sekarang.

Perkembangkan produk untuk export.

Ranja dapat dipetjahkan sebagai persoalan in- tern dengan memperbaiki mutu dan menurunkan harga. Biaja distribusi perlu diturunkan.

Diperlukan sales promotion jang aggresive haik untuk pasaran export maupun untuk pasaran' da- lam negeri.

Mengadakan nama2 merek tertentu ntuk mutu2 tertentu dan harga2 tertentu.

Mengadakan penelitian jang tepat dan intensip tentang kwantitas dan kwalitas dari pada permin- tan pasaran, untuk digunakan sebagai pegangan dalam pemasaran.

Intensipkan penjelidikan tentang produk dan pemasarannja seperti telah diuraikan diatas.

Perlu diadakan management pemasaran.

Rekomendasi

Industri hendRknja bekerdjasama dengan ba- dan2 pendidikan umum dan swasta. Pimpinéln ha- rus mendapat kesempatan untuk mengikuti latih- an landjutan sebagai upgrading.

Perlu diadakan Standar "work performapce", sehingga para pekerdja menjadari pentingnja nor- ma2 kerdja jang lebih ketat.

Pengukuran Kerdja, insentip dan merit ra,ting diperlukan.

Rasa keamanan/djaminan pada diri para pe~er­

dja bis a ditingkatkan dengan mengadakan réptja- na hari tua (pensiun) jang baik.

Pimpinan harus bersedia mengambil risiko tang- gung djawab dengan penjerahan. wewenang kepa- da bawahannja.

Untuk memperbaiki moril dan disiplin, pimpi- nan hendaknja mendjelaskan kepada para peker- dja beberapa tudjuan daripada perusahan.

Pimpinan hendaknja sadar akan pentingnja ke- lamatan kerdja, dan menjediakan uang untuk me- masang alat2 jang dibutuhkan untuk hal itu.

(10)

V. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Problima

1. Kurang adanja perhatian pimpinan ter- hadap bidang penelitian.

2. Kurang adanja informasi.

3. Kekurangan Dana.

Rekomendasi

Perlu diadakan kursus ten tang perkembangan teknologi jang baru.

Perlu menaikkan pendapatan dan insentip bagi para pekerdja riset.

Balai2 dan lembaga2 penelitian jang ada harus mengadakan propaganda untuk membawa badan2 industri lebih dekat kepada kemungkinan2 serta kemadjuan2 teknologi dan mengambil langkah2 jang perlu.

Hendaknja badan penelitian bersedia memper- hatikan perkembangan, dan mendjual rentjana2 lembaga, sehingga industri mengetahui program dan potensi jang ada.

9

(11)

PENDAPAT DAN REKOMENDASI TENTANG PROBLEMA-2 SOSIOLOGIS DAN' PSIKOLGIS DALAM INDUSTRI DI INDONESIA

1. PENGANTAR ...

Top Management Consultation Seminar di Gresik jang disponsori oleh UNIDO dan Pemerintah Indo- nesia beberapa sa at telah Rleluangkan waktu untuk membahas dan mempertimbangkan problima2 sosio-psikologis jang timbul dari industrialisasi di Indonesia. Dalam waktu terbatas jang tersedia ad a- lah tak mungkin untuk mendjadjagi aspek2 tersebut setjara mendalam.

Observasi dan re~ome.ndasi tersebut dibawah ini diadjukan untuk perhatian dan tindakan.

2. OBSERVASI UMUM.

a. Maksud

Maksud dari diskus i jaitu untuk perbaikan produktivitas dengan mengadakan identifikasi dan mengiliminir se-dapat2-nja faktor2 sosio-psikologis jang tidak menguntungkan.

b. Human Engineering.

Ada suatu persetudjuan pendapat untuk kepenti ngan management bahwa ada aspek jang njata dari hubungan dan kegiatan antara manusia jang satu dengan jang lainnja didasarkan atas pola2 kulturil jang chas Indonesia. Bagi kepentingan hal tersebut disamping latar belakang kul tu ril jang chusus, diakui pula adanja kepentingan dan motif jang azasi dikebanjakan negeri jang mem- bentuk dasar umum untuk rekomendasi jang di sarankan.

c. Dasar untuk tindakan.

Perlu ditjatat bahwa dalam daftar dibawah ini, rekom~ndasi ditudjukan untuk perhatian Peme- rintah, tetapi kebanjakan untuk pimpinan masja rakat sendiri.

3. Problima dan Rekomenda .. i.

Ada tudjuh aspek kulturil dan sosial jang pokok dari kehidupan di Indonesia jang dapat menimbulkan problima2 dalam industri jaitu :

1). Agama

Il). Pengkelompokan daerah IU). Bah a s a

IV). Kesedjahteraan sosial V). Hubungan Keluarga VI). Aspek feodal

VII). Latar belakang agraris

Poli tik dapat djuga dimasukkan dalam daftar tersebut, tetapi karen a adanja effek timbal-balik jang kompleks dalam kebànjakan aspek kehidupan industri dan masjarakat, maka hal tersebut tidak di- masukkan dalam laporan ini.

Problima dan Rekomendasi adalah sebagai berikut:

Faktor I. Agama

a. Kegiatan Serikat Buruh didorong oleh aga- ma dan adat

b. Waktu terbuang karena upatjara agama dan adat

c. identitas kelompok melemahkan pengawasan dan semangat.

10

Rekomendasi

Pimpinan hendaknja menjediakan temp at jang lajak didalam atau diluar pabrik untuk dibadat, dan menempatkan agama pad a proporsi jang te- pat.

Faktor ini perlu dikenal bila membagun indus- tri baru, untuk mentjiptakan kontrol oleh mana- gement jang lebih effektif dan adanja harmoni an tara echelon bawahan.

(12)

11. Pengkelompokan daerah

Perasaan kedaerah merupakan tanah jang su- bur untuk sikap pilih-kasih (favortiisme) dan pe njalahgunaan kekuasaan.

111. Bahasa.

a. Rintangan bahasa dapat merupakan su mb er salah pengertian jang dapat mengakibatkan kon- trol jang tak effektif.

b. Bahasa dapat menurunkan effektivitas kepe- mimpinan dan melemahkan kekuasaan.

c. Rintangan bahasa dapat memberikan akibat jang merugikan bagi kemungkinan promosi seseo- rang.

IV. Kesedjahteraan Sosial.

. a. Kesehatan djasmani dan rochani mempe- ngaruhi kesedjahteraan dan keselamatan para pe- kerdja.

b. Fasilitas2 rekreasi dapat membebaskan kar- jawan dari pekerdjaan-, jang mendjemukan dan memadjukan hubungan antar manusia.

c. Asuransi ketjelakaan dan pensiun hari tua dapat mengurangi keketjewaan para pekerdja dan anggauta staf.

V. Hubungan Keluarga.

a. Pengangkatan anak2 tjendrung untuk menja lahgunakan dalam memperoleh pembagian beras.

b. Nepotisme tjendrung untuk memadjukan kontrol jangtak effektif.

c. Banjak waktu terbuang untuk kepetingan ke luarga.

d. Promo si sering didasarkan pad a hubungan keluarga, dan hal inilah kiranja jang menu run- kan moril.

VI. Aspek Feodal.

a. Aspek paternalistik dari feodalisme (Bapakis me dan nDoroisme)d apat mengetjewakan penga- was (mandor) dan hilangnja kontrol.

b. Djarak sosial antara pimpinan dan pekerdja dapat melemahkan pengabdian pekerdja pada pe rusahaan dan kepentingan2nja.

c. Mereka jang lebih dek at dengan pimpinan tjendrung untuk mempunjai kesempatan promosi jang lebih banjak.

d. Sikap paternalistik adalah sumber jang la- tent dari sistem j,ang salah.

Perlu penggunaan Bahasa Indonesîa jang lebih intensif untuk tudjuan komunikasi.

i~' I

Perlu standardisasi istilah Indonesia dalam sek- tor industri.

Perluasan penggunaan peralatan dan tanda2 vi- suil untuk memperbaiki komunikasi dan mema- djukan keselamatan pabrik.

Pelaksanaan program kesehatan djasmani dan rochani dalam industri perlu diperbaiki.

Pemeriksaan dokter setjara teratur perlu diberi kan kepada para pekerdja.

Fasilitas pengobatan jang lebih baik perlu dibe- rikan. Asuransi dan pensiun hari tua perlu men- dapat lebih banjak perhatian .

Fasilitas rekreasi untuk buruh dan keluarganja supaja diberikan atau diperbaiki.

Upah minimum jang lajak supaja ditentukan di dalam Undang2.

Upah supaja didasarkan atas hasil kerdja.

Kebidjaksanan personalia hendakrija didasar- kan pada merit system dan prosedur ikatan ker- dja supaja diperbaiki.

Komunikasi dua djurusan baik horizont al mau pun vertikal perlu dipelihara untuk meningkat- kan sistim pengontrolan diri sendiri.

Memadjukan penggunaan merit-systeem oleh pimpinan sedjauh mungkin.

Mengintrodusir prinsip2 management jang se- hat dan falsafah hubungan antar. manusia jang

baik melalui pertemuan2 jang teratur denga:l pa- ra anggauta staf.

Tjatatan: Timbulnja suatu kelas manager jang baru adalah tak terelakkan dan hal ini akan meng hapuskan effek2 jang merugikan dari gedjala2 tersebut.

11

(13)

VII. Latar belakang Agraris.

a. Latar belakang agraris dapat merupakan se- bab dari pada tanggapan jang keliru tentang waktu dan nilai uang diantara para pekerdja industri.

Hal ini dapat menimbulkan pemborosan waktu karena aktivitas2 adat dan musim dalam masjara- ka t agraris.

2. Ikatan jang kuat pad a tanah dan masjarakat belum tentu mendjamin rasa ikatan pada perusa- haan.

3 Kebutuhan akan uang tak selalu merupakan motif jang kuat untuk bekerdja dengan penuh pe- ngabdian dalam industri bila latar belakangnja adalah agraris.

Kesimpulan.

Untuk memadjukan pendidikan dan latihan jang lebih baik bagi para pekerdja,pimpinan hen daknja mengadakan kursus singkat tentang probli ma2 teknologi dan hubungan antar manusia bagi para supervisor.

Menurut pendapat para peserta seminar, perlu adanja pengertian jang lebih dalam dari para pimpinan terhadap faktor2 sosiologis dan psikologis jang mempengaruhi ind}lstri dan masjarakat. Pendidikan dan latihan dalam aspeks2 tersebut perlu diintensifkan dan ditingkatkan dalam kelembagaan, serta perlu di- adakan pengaturan untuk seminar2 dan kursus2 penjegaran jang teratur dálam kerdjasama dengan ba- dan2 pendidikan da'n kalau mungkin dengan badan2 Internasional.

Djuga diperlukan untuk membentuk suatu pusat penelitian nasional jang ditudjukanuntuk explorasi dip aspek2 sosio-psikologis disamping aspek2 teknologis dalam kerdjasama den&an industri dan universitas.

Hasil dari pada penelitian sematjam itu pasti akan banjak membantu para manager dalam pekerdjaan- nja se-hari2.

Perlu djuga dipertimbangkan setjara senus pcnerbitan berkala untuk para manager tentang problima2 teknologis dan sosial sebagai suatu al at komunikasiantara para manager.

(14)

RAGlAN KEDUA

(15)

RINGKASAN PROBLEMA-2 JANG DIANALISA SELAMA KUNDJUNGAN KE EMPAT BUAH PABRIK

TUDJUAN DARIPADA PLANT VISIT.

- Jaitu untuk memberikan observasi "on the spot" kepada para participant, jang kemudian ber sama2 dengan para expert UNIDO dan expert Indonesia berusaha mengidentifisir problima2 jang diha dapi oleh pabrik2 tersebut, dan kemudian menen tu kan tingkat keseriousan daripada problima2 tersebut, Selandjutnja menganalisa (diagnosa) dan berusaha memberikan therapy serta resep2 bagi pen-tac1e-an

an (penjembuhan) problima2 tersebut.

- Setelah selesai plant visit dan diskusi denganpimpiann pabrik, disusul dengan "brainstorming"

antara para manager daripada pabrik tersebut dengan para expert UNIDO, Indonesia dan par'icipanl.

- PABRIK2 JANG DIKUNDJl,JNGI:

1. P.N. Barata 2. P.N. Indra 3. P.N. Dok

4. P.N. Semen Gresik

- Berhubung tiap pabrik mempunjai sifat sendlri2 serta berlainan, maka berikut hanja akan kami uraikan problima2 dan saran2 jang berlaku bagi keempat pabrik tersebut terutama 1, 2 dan 3 serta pa- brik2 lainnja, sedangkan keterangan dan problima jang spesifik ada dalam laporan individu daripada setiap pabrik.

- Sedangkan P.N. Semen Gresik pad a waktu :,ekarang hampir tak ada problima jang accu te.

Adapun problima2 jang umum dihadapi pabrik2 sekarang serta saran2 perbaikannja ad al ah sbb:

1. Under-utilization daripada mesin2 dan alat2, bis a diatasi dengan mengadakan produk diversifikasi serta meptjari langganan untuk barang2 diluar pro luk utamanja.

2. Sales planning serta rrarket potential jang kurang djelas, bisa diaté'.si dengan mengadakan/men~

é,ktifkan marketing research, product development, serta sales promotion jang agresif.

3. Pekerdja/Pegawai jang berlebihan, sangat banjak jang nganggur, bisa dikurangi pengangguran- nja, dengan produk diversifikasi, serta mengadakan usaha untuk related (side line) produk.

4. Kekurangan/kelebil)an sesuatu order bisa dialasi dengan kerdjasama jang baik antara pabrik2 ter

"ebl,tt, sehingga kelebihan ltapasitas mesin disatu pél.brik bisa dipakai untuk menampung order jang tak .dapat lagi ditampung oleh pabrik lainnja.

5. Kekurangan kapital menjangkut keadaan ekonomi dan organisasi daripada kredit pemerintah.

6. Padjak Imp')rt bagi bahan bakujspare part jang terlalu d~n tak selektif. Sudah diusulkan oleh PIl. (Persatuan Jnsinjur Indonesia) dan Seminar untuk menindjau kembali peraturan padjak jang ada dan mendudukkan orang2 jang betu12 ta hu keadaan industri kita dan panitiajbadan jang membuat pera luran2 padjak import tersebut.

7. Production Planing and Control serta Cost Accounting dan Product Costing jang lebih baik dan teratur akan sangat membantu memperbaiki posisi perusahaanjpabrik, terutama dalam rangka kompe- tisi dengan produk2 import.

8. Perlu upgrading bagi para karyawan dalam rangka membalancekan djumlah karyawan dibawah, tengah dan atas untuk mengisi kekosongan waktu nganggur sehingga tak akan timbul pikiran2 aneh pada karyawan2 jang menganggur serta untuk mempersiapkan diri bagi ma sa dimana keadaan ekonomi dan industri serta prasarananja telah mendjadi lebih baik.

9. Untuk mengatasi kekurangan modal serta kehdak balance-an antara mesin2 lama dan modern jg. sering dipekerdjakan bersamaan, serta u11.tuk m"ngedjar ketinggalan dalam kemadjuan dibidang tekn logijproccessing, djika mungkin hendaknja ditjari joint venture dengan perusahaan asing jang bona- fide dan madju.

13

(16)

FAKTOR2 EXTERN :

SEKTOR INDUSTRI LOGAM

J. PENGANTAR :

Didalam rang ka seminar top management consultation jang disponsori oleh 9rganisasL Duni;t untu~

Pembangunan Industri (UNIGO) dan Pemerintah Indonesia, baik dari pi dato sambûtan Menteri Perin dustrian Dasar, Ringan dan Tenaga maupun dari . hasil diskusi Komite Industri Metal Engineering, me njadari adanja problema2 jang bersifat ekstern, jang memerlukan pemetjahan dengan segera sbb:-

11. PROBLEMA:

1. Keu a n g a n - dalam hal ini kita mengh'ldapi berbagai kesulitan, diantaranja adalah :

9. Kekurangan modal kerdja.

Kekurangan atau tidak adanja modal kerdja meDjulitkan perentjanaan, tak memungkinkan mel'.ga- dakan perhitungan standard ongkos produksi, serta mustahil untuk bis a mengg~nti peralatanjmesin2 jang sudah aus.

b. Inflasi.

Inflasi menjebabkan pengaruh jang sangat buruk terhadap dunia perusahaan/industri, oleh kare- na tidak bisa menutupi/mengedjar nilai ganti dari ongkos produKsi, dan menjebabkan berbagai akibat

jang menghambat pertumbuhan industri.

c. Harga B.E. jang tidak sta bil.

Sama halnja dengan inflasi, harga B.E. jang senantiasa ber-ubah2, mempunjai akibat buruk terha- dap dunia usaha/industri.

d. Kebidjaksanaan Keuangan jang Ketát. .

Kebidjaksanaan Ketat dibidang Keuangan tidak menguntungkan perusahaan2 in dus tri. A.kibatnja kekurangan uang/modal kerdja jang mempengaruhi capasitas produksi pada sektor industri.

Hal ini menjebabkan pasaran mendjadi lesu dan meningkatnja pengangguran.

e. Pembiajaan PN2 melalui Perbendaharaan.

Realisasinja selalu terhambat sekali, oleh karena terikat ol eh anggaran belandja tahunan, f. Diluar Djakarta fasilitas/pelajanan Bank tidak m~madai.

Fasilitas Credit di Luar Djakarta tidak lantjar, oleh karen a Bank2 Tjabang tidak mempunj~i' tjukup weweI;lang untuk memutusi persoalan2 jang dihadapi.

2. P e m a sar a n .

a. Daja Beli umum untuk Barang2 Konsumsi. ~,'

Rendahnja daja beli jang mempersempit pasa ran memaksa perusahaan industri mengurangi djum lah produksinja, Oleh karena itu perhitungan harga poxok jang relative tinggi 'tak bisa dihipdarkan. -

b. Pilihan djatuh pada b~nlDg2 impor dari pada Pl'oduksi dalam negeri.

Instansi2 Pemerintah sendiri masih suka membeli barang2 import dan tidak mau membeli produks'i dalam negeri.

Karenanja produksi dalam negeri menurun terus dan tak bisa berkem~ang, 3. Pemerintah harus mentjiptakan situasi jang menguntungkan bagi dunia Industri.

a. Padjak Berganda. ;

:-: !

Padjak berganda menjebabkan harga jang tinggi dan hasil produksi dalam negeri tidak bis a ber-

14

(17)

saing c;I,~~gan bàrang2 impor. ~

b. Padjak terhad~p Industriawan lebih tinggi dari pada pengusaha2 assembling.

~ . ,-...

Akibat men do rong para pengusaha untuk tida\( berindustri oleh karena beban berat padjak ba·, gi para industriawan.

c. Tarip dan. pepggolongan barang2' impor tidak meng~tungkan sekto,r' industri.

,,~ i "

Seringkali· ·penggolongan·bahan2 baku impor jang .penting· tidak 'menguntungkan bagi industri da lam negeri dan taripnja terlaiu' ttnggJ, sehingga hasil barang djadi industri dalam negeri tidak mampu bersaing dengan barang2 impor. - .. ' .

d. Prosedur penjelesaian dokumen bank dan bea ~ju kai Il).~kan..

.

~ 'wllktu terlalu láma .

- Sering kali in-efisiensi bagi industri tidak disebabkan karená kesulitan tennis, tetapi lamanja waktu jang diperlukan untul<- penjelesaian pro~du~ "bänk dan, sistim administrasip.ja . ..

'- Kerusak~n2 dan pentjurian2 bahan2 bakti:· d~pelabuhan··diseoabkan ka~en~ tertunda2nja pen]eieSal

an administrasi. .

- ' Dengan 'Ciemikian perentján'àa~' produk~i ~tërganggu d~m' hasilrijap'(m Înenurun.

e. Sarana-sarana tidak tjukup tersedia.

Fasilitas:. pengangkutan jang sangat menjedihkan menjebabkan tertundanja produksi dan djuga kenaikan ongkos produksi jang tidak wadjar. Bahan bakar minjak, listrik dan air adalah merupakan fak tor2 penting bagi produksi jang efisien.

Serin~l<:ali. pabrik terhenti Kare.na faktor2 tersepJlt, dar .a.~l~atnja menaikkan ongkos produksi pula.

f. Tidal'!be1um àdanja Perentjanaan Ekonomi set ja ra menjeluruh dan tidak adanja ketdjä.sania/koordi nasi antara Departemen2 konsumen dan Departe men2 produsen. . ' ..

Akibatnja banjak sekali 'kapasitas potensiil industri dalam' negeri tidak dlmanfaatkan.

g. Keaniänan kurang te~djamin.

Kurang terdjaminnja keamanan, penjeh,mdupan dan pentjtl.ri~~ '1l!-endqrong . adanja usaha2 jang sa- ngat menguntungkan, terutama bagi barang2/alat2 E::lektronika dan obat2an setjara ekonomi. Hal ini me rupakan antjaman jang serius bagi djalannja perusahaan2 bers~ngku~an ja~g leg al.,

b. Proteksi bagi industri2 jang sudah ada terbadap industri2 .~b~.r·u: . '.

Dengan memberikan idjin kepada penanam2 modal baru tanpa menghiraukan industri2 jang telah ada serta masalah pemasaran, akan menimbulkan persaingan jang tidak sehat.

i. Undang2 Penanaman Modal Asing mengantjam lHodaÏ Nasional

Dengan memberikan fasilita2/pemandjaan kepioa para p'enanam Modal Asing sesuai dengan U.U P.M.A. No. 1 tahun 1967 adalah merupakan antjaman besar. pagi industri dalam negeri.

4. Produksi dan Penelitian.

Faktor2 penghambat bagi sektor .produksi adalah. sbb. : , a). Struktur industri jang tidak lengkap.

Industri2 jang telah ada pada umumnja adalah industri assembling. Industri2 penjangga (satu in- dustri jang membantu industri2 lainnja) pada umumnja masih belum ada.

Peranan industri penjangga adalah begitu penting sekali bagi industri2 lainnja, jang merupakan suatu integrasi vertikal, jakni pembuatan barang2 komponen dan bahan2 serta bagian2 mesin, dalam banjak hal harus diaktifkan sehingga merupakansuatu satuan operasi ekonomi.

hl. Tidak tjukup pengetahuan tehnik jang sudah madju dan skil~. . _

Sesuai dengan sifat2 din amis perkembangan tel mik jang sudah madju (technologi) disebabkan ka re na adanja usaha2 penelitian Industri Internasional,selalu ada antjaman bagi industri nasional jang ke-

tinggalan djaman karen a kemadjuan tehnik tersebut Lembaga2 penelitian ,dan f"silitas2 jang ada tidak mampu mengatasi persoalan-persoalan jang timbul.

cl.

Tidak adanja penggantian mesin2 dan peralatan

Sebagai akibat inflasi, banjak dari sektor2 indu;tri mesin2nja. telah tua jang tak dapat diganti, oleh karena kesulitan keuangan dan sistim perpadjakan seperti sekarang }ni ... .

d) Tidak adanja usaha2 penelitian

Dana dan fasilitas untu1<' penelitian tak perna~ tjukup tersedia, dan keharusan- untuk menggunakan 1&

(18)

bahan2 baku dalam negeri tidak bisa dilaksanakan tanpa adanja usaha2 penelitian oleh kita sendiri.

lIl. SARAN2 DAN TINDAKAN UNTUK MENGATASI PERSOALAN JANG DIHADAPI.

1. Keuangan.

a) - Diusahakim penjempurnaan fasilitas kredit untuk bidang industri dengan bunga jang rendah da- lam djumlah jang tjukup untuk modal kerdja,rehabilitasi, dan bis a untuk perluasan produksi.

- Agar supaja sektor industri diberi fasilitas dalam bentuk "kredit langsung" (drowD through cre- dits"), baik dalam rupiah maupun dalam mata uang asing, seperti misalnja langsung dari para kre-

ditor luar negeri kepada para pengusaha Indonesia, tanpa melalui pertukaran BE.

b) lnflasi harus dikendalikan dan diarahkan agar tidak merugikan produksi industri2 nasional.

c) Nilai B.E. diusahakan supaja stabil. .

d) Pelaksanaan Kebidjaksanaan keuangan jang Ketat supaja tidak merugikan sektor industri.

e) Pembiajaan Perusahaan2 Negara disalurkan melalui Bank Pembangunan lndustri (Bapindo) dan bu kan melalui bank2 lainnja.

fJ Bank2 tjabang didaerah harus diberi wewenang jang lebih besar dari Kantor Pusatnja masing2.

2. P e m a sar a n

Diusahakan agar supaja selera para konsumen diarahkan kcpada hasil2 produksi industrf dalam negeri, terutama bagi perusahaan'l negara, untuk menaikkan Pendapatan Negara (G.N.P)

3. Pemerintah harus mentjiptakan iklim indqstri jang menguntungkan.

untuk mentjiptakan iklim industri jang menguntungkan, tindakan2 Pemerintah jang harus diambil dalam memberikan perhatian lebih besar dan proteksi bagi in dus tri dalam negeri adalah sebagai be· rikut:

a) Sistim padjak berganda harus dirubah mendjadi sistim padjak tunggal, guna melindungi industri da- lam negeri.

d) Untuk mengembangkan industri nasional, sistim padjak jang sekarang berlaku harus ditindjau kern bali. Perlu diberikan bebas padjak untuk phase program rehabilitasi dan perluasan bagi industri2 j ang telah ada.

c) Penggolongan barang2 impor dan tarif harus ditindjau kembali dan disempurnaka~.

d) Menegakkan disiplin dan menjederhanakan/mengefisienkan prosedur administrasi guna menghinda ri keterlambatan.

e) Perbaikan/penjempurnaan bidang prasarana.

f) Penjempurnaan Perentjanaan Ekonomi setjara menjeluruh dan koordinasi jang lebih baik dengan dja lan mendirikan badan2 sebagai berikut :

1 Dewan Perentjana lndustri Nasional. (National lndustrial Plami.ing Board) 2. Laboratoria Standard Listrik dan Mekanik (Electrical standards Laboratory)

3. Laboratoria Penelitian Listrik dan mekanik Na.,ional (National Electric and Mechanical Research La- boratory)

'1. Persatuan Pengusaha2 lndustri (Manufactures Assosiation)

g) Menjempurnakan keamanan, terutama terhadap penjelundupan dan pentjurian di pelabuhan2.

h) Pemerintah harus terlebih dahulu memperhatikan pemasaran produksi industri2 jang sudah ada, sebelum memberikan idjin usaha kepada para penanaman modal baru.

i) Undang2 Penanaman Modal Nasional harus segera disjahkan oleh D.f.R.G.R.

4. Produksi dan Penelitian.

a) Peng-integrasian perusahaan2 industri ha rus dibina baik setjara vertik al maupun setjara horisontal.

16

Supaja diadakan penelitian dan survey setjara ekonomis, tehnis dan tehnologis terqadap prQjek2 in dus tri sebagai berikut :

1. Industri2 assembling

2. Industri2 barang2 kom ponen 3. Industri2 bahan2 baku

4. Industri2 penegak (industri jang membantu industri lainnja).

(19)

b) Mengundang skill dan know-how jang sudab madju.

Untuk mempertjepat perkembangan industri bisa disewa skill dan know-how, didatangkan ahli2 luar negeri, literatur, diadakan seminar, dan sebagai. ~ja. Segala sesuatunja untu~ mengedjar keLingga~

an (gap) jang ada antara negara2 jang sedang be-kembang dan negara2 jang sudah pesat industrinja.

c) Perbaiki peraturan2 perpadjakan/usahakan pcraturan2 jang menguntungkan industri.

Dengan demikian hal ini akan memungkinkan untuk pengumpulan modal dan untuk penggantian me- sin2 jang sudah tua/aus.

d) Pembinaan bidang penelitian dan pengembangan industri.

Dengan mendirikan laboratoria2 penelitian dan membiajai projek2 penelitian jang vital bagi indus- tri nasional dan universitas2/pcrguruan2 tinggi, ppmerintah akan bisa mengambil manfaatnja dari : 1. Mempertebal kejakinan pada kemampuan kita s€ndiri untuk mengatasi segala mat jam persoalan.

2. Menambah pengetahuan (know-how) dengan sedikit biaja.

3. Membina perbaikan sumber2 kebudajaan jang riil.

5. Sar a n 2 1 a in.

A. Kembanglran kerdja-sama internasional dalam bidang2 sbb. : a) Kerdja-sama industri internasional:

1. Kerdja-sama tehnik.

2. Penjiapanlpengaturan idjin usaha.

3. Persetudjuan bidang pemasaran.

4. Persetudjuan bidang keuanganjpembiaja an.

b) Kerdja-sama internasional dibidang pcnelitian dan pengembangan industri : 1. Tukar menukar bahan2 informasi.

2. Tukar menukar research workers.

c) Kerdjasama internasional dal am bidang penj ebaran pengetahuan (know how) industri : 1. Training di pabrik2.

2. Tukar-menukar para ahli.

3. Tukar menukar dokumentasi industri.

-B. Pemanfaatan industri2 dalam negeri dalam rangka kerdjasama dengan perusahaan2 asing.

IV. Harapan kita dengan adanja UNIDO.

Dalam hubungannja dengan usaha2 UNIDO, kita harapkan bantuan dari organisasi ini adalah sbb. : 1. Bantuan dalam hal organisasi dan pembiajaan bagi lembaga2 jang memerlukan.

2. Bantuan untuk membina kerdjasama internasional dalam bidang2 :

a) Projek2 Industri : kemungkinan bis a didirikannja setjara ekonoIl\is dan technologis.

b) Perentjanaan djangka pen dek dan djangka pandjang bagi Pembangunan Industri.

c) Mentjarikan sumber2 pembiajaan bagi pro jck2 industri.

d) Mengusahakan training diluar neger i bagi tenaga2 ahli Indonesia.

c) Menjediakan para ahli konsultasi dibidang industri dan ahli2 produksi, dan sebagainja, untuk memberikan bantuan dalam bidang perentJanaan dan pelaksanaan projek2 industri serta peru- sahaan2 j ang telah ada.

f) Setjara kontinu memberikan keterangan2 mengen ai know-how industri, baik melalui publika- si2 maupun dengan tjeramah2, seminar2 dan sebagainja.

g) Bantuan usaha untuk mengadakan kerdjasama dibidang penelitian dan pengembangan indus- tri.

h) Mengusahakan kerdjasama internasional dalam bidang pemasaran hasil2 produksi dan keu- angan/I: embiajaannja.

i) Memberikan saran2 kepada Pemerintah berkenaan dengan masalah efisiensi bagi industri pada umumnja.

Apa jang telah diuraikan diatas adalah merupakan saran2 dan harapan dari Komite Metal Enginee- ring. Diharapkan bahwa dengan pemetjahan masalah2 industri tersebut diatas, akan bisa dengan tje-

pat bermanfaat bagi rakjat Indonesia.

17

(20)

FAKTORz EXTERN:

SEKTOR INDUSTRI RINGAN & TEKSTIL

I. A. Industri Textil

- Dengan sistim Djatah, banjak keluh-kesah jang diadjukan oleh para pengusaha Pabrik Textil atas tidak terdjaminnja bahan baku (kapas) setjara kontinu.

Tjontoh : Pabrik Textil Pardede belum pernah setjara penuh menerima kapas dari alokasi S.A.C. Pemerintah untuk mendjalankan pabriknja 100%. Jang diterima adalah berki- sar antara 45% - 60%. Djatah kap as sedjumlah 3000 ton setahun harus dibajar dimu- ka 100%.

Hal ini dirasakan sebagai beban berat, dan oleh Pardede diadjukan permohonan kepada Peme- rintah suatu "sistim pembajaran sebagian." (Ketua Komite memberi komentar bahwa dengan adanja sistim B.E. seperti sekarang ini sistim alokasi tidak merupakan persoalan lagi).

B. Daja penarik bagi sumber2 modal dalam negeri untuk perluasan industri.

Sumber2 modal didalam negeri untuk perluasan industri itu sebenarnja ada, tetapi oleh karena hal2 seperti telah diuraikan diatas, para pemilik modal enggan se kali untuk mengadakan investasi.

Mereka chawatir atas resiko2 jang akan dihadapi, diantaranja mengen ai masalah perpadjakan.

Sedangkan bagi para investor modal asing diberikan keringanan bebas padjak (tax holiday).

Oleh karen a itu para pemilik modal nasional lebih suka menggunakan uangnja pada sektor per- dagangan jang spekulatip atau melempar uangnja melalui "pasaran gelap".

C. Pertanjaan jang diadjukan

Apakah tidak mungkin bagi Pemerintah un tuk djuga memberikan tax holiday atau fasilitas2 lain- nja kepada para pemilik modal Nasional jang sudah siap untuk mengadakan investasi dibidang industri tanpa merugikan penghasilan negara jang diperoleh dari padjak.

Il. A. Industri Kermik.

18

Pelaksanaan impor bahan2 baku mulai dari waktu memesan sampai kepada penginman barang kegudang pabrik, memerlukan waktu paling t]epat 3 - 4 bulan. Lagi pula pembiajaan impor ter se- but merupakan beban be rat bagi keuangan perusahaan industri jang bersangkutan.

Tadinja para pengusaha bisa memperhitungkan dengan pasti bahwa perusahaannja bisa meng a- dakan perse di aan (stock) bahan2 baku/penolong berada ditangannja untuk mendjalankan pa- brik, tetapi hal jang demikian itu sudah tidak mungkin lagi.

Rekomendasi

1. Menindjau kembali pro se dur imp or bahan2 baku/penolong dan alat2/perlengkapan industri. Pe ngetrapan "sistim pembajaran sebagian", jakni dengan pembajaran pertama sebagai down payment, dan pembajaran2 berikutnja untuk melunasi bagi barang2 Jang diimpor apabil'i te- lah tiba.

2. Merperpandjang djangka waktu kredit 3 bulan setelah realisasi impor.

B. Bea Impo r

- Bea impor menimbulkan berbagai persoalan, tidak hanja persoalan mengen ai ruang tempat pe- njimpanan barang digudang, tetapi djuga menjebabkan beban keuangan jang berat, dan ini berar- ti menimbulkan kerugian 10% bunga setiap bulan.

- Djadi apabila orang akan mengimpor barang atau bahan2 baku, dia harus membajar RE. penuh, kemudian dia harus menunggu beberapa bulan sampai barangnja tiba ditempat di man a pabrik itu berada. Untuk pabrik keramik di Biliton misalnja, kadang2 waktu menunggu itu sampai 6 bulan lamanja.

- Untuk menggambarkan apa jang diuraikan dia tas, Pabrik Keramik di Tandjungpandan dapat dipakai sebagai tjontoh :

Pabrik harus meng-impor mesinjalat2 dan bahan baku seharga US $. 3.000.000.- Lama

(21)

waktu jang diperlukan untuk menunggu menimbulkan kerugian sebesar 10% = US.

$. 300,000.- setiap bulan, dengan nilai Rp. 170,-/US. $. = Rp. 51.000.000,- setiap bulan

~irektur pabrik Keramik itu memberi komentar sbb. :

"Kami tahu bahwa Pemerintah ticiak mempunjai tjukup uang, dan kami tidak meng- harap uang dari Pemerintah, jang kami minta adalah bagaimana Pemerintah bisa mem- bantu meringankan beban kami tanpa merugikan Pemerintah sendiri.

C. Komentar dari Ketua Komite.

- Adalah bidjaksana sekali bagi Pemerintah untuk menjempurnakan sistim jang ada, dengan pe- rumusan sebagai berikut :

="Pemerintah memperoleh kredit dari luar negeri mengapa Pemerintah harus minta B.E. diba- jar penuh dan apakah sekiranja tidak wadjar apabila Pemerintah djuga memberi kelonggar- an kredit kepada para industriawan jang sangat memerlukan."

="Dengan memperbaiki sistim lama itu tldak akan merugikan Pemerintah, dan ini berarti membantu meringankan beban keuangan bagi para industriawan jang bersangkutan".

="Apabila Pemerintah mengharapkan kami para industriawan untuk terus berproduksi, 'lebalik- nja kami djuga mengharapkan bantuan Pemerintah, misalnja dengan merubah sistim perk re-

ditan tersebut dialas."

lIl. Pabrik Sepatu :

A. Padjak Pendjualan berganda:

Tjontoh:

- Pendjualan kulit mentah kepada penjamak kulit harus membajar padjak pendjualan.

- Tukang penjamak kulit mendjual kepada pabrik sepatu djuga harWl membajar padjak pen- djualan lagi.

- Kemudian pendjualan oleh pabrik sepatu kepada para kon su men terkena padjak lagi.

Padjak pendjualan berganda tersebut diatas inilah jang menjebabkan harga sepatu melambung tinggi.

B. Rekomendasi :

- Pemerintah harus menindjau kembali sistim padjak berganda tersebut diatas.

- Produsen kulit sebagai bahan mentah dan para penjamak kulit harus dianggap suatu rangkai- an mata rantai dalam proses produksi, dan oleh karena itu padjak pendjualan hendaknja dikenakan sekali sadja kepada Pabrik Sepatu.

IV. Industri Makanan.

- Pada waktu pemerintahan jang dulu, dalam hal ini Departemen Perindustrian Ringan, tidak banjak perhatian jang diberikan kepada masalah pemcliharaan dan perbaikan (maintenance & repair),

- Oleh karena banjak pengeluaran uang Jang mengalir kepadÇl pemeliharaan dan perbaikan (M & R), maka disarankan kepada Pemerintah untuk bis a memperoleh kredit djangka pendek, maupun pandjang

bagi industri2 bersangkutan dengan bunga jang rendah guna meningkatkan produksi.

V. Pertjetakan Kebajoran.

A. Penilaian kembali modal te tap perusahan

Mulai dengan nilai buku dari pada modal teta~, ptnilaian kembali modal tetap itu hanjalah mungkin dengan djalan membajar padjak jang berat (50/0) at as perbedaan antara hasil penilaian kembali dan nilai buku jang sekarang ada.

Pemerintah menganggap perbedan itu sebagai suatu keuntungan, tetapi sesungguhnja perbedaan tersebut merupakan keuntungan imaginer, dan ini berarti makan modal sendiri.

B. Menindjau kembali peraturan padjak mengenai penilaian kembali modal tetap perusahaan.

VI. Umum:

A. Masalah Buruh/Tenag a kerdja :

Undang2 Perburuhan jang ada sekarang sudah ketinggalan dan tidak sesuai lagi dengan tuntutan kema- djuan industri pad a dewasa ini. Namun demikian semua pihak sependapat bahwa undang2 perburuhan harus mentjerminkan proteksi terhadap tenaga kerdja jang ekonomis lemah dan jang sudah berumur.

Akan tetapi dari pihak perusahaan2 industri mengeluh karena kemampuan perusahan dan djum1ah tena-

,a

kerdja tidak seimbang.

19

(22)

!J. Komentar dari Ketua Komite.

Djumlah buruh jimg tak seimbang/terlalu banjak adalah merupakan persoalan bagi setiap pimpinan peru- sahaan jang harus dipetjahkan olehnja sendiri. Kita tak bisa dan tidak boleh senantiasa merusuhi Pemerin tah dengan persoalan2 jang berada diluar batas kemampuannja untuk mengawasi. Banjak masalah per- buruhan jang bisa diselesaikan oleh pimpinan perusahaan dengan teliti dan bidjaksana.

Dalam menghadapi masalah perburuhan, seorang pemimpin perusahaan harus senantiasa waspada serta tjepat mengambil tindakan2 manakala persoalan2 timbul dan diselesaikan dengan tepat dan bidjaksana. Pi hak pimpinan hendaknja tidak boleh selalu mengambil tindakan2 terhadap pekerdja2 harian dan bermu- rah hati kepada pegawai atasan (Supervisors). Dia harus senantiasa bidjaksana dan waspada terhadap bu ruh maupun pegawainja.

- Impor bahan baku dan alat2 setjara selektip berdasarkan B.E. kredit.

Departemen Perindustrian Dasar, Ringan dan Tenaga atau Departemen2 industri lainnja, kiranja harus me ngetahui bonafiditas dari para industriawan jang berada dibawah lingkungannja.

Apakah tidak mungkin kepada para industriawan tersebut diatas dikeluarkan/diberikan suatu sertipikat jang berdasarkan urutan daftar prioritas mereka bisa meng-imp or bahan2 baku/penolong dan peralatan tanpa terlalu banjak menghadapi kesulitan2 tetek-bengek.

- Impor bahan2 baku berkenaan dengan proteksi.

Tinta dan tjat djangan dianggap sebagai barang mewah dan bea impor dikenakan hanja 10%.

- Penggolongan kembali dari bahan2 baku impor.

Penetapan urutan prioritas atau penggolongan kembali bahan2 baku impor untuk mengembangkan dan me lindungi industrid al am negeri harus berkonsultasi dengan para industriawan bersangkutan. Kemudian De par temen Perdagangan harus diadjak konsultasi pula dan seterusnja padjak impor harus dilaksana'kan oleh Departemen Keuangan.

- Sekali urutan prioritas dan padjak impor telah ditetapkan bersama, Departemen Keuangan tidak boleh merubah tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan Departemen2 lndustri jang bersangkutan.

20

(23)

F AKTORl EXTERN:

SEKTOR INDUSTRI KIMIA

A. •.

Protek.sl·bagi Ind~strî' Kimia.

1. Bagi barang2 jang diimpor, jang sudah bisa dibikin di Indonesia, harus dikenakan beatjukai sedemikian rupa, sehingga masih bisa menguntungkan hasil produksi dalam negeri, dan tidak disamaratakan sadJa dengan barang2 impor tersebut.

2. Umumnja industri nasional dibebani dengan padjak berganda, jakni padjak bahan2 baku didaerah, r;adjak pendjualan barang2 djadi dan sebagainja.

Disarankan kepada Pemerintah untuk segera menindjau kembali sistim perpadjakan jang berlaku seka- rang, bagi setiap industri untuk mengatasi kepintjangan2, dan bahwa barang2 impor dikenakan padjak sedemikian rupa, paling sedikit untuk bisa menghidupi industri nasional.

B. Kebidjaksanaan Keuangan.

1. Bagi perusahaan industri jang setjara ekonomis bis a memperoleh kredit djangka pandjang maupun djangka pendek dengan bunga jang rendah untuk modal kerdja dan perluasan industri.

2. Pemerintah hendaknja mentjari kemungkinan bisanja mentjiptakan suatu iklim jang menguntung kan bagi sektor industri, terutama untuk pasaran modal, dimana sumber2 dalam negeri bisa ikut ser- ta didalam Pembangunan Industri.

C. Data & Informasi

1. Kiranja perlu diperhatikan bahwaperusahaan2 industri di Indonesia pada dewasa ini memerlukan bimbingan didalam tjara2 pengembangan technologi, tehnik produksi setjara modern, penelitian pemasar- an, pengetahuan/know-how setjara ilmiah, dan sl·tim perdagangan modern. Disarankan kepada, Peme- rintah untuk meningkatkan kegiatan Lembaga2 Penelitian dari Pengembangan dibidang Industri de- ngan melengkapi data2 statistik jang seksama, meningkatkan advance study courses di Universitas2 serta memanfaatkan djasa2 badan2 internasional jang bersedia memberikan bantuannja kepada nega·

ra2 jang sedang berkembang.

2. Biro Pusat Statistik h.R!uS disempurnakan kembali setjara wadjar dan dikembalikan funksinja se- pE'rti sediakala, hal mana dengan perusahaan2 irdustri bisa saling bantu-mernbantu dan isi-mengisi.

Djuga Pemerintah hendaknja mengadakan invent", risasi serta memperbaharui data2: informasi me· ngenai sumber2 alam Indonesia.

D. Lain2.

1. Pertumbuhan industri2 jang sudah ada dan/atau pendirian pabrik2 baru bagi setiap djenis industri jang sama harus diteliti dengan seksama dan disesuaikan dengan kebutuhan akan permintaan di pa- saran untuk setiap djenis ba~ang.

2. Tarif muatan untuk mengangkut barallg2 hasil industri, terutama antar-pulau, dianggap amat !Ja-

ngat menghambat kelantjaran perdagangan. ·'

Perlu diperhatikan bahwa ;I;>emerintah heniaknja menindjau kembali semua tarif angkutan, dan me- ngarah kepada suatu tarif jang lebih realistis guna memperlantjar lalu-lintas ,barang di-semua tempat pemasaran, dan sekaligus mendorong penghematan bagi sektor industri.

Setiap kenaikan djumlah hasil2 produksi jang ditjapai, harus bisa membantu dan bermanfaat bagi Pe:

masukan Pendapatan Pemerintah, sekalipun dengan tarif angkutan jang lebih rendah.

3. Me.. ... . n.dorong segera. . . berdirinj' . a .suatu Kamar Industri .

. .

~asional (Chember of Industry).

4. Undang2 Barang harus segera bis a dimanfaat~an sedemikian rupa, sehingga meJ?perkuat Pemerintah dalam melaksanakan "wadjib kontrol atas· mutu barang" berdasarkan sbindardisasi. ...

21

(24)

FAKTOR! INTERN:

SEKTOR INDUSTRI LOGAM

A. Pendahuluan.

Didalam mengemukakan persoalan2 jang berhubungan dengan faktor2 intern, pertama2 kita haru.

memperhatikan tudjuan achir dari pada pendirian suatu industri logam, atau sasaran sebenarnja jan, hendak ditjapai, dan/atau bagaimana mentjapai sasaran itu.

Kita menjimpulkan tudjuan achir itu ad al ah : 1. Keun tungan.

2. Hasil2 produksi & djasa dengan ongkos minimum 3. Menarik uang.

4. Aktivitas/kegiatan jang kontinu.

5. Melindungi harta/kekajaan modal.

Dalam mengemukakan faktor2 intern, sehubungan dengan tudjuan-tudjuan diatas, perlu diingat ha12 sebagai berikut :

1. Masalah Keuangan.

2. Masalah Pengusahaan Pabrik.

3. Masalah Pendjualan dan Pemasaran.

4. Masalah Kepegawaian.

5. Masalah Penelitian dan Pengembangan lndustri.

Untuk mendekati persoalan2 tersebut dengan se ~aik2nja, kita meng-analisanja dan melalui penggo,

lCJ~lgan sebagai berikut: L Tudjuannja.

2. Persoalannja.

3. Pemetjahannja.

B. Keu a n g a n . a). Tudjuan

1. Dengan adanja tjukup modal kerdja, kekajaan tetap perusahaan dan kemampuan guna mengatasi deficit, bis a menarik dana jang dikehendaki.

2. Adanja fungsi pengawasan ongkos produksi.

3. Adanja pengawasan anggaran biaja, keserasian serta anggaran biaja jang mejakinkan.

b). Problema :

1. Perbandingan jang kurang serasi didalam ratio neratja.

2. Tak adanja kejakinan tentang bonafiditas di pE'rusahaan2.

3. Tidak adanja kebidjaksanaan keuangan Pemt:. intah jang mejakinkan.

4. Hasil jang sangat rendah dari modal Jang digunakan dalam sektor industri.

'.-

c). Pemetjahan :

1. Diadakan kerdjasama djangka pen dek diantara perusahaan2 industri dibidang keuangan/per.rfi.odalai1 2. Harus mempunjai perentjanaan ma tang jang menguntungkan serta management jang efi~ien.

3. Pendekatan usaha2 industri setjara "tidak te 'gantung" (independent) harus dibina. .

4. Dengan djalan menekan ongkos2 produksi at au mengurangi investasi modal dan memp~rQJ~l) un-

tung jang lebih besar. '

5. Mentjari djalan jang lebih efisien lerhadap penggunaan kekajaan/modal tetap perusa~áan.

6. Dengan djalan kerdjasama dibidang pemasaran.

C. Pa b ri k:

.). Tudjuan :

1. Bekerdja dengan kapasitas pen uh.

2. Penggunaan sëtjara efisien serta efektif terh~ dap manusia/tenaga baku/penolong.

3. Pengiriman barang2 hasil produksi tepat pad a waktunja.

22

kerdja, mesin2 dan bahan~

"

(25)

•. Mengusahakan se-baik2nja lungsi dari pada pekerdjaan "pemeliharaan".

5. Lebih ditekankan kepada program modernisas. dan penggantian mesin2/peralatan (replacement). 6. Memelihara serta mem~erbaiki kwalitas.

b). Problema:

1. Pesanan2 (order) jang sangat djarang.

2. Bahan2 baku/penolong jang sangat terbatas dan mahal harganja.

3. Pengangkutan bahan2 baku/penolong makan waktu lama.

4. Barang2 hasil produksi jang terlalu banjak mat jam ragamnja.

5. Bahan2 baku/penolong mendjadi mubasir karena pembatalan kontrak/order, dan lain sebagainja.

6. Tidak tepatnja waktu pengiriman barang.

7. Fasilitas2 Kerdja jang tidak tjukup atau kurang terpelihara.

8 Tidak adanja perse di aan fonds untuk penjusl tan.

9. Tidak/kurang adanja pengawasan mutu barang.

cl.

Pemetjahan :

1. Adanja pesanan/orders jang lebih banjak.

2. Pengganti bahan2 jang diperlukan (substitusi).

3. Mengusahakan lebih baik lagi bidang2 perentJunaan pada umumnja, chususnja perentjanaan pro duksi, serta pengawasan pada umumnja, chususnja pengawasan inventarisasi.

4. Diadakan spesialisasi disegala bidang.

5. Diadakan pembelian besar2an setjara kerdjasama/koperasi.

6. Diadakan pertukaran hasil2 inventarisasi persediaan barang (stocks).

7. Diadakan perbaikan pengawasan mutu barang.

D. Pendjualan Barang & Pemasaran:

a). Tud j u a n :

1. mentjari order jang sebanding dengan hasil ba rang2 jang diproduksi dengan baik.

2. Berusaha memberikan service jang se-baik2nja.

3. Berusaha memasarkan hasil2 industri dengan harga jang tetap.

4. Memadjukan pendjualan barang2 produksi industri dalam negeri dimasjarakat luas.

5. Menemukan barang2 industri baru.

b) Pro bie ma:

1. Lemahnja permintaan terhadap beberapa hasil2 produksi tertentu.

2. Kurang/tidak lintjah dalam memenuhi permintaan.

3. Daja beli jang rendah dari para konsumen.

4. Tak adanja kesadaran terhadap program pendjualan barang.

5. Kurangnja animo terhadap barang2 hasil industri sendiri.

6. Sulit untuk membikin barang2 dengan harga jang bisa bersaing.

c) P e met j a h a n :

1. Usaha pendjualan & pemasaran barang jang Jpbih baik.

2. Adanja penelitian dibidang pemasaran.

3. Diadakan sales promotion.

4. Sistim konpensasi setjara kontrak terhadap pembatalan order.

E. Kepegawaian:

.) Tudjuan:

l. Adanja skill jang mentjukupi kebutuhan.

2. Adanja kepuasan kerdja.

3. Adanja ras a ikut memiliki.

4. Adanja kon dis i kerdja jang baik.

5. Mentjari team work jang baik, 6. Memperoleh daja penarik, 7. Djudjur dan dapat dipertjajai, 8. Bisanja diorganisir dengan baik.

b) Problema:

l. Tidak/kurang adanja tenaga2 kerdja jang mahir.

2. Tidak/kurang adanja pelimpahan wewenang serta rails menerima tan"ung djawab.

3. Gadji/upah jang djauh dari tjukup.

23

Referenties

GERELATEERDE DOCUMENTEN

- Pendaftaran berdasarkan surat perjanjian yang telah dilegalisasi oleh Notary Public dan Perwakilan RI atau salah satu dari kedua lembaga tersebut di negara prinsipal,

bahwa masa berlaku Harga Patokan Ekspor (HPE) untuk Pasir, Kayu dan Rotan Periode Oktober-Desember 2004 berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 dan dalam rangka pelaksanaan Pasal

(2) Tanda pendaftaran tipe atau varian kendaraan bermotor untuk diproduksi di dalam negeri dinyatakan tidak berlaku apabila kendaraan bermotor yang didaftarkan tersebut tidak

Penitis Intardapertemental , ChUBUS untuk menampung dan mengko ordilûr 6amua pa rsoalan j ~n g berhugungan dangan aktipitas ECAFE di Djakarta , sasuai dangan sur~t

orane; dala::n rangkd.. yane; mcoi liki.. Scma 1 dn dicipta- kannya ketrampilan berkomuni~asi kcatas yang dileksanakan oleh keuchik/kepala dess , deIam hal ini

tiada baik, itoe boleh mengatoerken soerat permintaan pada negri, soepaja di eommitie ? negri memrentahken commitie pada orang jang sama djadi toekang, sabrapa onkostnja

— nü • Aken balik korabali dengan apa jang kita hendak bitjaraken, kita moesti bilang, balioewa, d jika bener adarija, jang orang prampoean tjoema trima bibit sadja dan

beleidsdekkingsgraad niet beschikt over het vereist eigen vermogen krachtens artikel 132 van de Pensioenwet, de basispensioenpremie wordt verhoogd met een tiende deel van het