dsb.-e. Perbuatan karona 'pengertian atau un serstanding terhadap orang lain.
!
!
1.-·>
- 270 - .
Tjontobnja pada pekerdjaan2 ' 'jangbersipat sosia1, seperti; membangun sekolab,ru-IDab sakit, pemeliharaan ana.k jatim
dsb.-Selandjutnja »erlu diketahui, bah-wa nilai. itu banja merupakanpentjermin an sadJa duri norma2 j~ng objektif. Va=
luc atau nilai pada órang set
Ja
ra. sub-jektîef, sedang ~ule dengan setjara ob-jektief. Timbulnja value itu bisa dise -babkan karena nilai sub je'ktief i tu se su ai ~engan situasi, ~etapi dapat djuga -karena, orang dapat oenguasai situasi se tjara response terhadapkondisi' jang a=ds. lni 'adaJ,.ab seb'agai .pembuktian, bah-wa manusia itu tidak memiliki insen ka-mil. ·taupa· aergaul deng'än' lingkungannja, d.engan masjarakat sekelilingnja, tetapi karena adanJa kemampuan mengadekan reIs si dan membentuk kreasi terhadap kondi=
si sekelili~g itu.
:, Ada suatu' dilemma, apakab dunia ini. sudah mempunjai 'Oilai sedjak semula a-taukah karena orang me.mbuat ni1ai, 'lalu dunia (inclusief masjarakat) ini mempu-njai ni1ai. Sebenarnj~ soa 1 itu sama sa-dja. Manusia membuat ni1ai, dengan basil karja dan kreasinja, àtau sebelUlilnja i-tu, djuga. sebenarnja dunia iüi 'sudah weID
punjai nilai (value) sendiri, dibukti- - . kan dengan adanja isi dan rahasis2 alam
jang menarik ~anusia sedjak dari zaman
kezaman. :.
Hal ~i tu tidaklah' "pcrlu di babas pao-djang lebsr dalam pasal ini. Jang dje-las ialah, proses 'timbal-balik antara individu dengan value, .bisa 'dimengerti, Karena disatu pibak oanusia mentjiptakan 'ni1ai2 baru, dan di1ain pihak manusia
- 273
'-dysfunction' berarti'menjebabkan sese~
orang tertidur sehingga, tidak dapatla gi \berfungsi dengan haik. , . ,_
Masalah qysfunction ini, hampir',
terdapat dimal1~-manadal,am mas,jarakat. ',:f.,.
Dalam lapangan. pendidikan mi'salnj~ ,}Na-:-;: ,! lau te lab banJa,k orang jang : m~tig,Ull-<,. -djungi Pergur~an Tinggi "tetapi 'to~h
masih 'banjak djugá, r~kjatjang m~$ih "
butaburup.Dys~unction dalam bi,dang so' sial ekonot:li'- walau telab lianjak djum~ _ lah orang kaja dan bidup mewah,tetapi toch djurnlab penganggur, peminta2 di~
samping djumlah 'pentjuri',tidak kil -rang karEma i tu. AClanja dysfunction i~ '
nilah, jang menjebabkan biasanja ,masja rakat membentjistelsel pemerintaban,-jang ,terlalu banjak roembuat,peraturan2, tetapi tidak sanggup 'ditertibk~n' pe~
laksflnaannja. '
Menurut Hazars:feld, kita harus me non-aktifkan dysfunction ini. Sebab së lama ia kelihatan, maka ia membangkit=
kan rasa bentji dari rakjat kepada per aturan2, jang sek'ián banjak dibuat djü.' ga tanva fungsi (Ingat system Orde la=
ma/PKI). Bakjat hendaknja diinsafkan babwa dunia ini~merupakan tempat jang bagus bagi setiap orang jang suka dan tekun bekerdja. Bahkan penderitaan
jang dialami oleh sebagian anggota sjarakat bukanlab karena kesalahan
ma-sjara~at itu, tetapi banjak2 adalah ka rena akibat kelalaian sendiri. Cbusus bagi rakjat jang hidup dibawah tekanan
pemerintahan otoriter/komunis,
-pende-ritaan
rakjat jang berupa tekanan la-hir bàtin, itu sebagian besar adalah àisebabkan karena adanJa 'perkosaan kei ,
.
\
\\
214
-merdekaan' jang dil~kukan oleh pemeri~
tah/pibak penguasa, ' ke padn rakjat jang belum mampu mengatasi 'tekanati' itu •
. Kembali kepada persoalan l'v1ass Me-dia. Pada Film2 keluaràn,]ritis misal-nja, dapat kija persaksikan, bahwa wa- .
tak.2 .(motif) dari film2 Iiiggris itu,
pada prinsipnja berkisar pada soa12 sbb. : Adanja nafsu2 djahat
=
jang di-gambarkan seba5ai peranpok, penodong dsb., selalu digambarkan bertentarlgandeng~n orang2 Qidjaksana, jaitu 'pihak pOlisî/pemerintab. Dalam filmlnggris, selalu d~kemukakan kebidjakssnaan pi-hak pemerintah. Djadi~ sebagai konklu-si 1 kalau toch da.lam .. Ij;lJl.s jarakat Inggris.
terdjadi dysfunction, maka itu adalah disebabkan karena .'individu/golongan' itu sendiri jaug berbuat djahat. Disi-ni pihak peoerintah selalu digambarkan dalaCl pi hak ja'ng benar/bidjaksana.
: Lain iagi jangki ta dai:,ati pada FilnrPerantjis. Padn Film Perant·ji~,;..
,tjaranja menjadjikan beraipat moralis-tik, drqmatis dan realistis. 'Itu pula sebabnja, dalam Fi~ PerantJis djarang'
d~achiri dengctn happy.-end. -T jeri ta2n ja menggambarkan bahwa masjarakat itu sa-ngat djahat, dimana pëdjabat2 negara ban jak jang korupsi, dan orang2 kaja
jang hidup mewah dan kikir tanpa memi-kirkan nasi,b sebagian besar rakjat- jang hidup menderita. Akibat dari kehidupan
jang pintjang itu, menjebábkan besar tiLjbulnJa 'djago/pahlawan' jang " oerte-. kad menumpas kedjaha tan dan serba keti
dak adilan itu. Tetapi chusu? untuk film Perant jis, pahlawan2 'jang menurnpas kedjahatan itu digaubarkan sebagai
se-- 275
orang jang selalu bernasib sial,' dan kadang2 harus menderita ke~alaban.
Kesimpulan jang dapat diambil dari Film Perantjis9ialah bahwa kehidupan masjarakat it~ w~lau digambarkan ~ja
hat, tetapi tocb tidak ada jang kuasa (termasuk pemerintah) jang dapat ' me-numpasnjn. Disini rakjatjpenonton di-suruh berpikir dan sekaligus didi-suruh werasakan akibat2 jang sedemikian itu.
Sebaliknja jang kita lihat pada film Amerika. Film Yankee ini selalu memberi gambaran jang optimist. lsi utama dari film2 Amerika, ialah me' ng-gambarkan bahwa kedjahatan jang ter-dapat dialam masjarakat itu,
timbul-,"nja dari masjarakàt i tu sendiri. Teta
pi dunia ini sendiri dan sekian ban jak individu2 jang hidup didalamnja adalah
bai~. 'Jang Dendj~di suober dysfunctian, itu' adalah merupakan akibat dari situ-asi jung tertentu sadja. Namun deoiki-an, toch kesukaran2 jang disebab,kan
0-leh ,si tuasi "ted,;!., ','hanja bersipat kebe-tulan, dan kesemuanja itu dapat dia-tasi.
Itu sebabnja Film2 Amerika pada umum-nja selalu diachiri dengan happy-end.
Salahs~tu tehnik jang pokok dari Film Amerika? ia:Lah apabila Eilo itu Clulai dengan situasi jang djahat, maka selalu
berachir dengan situa~i jang baik.Dja-di kalau baik.Dja-di Amerika Film mengenai pah:-lawan dîgambarkan sebagai person jang selalu tampak menondjol kemuka. Sela-in daripada itu ia merupakan pula pah lawan jang dapat meI!lbawa kenjataan i=
tu pada dirinja.
Kesimpulan jang dapat ditarik
de-r
I-Pada filTJ Ing[;eris, -menggambarkan bah-wa kita tidak perlu berdjoang untuk l1le
ngub'ah masjarakat itu, karena individü2
jar~ djadi anggota masjarakat itu sen-diri d j'ahut. Mas jarakat diberikan sug-gesti/dipengaruhï 'supajascpenuhnja pertjaja se1e1u atas kebidjaksanaan -dan kesanggupan pemerintahnja msngatasi
segala kesulitan-kesulitan ituo ,
\ '
Pada film Perant jis dinaullJakkan perkembangan jang dialami oleh 'sang pablawan'. Namun demikiansipahlawan toch tidak sanggup 'meoj;ierbaiki' ke-djahatan dalem Clasj.a,pakatnja. Djelas disini, bahwa Film sebagai ,salah s'atu dari r~ss-Media: jang oerfunctie me-nar .cotizing dysfunction agar'-supa ja masjä' rakat 'djangen suka .menjalahkal'l pemerin tahnja, -karena kesal?han itu sumber-nja terletak padn dirisumber-nja sendiri. (I';"
ngat adjaren Filosof Perantjis J.J.
Rouseeau jang berpendapat bahwa pada desarnjä setiap"orangitu dilahirkan baik; Clas jaraka tlah teX'i.;},asuk
kebuda-jaann~a jang mendjadikah sese~rang itu rusak). - ,
-Pada Film Amerika;- raengc;ambarkan bah-wa kita tidak usah Denu~pas kedjahatan
. itu, karena kesemuanja itu hanja be~
sipat sementara dan kebetulan sadja.
Adanja itu tidak mutlak ,(accidental).
DJadi dJelas pada kita, bahwa mass media itu mehl~unjai pautan jang erat dongan 'Prop-agarida I jang bersipat Sta-tus quo
=
jaitu jang m-empertahankan norma2 jang eudah ada.277
-A~alisa :3jn.nengenai, ~ass' Media
dari Wright r,1ills', ja ng menggambarkan pengaruh :Mass Media dilàpangan politik.
Sesuai dengan pendapat Haz~rsfeld dan Mertori, bahwa Mass Media itu dapat mem
pe~tinggi dan meoelihara apa jang disi but: 'Political lndifference' (Politik dJalan tengah)~ lni berarti, bahwa selu
'ruh d jenis riass JY:::edia jang ada pada N~=
gara/Daerah itu, ditueaskan berfunctie mendjaga kestabilan djalannja peoerin-tahan dengan tjara 'mendjadi alat pe-rantara' untuk mcmpertemukan kehendak rakjat disatu ~ihak dan kemauan peme-rintah dipibak
lainnja.-Aspect lain dari mass Media demikian Wright Mills, ialah untuk me~djQuhkan
rakjat dari perhatian terdapat politik.
Terutama bilamana soal politik dalam . negelld sendiri ruwet atau ada malcsud lain dari pibak pemerintah, maka biasa nja . pemerintab ment?;aI!1bil sikap 'menga=-lihkan' perbatian rakjat kelapangan hi dup jang ~ain. Untuk maksud itu, Surat Kabar sebagai l'1ass Media didjadilcan a-lat. liIisalnja dalam Surat2 kabar (jang mendjadi pendukung politik pemerintah), maka berita2 Ekonomi, Pendidikan, Pem-bangunan ataupun sensasi dicmat seba-nJak-banjaknja, dan hanja sedikit sa-dja ruangan jang menjinggung masalab politik. Policy seperti itu darat kita saksikan pada' saman ORLA, dimana suara pers hanja merupakan monotoon (satu s~
ara).
-Demikian pula halnja dalam bidang pertundjukan, dirnana Film2 dibawab