• No results found

oleh setiap orang dalao djiwanja 18-

In document SOSlAL FRAGMENTA (pagina 35-55)

I

ni lebih penting diperwoalkan daripada-.

.' puplic attituÇle. Sèbabnja ialsb ka~ena

prive .attitude itu tidak ditundjukkan , setja,ra .. terbuka,. dan djustru karena itu

lah puIa'merupakan simpanan rabasia dari seseorang. Public attitude lebih mempu~

njai daja .rangsang, jang dapat mempen~'

rangka kampa'nje Pemilil1an' ·Preaiden. A/S.

surat2 k,abar telah méÏángsir b'eritade . ngan maksud untuk m~mpengaruhi publik-opini,. babwa dalam pemilihan Umum jang

aka~ datang, kans terbesar ada ditangàn Dewèy. Tetapi kemudian ,ternjata bahwa

jang berbesil keluar sebagai pemenäng ialah TrumaÏl.

Tjontoh tersebut memp~rIihatkan,ke'

pada kita, oahwa walaupun surat2~bar

telah' beruaaha 'mempengarubi opinf:~4a~i ümum, te,topi s.urat2 lcaQar itu tidakmu-:,

~ah mengubah attitude ,jang ber~ipat .pri

ve jang di~il=:iki oleh setiap orang. . Sekarang mulai diketahui, bahwa prive-attitude téBhadap sesuatu, tergan

t~ng puls pada banjak faktor 'jang saling memveri pengaruh pada attitude. Penjel-i dikan jang 'serupa telah2iiadakan oleh

,

nundjukken :oahwa Pr:~,'judióet'erSebut , lebib menond jOl peda- veteran2 'îang ~e' seti-diri.' Demikian1ab o,leb karena kemundur an ekonomi

'Jang

diderita oléb aebag1an besar Veteran2' tersebut';" maka 9ràng2 ,

Neg~o dan Jabûdilah jang mereka kam-bing-bitamkan, ~arana kebetulan ~edua

bangsa ini mempunjai ked'udukan ekonomi jang djauh lebih baik., '

-' -Campbell menegqsk~n, ba~wa' ' makin

pahi t tekf:lnan ekonomi jang dialàmio-' leh orang2 anti N~gro,_; makà maki.n, te":', bal pulatumbuhnja prëjudiee terhádap Negro itu (the worst their economie ,:' si tuat~on t11e mOTS is their p;r-ejudiee).

. ' r

Itu sebabnja Field Thèory biasa pu la disebut Theory öfFörees. Apa~~la ~;

kita me~el~ti situasi sebagai la pang-an daripada f01"ees2, waka akpang-an nam pak , ,"

Forces ini mem~ubjai ef~ect terh~dap

.

- 252 - . .

tradisi dan ideology, demikian pula :s!, baliknja. Dja«i, semua kedjadian2 da- . lam situasi itu bexsipat ~.ter-connec­

ted.

Bila kita bandingkan situasi itu dengan situaei ·jang terdjadi dalam bidang 1lmu fisika mi.salnja, , malta ki ta .. akan melibat pe rbandingan . sb b.: Apa ~ila' t i ta memaäak' air pada satutempat~ kemudian dideka~

ki ta àda p11la orang. lain jang memasa1:t ,'.

air, ~ka djelas t:ida;k .ada hubuDgan ~an ,:-".

ta'ra kedua air jaïlg" seds,Dg. dimasak i tii~ .. : Disitu tidak terda:'pilt interconnecte·a .. '· .. ·' Tetápi dalam lapangan sQsial'láin bal~

nja. Apa jang .terdjlidi di Djaw~ misal-", ;',(

nja timbulnja pembérontakan PIn, dalam -, ..

waktu jang ~sing1mt mém~erikan pe.ngarub . ditempat-tempat ~ain, mal~b ,sampa.r:ke- '

luar negeri.. I '

lni beEarti babwa suatu situasi".

80sial baruslah dianalisa ,seb~gai ~u!

tu tatalita, untuk mendapatkan sûa~u

gambaran jang meluas, dan objective.

Tegasnja bahwa didalac menguraikan " su-atu.masalab sosial, baruslah kita mem-punjai pandangan bis.toris, karena seti . ap problem setiap aksi jang kita hadapi, adalab' merupakan suatu rangkaian dari . ..) gerak-sedjarab. Dan suatu gerak s~dja-.

rab, 'mengbendaki kita ·berpikir setjara 3 dimensie Artinja selain'daripada me-nempatkan diri kits pads masa kini, djuga ld ta . harus berusaba menjoroti

d~n 'menempatkan diJ;.'i.· paga masalalu dan masa jangakan datang, dengan me~

hatnja sebagai suatu proses keáat~an

jaag tidak terpisab-pisah.

Dari t jare berpikir set'jara Fiel.d effect ini memberikan kesan kepada

~-. ~ .

". ".

253

-• I

ta, bahwa masa.1ah2 jang terdjadi dalam

'masjaraka~;, mempunj'ai hubungan timbal-balik 'j'aag tidak."terpisah-pisah satu

":fl8II!fl lain. , .J.?ros'e'S s081al, sedild tn ja

é ä~t 'disáiriilkan dengan proses jang ter

~~ti<ifJl->, dalam diri mariusia. Seorang, jang

.;":: :,.' ... IJj 'nderi ta 'keketjewaan d'~iwa, maká se-'

;t. 'i.ak-tidqknj'U ia memberi effe'ct pada tu ·uh dari jang bersangkutan. De~ikian

<.~ .· pu ~ bi.~ .~ebagian dari :t'ubuh kita me!!

de, 1 ta :'sakl:~,. "~aka .seluruh batang tubuh

'ki-,a ,:tai-ut "me~asakannja (azas keseluruh

an: . Bila tjonioh ini kita trensfer pa=

da masalç;lh sosial, ,ber~rti ba,hwa apabi-la "terdjad'i , kesukaran pada !3alah satu bagian dalam 'neg'ara, maka seluruiJ, bag.!.' an i t~ turut merasakannja; / , '.

Djaadi berpikir setjara Social Psy-chology, :tal~h melihat masjarakat itu .' sebagai suatui:,totalità. D~n sepert:i di keta.hui, ,babwa totali ta tidnklah s~ma

dengan kombinasi 'duripdda el~,ment2.

Selaim daripada mengakui 'ndanja .îna-sjarakat itu bersipat totalita, mak a hal i'tu menghendaki , su~a' ja ki ta menga-kui adqnja beragain-ra'gam bentuk masja-rakat., A~inja, bahwa dalam mengobati penjaki.t tn~jarakat itu, krta harus

m~,rqpergumk~n obat jang

bermatjam-m~-t Jam ,pul'a ,13.~suai dengan sipàt dan ke-adaanI1_pán·jaki tnja. ' "

Pe(E'lli dike'tahui, bahwa masjarakat i tu tidaklah statis', tetapi merupakan suatu jang hidup,. ja~ berge~k, se su-ai dengán perdjala~an/gerak sedja~a~.

Masjarakat

itu ,mempunjai bacg~ound jang' djuga disebutkan back~grou'nd ,·hietory. , '

. ..

..

, ,~

"

I

\

Dalam membitjarakan society sebe-' narnja tidaklah perlu kita memisabkan antara peganut2: sociologis, Psycbologis ataupun HYstoris, kerena ketiga comp9-' nent ini mempunjai object jang

sama,ja-itu.aama2 mempeladjari masjarakat (onlY

, one society studied from diffe~ent vi-ews). Ranja setiap ilmu itu memandang-nja deri eegi jang berlain-:lainan.

ner

l,e~~~:hti~~~~a~~~!:je~~~i::!4~

da dua pola maaj-arakat ~i Madagaskar. -Disana hidup dua aU,ku bangaa, ,jaitu Ta":

nale dan Betsileo. Dilibat sepintaa

la-lu, kedua' masjarakat itu nampaknja

sema

sadja. Tetapi bila diselidiki ' sedikit , ~

mendalam, barulah nampak adanja perbeda an itu. Perbedaan2 iersebut adalah disë babkan oleh beberapa faktor : -a. , Faktor ekonomi : Masja~kat Betsileo,

mengalami perobahan ekonomi, oleh ka rena masjarnkat ini mengubab tjara=

nja bertani. Duiu mereka mempunjai

hanj~ tanab2 kering, kebun2, tetapi

,berhasil dioluh ~an, diubabnja IDe~dj~

di sar.ah, lengkap dengan,-irrigasinja.

Pada masjar8kat TanaIa, tjara me-ngolah tanah tidak mengalami pe~obah

an. Mereka tetap berkebun, sama de-Ügan tjara nenek mojaög mereka turun

temurun. .'

Perbedaàn ini adalab disebabk~~

karena masjarakat Betsileo merupakan mas,jarakat jang terbuka, mengadakan

kontakt dengan daerah2 l'uar, se~ngga ~- '.

. \ . .

~---~--~---~---, 3) Kimball

Young-, Sociál

Psycl;l0logy,

pp 148 ,152 •

255

-dalam' bidang kehidupan me'reka tidaklab terasing dengan kemadjuan2 jnng telah ditjapai oleh ma~járakat atau dunia lu ar jang telah mempengarubinja. S, eba--liknja masjrirakat Tnnala, tetap mengi-solir diri, t*dak mau tahu dengan apa jang terd jad:i,~ di'luar dael!''abnja sendiri.

D8ngan demikian njata sekaIi, bahwa da-J am kompet~si untuk'" madju, masjarakat . 'B3tsileo sudab madjü kedepan, dalam

b mtuk mendapatkan.~ bantuan alat2 perta nlant, pupuk, 'tehnik mengolah 'tanah dsp.

b'. Faktor Stratia

-sö'c,~~i:

Pada masjara-kat Bétsileo, diakui adanja bák mi-lik perseorangan. Tiap penduduk

mempu-nja~ hak atas tanahnja.dan kewadjiban jang didjamin oleh negáI:'a. Sedang di TanaIa, tanah merupakan!milik communal,

jaitu kepunjaan suku. '

Situasi jang demikian memberi ke-sempatan kepadu maajarakatBetsiIeo ber Iomba-Iomba madju Lt:t:ermasuk dalam usahä mentjapai kekajna~. Sebab itu dimasja-rakat Bets,iIeo masih 'terdapat sistem perbudakan, karena dengan'kekajaan2 jnng mereka miIiki" menjebabkan mereka sang-gup membajar,bûdak2~ Djelasnja masjara-kat Betsileo merupakan puIn masjarakat jang ber-kZas2, seperti klas. tuan2 ta-nah, klas or~ngg kaja, dan klas orang2 rJiskin.

c. Faktor Poiitik" :',,))i Tanala jang me-ru!,'akan Lembaga Poli tik ialah clan t suatu relasi jang didasàrkan ".atae, , prinsip ke:tïunggalan nene~~f1ojflt18.

hu-'~:ungan darah dsb.-,Tetapt

di Betsileo

jnngmerupa,k~n Lembaga Pol~ t,:i:k ia'lah

Radja. ' ,,:

, (

h~q.up l;>ersarna nampaknja b~raz,askan dec.

' kraai, aebab' m~reka tidak mempunjai, ra=

bah-w& sistemB.-Radja dianggap sebagai

sa-t~2nj~ ,siatem terbaik dalam m~mimpin

'rakjat. - "

, "Dis1ni kita lihat" babwa.' terq.jadi- '

nja' masjaraka t , i tu mempunjai Iandasan historis. Masjarakat Betsileo dan Tane: la berbeda, itu adalah disebabkan kare na 'pengal,aman histO'Ï'is , jan'g ~ialami

0-=

leh kedua bangsa itu berbeda,. pula,D'us, masjarakat itu mempunjai back-gfbud bys

torisnJa sendiri2. ," , " ' : ' , -d. Faktor Agama : Agama d~ Tanala ber- -.

, s:i,.pat a,ni,lIiistic. Sedang di, ,Betsileo ada konsepsi ke-Tuhan~n jang mem~unjai , prinsip kekuasaan. jan'g absoluut (-pertj'a

ja adanje Tuben). !lanJa tjara mereka beragama beIumIab tertjermin gunanja dalam kehi~upan mereka sehari-hari.

Buktinja ialah, babwa di Betsileo masih sadja ada perbudakan. Rakjat BetsiIeo, nam'pàknja Iebib tjakap, lebih radjin dan mempunjai initiatief keràja,jang djaub Iebih besar daripada 'orang2 Tana-la, tet~pi kekurangannja ialah mereka' masib terdapat djuga science,

walaupe-nge~ian science tersebut ti'daklab aama

,/

",

-

~57

...

derigan, ~ang ki ta artikan sebrang. , ' Seiencèdi Betwileo in1 lebih bersipat magie, djadi ,tidak bernilai pure, Beien

, ce. 5edang di, Tanala, magie disana t1= , '"

dakla'h menjerupai sciençe ,tetapi: lebib bersipat voodoo. (blaek-magie) '. ' ,

, Hamun demikian djanganlah kita me-nga~bil ke$impulan, bahwa B~~akin pri-mitive

bangsa

itu eemakin keras puls ma -gienjs'. Dt Mesir Kuno dulu, ,llmu 'Xedok

:-teranpernah mengalami kemadjuan" di"'-mans kemsdjuannja ketika itu sudah ~a~

pat dikatakan berdasarkan seience.

Te-tapi kemudian, lams2 ~ngetahuaD' it~

mengalami penjimpangan ,sesudab' tjampui-tangannja para pendeta2, sehingga,iltQll kedokteran tersebut lebib banjak ketj~n derungandipergunakan sebagai magie

un:;

tuk mengobati pasient. , ' DelI!-ikiaÎllah: pulà' hàlnja 'pscnlbebe-,"

rapa tem'pa t di Afrika., Seaudahnja orang' Eropah :memasukkan pengetahuan kebenua ' ini, penduduk aali aemakin mempe,rbesar ' magicoja', calah, djaub lebih subur sebe- "l ' lumnja science 'itu masuk. Kesimpulan

jang dapat ~i tarj,k dart. pembuktiàn ib'i ialah, ba.hwa magie' i tu· bukan.;t.ah pernja-, taan dari ma:sjarak~t primitive., t'etapi

, s~benar.ojat 'mag1.e .. itu timbul,' ~pabila

dalam masjarakat itu terdjadi,koJ,llplikt2 jang tak dapat lagi diatasi setjara':i,l"';

, mijah. . ",' ,

,.: . .

. i i.

- 258

~ MB, XVII.

"

' . .

RUIiES DAN' VAIiOES' DAIJJ·i :Klm'IDUF AN .

.' ..

SOSIAL.-. ,

.

. .

Perla:1'siran terhadap. istilahRules~ dan yalue.s ade .beil!rmatjam-matjam • .1.1en-' nioke 'roenjattif'fnnarti ru1es denga~

tra-~!~~~·r.~~:~~~~rigU:~ .~:~: ul~~~2'~::b~:~:~

arti antf;lra, rule dan, values sbb.:. Rules ialah' ketentuan2 ,jang berlaku sekarang·, te.rmasuk' ke.'tt.èntuan2 jang sudah berlaku rnaupun. 'jang .buru :sadja tirabul.·dan se-deng bet'laku. · .

~&lue~:r 'i~lah per~tur?n2. jang' 'akan

berla~u,~ j'fing' masi'b ditjita-tjitakan ; untuk ,m~n~j~wab apa jang sebai,kn'ja

di-la~ultap • ' I

.B~g~i~~nakah ti

mb U

ln'ja' suatu 'rules? ' .

Sepé:rt~Çiibll?l(l~-qi tiap,2 orang inem;i>~njai

kelmgi'ntln,'. kebutuhan, sikap dan tjal"a , berpikir, ,j,àl'lg berbeda .... beda aatu sa ma luim. . :8Lla pprpedáan.2 itu diarahkan ke:p

ado ...

!3'uu't.u .çlj'eriis

usaba,.

dengan: t ja-ra mèmhi~rkan ' s,et;iap' orang oerant jang

dan b.ertinda~ s~ndiri2 sesuài dengan .k~.

ingina~nJa, ' ján~ dJ~las' ald::patnja ialab chaos· •. ··, .Dalam· keb1~ul1éln soai'Ellsuatu ko!!.

disi .

jç:ing

-Pidak ·iDeÇlb~rikfH1. <;ljam1nän atau kepasti,an p'sYcbo;Lo.gis aken' :meinberi,kan a-kib at kekatja,uan. 'spat/u penghidupap .

jang cllUost1s·.'·~idak da'Pat memberikan' ke-pastiap

dan

ini tentu tidak sesua1·

de---_ ...

-~---~--.;.._

... -

'

Sheri!' and Sherif, An Dutline of 80-0181 Psycbology~

P 170.

1)

2) Solomon E.Ascb, 80c1a1 Psychology.

pp 350 - 351 • .

. . '

..

-"259

, ngan'b~sr:at semua ora~. Orang butuh ke-pastian, sesuatu jang menen~u, dan ini-' lab jang mendorong timbulnja penturao' (rules) untuk mendjaga djangan sampai ,

chaos itu se~gai djaminan psycpologis dalam bidup beresma.

Dalam menghadapi basis psycbologiS

ini~ adà: conaiéld'tia-oppositol"Ud" artinja haarat adanja djaminan dan hasrat odanja kemerdekaan" Sebenarnja dua bal jang ber teritangan. Bukank~b baarat akan$danj~ -djaminan meru~kan adan;;~. kehar\1san2

ja-" itu determinasi sosial jang berarti me ...

ngurangi ,kebebasan. Sedang seba'J,.iknja hasrat,.untuk bebas (kemerdekaan) itu ti-dak menghenti-daki adanja keuentual) jang pasti (determination)~ Mélaksanakan ke-bebasan 1ni berarti tidak mau t~t pad's

ha;L2 jang mengilmt.' Inilab konttadiksi i tUe ,·lni sebena:nnja merupakan d,11emma _ . J,aqg kla.ssik, dalam s08io10gi: antara

de-términasi dan kemerdekaan. .

Kebutuban individu sel~lu berubah"

, mat jam dab arahnja ~Djirm seaeorang

mem-punjai .duaarah atau .1ebih jong berla-inan, maka "tidak mungkim keputuhan2njä itu dapat dipenuhinja-seka1igUQ_ Karena itu h[1~." 1S ada penjele,saian, meogenai 'arab social interest,. ' " ,

Djuga ssorang individ~ dapnt ~adja , "

me~punjai dua arahjangberlawanan~ Pe-nje'läaaiannja' jai tu setjarn b.rturut-t~­

rut. Djika aama penti tlgnJtl, dlpi1ihnja mana jang terpenting' 'diantara ke'duanja.

~kibat ,da::ip~da proses' ~,nje'19~a'~a~ itu,

~alah lah~rnja

' rules. ' DJelas

d1s~nlbBb­

wa rules

ditentukan oleh,sipat

dari

80-cial .... in,terest i tu. Djika diglltlakan untuk

'I t

-"Djika banja unt,ukkepentingail in,

sidèn-til, maka aipat rules :;i1iu djuga

semen-, tara. " ' ;:1: - '

Menurut

Hewcomb~, ':p~i-b~a1;f1n "

,atau

tindakan orang adalah perpaduan antara

dl,ls faktor : ' , , ', da-,lam keadaan konflict ~engan norma2'~Pen'"

,(tapat ioi tidak aelalu ,demikián. Inte~

"rest kita sebenarnja, tidak p,erlu, selalu

bertentáng~n dengan qp~ma2, 'malab

ka-.dang2' keduaoja paralel. "

, ,.'Djika tidak adÇ\ coDfliet

(perten-t~ngan)' ~ang a~f:l tent~ .~E1}.-n~ortreroen~ •.

TJontohnJs ~i dJ~ka ses.eorl:llDg, ~empunJa~

tudjuan dan bidup dalam 'lingkungan jang

sesuai denga-n tudj (iannja i tu" maka~.ha$~ -:1,'-.

rat uhtuk mentjapai tu'djuan itu tentu : ... ., : .... )}

.semakin kuat. Inilah jang diraaksud te.r~

dapatnja soeia1 re~nforeement. , .. ' ,."'"

llf.enurutali'ran· behaviorisme, norm~;,' ,',

i tu adalab action, jang sudab me rupakà.J.',L , ' f : "h. '

habit, jangdiperoleh me1alui trial ~~fi "~"" J,.;) error. Dja-d'1'" selama norma '.i tu parale:;s. .,", ' '"

'--."-OlebAscb dikupas, 1?ago.i~ana .sosial

interest' i tu -berten'tÉingati ,,~,:?gan norma~

80cia1 interest , itu "~jtl:ft'-: t.idak te,tap,.

tetapi i?elalu ber.uÖaJl-ubal:i." M~sal~n.ja",'

261

. '. r' ,interessa ,dalam soal ma kan • Mula2, jsDS

-:"~'~ibutublcan' l:idalah makanan untuk llÏe~~

si perut; ··apa djenispja', tidak ~Jaéi1 H '.' al. Djika i tu 'sudab terpenubi, , malm

-:I,amb~t~laun ti dak mend jadi keb~tuhan

~busus- lagi • . Timbullah kemudian kebu-. -' ~ tuhan 'baru mengenaisoal maka~an, "ja';;' "

Ol" itu 'be~arat untuk mendapatltan ma- ... ,

kapan jans la1n ateu ~rtentu

dJè~ia-. nja-;<·: jang enak2 dab. Demikian 'se'ierua

'C"" nja. ' '

,-. ~, ,Dala$ li~~", tertentu,

ter-J ' , j ' , dapat stim1.;llus2" dan, individu itu .

a-kan beraksi terbudap stimulus -itu.Dj1 ka individu itu pindab kelain lingku~

an dengan stimulus2 lainnja, maka ke-butubannjapun berubab. Mis~lnja, seo-rang anak desa jang piridab kekota.

xe

butubànnja berubab -bukan karena per '-timbangandari dalam, tetapi terbawa . ,oleb lingkungan sosialnja. Sebalikn.ja

, 'udapula . kebutuban jang sama sekali t i dak diperlukan lagi ka re na kepindaban

I tempat i tUe ' .

.

'

Kêbutuhan untuk bidu~, menjeb~bkan

kemadjuan dalam tebnik; 'karena i tu dj,!!

ga berubablah bent~k2 kebutuhan bidup manusia.- J,üsolnJs dengan adanja ,oto, ,.

secua gerakan sekarang se,rba tjepat, ))' dimana. segala perbuatan sosial disesu '

aikan ~engan gerakan itu. Tj,ontoh laïn~ ::,-~ .. ' orang jang berdjandji akan datang pada ",~. t,'. , suatu pertemuan tepat pads. dJam jatlg -1,,:1 " .',--

-ditentukan, deugan sendirinja perlu .;rJ:!·l~'·.

bersikap exact. · Ut;ltuk itu ia perlu a~ ;-J. :"i,~, lat untuk menentukan waktu jai tu djam .,,::C ' .. ~'('

a tau harlodji. "i .-::.;

feta~ ternjata bal seperti itu

tidakla~ berlaku bagi semua orang.

Se-- -'

, . 't

-'I ( ,

i'

j

{

.\

2.62

-orang jÉlng', telab" baik ek~mOminja/ka'jà ,raja kB'aà:nga.; tida~: lagi"'membutuhkan Pè,";'

nentua'n waktu set'j,~ra exact. ~ Dengan ka-,ta lain oráng s'el--erti ïtu "tidak lagi di '

buru o.le/h w'aktu, untuk me'rnenuhi neèd a::

tau kebutuhannja. ,.~,,"i

Karena ada neede; ,diperlukan norros':' ul):t;uk dapat. mengatur s,e;gala lçebutuhan anggota2 masjarakat. Norma2 ju'ng ,a,da, sekadar un tuk mengatur ne~ds jang telan ada diwaK tu' i tu. ' Tapi nèeds i t'u se1alu b.erub.àh--ubah jang berak,ibat' timbulnJa ribrIIla2 t>~

rU,.Dan itu berarti n'orma 'lama sudah per, lu diganti lagi, karena mungkin tidak '-tjotjok legi. dengan kebutuban baru,

ter-sebut. ' ~:.

, .

. , ...

"',

Pe;rlu dikettthui babwa anta'ra n'Qrma dan nèeds dapat timbi.ll pertentangpn2',s~' lama belum terdapat keseiobangan,~Qtara

,; needè!iengan norUla jang' ber1aku ii'U'., Da lam satumasjarakat untuk satu djenis ,,' object tidak Illungkin 'ede' lebih .dari sa-tu norma. nèngan kata lain, harus ada

ketentua~, norma .mana jang harus ber1a~

ku. Adanja 'sàtu norma i tu perlu, meski-pun 90c1a1 inte,restnja be~beda-beda. 0-leb karena kita dalam hidup ini harus memiliki"satu kepastian. Dan untuk m~n­

tjiptakan kepas~ian ini, perlu adánja patokan2 tertentu dengan basic psikblo

. '

\ . .

'

-g~s •. ,,~ , .. Llihat balaman 271 .. , . , SekarangLJang meubuat rules itu se , ,;benarnja '7. Sebab, adalah tidak mesti ban wa' rules, i tu, harus metfgikuti apa ,' jang-, dikehe.n,daki, oleh l;3etiap. orang. D~ngan ,. :,,' , kata la;i.n, tidak mungkin' rule,à i tt,f, di- ' , buat ole~ ~an untuk kepentingan seseo-rang. Te'rke-t jual,i dalam si tu~si' ,sosiel dimanaabsolutisme 'diktatoris. 'mungkin sadja terdjadi seseorangpenguasa ~em~

263

-buat peraturan jang diperuntukkan b.agi seluruh rakjat.

Dalarnrnasjarakat demokratis, hal itu tidak biasu berlaku. Dalam alam de mokrat:j.s, meobuat peraturan sosial/ba-=

gi masjarakat seluruhnja, seseorang wa kil raKjat harus mendJadikan kehendak-nja sendiri mendJadi kehendak dan kebu

tuhan majoritas. .

-Pada hewan tidak terdapat rules tertentu. Jang ada hanJalah habit. Me-mang, 'dalam kehidupan sosi81 dunia bi-natang, ada periodisasi (waktu2 terten tu), tetapi itu bukanlah rules. Sebab-itu timbulnja bukan karena penguasaan

ata~ intelligensi. Periodisasi itu me-rupakan hasil dari trial and error,jang merupakan' perbuatan gefixeerd dan diu-lang-ulang berdasctrkan ~engalaman untuk ment Japai suatu -hasil jai tu ulltuk

da-pat menjesuaikan diri dengan situasi

lingkung~n setjara mechanis.

Perbuatan gefixeerd itu bisB dil~

tihkan oleh induk hewan kepada anak2-nja] untuk mendjadi suatu kebiasaan a-gar anak2nja itu biasa berbuat sesuai dengan induknja. Tetapi haSilnja tidak

pernah berkembang. lngat sadja pada b~

rung manjar jang membuat sarangnja, s~

lalu sadj~ dalaw pola jang tetap. lni djuga merupakan suatu pembuktian, bah wa binatang, selalu berusaha setjara meahanis mengikuti dan menJesuaikan diri dengan situasi. Sedang pada manu-sia meropunJai tend'ensi kearah penguas.§!

an terhadap situasi. Inileb essensi peE bedaan antara kebias~an, pada binatang dërigan püraturan pads manusia. . '

Selandjutnja, dressing ,pada

bina-" '

\

- ! \

\

) I

\

264

-tang tidak berbatas pada umur, sedang pada anak-manus[a itu mempunjai batas.

Ada phase negatief dimana anak selalu menolak situasi atau tidak selalu me-ngikuti kebiasaan orang tuanja. lni djuga tlerupakan suatu tanda penglJ,asaan manusia terhadap situasi

=

temp, to tantrum.

De~ikianlah, ada suatu waktu atau hal, dimana' soeia1 rules itu dirasa di paksakan, karena dianggap olsh orang -tidak sesuai lagi dengan beedsnja .Mi-salnja dalam saman dJadjahan, djelas bahwa kepentingan pendJadjah selalu

bertent~ngan dengan kepentingan rakjat.

Akjbatnja timbul antagonisme , pembe-rontakan dsb. --- , ,

Dalam kehidupan sosia1, rules jang ,. dipaksakan i tu sama haln Ja dengan dres

'sure pada binatan~. :Fada hewan tià.ak

a

da sipat menentan~ jang bersipat psy-efiologis, jang berentjana. Tetapi da-lam kehidupan sosial ada satu saat a-kan timbul sikap agressief jang

menen-'tang~ lni biasa terdjad'i, pada masj

nra-kat jang mempunJai sistem pimpinan jang otoriter (ingat pada experiment K.Le-win, Lippi tt dan Whi te. , -dir:1ana terda-pat ketentuan2 sosial dipaksakan, maka sikap2 negatief, agrmssif pasti mun-tjul. lni berarti bahwa jang didjadi-kan basis sosial rules disini adalah

paksaan 3).

____ ~e..n.!.l!.~-cl.?.E..g __ ~j_n __ üilah atas, dasar: , '

~). Kurt"tçwin~,,:4ippit and' Whii!.e, Pat":' ~ terns anel ltggressive behavior in,

EXpe-~:i,.'men.tally Oreate'd' '-tl Sociel cli~ates"

J ."S,os ~sy, pp 271 -

')00. 265 ')00.

-suggesti, dimana orang berbuat sesuai dengen perbuatan ·orang jang dikagUlbi-nja. Misalnja annk2 cross-boys jang bertindak atas dasar suggesti atau i-mitasi.

Selain daripada itu djuga bisa ka-rena ke Jakinan,. jang terdiri atas dua tjorak :

a. Ke1hentuan jang dapat dari diri sendiri at au golongan sendiri.

b. Ketentuan berprosesmelaluie-go-involvement (sikap jang· su-dah mendarah-daging).: . . Dengan uraian tersebut diatas kita te-lah Qeng-konstater das~r2 timbulnja peraturan (rules) i tu sbb • : -:

a. Penguasaan s:ltuasi.

b. Paksaan.

c. KeJakinan:

d. Suggesti & imitasi.

Bagi orang J8ng horizon kemampuannja untuk melihat kehidupan sosial inise--t jara sempi t, maki) sélalu ia mengadakan ego-involvement. S~~ang mereka jang ma~

pu melihat djauh, make djuga mempu men-djamin perkembangan peraturan sosial(ru-les) itu. Satu tjontoh: Usaha PBH diada kan dengan tudjuan supaJa semua lapisan masjarakat dapat bat ja tulis, supaja d~

pu melihat djauh, make djuga mempu men-djamin perkembangan peraturan sosial(ru-les) itu. Satu tjontoh: Usaha PBH diada kan dengan tudjuan supaJa semua lapisan masjarakat dapat bat ja tulis, supaja d~

In document SOSlAL FRAGMENTA (pagina 35-55)