• No results found

RASYIDAH Stat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Share "RASYIDAH Stat"

Copied!
41
0
0

Bezig met laden.... (Bekijk nu de volledige tekst)

Hele tekst

(1)

RELIGIUSITAS ANAK JALANAN DI BANDA ACEH ( Suatu Kajian Sosiologi Agarna )

Oleh

RASYIDAH

Stat Pengajar pada Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry

PUSAT PENELITIAN ILMU SOSIAL DAN BUDAYA UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2004

(2)

LEMBARAN IDENTITAS DAN PENGESADAN LAPORAN AKHTR HASIL PENELlTIAN LAPANGAN PELATmAN PENELrI1AN

ANGKATAN XVII PADA PUSAT PENELITIAN ILMU SOSIAL DAN BUDA YA

I. a. Judul Penelitian Religiusitas Anak 1a1anan di Banda Aceh (Suatu Kajian Sosiologi Agama) Ilrnu Sosial

b. Bid.ng IImu

2. Peneliti

a. Nama Lengkap dan Gelar h. Jenis Kelamin

c. Golongan Pangkat dan NIP d. labatan Fungsional

e. Jabatan Sttuktural

r

Fakultasllnstansi g. Pusal Penelitian 3. Lokasi Penelitian

4. Kerja 5ama dengan institusi lain a. Nama Instansi

b. Alamat 5. lama Penelitian

6. Siaya yang diperlukan

a. Sumber dana

b. Sumber lain c. lumlah biaya

Mengetahui

Kepala Pusat Penelitian I1mu Sosial Oao Budaya

Prof. Dr. Bahrein T. Sugihen, M.A Nip. 130 214 607

Rasyid.h, M.Ag Perempuan IlUc/ 150284114 Lektor

: Fakultas Dakwah lAIN Ar-Raniry Universitas Syiah Kuala

Kotamadya Banda Acch

8 (delapan) bulan

DIP Nomor 0401XX1I1/06111- /2004 1 Janusri 2004

Rp. 2.600.000,-

(Duajuta enam ratus ribu rupiah)

Sanda Aceh, Desember 2004 Pcneliti,

,Yi:k

N p. 150284 114

MenyetUJUl

Ketua Lembaga Penelitian Universitas Syiah Kuala

Prof. Dr. Mas'ud D. Hiliry, M.A

(3)

KATA PENGANTAR

Syukur penulis lafazkan kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan karuniaNyalah. laporan peneliuan yang berjudul "Religiu5itas Anak Jalanan Di Bands Aceh; suatu Kajian Sosiologi Agama", dapal terselesaikan Laporan 1nl disusun sebagai rangkaian pelatihan pcnelitian ilmu·ilmu sosial dan budaya yang diseJenggarakan oleh Pusat Penelitian IImu-ilmu Sosial dan Budaya Universitas Syiah Kuala.

Penulis menyadari benar bahwa penyelesalan laporan ini tidak terlepas dan bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk ini penulis mengucapkan terima kaslh kepada Prof DR. Bahrein T Suglhcn. selaku Dlreklur PPlSB yang selalu memotivasi dan membimbing penulis yang memang masih sangat swam dalam hal penelitinn sosla!, kepada Sapak Abdurrahman, SH, M.Hum selaku sekretaris PPISB dan seluruh Jajaran star PPISB. Kepada Dekan Fakultas Dakwah, DR. Arbi)ah Lubis. MA, yang tclah menglJmkan penulis untuk mcnyelesaikan pelatihan ini, dan rekan-rckan seangkatan pelalihan yang banyak membcnkan masukan untuk pcrha,kan laporan mi.

Tldak lupa juga (erlma kaslh penulis kcpada adlk-ad,k yang banyak membantu penulis mendapatkan data dalam pcnehtian ini, Fatur. Saifuddin, Fahml.

Adi, Rublah, dan kawan-kawan, semoga kehidllpan dimnsa yang akan datang menjadi lebih baik. Amin. Kepada LSM yayasan Anak Bangsa yang banyak membanlu penulls baik materil maupun non materil

(4)

Dan tidak lupa penulis ucapkan terima kaslh kepada suami tercinta, atas supportnya dan kepada ketiga putra tercinta atas pengertiannya.

Akhimya. penulis menyadari benar, meski telah berusaha secara maksimal, namun laporan ini tetap saja memiliki kekurangan, oleh karenanya penuhs mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk sempumanya laporan-Iaporan pada masa yang akan datang. Dan semoga laporan ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca

Banda Aceh, 24 Desember 2004

RASYDAH

(5)

DM,AR ISI

KATA PENGANTAR ... . DAFT AR [Si... III

ABSTRAK...

'v

PENDAHULUAN ... . A. Latar Belakang Masalah ... . B. Rumusan Masa.lah ... 3

C. Tujuan Pcnelitian ... ,... ... 3

TINJAUAN PUSTAKA... ... 5

A Manusia dan Rcligiusitas ...... 5

B. Bcragama pada Remaja ... _... 7

METODE PENELlTlAN ... . 11

POTRET KEHIDUPAN ANAKJALANAN; SEBUAH CATATAN AWAL A. Pengertian Anak Jalanan... ... 14

B. Sebab Turun ke Jalan ... 15

C. Pekerjaan di Jalanan... 19

D. Kenakalan Anak Jalanan... ... 21

PRlLAKU BERAGAMA ANAK JALANAN... 24

A. Kondisi Keberagamaan ... ...... 24

B. Kesalehan Sosial... . ... ... . ... ... 26

C. Hubungan Pekerjaan dengan Keberagamaan .. ... ... ... ... ...... 29

PENUTUP ... . 32 DAFTAR KEPUSTAKAA.N

(6)

A8STRAK

Penelitian ini adalah sludi kualltalif yang berupaya mencennati secara objektif prilaku keberagaman aoak jalanan dengan kajian Icrhadap kehidupan mereka. Meski jumlahnya tidak dapat dipastikan, tetapi berbagai pihak terkait sepakat untuk mensegerakan penanganan terhadap mereka.

Isu sentral tentang aoak jalanan sebagai bagian dan pekerja anak bukanlah terletak pada pekerjaannya, tetapi pada pengaruh negatif aklbat terlalu dini bekerja, tcrmasuk hilangnya kesempatan pendidlkan. terlambatnya perkembangan fisik. psikoJogi, sosial dan juga tcrhambatnya pertumbuhan religlUsitasnya. Padahal religiusitas merupakan aspek peoting dalam kehidupan manusia yang memberi pengaruh pada prilaku.

Studi ini memperlihatkan kondisi keberagamaan anak jalanan yang rendah.

khususnya pada aqidah dan ibadah. Pada aqidah. mereka cendrung pragmatis ekonomis. Sementara ibadah. juga terabaikan, bahkan mereka tidak merasa terbeban dengan pengabaian ini.

Berbeda dengan kesalehan sosialnya. Justru anak jalanan memiliki tingkat kesalehan sosial yang baik, khususnya dalam hal kesetia kawanan, penghargaan terhadap kebaikan orang lain dan sportifitas kerja. Ketiganya merupakan sikap yang hcrtanggungjawab yang dianJurkan dimlllkl (lIen muslim yang balk.

Rendahnya aqidah dan Ibadah serta baiknya kesalehan soslal anakjalanan 1nl, memillkl hubungan dengan pekefJaan mereka. Hubungan ini dlkarenakan lingkungan pekerjaan anak jalanan merupakan lingkungan yang memllikl pengaruh dominan bagi mereka, apalagi sebagian besar waktunya adalah untuk bekerja. Sementara lingkungannya adalah lingkungan yang jauh dari norma agama dan penuh denC"n pertentangan.

Jenis pekerjaan anak jalanan juga memiliki hubungan dalam tinjauan penghambat da" pendukung pengamaJan agama. Studi ini menemukan tentang anak jalanan yang berjualan asonganlah yang maslh menyempatkan din untuk beribadah di sela-sela pekerjaannya. Hal iOl berhubungan dengan kehidupannya yang leblh teratur dan kondisi pekerjaanya yang lidak terlalu kOlor, khususnya fisik dan pakaiannya,

(7)

A. Latar 8clakang MasaJah

RAni PENDMIULUAN

DI kota Banda Aceh, salah satu persoalan 505131 yang perlu memperoleh perhatian serius adalah masalah anakJalanall yangjumlahnya semakin meningkat

akhir-akhlT ini. Mereka menghabiskan waktu dan perhawtnnya bekcrja dl jalanan untuk menghidupi dirinya sendiri atau membantu keluarga mencari nafkah.

Berdasarkan data yang disampaikan oleh LSM Yayasan Anak Bangsa Banda Aceh diperkirakan ada 300 anak jalanan yang hlhr mudik masuk dan keluar dari

kOla 1nl.

Kendati belum ada data yang pasti tenlang jumlah aoak Jalanan di Banda aceh itu, tetapi berbagal pihak terkait sepakat bahwa masalah anak jalanan itu perlu penanganan segera. Stephen J. Wood House dan UNICEF menjeiaskan, isu senlfai tentang anak yang beketja di indonesia - tennasuk di kola Banda Aceh - bukan tcrlelak pada pekerjaannya. tetapl pada pengaruh negatif akibat terlalu dini bekcrja, lermasuk kurangnya kesempatan snak-nnak Itu unruk memperoleh

pendldlkan (Konven,; EdlSl 2 September 1997.3).

Secara empirik memang banyak bukti yang menunjuk,kan bahwa keterllbatan anak-anak dalam pekerjaan. balk scklor formal maupun informal - yang terlalu dini cenderung rawan eksploitasl. terkadang berbahaya, dan bahkan

lidak mustahil dapat mengganggu perkembangan fisik. pSlkologi dan sosial anak.

(8)

Dunianya pada akhimya menjadi berbeda dengan dunia yang selayaknya dijalaoi oleh anak-anak seusianya.

Usia aoak-aoak jalanan di Banda Aceh rata-rata berkisar antara 10 - 17 tahuo. Dalam persspektifpsikologi perkembangan, usia sepe:rti ini merupakan usia yang Tawan dalam pcrspektir psikologi perkembangan. Karena pads usia im anak mengalami gejolak perkembangan emosi yang hebat dan peka terhadap rangsangan-rangsangan negatlr. G. Stanlcy Hall, menyebut masa 1nl scbagal storm and Stress (dalam Andi Mappire: 5).

Di sisi lain pada penode ini pulalah anak-anak seusia anak Jalanan 1nl

sedang mengalami periode ge'lloeltge (masa peka) terhadap agama. pada masa mi pendidikan agama sangat mudah bcrkesan dalam jiwa snak Rumke, JJ. Rousseau dan Cassimir, ketiganya sepakat akan penode kepekaan agama ini sebagai periode pembentukan kehidupan beragama bagl anak-anak (dalam M. Anlin, 1976,238).

Kedua kecenderungan di atas yang menimbulkan gcjolak pada penode ini, berkembang berdasarkan pengamh domlllsn dan proses Jnteraksl yang dialanll nnnk dan lingkungan kehldupannya Bagl aoak Jalanan d. Banda Aceh, kehidupannya adalah lanlangan bekerja unluk mencari nafKah. Lingkungannya yang domman adalah hngkungan pekcrJaannya yang sarat dengan keras, kasar dan bcbas. Dengan lingkungan sepeni lIli sulitlah bagl snak jalanan untuk mengembangkan expresi religiusllasnya yang seharusnya sudah tumbuh dan terbentuk di usianya ini.

Padahal reiigiusitas merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia yang memberi pengaruh pada pcrilaku. Koentjara01ngrat menycbutkan perasnan

(9)

religius ini merupakan suatu getaran jiwa yang dirasakan manusia pada hidupnya, yang mendorong manusia berbual dan bersikap serba religius.

Setiap manusia setuju ataupun udak setuju past! memlliki ekspresi religiusitas. Penjahat sekalipun memiliki ekspresl religius ini, demikian juga anak jalanan.

Meskipun kondisi hngkungan yang melatan hidup anak Jalanan bukan lingkungan yang kondusif untuk pembentukan religiusitas mereka. namun tetap saja mereka memiliki ekspresi reilgius ini yang mungkin berbeda dengan ekspresi religiusitas anak-anak seusia mereka.

Beranjak dari personlan 101 peneliti mencoba mengkaji tentang bagaimana sesungguhnya kondisi keberagamaan anak Jalanan ini dan apakah pekcrjaannya mcmpengaruhi keberagamaan mereka.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari uralan d. atas, permasalahan penehllan 101 adalah SCpertl berikut. Pertama. Bagaimana perilaku keberagamaan ajak jalanan. Kedua.

Bagalmana hubungan pekerjaannya dengan pcnlaku beragamanya

C. Tujunn Penclitinn

Penelitian ini dilakukan dengan bcncrapa tujuan. Pcrtama, menjelaskan bag3imana penlaku keberagamaan anak Jalanan. Kedua, mcnJClaskan hubungan pekefJaannya dengan perilaku beragamanya

(10)

Studi ini diharapkan menjadi penambah literatur yang mendeskripsikan secara komprehensif ten tang perilaku keberagamaan anak jalanan ini. Selain itu, penelitian ini menjadi pijakan awal bagi akademisi dan pemerhati masalah sosial dan agama untuk menganaiisis lebih jauh upaya pengembangan kehidupan beragama komponen masyarakat di kota Banda Aceh khususnya.

(11)

T1NJAUAN PUSTAKA

A. Manusia daD Religiusitas

Religiusitas berasal dari kala dasar rehgi yang beranl agama. Sementara religiusn8s adalah segala ha! yang berhubungan dengan agam3. (Dep. PK. 1998.

239)

Rel!g;iusltas merupakan aspek pentmg dalam kehldupan manusm yang memberi pengaruh pada perilaku. dan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia.

Dalam berbagai kajian keilmuan. manusia senng kali dihubungkan dengan kehidupan beragama. Dalam k8Jlan filsafal ketuhanan. manusia disebut sebagai homo dlvinans (makhluk yang berkeluhanan). 8rtlnya dalam hldupnya manusia selalu memllih kepercayaan lerhadap Tuhan alau hal·hal gaib. Dalam kajlan antropoJogi. diketahui bahwa manusia bagalmanapun primilifnya Ildak leriepas dari agama dan magic. Oleh karena ilu, agama·agama bcsar duma mempertegas lagJ bahwa manusia merupakan makhluk yang dJsebul homo religIOus (makhluk beragnma). Sehingga agama mcnJadl kebutuhan bagi manusia.

Koentjaraningrat (1992 239) menyebutkan pcrasaan kcagamaan merupakan sualU getaran Jiwa yang dirasakan manusia pada hidupnya meskipun dalam waktu yang relatif slngkat. Perasaan milah yang mendorong manusis bersikap dan berbuat serba religis. Perasaan beragama ini, menjadi kekuntan pcngcndah yang memberikan dasar bersikap, kepribadlan seTta memberi arah bagi orientasi kebahagiaan hidup manusia dengan mcngclahui kebenaran dan kebaikan.

(12)

Selain menjadi kebutuhan. religiusitas sesungguhnya juga menjadi solusI alternatif bagi persoaJan kemasyarakatan dewasa ini. Hal ini menyangkut keberadaan manusia sebagai makhluk sosial yang selalu tergantung satu dengan yang lain. Pola ketergantungan yang tidak saling merugikan dan memberi manfaat bisa terbentuk bila masing-masing indivldu memiliki budi. Socrates menyebutkan hakekat manusia terletak pada budinya, manusia yang berbudi adalah manusia yang mengetahui scgala sesuatu, termasuk dldalamnya. mengetahui kebenaran dan kebaikan. (Dalam Kasmiran Wuryo Surandi. 1985: 3). Religiusitas dalam hal ini menjadi panduan yang membimbing budl untuk hidup sebagai makhluk sosial.

ReJigiusitas menawarkan komitmen moral sebagai dasar kesadaran etik dan perilaku seseorang. Komllmen moral Ini menJadi modal untuk membangun hubungan sosial yang baik

Religiusitas juga menJadi penyellnbang bagi kehldupan manusla. WF Oghbum dengan teori equtlibrium, sangat menitlk beratkan keseimbangan dalam scmua aspek kehidupannya menjelaskan bahwa kemajuan yang bersifat matcn sepenl teknologi dan pengetahuan akan membenkan goncangan-goncangan dalam kehidupan manusia sehingga kehldupannya udak seirnbang bila tldak diiringi oleh kemampuan budaya non matenal dan keslapan mental manusia. (Dalam Soedalja, 1998 37). Religiusitas dalam konteks 1nl menJadi Jamman bagi Icrbentukanya keslapan mental penyeimbang dalam kehidupan manusia

Oapal dlpahami, rcllglUsllas merupakan suatu kebutuhan mendasar bagl manusia yang seeam intens membcnluk pcnlaku mdividu. membangun hubungan sosial yang ens dan dinarms, dan mengarahkan keselmbangan hidup dengan

(13)

tujuan yang pasti. Dan bagi anak jalanan scndiri dengan terpaan cobaan hid up yang herat, sesungguhnya mereka sangat membuluhkan religiusitas ini.

B. Bcragama pada Remajn

C. G Jung menjelaskan bahwa kemompuan dnsar untuk beragama yang disebut dengan naturaliter religiosa dapat berkembang melalui proses berpikir (akal) dan perasaan. Kedua-duanya lalu didorong oleh kemauan. (M. Arifin, 1976 : 237)

Dengan demikian dapat dikalakan bahwa pengamalan agama dapst terwujud dalam kehidupan manusia karena a.da kemauan yang kual dari dalam Jiwanya. Jlka cara berpikir dan mcrasa telah terbimbing dengan balk, tenlu saja arah kemauannya akan beralih pada ketaqwaan. Sebaliknya jika cam berpikir dan cara merasa tidak terbimbing dengan balk, maka kemauan manusia akan mengarah kepada kekufuran.

Para ahli psikologi memang berbeda pendapat mengenai kapan perasaan ketuhanan atau jiwa agama tumbuh dalam jlwa manusia. Ada yang menduga sejak snak berusia 0 - 2 tahun. ada yang mengatakan scjak usia 3 tahun, dan ada yang berpendapat sejak usia 6 tahun Sedangkan Rumke cenderung berpendapat pada saat anak berusia pubenas. Ini sesuai dengan pendapat J.1. Rausseau. Di sampmg

itu , Prof. Cassimir mencgaskan juga bahwa kt:hldupan beragama telah terbentuk dalam jiwa anak pada usia 12 - 14 tahun (M. Anfin, 1976 . 238). Ketiganya sependapal hahwa masa pubenRs ini, anak sedang mengalami gevoelige periode (masa peka) terhadap pendidikan agama. (Waslt Soemarto, 1990 :167-171). Oleh

(14)

karena itu. pada masa ini pendidikan agama sangat mudah berkesan dalam jiwa anak.

Pada USla 13 - 19 tahun ke atas, sesuai dengan keadaan jiwanya yang cenderung labil, ada dua kemungkinan mengenai konscp anka ten tang Tuhan.

Pertama: sikap berontak terhadap Tuhan Jlka Tuhan dlhubungkan dengan kekuasaan yang sedang dllawannya. Kedua. menginginkan dan mendekati Tuhan.

karena dalam diri Tuhan anak menemuk:l.ntcm~n y~ng dlbuluhkannya. (Robcn H.

Thouless, 1992 : 20 I) Slkap berontak: remaja lerhadap Tuhan terlihat dalam slkap acuh tak acuh terhadap ajaran agama, seballknya, keinginan mendckati Tuhan dapal dlhhat dari kesungguhan dalam mcngamalkan ajamn agama.

Keadaan pSlkologlS remaja SCpertl l1u, menjadl salah salu motivator E. D.

Starbuck untuk mengadakan penelltian tcrhadap tingkat pengamalan agama dl kalangan remaja. Kcslmpulan dari hasll penehuannya adalah usia adolesensl merupakan usia paling urn urn lerjadmya konversi agarna. (Robert, 1992 : 207).

Walaupun demikian, konversi agama yang terJadi pada masa adolesensi hanya merupakan produk sugestl dari orang lam yang bersifat Impennanensi atau tidak (Clap, bukan akibat dan perkembangan kehldupan spmtual rcmaja Itu sendin 101 berbeda dengan konversl agama yang tcrJ8di pada orang dewasa yang sudah mengalami kesadaran spmtual secara mendasar. (Zakiah Daradja~ 1979 : 162).

Kecenderungan beragama pada USHl remaja dapat mendorong tel)adl konversi agama pada dm mereka jika memang ada sugesti dan dorongan yang sungguh-sungguh dan orang lain, sepertl orang tua. guru, dan yang lainnya.

Narmm., konversi agama pada remaja dapat berballk arah seCilI3 tiba-tiba jika

(15)

remaja mengalami kekecewaan dan keputus asaan, seperti Ofang yang diidolakan tidak seperti yang ia fikirkan atau penderitaan hidup yang tidak berkesudahan membuat remaja berfikiran negatiftentang keadllan Tuhan. Akibatnya la menjadi acuh kembali terhadap Tuhan.

Pendapat di atas menjelaskan ten tang besamya pengaruh lingkungan terhadap pembentukkan religiusitas aoak. Oao seperti diketahui lingkungan kehidupan aoak-snak jalanan atlalah kehidupan yang bebas yangjauh dari nonna- norma religius. Notabenenya, bila merujuk teori di alas, maka lingkungan yang bebas dan jauh dari normalah yang akan membentuk anak jaianan ini. Sehingga prilaku beragamanyajuga akan cendrung kurang balk.

Perilaku beragama di usia remaja im tidak mungkin diukur dan disamakan dengan perilaku beragama orang dewasa. Pada umumnya di uSla iot anak baru belajar menghayati agama. Dari hasil pcnelitlan terhadap standar idial beragama untuk usia remaja, bisa dipahami bahwa anak di usia ini paling tidak sudah menjalankan ibadah wajib seeara penuh dan memillki dasar aqidah yang balk yang diperlihatkan dari perilakunya.

Koordinator Bimbingan konseling SLTP 8 dan Guru bldang studi agama dan fiqh pada MTsN Rukoh menegaskan:

Resina pengamatan terhadap kondlsl anak mcmbenkan gambaran bahwa pada usia aoak sekolah dasar, tuntut&n perilaku agama masih longgar. Namun di uSla SL TP adalah tahapan pembentukan yang sangat menentukan. Anak sudah harus dituntut untuk menjalankan agama scenra penuh, meski belum dilringl dengan inlcrnsllsasi, karena hanya sediklt dan aoak di uSla mi yang mampu menghayati

(16)

agamanya dengan sungguh-sungguh Pada uSla ini anak harus sudah melaksanakan agama dan prakteknya. berupa ibadah. perilaku. sikap. dan tutur kata yang sesuai dengan tuntunan agama. bila pada usia ini keberagamaan aoak tidak terbentuk, maka pada lahapan selanjutnya, anak akan sulit terbentuk. karena telah ada bentukan lain dalam dlrinya

Sama halnya bagl aoak jalanan, uSlanya saat ini mcrupakan saat pembentukan religiusitasnya. Sila pada uSl3nya sekarang religiusitasnya tidak terbentuk. maka kelak akan suli! umuk membentuk religiusitasnya. Padahal religiusitas merupakan bimbingan yang mereka butuhkan dalam kehidupan.

Meskipun lingkungan hidupnya merupakan Imgkungan yang tidak kondusif bagi terbentuknya religiusitas namun tetap saja mereka pcrlu menumbuhkan religiusitas ini dalam dirinya.

Mengingat pada usia rata-rala anak jalanan (remaja) expresi religiusn8s hanya muncul dalam prilaku dan kurang pada taraf pengalaman. lebih~lebih

intemalisasi maka penelnian in; juga diarahkao pada prilaku keberagamaannya.

Prilaku keberagamaan ini Jebih mudah terlihat dan Icmuksn dibandjngkan expresi rcJigiusltas lainnya.

Karena umumnya aoak jalanan dl Banda Aceh beragama Islam, maka pedoman pengukurannya Juga ajara" Islam. Sementara sebagai standard ukuran, pcneJitilln 10i mencermali prilaku bcragama anak jal:man pads dua ukuran Ukuran pertama yaitu, Ibadah sehari-han yang sifatnya umum ringan, dan mudah diamali seper1i shaJat, puasa dan do'a. ukuran yang kcdua yaitu kesalehan sosial yang mmpak dan prilaku bckerja dan berteman.

(17)

METODE PENELlTlAN

Penelitian ini adalah studi kualitatif yang berupaya mencennati secara objektif perilaku keberagamaan anak jalanan dengan kajian seeam mendalam terhadap kehidupan mereka. Meski tidak untuk digeneralisasi, namun gambaran yang mendalam lenlang kehtdupan anak Jalanan im akan memungkinkan masyarakat untuk mem:J.haITH da.~ berslkap dn.l:lm konteks peningkt!tm d:!."!

perbaikan kehldupan mereka.

Penelitian ini sengaja didekati dengan studi kualitatif untuk mcnampilkan data yang berbicara tentnng personlan pnbadl dari snak jaJanan yang tidak mungkm dapst diteliti lewat penellttan kuantuatif scmata. Bagaimana anak Jalanan memandang personlan agama, Apakah mereka menganggapnya penting dan berusaha mengutamakan melaksanakan Ibadah, alaukah ada benluk keberagamaan yang lain yang muncul dan penlakunya yang bisa dikatakan sebagal perilaku keberagamaan. Apakah ada hubungan anlars pekerjaannya dcngan keberngamaannya. Kesemuanya adalah persoalan rnendasar yang harus

dldekali dcngan wawancara mendalam.

Lokasi penelitian ini dilakukan empat litik, yailu pertama di wilnyah lerminal Keudah, Pasar Aeeh, MesJld Raya dan Pasar Peunayong. Pemilihan lokasi karena keempat lokasi ini merupakan tempal bekerja anak-anak jalannn.

sclungga cukup mudah dlJumpai aoak Jalanan pada seliap harmya

Selanjutnya pcngamalan. dilakukan seeara periodik di keempat lokasi peneiillan. Observasl ini dilakukan untuk mengamnti secara langSlIng penlaku

(18)

keberagamaan anak jalanan baik dalam hat Ibadah, khususnya shaiat, puasa. do'a

dan dalam hat akhlaq pergaulan dan bekerja. Kegiatan obseTVasi itu biasanya dilakukan pada siang hari, sekitar waktu shalat zhuhur dan sore hari sekitar \vaktu shalat maghno.

Seluruh responden yang diteliti scbanyak 10 orang anak jalanan dengan kritena umur 13 - 17 tshun. Sebagian mereka c'icari atas bantuan key infonnan, Suhalta yang merupakan pendamping anak jalanna dan LSM Yaynsan Anak Bangsa Sementara sebagian lagi merupakan anak-anak jalanan yang biasa bekerja

di kawasan Peunayong dan Mesjid Raya Selanjutnya wawancnra diarahkan untuk menyeiaml lebih jauh te"tang aktivil3S dan hubungan pekeTjaan mercka dengan perilaku bcragamanya. Scbagai upaya Cross Check terhadap hasil wawancara, peneliti juga melakukan serangkaian \vawancara dengan aktivis LSM yang intens meperhatikan dan membina kehidupan anak-anak jalanan dl Banda Aceh.

Dalam peneiitian ini seluruh data yang dibutuhkan dikumpulkan melalui tiga cara. Pertama, melakukan wawancara langsung dcngan anak-anak jalanan, mulal dari persoaian penyebab mereka hanJs turnn ke jalan, hlOgga tantangan dan

llli1~Ii1h kehidupan yang harus men:ka jainlll WaW8ncnra langsung 101 S<1ngat mendukung penyusunan potrel kchldupan kehidupan dan anak jalannn yang

dimlm menarik.

Kedua, mengupayakan data skundcr yang relevan dengan tema penehtian, khususnya data mengenai kcberadaan anak jalanan dl Banda Aceh. Data se~'Under

(19)

ini banyak diperoleh melalui infonnan yang berasal dari LSM yang intens pada upaya pembinaan anak jaJanan di Banda Aceh.

Ketiga, melakukan observasi atau pengamatan terhadap kehidupan keberagamaan anak jalanan. Walaupun bukan melakukan pengamatan terlibal, tetapi dengan mengetahuilangsung kondisi kehidupan. pekerjaan dan dunia mereka. maka rasa empati dari peneliti paling tidak sesuai dengan kenyataan di

Japangan.

Seluruh data yang berhasil dikumpulkan diedit, ditabulasikan dan diklasifikasikan untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasi seeara leoritik.

MeJalui proses inilah kesimpulan dibuat untuk penyusunan laporan inL

(20)

POTRET KEElIDUPAN ANAK JALANAN SEBUAB CATATAN AWAL

A. Pcngertian Anak Jalanan

Sebelum memahaml lebth J3uh, agaknya perlu dlpertegas tentang pengenian anak jalanan. Anak jalanan ini merupakan bagian

dan

pekerja anak, tClapi tidak semua pekerja anak adalah anak jalan. Istilah p..:kerJ3 anak alau buruh snak umumnya dlpahaml sebagai anak-anak yang melakukan pekerjaan seeara fUlin untuk orang tuanya atau untuk orang 1310 yang membutuhkan sCJumlah besar waktu dengan menerima Imbalsn ataupun tldak (TJandmningsih, 1995). Istilah ini masih terlalu umum bila dlpasangkan pada anak J3lanan. Karena pekeTja anak inl bisa saja berarti scorang anak yang memoantu orang tuanya di sawah, di Jadang, di rumah dan lain-lain.

Sementara istilah anak J31anan mcrupakan Istilah yang dtbenkan terhadap sekelompok anak yang banyak menghabiskan waklUnya di Jolanan untuk bekefja, Baihaqi (1999 : 25) membagt anak jalanan menJ3di 2 katagori. Katagori penama yaitu anak jalanan punya komunitas. Mereka masih punya orang tua, ada tempat tinggal yang jelas. Meski dipmgglr-pingglr gang sebagai kaum urban. Sebagtan besar mereka bckefj3 sebagal 3songan Katagori kcdua ndalah anak jnlanan gelandangan, mereka adalah anak-snak yang sudah putus hubungan dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya, selama 24 Jam hidup dan bekcrja di Jalanan atau d! emper-emper toke dan menyemlr sepalU. Dalam istilah yang biasa

digun~kan di Aceh mereka dlscbut sebagal "anak jalanan 12 pas". Adapun pcneiilian ini tidak memisahkan anak Jalanan dalnm katagori punya komuOltas

(21)

ataupun tidak. Akan tetapi anak jnlanan yang dimaksud adalah anak-anak yang menghabiskan waktunya di jalanan untuk bekerja. dan menerima imbalan atas

pekerjaannya tersebut.

B. Sebab Turun Kejalan

Bagi anak jaianan persoaJan kehidupan adalah persoalan tantangan bekerja di jalanan unLuk mencari nan,all dengan kOl1dlsi pekerjaan yang biasanya bcrat untuk seuSla mereka, tidak teratur. dan dekat dengan kehidupan yang suram.

Ditambah lagi kegetiran hidup akibat kekurangan yang mereka alami. sehingga kehldupan mereka terkesan udak memben peluang bagi mereka untuk tumbuh dun berkembang sepeni anak-anak lain seusia mereka. Berikut ini merupakan potret kehidupan sebagian anak jalanan. Yang dlketcngahkan dalam benluk narasl dan mengungkapkan latar belakang kchidupannya.

I. K,.Wlh Ammah (bukan nama wh)

Aminah adalah gadis kecli berusia 13 tahun. berasal dari Lung Putu PidlC. Masa lalunya yang tragls telah merubah hldupnya, mcnghilangkan rumahnya dan merenggut kebahagiaannya bersama kcluarga

Sekltar dua tahun yang lalu. ch suatu son! kClika AmlOah pulang mcngaJl, din melihat orang begltu ramal dl sekllar rumahnya yang tcrnyata mercka sedang bcrusaha memadamkan api yang membakar rumahnya. Dla tidak tahu apa yang tcrjadi sesungguhnya. dia berusaha mcnemukan orang tuanya. la berhasil menemukan ibunya, tapi tidnk satu orang pun yang mall menjawab di mans ayahnya.

(22)

Selesai kepanikan itu, ia dan ibunya diantar ke rumah sakn, ke sebuah ruangan yang agak jauh dan berbau. Ada mayat yang tenutup kain putih. Ketika dibuka ia melihat sosok yang hangus lerbakar. Ibunya bliang itu Jenazah ayahnya yang hangus terbakar ketika muslbah ladi Aminah menangis sampai kchabisan suara, yang lain berusaha menghlbumya

Setclah musibah itu, Aminah dan Ibunya tinggal dl rumah abangnya Tapi mereka lids)... linggal lama, karena sikap abang yang senng marah~marah yang kerap kali mernbuat ibu menjadi sakit hat I. Mcreka memutuskan untuk pergi ke Banda Aceh, namun temyata di Banda Aceh kehidupan jauh leblh menyakitkan, lebili susah dari di kampung. Makan tidak teratur, tidur di sudut-sudut mesjid- mesjid. Dan mereka hanya blsa mengharap belas kasihan orang lain dengan menjadi pengemis.

2. K'.l'ah Abu (bukon noma ash)

Abu adalah seorang pengemis dl Banda Acch. Usia Abu 15 tahun. Abu berasal dari 8ayu Aceh Utara. mengemls bukan cita-citanya tapl keadaan yang memaksanya untuk tidak blsa memihh.

Kepahitan itu terJadi ketika Abu maslh duduk dl kelas V SO, ayahnya dlslksa sekelompok orang dl kebon karet Ketika dltemukan ayahnya dalam keadaan sekarat dan tak lama. kemud13.n menghembuskan napas terakhimya.

Seminggu kemudlan Ibunya Juga menyusul ayahnya, dengan cam yang sama tragisnya. lbu pergi bekeTja menumpang di atas truk. Naasnya supir truk

tersebut diternbak dan truknya terbahk. Ibu meninggaI dalam tragcdi itu.

(23)

Setelah aeara pemakaman Abu dengan adiknya pulang ke rumahnya tampa orang tua lagi. Baru 9 hari kemudinn seorang ustaz menjemput Abu dan adiknya untuk di bawa ke Pesantren. Baru saja Abu mulai merasa bahagia tinggal di Pesantren ini, 6 bulan kemudian Pesantren ini pun hangus dibakar oleh orang tak dikenal. Ketika berlan menyelamatkan dlri kakl Abu tertimpa kayu terbakar yang jatuh dari alas, dan kayu ini menuliskan bekas scjarahnya di kaki Abu hingga saat

101.

Saat ini Abu dan adlknya mengadu nasib di kota Banda Aceh sebagai pengemis yang mengharap belas kasih orang lain.

3. Klsah Jamal (hukollllomo asll)

Jamal adalah pe:dagang 350ngan yang berasal dan Samalanga. USI3 saat 101

17 lahun. Pribadinya yang ramah dan sopan membuatnya dlsenangi oleh lingkungannya. Teriakan santri-santri dl mesJid raya yang memanggil namanya terdengar akrab. Mereka lebih memilih jajan pada asongan Jamal karena Jamsl ramah dan leblh baik.

Jamal Iclah 2 bulan bcrada dl Banda Aceh. Dcngan sedlkit modal yang dibekali ibunya dia berangkat ke Banda Aceh untuk bekcf]3 agar dapat meringanknn beban orang tuanya. Scbagai yatlln Jamsl merasa bertanggungJawab mcmbantu ibunya yang sendirian mcmbiayal hidupnya dengan dua adiknya.

Di Sanda Aceh dia tinggal dl Setui bt.:rsama temannya yang juga bekerJa.

SCjilK jam 7 pagi snmpai jam 11 malam mcreka sudah berplsnh untuk bekerja.

Jilmal sibuk dcngan asongannya, sec1ikit rokok, aqua. pennen, dan sedlkit kmpuk instant. la berharap segera mendapat pekerjaan agar dapat memperbaiki hidupnya.

(24)

Sampai saal ini Jamal hanya mampu membantu ibunya dcngan mengirimkan uang Rp. 100.000,-, yang ia kumpulkan dari keringatnya selama 2 bulan.

Sebenamya Jamal masih memihkl abang yang telah berke1uarga. Hanya saJa karena luntut8n mnsalah rumah tangga mereka masing-masing. mereka kurang memperhalikan nasib ibu dan adlk-adiknya. Kondisl inilah yang pada akhimya membuat Jamal terpaksa harus menghentiknn sekolahnya di kelas 3 SL TP dl saat tiga bulan lagl menjelang EBTA Oan mcmutuskan untuk membantu ibunya mencari naf'kah dan bekerja.

-I. Klsall Fatur (bukan nama ash)

Fatur adalah seorang anak yang tinggal dengan keluarganya di Lucng Bata. Usianya saat inl 14 tahun dan masih duduk di bangku sekolah kelas IU SLTP

Ilari-harinya dlgunakan dengan bekerja sebagai penycmir sepatu seJak sepulang sekolah hingga jam 11 malam Uangnya digunakan untuk membiayai keperluan sekolahnya. PekeT)aan menyemlr (elah ia tckuni sejak ia kelas VI SO Meski sama sekali tidak sempat beJajar dl rumah tapi Fatur tClap berharap blsa menyclcsalkan sekolahnya

lbu Fatur sehan-han bekerp mencucl pakalan orang lam Oan 101

dllakukannya dari pagl dl bcberapa (empat Ayah kandung Fatur (dah meninggal duma. Saat ,m ia memiliki ayah tiri yang bekerja sebagal tukang becak. Fatur juga memiliki scorang adlk tin.

Fatur keberat3n menyebutkan Icntang ayah tirinya. Tapi ungkapannya yang polos dan spontan sClidaknya menjelaskan apa yang ia rnsakan. la

mcnyebutkan kalau ayah kandung, mana Illungktn ia btarkan anaknya berkeltaran

dl jabn hingga larut malam

(25)

c.

Pekerjaan di Jaianan

Ada beberapa pekerjaan yang biasanya menjadi sumber mata pencaharian anak jalanan di antaranya yaitu:

I. Pedugung Ascmgan

Dengan membawa-bawa dagangannya ke PUS3I-pusat keramaian, anak- aoak ini menawarkan dagangannya. Biasanya mereka menjual rokok. makanan

kecli&pennen yang dlsusun pada wadah atOm pcrscgl yang dlben tali dan digantungkan di pundaknya. Tempat yang biasa mereka datangi adalah tenninal Labi-Iabi. tenninal Stui, kawasan Peunayong, Pasar Aceh dan Mesjid Raya. Umumnya yang beroperasi sebagai pedagang asongan ini adalah anak jaianan yang berusia 13 tahun ke atas. Penghasllan mercka bmsanya tldak tetap. Dari responden yang biasa bcrjualan di MCSJld Raya mcnycbutkan penghasilan kotomya per hari antara Rp. 60.000,- sampai Rp 80.000.- Dari uang ini ia mcmbeli lagi barnng dagangannya untuk besok. dan dan uang lOi pula ia berusaha mencukupi kebutuhan hidupnya Menurutnya pcnghasllan seperti itu pun dla dapal kalau ia bekerja dan jam 7 pag; sd jam 11 malam. Bila jam kelJanya tcrpaksa harus bcrkurang karena saki! atau hUJan dan lam-lain, maka Juga berpengaruh pada penghasilannya.

2. Penycmlr Sepatll

Anak jalanan yang pcnyemir scpatu umumnya adalah aoak-anak usia 14 tahun ke bawah. Mereka banyak terlihat di kawasan Peunayong_ Biasanya mereka berkelompok, meski saling berlomba untuk mendapatkan pelanggan. 01 antara merekn umumnya saling mengenal S3tU dengan yang lainnya. Responden ya.lg

(26)

penyemir sepatu di Peunayong menyebutkan bahwa terkadang mcreka ada juga sampai harus benengkar dan berkelahi nntara satu dengan yang lam karena bcrebut pelanggan. atau salah paham. Namun katanya, pertengkaran 1nl tldak lama karena biasanya mereka segera berbalkan kembah.

Sebagian dari mereka ada yang mulal bekerj8 dari pagl dan sebaglnn lagl mulai mcnyemir di siang hari. (khususnya bagi yan);t masih sckolah) dan selcsal rata-rata anlara jam 22.00 dan jam 23.00 malam

Seorang responden yang mcrupakan slswa SL TP dl Lucng Bata mcnyebutkan dari mcnyemir scpatu yang dlmulamya seJak pulang sekolah hingga jam 11 malam, la memperoleh pcnghaslian kotor rata-rata antara Rp. 8.000 sampai Rp 11.000. Oari jumlah inl ia harus slslhkan lagi untuk membeli semlr dan yang lainnya untuk bahan bekerja besok. Sementara sisanya ia gunakan untuk keperluan sekolah. Meski sama sekali tidak sempat bclaJar. namun la tctap mgm melallJutkan st::kolahnya.

3. M(!I1geml.'ii

Banyak anak jalnnan yang terpaksa harus mengemlS kerena J..eadaan yang tidak membcn pilihan bagl mcrcka Umumnva mcreka ynng henl~I:' 15 tahun kc bawah. Mcreka biasanya mengemls dl pusat-pusat keramaian. rermlnal. lampu merah, rumah-rumah makan, kantor-kantor dan lam-lain.

Ada beberapa eara yang ditempuh anak-anak ini, nda yang membngikan ampJop yang distempel dengan pcmbangunan Mesjid alau Pcsantren, dan ada pula yang hanya memelas mohon kaslhan dan menyodorkan kaleng keeil. Seorang respcmden yang biasa mengemis, menyebutkan bahwa dari men gem IS la

(27)

1

mendapalkan uang antara Rp. 5.000 sampai Rp. 10.000.Uang inilah yang ia pergunakan untuk hidupnya sehan-hari.

Profesl 1nl Juga kerap dlpilih anak jalanan, mereka mengumpulkan sampah-sampah bHas yang bisa dijual pada usaha Gentolet. Sampah-sampah yang biasa mereka kumpulkan biasanya plastlk. atom-atom, hotol-botol kaea,

aluminium. besi, dan lain-lain. Mereka banyak ditemukan di TPA (Tempat

.'

Pembuangan Akhir) sampah di kampung Jawa. Telapi ada juga yang memulung sampah di Jalanan. Mereka biasanya bekerja seliap haTi, kccuail di TPA kampung lawn yang menctapkan han Jum'at sebagm han libur. Oari memulung rata-rata pcnghasdannya sekitar Rp.9.000,- perhan. dcngan bckcrja dari pagi hmgga Jam

18.00 sore han

D. Kcnakalan Anak JaJanan

Ado bcbcmpa kcnakalan yang blasa dllcmuknn 01 lakubnolch anak Jalanan Kenakalan Ini mcrupakan ckses kehidupannya yang bebas 13npa ada kendah orang tua dan kcluarga yang mengarahkannya Pada dasarnya mereka

tCUlp anak-anak yang scharusnya tidak pcrlu ~onslamlOasl dcngan lingkungan hidup yang bebas ini hila banyak pihak yang pedulI dan membantu mereka untuk

menemukan ldenlitasnya.

Benkut 1111 beberapa bentuk kenakalan merc.::ka yang mcnJadl tanggung jawnh kita scmua unluk memperbalkinya dan umat.

(28)

/. Ngelem

Istilah ini dilujukan pada penlaku anak jalanan yang biasa menghlrup aroma lem cap kambing hingga "fly". Blasanya mereka menaruhnya pada plasuk dan membawanya ke mana·mana. Istilah 101 muncul begitu saja dan populer dengsn cepat di antara Jingkungan anak Jalanan mi.

Dart 7 anak jalanan yang penuhs wawancarai dalam kasus im, 6 diantaranya biasa ngelem. Tidak ada sungkan mereka. untuk ditanyai persoaJan ngelem ini. Mereka tidak pula berusaha menutupinya. Dengan terang pula mereka menjelaskan apa yang mereka rasakan ketika sedang ngeJem ini Ada di antara mereka yang membeli lem cap kambmg 1nl untuk dipakal sendiri. Tetapi kebanyakan mereka membelinya seeam patungan dan dipakal bcrsama-sama.

Harga lern ini setiap kalengnya adalah Rp 4250

Munzir. seorang pendamping dan VAS. menegaskan bahwa lem kambmg yang dlpllih anak Jalanan 1nl adalah karena harganya Jauh leblh murah dibandingkan dengan bahan-bahan candu lalnnya. Sementara reaksi yang dimunculkannya menyerupai fly-nya pengisap candu, ganja atau yang lainnya.

Semcntara plastik yang dlgunakan, scbagal tempatnya adalah dengan tujuan mengelabui dan menyamarkan perbuatan mereka dari pandangan umum.

2. Mellcurl

Yang umumnya dilakukan adalah mencuri sandal, pakamn yang blasanya untuk dijual. Dari data yang diperoleh pada LSM Y AB. ada diantara aoak jalaoan )'<\11g memang mcmillkl kecenderungan mencuri sebagai tablat yang sangat suht dlhllangkan. Artinya dia mencuri bukan karena terpaksa tetapi karena terblasa

(29)

3. Membawalmely·ual gOI1Jo kerlflg

Biasanya anak jalanan melakukannya pada snat terjepit dan kepepet. Dari data yang dikemukakan Y AB, ada anak Jalanan yang pemah tertangkap pollsi karena kasus ini. Pengakuannya ia terpaksa melakukannya karena kelaparan, scmenlara la tidak memihkl uang 1agi.

-I. Sot/oml

Penlaku 1nl memlhkl ekses yang ITImp dengan ngelem karcna menimbulkan ketagihan. Selain itu biasanya Juga dilakukan di saat sedang Oy karena ngelem. Salah seorang responden mcngakui bahwa awal mula ia mengenal soclomi adalah karena ia dipaksa melakukan hubungan badan dengan sesama jems

ini (sodomi) oleh preman pasar. Bcberapa han setclah kejadiuan la terus

tcrganggu dengan ra5a sakil yang la rnsakan. Kawan·kawannya sesama anak jalanan yang mengatakan bahwn obat rasa sakn itu adalah melakllkannya lagl,

akhimya ia pun mcncobanya dan mengulanginya kembah dengan kawannya.

SelanJutnya ia mulai sering melakukannya dan kelaglhan. Menurlltnya bukan mereka saja yang melakukan 101, tetap; hamplr semua anak Jalanan pemah melakukannya. Seberapa benarpun pcngakusnnya tentang ungkapan "semua"

tersebut sulit untuk dlbuktlkan. NalTlun setldaknya dapllt mengungkapkan tentang bnnyaknya anak jalanan yang biasa melakukannya. Mereka melalrukannya dimsna saja yang memungkinkan, dan biasanya pada jam·jam iSllrnh:J.t ataupull sepulang mereka bekerja.

(30)

PERlLAKU BERAGAMA ANAK JALANAN

A. Kondisi Kc Beragamaan Anak Jalanan

Idealnya, diusia arata-rata anak jalanan yang tergolong remaja, kewajiban menjalankan ibadah sudah sepenuhnya di luntut di laksanakan seeaTa lengkap.

Karena peridoe ini adalah tahapan penentuan dalam pembentukan kepribadian aoak. Namun kondisi kehidupan anak jalanan yang kurang kondusif bagi terbentuknya religiusitas menyebabkan penumbuhan sikap religiustas juga tidak mencapai tarap pertumbuhan yang sewajarnya. Sehingga perilaku beragama anak jalanan in; Juga masih kurang bila diukur dan dibandingkan dengan tuntutan untuk anak seusia mereka. Namun demikian mereka lelap memiliki expresi reIl gl US1 tasnya.

Di antara kondisi religius mereka dapat dilihat dari penjelasan berikut : I. Kondisi aqidah ; wujud kekuatan aqidah sesungguhnya adalah keyakinan

peranan tuhan dalam setiap si SI kehldupan. Meski persoalan akidah sulit terdeteksi, namun setidnknya pendapat dan pandangan mereka tentang kehldupan memberi gambaran tentang 110gkat keyakinan mercka terhadap manfaat Ilgama

Sesua( dengan tarar perkembangan anak seusia mereka, nnak Jalanan Ini umumnya lobi!. Namun dalam kelabllan ini mercka leblh repat plllUS asa dan murung Mereka apatis tcrhadap lingkungan sckitarnya. Tuhan atoll agama yang schaiUsnya menjadi bagian dari mOlifasi hldup, terkadangjuga tUTut di sesali dan dipersalahkan atas apa yang mereka alami. Keynkinan agama rnereka mcnjadl

(31)

pragmatls dan cenderung pragmalis ekonoml. Ketika agama dlrasakan memben manfaat ekonomi. maka agama menjadi berharga. Dan manakala agama yang tidak memberi pengaruh apapun khususnya ekonomi, maka agamapun menjadi kurang nilainya.

Responden yang dl'wawancaral tentang persoalan aqidah ini, kurang antusias dan terkesan mal as membahasnya. Dalam susah dan kesulitan. biasanya seorang bcragama mengadu kepada Tuhannya mdalui uo'a~ dan ketika senang mensyukurinya. 5ementara beberapa responden menyebulkan ketika susah mereka tidak terbiasa berdo'a kepada Allah dan senang juga demikian. Namun mereka tetap mengakui kelslamannya.

2. Kondisl ibadah

Ibadah sebaga\ peT\'1ujudan keyakman juga udak J8uh bcrbeda dengan kondisi keyakinan mereka. Shalat sebagai ibadah wajib pada akhimya tidak begltu pcnung bagi mereka Seorang responden yang blasa menyemir sepatu menyebutkan justru di waktu shalat mereka mendapatkan pelangan karena slpelangannya sedang shalat. 5eorang informan rnenycbutkan alasannya kenapa tldak shalat yailU; .. Hana teuringat Ice" (Iupa). Shalaludak mcnJadi pentmg lagl karena masmg-masing mcreka sibuk mengeJar peluang rizk1

5ama halnya ketika bulan puasa. Mereka umumnys tidak berpuasa Dan jawaban beberapa responden ml dapal dlpahami mereka udnk merasa terbebam untuk beribadah dan terkcsan mcnghalalkan prilakunys 101 sebagal pengecuallan karena mereka bukan anak yang melmllkl kehidupan yang normal. ApaJagi hngkungannya bukan Imgkungan yang bisa menjadi tekanan moral bagi mcreka yang memaksakan mereka untuk menjalankan ibadah

25

(32)

B. Kesalehan Sosial

Kesalehan sosial 1nl merupakan amalan yang baik dalam hubugannya dengan lingkungan sosialnya. Adalah suht untuk memasangkan ukuran akhlaq anak yang baik kepada anak Jalanan. Karena baik untuk mereka adalah hila di bandingkan dengan sesama anak jalanan. Tetapi tetap saja menjadi kurang balk blla dl ukur dengan ukuran akhlak yang Idealnya.

Agaknya periu ada pemakluman untuk prilaku mereka yang biasanya kasar, ucapan yang kurang sopan dan tmdakan yang kurang bersahabal, karena biasanya in! menjadi slkap yang wajar yang umumnya di mlliki rata-rata anak Jaianan.

Namun dcmikian terdapat Juga expresi religius Y'lOg merupakan cermman kesalehan sosial yang mereka tunJukkan Dlantaranya yall~"

I. Kcsetiakawanan

Dengan kondlsl pekerjaan mcrcka yang dekat dengan SISI kehldupan gelap. maka kcamanannyapun menJ3dl rawan. Tetapi kondlsl ini pulalah yang membentuk mereka memiliki soltdaTllas dan sikap to long menolong yang tmggi. Bahaya rang sering mengancam mereka adalah preman pasar, khususnya bagi anak Jalanan yang bcl..cTJa hingga malam haT!. Blla ada anak jalanan yang lerancam preman pasar ini. teman-temannya segcra berusaha

mencari pertolongan.

Dalam kajian ilmu sosiologl kondisi 101 disebut pertentangan (penlkaian atau konflik) yaitu suatu proses sosla~ dimana IOdividu 3tau keiompok

~rusaha untuk memenuhi tujuannya dengan Jalan menentang plhak lawan

(33)

yang disenai dengan ancaman dan kekerasan. Salah salu akibat yang bisa ditimbulkan pertentangan ini adalah bertambahnya solidaritas in-group.

solidaritasnya bertambah erat dan mereka siap berkorban untuk solidaritas ini

(Soe~ono Soekanto. 1990 : 107-112). Kondisi scpeni inilah yang dihadapi anak jaianan karena mereka sering mendapatkan perlawanan dari berbagai pihak.

Pada kasus lain yang pernah tefJ3di. (dari data yang diperoleh oleh LSM Y AB), ketika di tahun 2002 ada seorang anak jalanan yang ditabrak kereta di depan terminal Stu! Teman-temannya sesama anak jalanan yang mengupayakan pengobatannya, membenkannya makanan dan merawatnya hingga sembuh.

2. Penghargaan yang unggl terhadap kebmkan orang lam

Karena kebanyakan perlakuan Imgkungannya kurang bersahabat, mereka blasanya cendrung waspada Data yang diperoleh dari LSM Y AB menyebutkan perlakuan kasar tcrhadap anak jalanan sering lerjadl, pernnh ada anak jnlanan yang disiratn air psnas karena mengemls. anak jnlanan yang dibakar oleh Satpam barang dagangannya, anak j31anan yang diperkosa dan lam-lain. Semua kondisl 1111 mcmbcnluk slkap mcrcb mCnjadl Icbih waspada.

Namun scbagai kcbalikannya, blla llll!reka lllendapal~an perlakuan yang balk atau menolongnya, blasanya mereka sangat menghargamya. Pcnghargaan yang tmggi terhadap kebaikan 1111 dltunjukkan melalui sIkap dan pnlaku yang rela membantu orang yang mendapat respeknya tersebut

(34)

3. Sponifitas keD a

Sportifitas kerja yang diperlihatkan dalam prilaku mereka, adalah lidak merebut wilayah keTJ3 kelompok yang lain. Dan rela menerima ketika kalah dalam perebutan pelanggan.

Anak jalanan yang biasa menyemir di kawasan Peunayong biasanya bekerja secara berkelompok di kawasan teneotu. Bila mereka beramai-ramai mengejar pelanggan dan pelanggan telah memilih salah satu dad mt!rt:ka, yang lain segera mundur dan mencan laogganan yang lain.

Seorang responden menyebutkan. mcmang pada tingkat pertikaian yang kecil sering terjadi dianlara mereka penentangan. Namun pertentangan 101 blasanya tidak berlangsung lama karena rnereka segera berbaikan kemball.

Dalam kajian sosiologis, penentangan yang terjadi di dalam kelompok blsa membantu mcnghidupkan norma-norma atau rnenirnbulkan norma-norma baru (Soeljono. 1990 : 110). Kondisi penentangan yang muncui dalam kelompok anak jalanan karena pcrsoaian pekerJaan, pclanggan ataupun yang lainnya., pada akhimya membantu terbentuknya kesepakatan keiompok sebagai norma yang mereka tnnti. Norma 1nl puln yang membantu terbentuknya sportifitas kerja aoak jaianan

Demikianlah ketiga cxpresi kesalehan s05ial pada anak jalanao yang merupakan cenninan slkap yang bertanggung Jawab, dao dianjurkan oleh agama Islam sebagal sikap mushm yang balk. Dao bagl anak jalaoan slkap ini Justnl terbentuk kareoa tuntutan lingkungan dan kehldupannya.

(35)

C. Hubungan Pekerjaan dengan Kcberagamaan Anak Jalanan

Dalam analisas leori konfegcnsl, linkungan kehidupan sangat mempengaruhi pembentukan kepribadlan anak. Sisi kehldupan anak jalanan yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekelja, otomatis menjadikan Imgkungan pekerjaannya scbagai lingkung.1n yang paling lama mengisi hari- harinya.

Kondisi lingkungan pekerjaannya blasanya p.1sar. termmal,jalan raya yang merupakan lingkungan yang identik dengan kekerasan, persaingan dan kurang terikat dengan nonna-norma tennasuk norma agama dan sebagai bagisn dan lingkungan Ini maka lingkungan m; menjadl domlnan daJam pembenlukan anak jalanan. Apalagi diusianya yang tcrgolong remaja maka saat lOi merupakan mass

peka tcrhadap berbagai stimulus

Subslansi persoalan dalam hubungan anlara pekcrjaan dengan reiigiusltas anak jalanan bukanlah terletak pada apa yang dikerjakannya, tetapi leblh pada

Ilngkungan pekerjaannya dan lamnnya waktu yang dipergunakan unluk bekerja. Lingkungan pekerjaan anak jalanan yang biasa adalah hngkungan pasar, lenninal, jalan raya. Ketiganya lennasuk pada pembagian kelompok mformal. Ciri lItam3 dan kclompok informal (illj()rmal group) adalah tidak mempunyal peraturan yang tegas, dan blRsanya terbcntuk karena pertcmuan-pertemuan yang beruiang kali. (Soerjono, 1990, 183). Karena lIdak adanya pcraturan-peratumn dan nonna i01 pada akhimya lingkungan 101 menjadi Iingkungan yang bebas yang tidak dapat menjadi kontrol sosiai bagl prilaku anok jaianan. Padnhal padi\ uSla sepertl rata-rata anak jaianan, perkembangan rcliglusitas ini snngnt dlpengamhi

(36)

01 eh lingkungannya. Apalagi sebagian mereka tidak bcrsekalah, berarti tidak mendapatkan bimbingan religius seenra fannal.

Bagi anak jaianan yang masih memlhki keluarga. bimbingnn ini pun terabaikan oleh keluarganya, karena biasanya mereka sampai kerumah dalam keadaan letlh dan hanya untuk bcristirahat Semenlara keluarganya sendlri terlalu konscntrasi pada kcsulitan ekonomi. Sajannah Sadli (dalam LP3ES, 1986. 130) mcnyebutkan : kondlsi kemlskinan pada das.,mya ditandai oleh berbagal keterbatasan untuk memungkinkan proses sosloiisasi dan dapat menumbuhkan rasa ketenkatan emosional pada hngkungan keluarga yang lidak mempunyal tujuan yangJclas.

Alokasi waktu bckcrja anak yang blasanya juga sangat panJang Jl'ga mcnJadl persoaian karcna bl3sanya anak J31anan Icblh banyak menghabiskan waktunya dl jalanan 81sa dlkatakan lingkungan kchldupan mereka sesungguhnya adalah di jalanan.

Selain alokasi waktu dan IIngkungan pekcrJaan. jenis pckerjaan anak Jalanan ifll memiliki kondlSI lerscndln dalam huhungannyn dcngan pelak5anaan Ibadah. Bila dlamali keempat jC01S pekerjaan anak jaianan lI1i, pckcrJaan memulung, clan menYClnlr sepaw tcrkesan Icbih sulit bila dnuntut untuk h..:nh:ldah sepcni shalat Karena dalnm Ihadilh IIll keherslhan ('l1Ullwrah) menpdl pcrsyaratan utama. Semcntara memulung, merupakan pekerjaan yang berlumur dengan sampah yang kotor. sementara menyemlr sepalu Juga pckcf)nnn yang slap untuk Icrkolori olch lapsk sepatu. Keduanya menjadl kondlsi penghambat bagi anak jaianan untuk benbadah. mcskipun 1nl bukan pcnghambal utama karena dan

rang.

(37)

Adapun dua pekerjaan lain yaltu asongan dan mengemis. juslru leblh mendukung seeara fisical bagi berlangsungnya Ibadah Namun letap berpulang pada kemauan masing-masmg.

Dari hasil penelitian terhadap beberapa responden. dianlara anak jalanan yang masih menjalankan shalat dan puasa adalah anak jalanan yang berjualan ason!,1Bn.Dan biasanyajuga kchidupan mereka Icbih teralurdlbandingkan dengan anak jalanan lainnya.

Seorang responden yang berjualan a50ngan menyebuLkan jenis pekerjaan

1111 udak menyulitkannya dalam beribadah ketika sedang bekcrja. Ketlka

mendekali waktu shalat dta biasanya beroperasi sckltar mcsjid raya untuk memudahkannya untuk shalat berjamaah Malah menurutnya dia dapat shalat berJamaah diempat waktu, kecuali subuh.

Sementara responden yang menyemir sepatu menyebutkan. justru di waktu shalat dl8 bekerja Icbih sibuk. Karena ia mengejar kesempatan menycmir sepatu pelanggan yang sedang shalat. Sama hnlnya dengan mcngemls, waktu shalat ini menJadl peluang bagi mercka untuk duduk mengcmls dl sekitar mcsjid

Demikianlah kajl8n tentang lingkungan. alobsi waktu bckerja, dan jenis pekerJaan anak jalanan yang temyata merupakan lingkungan dan pengaruh yang sangat dominan dalam pembentukan rel1glUslt8s anak jalanan

(38)

PENUTUP

Anak jaJanan merupakan bahagJan

dan

pekerJ8 anak yang memiliki tmgkungan pekerjaan dijalanan dan memllikl upah alas pekerjaannya tersebut.

Mcreka terbagi kepada dua katagori yallu anak J31anan yang masih punya komumtas (keJuarga) dan anak jalanan yang udak punya komunttas (keJuarga),

yang menghabiskan waktunya 24 jam Ji JatHltau.

Ada beberapa penyebab anak Jalanan dl Banda Aceh turun ke jalan, sebab pertams adalah persoalan ekonomi; karcna kemlskinan dan t1dak mencukupmya kebutuhan hldup, beberapa anak Jalanan rcrpaksa bekerja untuk membantu naf'kah keluarga at8upun untuk memenuhl kebutuhan pendidikannya Scbab kcdua adalah persoa'an keluarga; ada anak Jslanan yang memang tidak lagl memtllkl orang tua atau keluarga. yang membuatnya tcrpaksa bckerja unluk mcnutupi kcbutuhan hidupnya. Sebab ketiga yaitu konflik Aceh: karena alasan keamanan, ada snak jalanan yang bennigrasl ke Banda Aceh dan menutupi kebutuhan hldupnya atau keluarganya dengan bekerJ8. 01 antara JenlS pekerj811n yang bmsanyn dllakukan snak jalanan adalah asongan, mengemis. menyemir sepatu dan memulung.

Anak Jalanan rata·rata usianya pada penode remaJa yang dalam perspek"t1f pSlkologl agama merupakan masa peka tcrhadap pcndidikan agama sekaligus Juga peka pada dorongan negatl( SChingga kondlsl rehglusnasnyn Juga berada d, perslmpangan. Namun karena lingkungan pckerjaannya bukan mcrupaknn IlOgkungan yang kondusif untuk berkembangnya expresi religiusitas ini, maka jachlllh rcllgiusitasnya pada tingkatan yang minim bila dibandingkan dengan

(39)

slandar religius untuk anak seusla mereka Berikut 101 merupakan kondisi religiusitas mereka:

Pertama. kondisi aqidahnya adalah pragmatis ekonomi, dimana agama menjadi penting atau tidak sangat tergantung pada peniJaian apakah memberi

keuntungan ekonoml 8tau IIdak Kedua,

Ketiga,

umumnya 8nak jalanan tidak merasa harns untuk menjalankan ihadah.

Mereka lerke:,Wl menghahtlkan pnlakunya yang mengabaikan Ibadah karena mereka beranggapan bahwa mereka bukao aoak yang memlhk.

kchidupan yang normal scbagallnana anak lainnya.

meskipun aqldah dan ibadahnya amat kumng, namun temyata anak jalanan memlllkl expresi rei iglUs yang baik pada persoalan kesalehan sosial, khususnya pada kesetiakawanan. penghargaannya yang tinggi pada kebaikan orang lain dan sportifitas pekeTJaannya. Ketiganya mernpakan cenninan sikap yang dlanjurkan sebagai muslim yang baik.

Keempat, kondisi religlusltas anak Jaianan mi meliputi keterkaitan yang era!

dengan pekerJaannya. Kelerkallan mi bukan lerlelak pada apa yang dikcrjakannya tt!lapl leblll pada Imgkungan dan alokasi waktllnya bekcrja yang mcnycbabkannya Icblh lama berada pada lingkungan yang tidak memlllkl peraturan yang tegos dan jauh dori impicmcnlasi norma-norma rellgius. Llngkungan tnllah yang kemudian mcnJadl penghambat bagi tumbuhnya exprcsi religiusitas anak Jalanan im Kelima. selain jems pekefJaannya juga memiliki keterkaitan pada hal

kemudahan dan hambalan benbadah Pada jenis pekerjaan memulung

(40)

dan menyemir, kesulitan yang muncul pada kondisi phisik yang kotor karena pekerjaannya. Sementara pada ibadah seperti shalat menurut kesucian (/haharalt) sebagai syarat, sementara pekerjaan 8songan dan mengemis lebih mudah secara fisik dan pakaiannya. Namun tetap saja hal ini berpulang pada kemauan, meski di antara anak jalanan yang sebagian kecilnya masih shalat umumnya adalah pedagang 8songan.

(41)

DAFfAR KEPUSTAKAAN

Andi, Mappiare, PSlko/Ogl Remaja, (Surabaya; Usaha Nasion.l, 1982)

Bagong Suyanto, AnaJisis Si/uasi PekerJo Anak don Permasalahan Pendldlkan Dasar di Jawa Ttmur, (Surabaya; Airlangga Univ. Press, 1999)

Baihaqi. Pembinaan Anak J{llanlln, (Surabaya; Airlangga Press, 1999) Dep PK. K(lfnus lJesor Bahasa IndoneslG, 1998

Kasmiran Wuryo Sunandjl, Ft/sa/ar MumL~'IO, (Jakana; Erlangga, i985)

Koentiarani ngrat, Pokok-pokok Al1ffOpolog/ Sosia/, (Jakarta; Dian Rakyat. 1992) LP3ES. P(mdangcm IImwt-'on SoslOl. (Jakarta; LPJES 1986)

M. Arifin,Psikologi don 8eberapa A!ioek Ke/udupall Nohamoh ManllslO, (Jakarta;

Bulan Bintang, 1976)

Mustain (cd), S/udi Kua/illlli/ /r:f1f(mg l~ekerJa Anok (/, Jawa l'ilJlllr, (Surabaya;

Airlangga Univ. Press, 1999)

Q'dca, Thomas F, SoslOlogt Agama SualU IJengenalon Awal. Terj, Yosogama, (Yogyakarta; Raja Grafindo Persada, 1983)

Soedardja Adiwikarta, reon-/euri Anlrvpolgi. (Bandung; Program Pasca Sarjana.

Univ. Padjadjaran, Bandung, 1998)

Socrjono Soekanto, 5io.'itol(Jgt SUOlll Pengantar. (Jakarta; Raja Gralindo Persada, 1990)

Taufiq Abdullah. (ed), Agama don IJenJhahan So..,;ol, (Jakarta; Yayasan lImu-ilmu Sosial, 1983)

Thouless, H. Roben, PenganJar P~iJkolugl Agama, (Jakarta; Raja\vali, 1992)

,

Tjandra Ningsih, lndra Sari, Pemberdayaan Peke'lu Anak, Study mengenlll Pendamptngan PekerJo Anok, (Bandung; Akatiga, (995)

Wasty Soemanto, Pstkologi Pendidikal1; IAndasan Keqa Pemirnpin Pendidikan, (Malang; Rineka Cipta, 1990)

Zakiah Daradjat, lImu Jiwa Agama, (Jakarta; Bulan Binlang. 1979)

Referenties

GERELATEERDE DOCUMENTEN

Hal ini logis, karena la- Eimnya orang tuu yang berpandidiknn nteu mengarti akan pentingnya pendidikan anak ada kecenderungan untuk beru • sehn keras supnya

kan masaalah io1. Tetapi dalam masyarakat manapun juga ma- salah io1 selalu menarik untuk diketahui baik di kota mau- pun di desa. Para remaja mengetahui soal sex

Panti Asuhan l-fuhammadiyah terletak di dua ternpat yaitu asrama. putera di Kampung Punge Blang Cut , sedang asrana Àteri di Kampung Merduati. Pant i Asuhan ini

Sistem pengembalian modal yang biasa dHakukan adalah, pengrajin akan memberikan tikar yang lelah selesai dikerjakan kepada pemilik modal/bahan baku, dan pemilik modal

Karcna kondisl keuangan i...c1uarga )'ang ucbk Incncukupi ter'Cbul. mendorong sebahagl3n besar pCKena anah. Ilu mela..:ukan pekcrjaannya Tidak ada pcmaksaan dan o

ada jang di terka, lantas niisti dateng katempat itoe bangke, dan kaloe soedah dia priksa ka-ada-annja itoe mait lantas dia niisti kabaf-in segala pen- dàpetannja kapacla kepala

Itoe Sebagaimana soedah diterangkan dalam fasal lebih dahoeloe, maka djikalau anak-anak dari doea laki isteri ini dari nikah lebih daloeloe mereka itoe diakoe selakoe anak

;fil?ÜSASIAAN PERKEftüNAW mÜA&amp;h...