• No results found

PERANAN ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Share "PERANAN ANAK "

Copied!
20
0
0

Bezig met laden.... (Bekijk nu de volledige tekst)

Hele tekst

(1)

- " -

~

p

tt;~

2373 N+

.

PERANAN ANAK

.. DALAM

PEMBANGUNAN NASIONAL , "

.

.

. I ~~~~~~~:~~~fflllllllllll ll lllllll/ IIIIIIIIIII

P 2373 N+

\ Box 00000000233157

.

,

.

, I

Pidato I1miah

PROFESSOR SUTEDJO

Kepala Bagian Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran

.

,

• .

- . . .

pad a Upatjara Peringatan Dies Natalis ke - XXI

• UNIVERSITAS INDONESIA B Februari 1971

. •

. .

.

(2)
(3)

PERANAN ANAK DALAM

PEMBANGUNAN NASIONAL

.~"/,. '!-' ! " .

...

Pidato Tlmiah

PROFESSOR SUTEDJO

Kepala Bagian Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran

/ _.l.' . " ~ ..

. ' :>'

.;;(:;:-~~~da Upatjara Perin~atan Dies Natalis ke - XXI

. i ~ ' -:<;;',;" \

UNIVERSITAS INDONESIA

' ;.- . ·i '. : .::

8 Februari 1971

...

. .:-~~;;.-

(4)

PERANAN ANAK PALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

Saudara Menteri P. dan K. jeng saja hormati, Saudara Rektor jang terbormat,

Para Guru-Besar, Dosen, Mahasiswa dan Hadirin jang terhormat.

Pinlpinan Fakultas Kedokteran minta dengan paksaan-halus kepada saja untuk memberi tjeramab pada hari Dies Nataiis ini. Hal itu mungkin berupa suatu penghormatan dan penghargaan. Tjeramah akan diadjukan setjara ilmiah populer oleh karena sebaglan besar para pendengar ia- lah non-kedokteran. Untuk para dokter dan mahasiswa-kedokteran, saja minta maaf bila tjeramah ini sudah diketahui lebih dulu, sehingga mungkin mendjemukan.

Djudul tjeramah ialah Peranan Anak Dalam Pembangunan Nasional. Dalam demam pembaneunan jang mentjekam bang sa Indonesia dewasa ini, kiranja faktor Anak tidak boleh dilupakan. Telah disetudjui'oleh semua

negara, baik jang te1ah madju, maupun jang sedang berkembang. bahwa Anak merupakan djuga investasi kapital untuk hasil djangka-lama.

Apakah jang disebut Anak?

Anak ,ia1ah mahusia jang berumur antara 0 dan 14 tahun. Ahir2 ini timbullah di hegara2 jang teiah màdju k~tjehderungan untuk me1andjut- kan definisi Anak sampai umur

is

tahun, oieh

kareHà

teiaH dlketahui bahwa banjak persoa1an jang timbu1 sesudah umur 14 tahun, baik se- tjara fisik maupun psikik, te1ah dimu1ai djauh sebe1um usia 14 tahun.

1

(5)

Oleh karenanja, timbullah suatu subdivisi tersendiri dalam Ilmu Kese- hatan Anak jang dinamakan subdivisi Akil-Balig atau "Adolescence'·.

Daripada periode umur 0 sampai 14 atau 18 tahun perlulah ditondjolkan periode umur tertentu jang sangat berbahaja ("vulnerable") dan menen- tukan dalam perkembangan Anak untuk kelak mendjadi anggota masjarakat

jan& dapat berguna untuk nusa dan bangsa.

Periode umur jang menentukan itu ialah antara 1 dan 6 tahun atau jang disebut Periode Pra-Sekolah ("Pre-School Age'·). Periode ini penting sekali oleh karena angka kesakitan (atau morbiditas) dan angka kema- tian (atau mortalitas) jang tertinggi ialah djustru didalam periode antara 1 dan 6 tahun itu. Hal ini terutama mengenai negara2 jang sedang berkembang. termasuk Indonesia.

Di negara2 jang telah madju mortalitas baji (0 - 1 tahun) sekarang menurun sekali sampai hanja 12-20 °/00, sedangkan di negara2 jang sedang berkembang -- walaupun ada tendens menurun masih berkisar antara 80-110 % 0. Dengan perkataan lain masih + 5 X lebih tinggi daripada di negara2 jang telah madju.

Mortalitas pra-sekolah di negara2 jang telah madju berkisar sekitar 0,9 per 1000 sedangkan di negara2 jang sedang berkembang t'ermasuk Indonesia ialah sekitar 46 per 1000 at au + 46 X lebih tinggi dari- pada negara2 jang telah madju. Dengan perkataan lain, di negara2 jang sedang berkembang produksi baji relatif tidak efisien. Dengan susah pajah baji diproduksi dan dibesarkan sampai umur 1 tahun,

2

(6)

namun kemudian bagian terbesar meninggal sebelum umur 6 tahun. Oleh karenanja, pada waktu sekarang timbul ketjenderungan untuk mengukur kemadjuan kesehatan suatu negara tidak dengan mortalitas baji namun dengan mortalitas pra-sekolah.

Apakah sebab2-nja mortalitas pra-sekolah di negara2 jang sedang ber- keffibang demikian tingginja? Djawabannja ialah bahwa pada Anak2 0 _ l~ tahun, 5 penjakit jang tersering diderita, frekwensinja terdapat tertinggi pula pada Anak2 Pra-Sekolah. Lima penjakit itu menurut frekwensi ialah:

1. radang saluran nafas,

2. radang saluran pentjernaan (berak-muntah), 3. gizi-buruk ("protein-calorie malnutrition"),

~. defisiensi Vit. A (penjebab utama kebutaan), 5. tuberculosis.

Lima penjakit itu 50 - 100 tahun jang lalu terdapat banjak pula di negara2 jang telah madju, namun sekarang dapat dinjatakan sangat dja- rang sekali; dengan perkataan lain penjakit2 itu di negara2 jang se- dapg berkembang pada hari-kemudian tentu dapat ditjegah atau frekwen- sinja dap~t diturunkan sampai se-minim2-nja.

Lima penjakit itu tidaklah berdiri sendiri2, tidaklah ter-'pisah2, te- tapi mempunjai hubungan erat sekali satu sama lain. Disamping be- berapa faktor -- misalnja: sanit.asi, imunisasi, tingkatan pengeta- huan jang belum tinggi daripada masjarakat -- menurut faham sekarang faktor jang terpenting atau jang'merupakan "epicenter' daripada

tingginja mortalitas pra-sekolah itu, ialah gizi-buruk atau defisiensi 3

(7)

'.

• j (' , . u r ji ... 1 cr

'"

.u • ~ . ut .& r3

"'

" 1 Jr. s t i .1

" j (

,

r

" ,.

, : 6. f '-~'l.b t ./

.. ,

Cl , 'ni >" ~ 1

..

" "

L ~ I

-

s 1 'I L

(8)

i'protein-calorie" .

Adakah hubungan erat antara gizi-buruk dan radang atau infeksi?

Suatu tjontoh jang njata ialah keadaan tuberculosis di negeri Belanda sclama Perang Dunia Kedua dibandingkan dengan hanja 2 - 3 tahun se- telah perang selesai. Selama perang, keadaan gizi di negeri Belanda buruk sekali. Morbiditas dan mortalitas tuberculosis meningkat; se- sudah perang dunia selesai dengan tjepat membaiknja gizi. morbiditas dan mortalitas tuberculosis tjepat pula menurun tanpa usaha2 istimewa.

Tjontoh lain jang lebih dekat ialah bahwa angka2 kematian di berbagai Bagian Anak rumah-sakit2 Indonesia tetap tinggi, walaupun dikerdjakan pengobatan se-modern2-nja. Salah satu sebab ialah oleh karena keada- an gizi para penderita itu pada umumnja djelek.

Njatalah, bahwa gizi jang baik merupakan daja-tahan jang tinggi ter- hadap kepada beberapa infeksi, baik setjara individu, maupun setjara bangsa.

Setjara pragmatik orang dapat bertanja; Anak2 mati itu apakah ada hubungannja dengan pembanguna~ misional? Jang masih hidup dapat hidup terus dan melaksanakan pembangunan!

Persoalannja bUkanlah sedangkal demikian.

Satu djuta orang dewasa Indonesia jang buta dan tidak dapat ikut serta pembangunan malahan sebaliknja mendjadi beban negara dan masjarakat, berpangkal pada kekurangan Vitamin A dalam makanan sewaktu Periode Pra-Sekolah.

(9)

,1 ,y

.

'T

~ ; ~

v

rl ,1

.l. ~,

.

1 :l

.

~L t i !J'l ...

:t

:J -.' n; ~ J :t t <0 1

(. l!

IJ f, ., r 6

'"

'9'

~.., ~ 1 .- ~, c'

J. b 5 .... tJ ( uo_ ),;;r.

v .'

1

I.di. L 1 "

.L (! .. : .:t [71 ér

.... U [1 .. q 1 ;'unE . ..,

) 1 '1<

f (! i

.. .,

r .6 ' .' n cl .i: I. :ul"

11 rJ' !.

. - .

t •

(10)

Lima sampai 10 % orang dewasa Indonesia jang berpenjakit tuberculosis sebagian besar berpangka1 pada tubercu10sis semasa Anak.

Belumlah terhitung djumlah orang dewasa Indonesia jang tjatjat atau mempunjai gedjala2 peninggalan ("sequelae") oleh berinatjam-matjam infeksi sewaktu masa Anak jang sebenarnja dapat ditjegah.

Telah terbukti pu1a bahwa tinggi dan berat badan Anak2 seko1ah 1an- djutan jang semasa pra-seko1ah mengalami defisiensi "protein-ca1orie"

djauh kurang bila dibandingkan dengan Anak2 jang sedjak ketji1 menda- pat makanan tjukup. Efék daripada ini ia1ah bahwa orang2 dewasa di negara2 jang sedang berkembang prestasi kerdja fisiknja sangat kurang sehingga dinjatakan sebagai pemalas. Kiranja masih djauh waktunja kontingen Indonesia dalam keolahragaan dapat digo1ongkan dalam "the big five". Orang2 jang berfisik kurang, tentunja tidak dapat ikut melaksanakan pembangunan nasional sebaik-baiknja dan setjepat-tjepat- nja.

Jang lebih mentjemaskan lag i ialah bahwa tidak hanja fisik jang ter- pengaruh djelek oleh defi~iensi protein-calorie, me1ainkan pu1a men- tal dan ketjerdasan otak. Hal ini telah dibuktikan di berbagai negara -- termasuk Indonesia -- dengan pengukuran "Intelligence Quotient" (IQ). Anak2 Pra-Sekolah jang menderita defisiensi pro- tein-calorie" .:njata IQ-nja djauh lebih rendah daripada Anak2 bergizi

baik. .IQ jang rendah itu jang bersumber semasa pra-sekolah, tetap

rendah, sehingga Anak demikian walaupun masih hidup sampai dewasa, ketjerdasan otaknja tetap kurang,' sehingga dinamakan "indolent", pasif, tanpa inisiatif. Orang2 demikian tentunja tidak dapat ikut

5

(11)

aembangun negar~nja setjara optimum, mungkin menjusahkan.

Bahwasanja defisiensi Hprotein-calorie" memang benar mempengaruhi pertumbuhan otak -- dalam ahir2 tahun enampuluhan di negara2 jang telah madju dapat dibuktikan setjara realistik.

Organ jang terpenting dalam tubuh manusia, baik untuk pertumbuhan fisik maupun psikik, ialah otak. Pertumbuhan otak ialah terbatas pad~ umur 6 tahun; sesudah umur 6 tahun otak tidak tumbuh lagi, hanja berfungsi. AtBs hasi12 penjelidikan di luar-negeri __ jang tidak dapat kita kerdja~an sendiri di Indonesia oleh karena tidak ada fa- silitas -- dapatlah dibuat grafik pertumbuhan otak setjara skematik.

Penjelidikan di luar-negeri itu menurut kepustakaan berdasarkan pene- litian2, ba ik atas binatang, maupun anak2 dan baik di laboratorium maupun di lapangan ("field").

f

--

, ___ -

J - - , I

"

,

o

1/2 1 ,

2 3 5

t a h u n

6

6

(12)

IJ, m f.

; !

'1 " r JJ 1 •. 0

L

L " f! L 'Jl b t

,

..

L r U .)1

"

.

11 Á b .... l~.

..

6 - - t""~ ~I

' t S.!l { ' l 0 slot,.;.Cor.o fli l,:lb,~r .' • I ~

'm '1" ,,11 ~

. .

., L. , ... q }

·EI 8", .:::... lil oJ

-

'. ~ 1.

LJ.!.'lO .. ~ d ... .J

.

fit; L

, '

.S L1 r

) Cl C" ib

""

)

...

(13)

Dalam gambar diatas pe~tumbuhan otak berdjalan dalam 2 fase. Jang pertama dan terpenting ial,ah fase divisi sel ("cell division") jang menentukan djumlah sel otak . . Divisi telah dimulai dalam bulan2 ter- ah ir kehamilan semasa baji masih dalam kandungan. Oleh karenanja, hari-kemudian seseorang tergantung pula pada pengertian orang2 jang bersangkutan dengan kebidanan, ialah ahli obstetri, dokter umum, bi- dan, dukun-beranak. Intensifitas divisi memuntjak sekitar lahir sampai umur 6 bulan, dan pada waktu umur 3 tahun djumlah sel otak sudah tertjapai. Selandjutnja sampai umur 6 tahun sel otak tumbuh hanja dalam besarnja ("cell size").

Uutuk "cell divisi~n" diperlukan zat DNA ("desoxy-ribo-nucleic-acid") jangterdapat dalam inti sel ("cell nucleus").

Untuk "cell size" diperlukan zat RNA ("ribo-nucleic-acid") jang ter- dapat dalam plasma sel.

7

Tubuh Anak memerlukan 2 zat penting itu dari makanan., terutama dari protein hewani. Bila makanan tidnk adekwat atau otak terserang se- suatu penjakit atau penje~ab lain, pertumbuhan otak akan terhambat dan berakibat djelek pula pada fungsi -- ba ik mengenai "psychomotor",

!'neurologie", maupun \1 intellectual" .

Lebih dini penjebab berdjangkit pada otak, lebih berat akibatnja.

Dan akibat inI bersifat tidak dapat diperbaiki lagi ('·irreversible").

Tj elakanj a , di Indonesia frekwensf gizi-buruk ("protein-calorie malnutrition") jang tertinggi terdapat sekitar umur 2 tahun, jaitu

sewaktu proses divisi sel belum selesai.

(14)

Telah diuraikan betapa pentingnja umur pra-sekclah untuk hari-kemu- dian nusa dan bangsa. Tibalah waktunja untuk menguraikan setjara singkat usaha2 jang kiranja perlu dilaksanakan. Pada umumnja usaha2

itu berkisar da1am 4 biè.ang, jaitu:

1. Gizi ("nutrition") atau "pangan", 2. Kesehatan ("health"),

3. Pendidikan ("education"), 4. Kesedjahteraan ("welfare").

Sedikit mengenai ad 2 -- Kesehatan.

Jang dimaksud dengan Kesehatan ia1ah usaha2 dibidang sanitasi, pen- tjegahan penjakit2.dengan imunisasi, distribusi Vitamin A, eradikasi penjakit2 rakjat misalnja malaria, framboesia dan sebagainja.

8

Hadirin jang terhormat.

Wak tu jang diberikan kepada saja tidak tjukup untuk membahas 4 bidang diatas setjara terperintji. Pula saja tidak mempunjai kepandaian dan wewenang untuk membahasnja.

Jang se1andjutnja hendak saja adjukan ia1ah betapa beratnja pelaksa- naan pembinaan Anak Pra-Sekolah da1am 4 bidang itu.

Bila diperkirakan 80 % daripada 120 djuta penduduk Indones'ia, atau 96 djuta, ber.çl.iam di desa2 ("rural areas" ) dan pe1osok2 kot a ("slums") da1am keadaan sosio-ekonomi rendap dan jang Anak Pra-Sekolahnja · me- merlukan pembinaan, datanglah kita pada djumlah 1/5 X 96 djuta atau

~ 20 djuta Anak Pra-Sekolah, suatu djumlah jang kurang-lebih 2 X se- besar seluruh penduduk beberapa negara tetangga kita.

(15)

Dalam hal pembinaan Anak Pra-Sekolah terdapat 2 pendapat. Jang per- tama ialah peinbinaan lê!ngsung dan hanja terhadap kepada Anak Pra- Sekolah. Tjara ini mungkin sekali dapat berhasil baik bila diker- djakan di negara2 jang taraf sosio-ekonomi dan pendidikan penduduk telah tjukup.

Pendapat jang kedua dan jang mungkin lebih tjotjok dengan kondisi 1n- donesia, ialah bahwa pembinaanAnak Pra-Sekolah perlu disertai dengan pembinaan "environment"-nja jang berupa bapak-ibu dengan sekian banjak saudara dan anggota keluarga lain2. Pendapat ini berdasarkan kenjata- an bahwa Anak Pra-Sekolah dengan 'environment"-nja sangat erat hubung- annja, dan '·enviroIll1lent" berpengaruh besar pada Anak Pra-Sekolah.

Bila.pendapat kedua ini benar, beban pembinaan Anak Pra-Sekolah men-

djadi lebih berat lagi.

Bagaimanapun berat pembinaan Anak Pra-Sekolah, namun perlu dipikir- kan dan dimulai sedjak sekarang. Duapuluh tahun jang lalu Indonesia digolongkan dalam kategori negara-jang-sedang-berkembang. Sekarang- pun masih demikian. Bila Anak Pra-Sekolah tidak mulai diperhatikan

..

dan dibina sebaik-baiknja, 30 tahun lagi untuk 1ndonesia mungkin timbul pepatah: "sekali sedang berkembang, tetap sedang berkembang".

Hadirin jang terhormat.

Siapakah jang berwewenang dan bertanggung-djawab dalam pelaksanaan?

Pertama-tama ialah Kementerian2 dan Departemen2. Walaupun hanja 4 bidang diadjukan sebagai dasar-kerdja, namun sebenarnja tidak ada

-

Kementerian atau Departemen jang dapat mengasingkan diri. Masjarakat 9

(16)

J ,i ..

1

"

I

n

. ,

,

,

.. ,

'C'

(17)

umumpun ("community") perlu ikut-serta setjara aktif. Peranan besar dapat diperq+eh dari "foreign agencies" seperti UNICEF, WHO, FAO, UNESCO, CARE dan FOUNDATION lain2.

Seaktif-aktifnja sesuatu Departemen, tidaklah akan dapat ditjapai ha- sil baik, bila Departemen2 itu bertindak sendiri2 setjara egoistik.

Diumpamakan suatu orkes. Bila Departemen A melagukan kerontjong, sedangkan Departemen B m(.lagukan "hot:', para pendengar tentunja bi- ngung dan hasil tidak tertjapai.

Maksud saja ialah diadakan suatu Badan untuk mengatur kerdja-sama an- tar-Departemen, "communityl' dan "foreign agencies". Apakah Badan itu berupa orang atau ~Board" bukanlah soal; hanja Badan itu harus ber- tindak sebagai "dirigent" jang pandai dan tjekatan.

Ahirnja, "Seminar on Pre-School Child" jang diadakan di Madras tang- gal l~ - 19 Desember 1970 dan jang saja kundjungi, mengusulkan kepada Penlerintah India agar 5 % daripada anggaran belandja'nasional diten- tukan untuk Anak Pra-Sekolah.

Apakah usul itu dapat dikemukakan di Indonesia dan dilaksanakan, dja- wabannja bukanlah térletak pada saja.

Sekian, dan terima kasih atas kesediaan mend~ngarkan.

Sutedjo

Dies Nata1is Universitas Indonesia 8 Februari 1971

(18)

N

, -

1

'.

r, '"1<' f>j,L

.

0

,

! ~ .

"

r. -'

! Si/' 4

I , j,( I J

':t ' < j -I

••

m1

U 't -~

~ 'z - V

,

C- -' [ ' 'JE.

-

' U

<-hst! ;f[

..

()

.:

t ! I' .:1 " -

..

1 i

"

- ""

J .A

t r, h .

~(! j 'Jl' l '10', ,,>

e

J.

."

rr r. j_1. r i'l ,;;

"

a,,"

r-'l .. ) . . 1

-, 1 S b u.fJ Li:::~ "t-

.

U

,

,6 (tu~ jJ W

" r !) ; .i ~

L'

(19)

11

REfERENCES

1. ARAKAWA, TSUNEO. Prof. of Ped., Tohoku Un., Sendai, Japan.

Persona1 Communication, Dec. 1970.

2. CERES. FAO Review. Vol. 2 no.1 Jan. - Febr. 1969.

3.· CHILDERS, VICTOR E. , Indiana University: "Infant Nutrition Priority for Deve1opment? Forum, June 1969/JDR 13. 4. DE LEVIE and NOGRADY: Rapid Brain Growth Upon Restoration of

Adequate Nutrition. J. of Ped., Vol. 76: 523.

April 1970.

5. STATLHENTS and WORKING PAPERS. Nat. Conf. on Chi1dren and Youth in Nat. Dev. Planning. Vol. 1. 22-28 Oct. 19Q9,

Djakarta.

6. UNESCO distrib. 7 Dec. 1970: Pre~School Children in Developing Countries. Seminar on the Protection of Pre-School

Age Children. Madras, 14-19 Dec. 1970.

7. UNICEF Distr. Genera!. E/ICEF/521, 21 Hay 1965: Growth and Deve10pment of the Young Child from 1 to 6 years .

. ..

8. UNICEF: Children and Youth in National Planning and Development in Asia, Report on Conference 8-15 ~larch 1966, Bangkok.

Vol. I 11 and 111: Se1ections from the Documents. 9. WINICK, HYRON: Malnutrition and Brain Development. J. of Ped.

Vol. 74: 667, May 1969.

10. WINICK, MYRON and PEDRO ROSSO: Head circurnference and ce11ular growth. J. of Ped.· Vol. 74: 774, May 1969.

(20)

Referenties

GERELATEERDE DOCUMENTEN

(-) Deugen tiada pentjeharijan — tiada ada jang di makan = zonder midde- len van bestaan.. Djikaloe dia di tangkep di loewar tempat roemahnja, maka dia di hoekoem kerdja paksa

a) segala burgerlijke zaken, jang harganja koerang dari f 20, djika si pendawa ada anaq boemi atawa orang jang disama- kan dengan anaq boemi dan si terdawa ada anaq boemi betoel.

Hal ini logis, karena la- Eimnya orang tuu yang berpandidiknn nteu mengarti akan pentingnya pendidikan anak ada kecenderungan untuk beru • sehn keras supnya

koekan Kea.diLan oemoem, apakah di-Hindia tidak selaloe katjau · sadja? Boleh djadi kalau perloe kita orang anak Hindia berani · P erang Guerilla, ' j aitoe perang

Sakarano&gt; dan diachirat o Orang itoe poen berkatlah. 3 Kaloe kita do~ka tjita, Kena han.iak kasoekaran, Del'i pada Kitab kita Boleh dapat penghiboeran. 1: Kaloe kita

noeh olih episkopos Roem dengan tangannja sendiri, ma- tilah djoega banja~ marika-itoe dari lapar dan sedjoe~ dan kasakitan. Adapon marika-itoe jang lébih rin~an

Modus vivendi (sckarang harus disebut pcrsctudjuan perniagaan) untuk masa antara tanggll l Oktober 1949 sampai I Oktober 1950 untuk sementara diterima dahu lu oleh

ad a jang menghormati agam:a daripada orang tua mereka ( misalnja : agama Kristen, Agama Jahudi'{ AgamaShin to,dll) tetapi kebanjakkan mau beladjar tentang agama