• No results found

KELAHIRAN DAN PENGASUHAN ANAK DI PEDESAAN ACEH BESAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Share "KELAHIRAN DAN PENGASUHAN ANAK DI PEDESAAN ACEH BESAR "

Copied!
40
0
0

Bezig met laden.... (Bekijk nu de volledige tekst)

Hele tekst

(1)

(

ILMU - ILMU SOSII\L DAnUSSALAM, 8HD~ AC~~

Laporan Hasil Penelitian.

KELAHIRAN DAN PENGASUHAN ANAK DI PEDESAAN ACEH BESAR

o

J e h

CHALIDJAH HASAN

PU5AT LATIHAN PENELITlAN ILMU - TLMU 50SII.L, ACEH DARUSSALAM- BANDA ACEH

1974

. .

.

(2)

ISI

KATA PENGANTAR

.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

••• i i DAFTAR ISI

...

i i i

PENDAHULUAN

...

1

ADAT ISTIADAT PADA l1ASA HAMIL DAN KEI,AHJRAN

...

6

PEMELIHARAAN ANAK DAN LllTIHAN

.. .. .. .. ..

..

.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 17

PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU ANAK

... 23

CATATAN HALAMAN

... 32

DAFI'AR ISTIIAH ... 35

DAnAR BACAAN... 38

i i i .

• ,

. ,

(3)

Daerah penelitian adalah dua buah kemult1man 1) ;raitu Tungkob dan Lu u a ;rang termasuk pada kecamatan Darussalam dan kecamatan Darul Imarah di Kabupaten Aceh Besar. Luas a- real tanah Tungkob 13 Jcn2. dan jumlah penduduk

3.113.

2 ) Luas areal tanah Lam Ara 8.5 Jcn2. dengan jumlah penduduk

4979. 3)

Kedua kemukiman ini terletak pada sebelah Timur Laut dan Barat Daya Ibu Kota Propinsi Banda Aceh. masing- masing sejauh 8 km dan 4 km. Jalur penghubung dengan kota

~a satu jurusan dan kondisi jalan kurang baik. Oleh ka- ren, kedua daerah ini tidak mempunyai arti ekonomi maka ke-

ada~a tidaklah ramai dan bus pengangkutan jarang sampai ketempat ini. Pada kiri kanan jalan raya terdapat persawahan penduduk ;rang diolah secara alam. Irigasi belum ada. Jalur penghubung antara satu gamP'QD.g (kampung) djngan gampong lain yang ada di dalam mult1m ialah lorong-lorong dan pinggir-ping- gir pematang sawah.

Di gampong Tungkob ;rang terletak pada kemuk1man Tungkob terdapat sebuah H.I.N. (Hadrasah Ibtidai;rah Islam Negeri).

sebuah H.Ts .A.LN. (Hadrasah Tsanawiah Agama Islam Negeri), dan di Darussalam terdapat sebuah B.K.I.A. (Badan Kesejab- teraan Ibu dan Anak). Sedangkan di gampong Lhong Rqa yang termasuk pada kemult1man Lam u a terdapat sebuah H.I.N., ....

buah Tamen Kanak-Kanak A1~ah, dahulu ada sebuah B.K.I.A.

Huhe_ad1;rah tetapi sekarang telah di tutup karena kurang peunailll;Ta.

Selain dari dua buah kamult1man ;rang telah disebutkan di atas, juga diadakan penelitian pada kemukiman-kemukiman yang let~a relatipÄjauh dari kota. Seperti kemuk1man S8lIIahaDi di Kacamatan l10ntasik dan kemult1man Ampe uan di- Kecaaatan Indrapuri (Lihat .peta pada hal. 2).

Pokok-pokok permasalahan adalah kelahiran dan panga- suhan snak ;rang merupakan aspek kebudayaan. Sebahagian ...

1

I

-

,

(4)

3

eyarakat pedeeaan Aeeh Besar maaih dipengaruhi oleh adat dan agama dalem kehidupan sehari-hari. Penelitian ini i- ngin mengetahui sampai seberápa jauh adat dan agama ber- peranan dalam kelahiran dan pengasuhan anak. UD8uk studi ini akan diteliti masaalah kelahiran dan pengasuhan snak.

Sebelum sampai pada bahagian-bahagian yang akan me- nguraikan pokok-pokok permasalahan baiklah diperkenalkan secara singkat latar belakang sosial masyarakat Aeeh.

Penduduk umumnya beragama Islam. l1enurut historisnya, Is- lan. telah berkembang sejak abad ke 13 dan eebelum Islam masuk ke Aceh, kebudayaan Aceh telah dipengaruhi oleh ke- budsyaan Hindu, aedangkan di pedalaman animi sme dan dina- misme masih ada. 4) Pengaruh Hindu terutama pada a4at is- tiadat Aeeh. 5 ) Walaupun kebudayaah Islam merupakan unsur yang dominan tetapi pengaruh Hindu belum dapat dikatakan lenyap. Hal ini ~sebabkan agama Islam yang diterima oleh bangea Indonesia sebelumnya telah mengalami proses peny8- suaian dengan ajaran Hindu. 6 ) Demi ki an Pula di Aeeh, se- hingga mudah mengadakan penyesuaian dengan adat istiadat yang ada.

Islam meneapai puneak kejayaannya pada waktu peme- rintahan Sultan Iakandar I1uda (1606-1636). Sultan ini de- ngan aparatnya membuat tata hukum pemerintehan aerta adat lembaga yang berdasarkan hukum Islam,7) sedangkan pada vaktu pemerintahan Sultan-sultan sebelumnya adat lembaga belum terkordinir. Adat dipangku oleh Sultan dan hukum,8) dipegang oleh Ulama. Oleh karena pendukung adat pada maaa kini sudah tidak ada lagi, make yang ada sekarang adalah rea9 (adat iatiadat). Berbeda dengan di daerah Sumatera Timur adat hanya dikenal oleh keluarga istana dan golongan bangsawan aaja maka dengan lenyapnya kekuasaan sultan adat i tu hilang pula.

Hasyarakat Aeeh mengenal dus norma sebagai pengatur tingkah laku yaitu yang bersumber dari agama(Tuhan), dan

(5)

yang berasal dari adat (Sultan).

Yang pertama dianut beI.'!J,asarkan kepercayaan dan yang kedua dianut berdasarkan kekuasaan manusia. Dangan demikian

sebanar~a sudah jelas perbedssDnya, tetapi dianggap oleh masyarakat sebagai kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Sam- pai sekarang masih populer dikalangan masyarakat terutama di pedesaan pepatah yang berb~ "Hukom ngon adat legee

zat ngon si!eut" (hukum dan adat seperti zat dengan si!at~a).

Pada masa dahulu timbu~a pepatah ini karena eratnya hubu- ngan sultan dengan aparatnya, seperti zat dengan si!atnya.

9 )

Akan tetapi masyarakat menanggapi bahwa adat dan agama Hu yang merupakan zat yang tak dapat dipisahkan dengan si!atnya.

Sikap ini merupakan akibat dari pendidikan !ormil baik agama maupun pengetahuan umum yang rendah. Pengetahuan agama masya- rakat umumnya diterima sebagai warisan nenek moyang mereka, sehingga walaupun ada usaha-usaha dari golongan terpelajar untuk mengadakan pembaharuan belum dapat diterima oleh ma-

syarakat terutama mengenai kepereayaan mereka. Karena golo- ngan terpelajar di pedesaan relatip keeil, maka kelihatan golongan ini seolah-olah bersikap apatis dan bahkan mereka masih terbawa ol eh tradisi masyarakat~a itu. l1enurut go-

longan ini jika mereka tidak mengikuti tradisi yang berla- ku dalem masyarakat~a, mereka akan dikueilkan.

Masyarakat ini mengenal adat perkawinan matrilokal, di mana suami tinggal di tempat keluarga isterinya, sama dengan

adat perkawinan di Sumatera Barat, tetapi garis keturunan patrilineal seperti di. Tapanuli. Akibat dari adat perkawinan

ini maka di dal8lD satu rumah didapati beberapa keluarga batih, yang terdiri anak-snak perempUan yang telah menikah bers8lDa

suami dan anak-an~a pula. Pemisahan ekonomi keluarga di- lakukan set el ah peumeulrlih (pemisahan belanja) t bias~a

pemisahsD atau pembahagian harta di lakukan di depan keueik (Kepala K8lDpung) dan Teungku (Guru Ifengaji). Harta yang di-

,

(6)

5

berikan itu berupa rumah, sawah dan perhiasan emas, tets- pi bila keluarge tidak mempu:.harte yang diberikan sebuah kemar dab beberapa betang pohon kelapa. 0etelah pemisahan harte "ini make keluarga baru ini mul ai mengurus ekonomi rumah tangganya sendiri, tetapi ade ;luga yang masih ber- gantungan pede orang tuanye terlebih-lebih bile orang tue mampu.

Pengaruh keluarge besar (extended family) memberi war- ne pedR p~ngaeuhan snak, di mane anak melalui proses s08ia-

lisasi mengenal aneka ragem orang yang mempunyai caranya sendiri bergantung pada posiainya di dalem keluarge itu.

flasyarakat ini umumnya petani dan tergolong pada ekonomi yang rendah sehingga memberi warna pula dalem proses s08i- alisasinya terutema dalem pengenalan nilai-nilai dan norma- norma yang berlaku di dalem masyarakatnya. Kurangnya penga- wasan, pemeliharaan yang kurang sempurna di siplin yang ke-

ras akan memberikan pengaruh pada tingkah laku anak.

Anggote keluarge yang besar jumlahnya turut pule mem- pengaruhi proses sosielise9i. ADak yang tertue eteu saudara yang lebih tua turut mengasuh edik-ediknya. Tingkah laku me- reka juge di teledani, perintah dan larangan harus dipatuhL.

Deugan demikian mereka turut mentransmisikan nilai-nilai ke- pada seuderanya yang lebih muda. Tetapi bagaimanapun juge D-

rang tue mempunyai iketen batin seCare alamiah kepada anak- anaknya, mereka memberikan perlindungan, rasa aman, rasa kesih sayang kepada warge keluarganye. Proses sosialisesi yang berjalan terus meneru8 dalem hidup individu, berlang- sung dari hari ke hari, yang diberikan baik deugan lisan maupun deugan contoh teladan, selalu memelihara 8Dsk-ansknya

1lil1n1k tidak ;leuh menyimpang dari norma-norma kebudayaannya.

(7)

.&..nak merupakan kebangg":l.an keluarga, banyak snak banyak rezeki. Pel1bataallll jumlah anak kurang diaetujui karens. dillllg- gap bertentangllll dangllll agama. Sikap ini karena kurang pen- jelaaan, mereka mendengar dari mulut ke mulut. Tetapi jika ada informaai yang jelas yang dapat dicerna oleh akalnya aikap itu aksn barobah. Xarena tampak adanya kelllhan-kelu- he.n keluarga yang mempunyai warga yllllg beaar, sulit untuk mencari makan, apalagi menyekolahkan anak. Juga pere.ne.n adat yang hampir mengisi lingkungan hidup infividu, dari mana hampir setiap langkah memaauki fase baru dalam kehidupan anak selalu diberkahi dengan upacara yang memerlukan biaya pula.

Kë'1Aginllll memperoleh anak.

Bagi keluarga yang telah menikah tiga atau l:una tahun belum memperoleh anak, ada rasa kecemasan terutama dari pi-

hak isteri, karena khawatir suami akan menikah lagi. Mereka berusaha dengan meminta pertolongan dukun dan meminta pada arwah-arwah orang suci. 10) yang sering dikunjungi ialah ma- kam Syiah Kuala. Cara dukun memberikan pertolongan dengllll mengurut bahagian perut, dengan minyak kelapa yang telah diasap dengan kemanyan dan diberi mentera. Pengurutan bia-

sanya dil.akukan tiga kali berturut-turut selama tiga hari.

Golongllll terpela.1ar mem1nta pertolongan dengllll dokter. Se- bahadian masyarakat kota melakukan keduanya karena kurang yakin .1ika hanya ke dokter saja. Golongan ini aebenarnya maai berada dalam fase transisi mereka telah mulai mengi- kuti arus kota tetapi belum dapat melepaakan diri dari ka- biasaan lama. Sikap ini menunjukkan bahwa kepercayallll me- gia belum hilang.

Keggguran.

Anak lahir karena kurtplg llulan dianggap karena gang- guan roh .1ahat, seperti boeroIl6 (pontianak, kuntilllllak).

6

(8)

7

Menurut kepercayaan boerong 1ni berasal dari roh wanita yang mati karena meumukah (berzina):l Yang terkenal dan yang ditelruti ialah boerong yang bernama Nek Rabi, bera-

sal dari kampung Tanjung, muki.m Pagar Aye dan Po Cut Siti di maD4 kuburannya ade di muki.m TungkOb. 12 ) Kedua wanita ini dibunuh oleh suami gelap, karena mengandung dan roh mereka menjadi boerong. Walaupun kepercayaan ini telah mulai berkurang tetapi masih ada yang datang meusiarahi kuburannye melepaskan nazar. Boerong

suka

mengganggu 1Ia- nita hsmil dan yang baru melahirkan. Menurut orang Aceh

suûa boerong i tu meu' i ' i ()lerbunyi nyaring), tetapi yang berbahaya bila ia masuk dengan diam-diam ke dalam tubuh 1Ia- nita madeueng (panggilan untuk wanita yang melahirkan).

Biasanya 1Ianita yang telah kemasukan boerong ini tidak sadar. Orang yang dianggap tahu menyamblit dan mengusirnya ialah dukun, sebelum mengadakan pengobatan, dukun bertanya dulu, siapa yang datang dan apa keinginannya. Ia mempex- kenalkan dirinya deng~ menyebut namanya dan meminta maka- nan yang enak-enak, Permintaan dikabulkan dan olah dukun ia diminta pergi jangan mengganggu dengan perjanjian ru- mahnya (kuburannya) akan diziarahi. Setelah sembuh oleh keluarga si sakit kagz (nazar, janji) ditepati.

Roh wanita yang meninggal karena melahirkan juga da- pat menjadi boerong. Agar t idak mengganggu di kain kapan diletakkan benang kusut dan beberapa buah jarum patah, ba- hagian belakang baju dicabik. Jika ingin keluar harus men-

jahit baju yang koyak, tetapi karena jarum patah dan benang kusut maksud tidak terlaksana. Berbeda dengan kepercayaan

orang Belayu SUIlatera Timur lIanita meninggal karena melahix- kan dianggap mulia, mati sahid. Anggapan lain penyebab kegu- guran karena melanggar pantangan (tabu). Oleh karena itu wanita hawil harus berhati-hati dalam sikap dan tingkah laku- nya agar terhindar dari baha:;ra. Hasyarakat kota golongan

terpelajar mengganggap keguguran karena terlalu lelah, atau "

si ibu menderita penyakit.

(9)

Adat Istiadat Pada Masa Bamil, Paatangan, Tapggal.

Masyarakat mengenal beberapa upacara adat pada masa ba- mil seperti boh kgyee (membawa buah-buahan), jak me bu (mem- bawa nasi), manoe tujoeh buleun (mandi tujuh bulan). Upacara ini terutama untuk aneuk phon (anak pertama), tetapi bagi ke- luarga mampu pada kehamilan berikutnya juga diadakan upacara.

Menurut adat dara bare (pengantin perempuan) yang telah hamil tiga bulan dikunjungi oleh mak tuan (mertua) dengan mem- bawa buah-buahan dan tangkai (tangkal) untuk pages droe (pa- gar diri). Pada masa ini umumnya wanita suka pajoe nicah (makan rujak), la that pe hawa (ingin makanan yang aneh-aneh). Dahulu pelaksana upacara bideun (dukun bayi)atau teungku ineUDg (guru mengaji wanita)13 tetapi sekarang boleh juga dilakukan ol eh nenek atau orang tna di kampung (gampong) .14) Pada golongan terpelajar adat ini sudah sangat berkurang. Kemudian setelah dara barD hamil lima bulan mak tuan diiringi sanak famili keluarga linto bare (pengantin laki-Iaki) datang membawa nasi lengkap dengan lauk pauknya, aneka ragam kuwe dan buleukat (nasi ketan) , juga para pengiring masing-masing membawa maka- nan sebagai buah tangan. Basar kecilnya iringan famili pihak

linto bare menunjukk~ tinggi rendahnya derajat keluarga. Pada upacara ini. famili pihak dara barD serta jiran sekelilingnya turut eliUIl@ang. Tujuan dari mengundang famili dari kedua belah phak dan tetangga untuk memberitahukan bahwa anak menantu til-

lah hamil. Pada waktu diadakan makan bersama pihak kelulU'lM linto bare duduk di seuramoe keue (serBJllbi muka), dan pihak keluarga dara bare di seuramoe likeut( serambi belakang) . Dari perbedaan tempat ini menunjukkan bahwa keluarga pihak laki-

laki merupskan tamu yang lebih dihormati.

Setelah mskan bersama selesai dara bare memohon mas.! dan aohon doa restu dengan bersalaman sambil menyembah sstiap 0-

reus

~aIIC hadir dengan berkeliling. Yang pertama elissmbah aak tuan, ibu kandung, ksmudian saudara 18i nnya. Dari tingk~ la- ku in! menUlljukkan bahwa uapacara ini merupaksn upacara krl-

(10)

sis di mana ia harus ditolong dengan do'a

bersama.l~)Kar8na

anggapan masyarakat bahwa melahirkan itu men;yabung JI18.W8, yang dikenal dengan ucapan mereka "ureueng medeuA!llj

llI

aWOng

9

bak ujong oek" (orang yang melahirkan n;yawanya sep.rti di- ujung rambut) • Kemudian disusul pula dengan manoe

tuJ

0e

!!.

buleun. Wanita yang telah hamil tujuh bulan dimandiklUl ol eh bidean di depan rumah dengan air rebusan sembilan puluh sembi- lan macam daun-daunan, Cara ini juga dilakukan pad" gadis yang lama dapat jodoh, untuk membuang sial. Pembersihan badan adalah simbol pembersihan jiwa agar tidak mudah diganggu 018h setan dan roh j ahat, dan juga untuk membuang sial Y9ll& mungkin ada di dalam badan, pemanggil semangat yang mungkin ta1ah terbang.

Masyarakat ini mempercayai bahwa jiwa manusia ada tujuh yang dinamakan semangat .16) Apabila salsh satu dari seman6at ini meninggalkan badan akan lemah dan mudah diganggu oUb setan dan roh jahat. Melihat tingksh laku mereka yang sangst te1iti

enge ta- dan pelaksana harus orang yang dianggap benar-benar

m 17)

hui (bideun) , dan bertujuan agar ibu dan anak selamat. Dan ketidak berhasi1an se1alu dihubungkan dengan kurang e8mpurnanya adat dilakukan.

War!9> masyarakat ini Ul!IUlIlIIYa taat menjalankaD ajaraD agaaanya, tetapi karena kurangn;ya pengetahuan tentang agama itu sendiri,

men;yebabkan pen;yimpangan dari ajaran agama kurang dipahsmi.

Tambahan pal.a masih adanya kepercayaan bshwa adat identik dengan agama, sehingga tingkah 1aku menurut adat dianggap

sesuai

dengan t 'ngkah lakU aeperti agama. Pada masyarakat golongan terpelajar ~

ini sudah sangat berkurang.

Pantangan.

Pantangan ini per1u mendapat perhatian karena bila terlang- akan mengakibatkan b·... suklr lahir atai cacat. }.gar terhin-

gar "" ~ all (duduk

dar dari bahaya wanita bami1 dilarang ba' ulee rallgyau -

di kepala tangga) , karena akan lIendapat kesukaran

p~"~

lehir me1ahirkan, lIelibat mon;yet, larena khawatir snalt 7 8ZlS

ekan serupa mon;yat .18) Keluar diseJ!.ja bari, karena

pa4a "~

~A .&Pit, .. a- itu setan, bureeng berke1iaran. Pantang memasak .. -

(11)

rena dapat mengakibatkan bibir anak akan sumbing. Tabu bamil juga berlalru untuk si bapak,. ia dilarang memukul. binatang, berpergian di malam hari, jika terpakea pulang malam tidak boleh langeung naik ke rumah, harus berhenti sebentar di luar atau di Meunaaah,l9) tetapi ada pula yang harus mengelilingi rumah tiga kali atau memutar tumi t kaki kanan di atas tanah tujuh kali. Adanya pembatasan tingkah lalru dari si »apak me- nunjukkan bahwa antara bapak dan anak mempunyai hubungan mis- tia, karena tingkah lalru bapak akan mempengaruhi anaknya. 20 ) Pantangan-pantangan ini sebanarnya mempunyai nilai kesehatan, akan tetapi karena rendahnya daya pikir, akibat lrurangnya il- mu pengetahuan maka mereka lebih banyak mangikuti. saja ting- kah laku orang tuanya yang telah diwariskan pula· dari nenek moyangnya.

Mengenai kepereayaan pada -l'antangan ini berdasarkan hasil angket yang telah di.lakukan di gampong Tungkob dan Lam Timpeung menunjukkan ada perbedaan kepereayaan berdasarkan tingkat pen- didikan. Dari hasil angket tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa makin tinggi pendidikan individu makin lrurang kepercayaan kepada pantangan.

Tangltai (tangkal)

Karena ada kepercayaan bahwa wanita hamil suka diganggu oleh roh jahat atau mahluk halus yang menunjukkan bahwa ia be- rada dalam bahaya make dieari usaha peneegahnya yaitu benda- benda atau ayat suei yang dianggap mempunyai kekuatan magie.

Dan dipakai eebagai tangkai atau azimat.

Ayat Qur' an yang dipakai sebagai azimat, yang adanya eaja sudah 4ianggap melindungi, maka jika di lekatkan di baden, si pemakai akan terus menerue dianggap terhindar dari bahaya. 61- kap in1 merupakan sikap rohani yang magis. 21) liat lein untuk pencagah bahaya 1alah, lidi, besi (paku), bambu diletakken pada tangga depan rumah, pintu, t1ang rumah. 6elein dari ayat Quren juga ada yang men.ggunakan benang tujuh warna esbagai

azimat. Benang 1ni ambol dari aemangst yang berjumlah tujuh pula, dan berf'unge1 penjaga semangat jangan sampai terbang.

(12)

11 Azimat ini tidak dapat dibuat oleh setiap orang tetapi barns

orang yang ahli seperti dulrun, karena benda yang akan dipaltai sebagai tangkal harus dirajah (diberi mentera) • Tsngkai dipa- kai pada pinggang atau di lengan kanan. Dan harus dibawa ke mana pergi. Terutama 3ika akan melalui kuburan, pohon besar atau tempat angker (menakutkan). Ketika melewati tempat ini harus memberi salam dengan mengucapkan kata-kata seperti ba- ::ikut: Assalamualaikum, nepemeah ulon

tuan,

lon Wo ureueng

~et-get kon maksud lon, lon peulaku dron neh, tetapi lon keu- meung" (sejah tera atas kamu, maat saya, saya orang baik-baik bukan maksud mengganggu tetapi saya ingin bersaudara). Dari

tingkah laku ini menunjukkan kepercayaan kepada roh-roh gaib belum hilang.

Adat Kebiasaan Melahirkan.

Setelah kelihatan tanda-tanda bayi akan lahir b1deun di panggil. Bideun yang memperoleh keahliannya karena warisan dari ibu dan neneknya, mempunyai pengetahuan magis dan ilmu kedukunan. Alat yang digunakan yang perlu dipersispkan, benang, teumen (pissu bambu) , kunyit, sirih selengkapnya, kedua terse- but terakhir disediakan ol eh yang berkepentingan.

Sudah menjadi kebiasaan melahirkan di seuramo likot (se- rambi beJ.akang)22) tetapi juga tergantung pada bentuk rumah.

~anita yang akan melahirkan dengan posisi berbaring diatas

lantai yang di alas dengan tikar, alat pemegang lantai rwaah,2;5) atau leher si pemangJru. Yang diperkenanka.n hadir hanyalah yang berfungsi menolong, suami dengan keluarga lsinnya menanti di

jurai dan di rambat • 24) Bideun mul ai lIle laltukan tugaanya dengen membaca lIlantera dari bahasa J.rab dan diucapkan pelan-pelan.

Jika bayi lIleularat (sukar lahir), bideun menggunakan ibu ke- dukunan yang sangat rahasia. Jika suami biaa dipersilakan un- tuk membaca do' a Seulusoh ke dalam air pada aebuah mangkok dan kemudian diminumkan pada si saltit. 25) Tetapi biasanya pe- kerjaan ini diserahkan pada bideun. MSIIIll'Ut kepercayaan air

yang tal ah diberi mantera itu dapat membuka dan menjanhksn peng- halang. Fungsi air dapat diartikan sebagai penolong penambah

(13)

tenaga. Usaha selanjutnya jika bayi belum juga lahir, bi- deun menganjurkan pada si sakit agar meminta maÛ pada si- suami, mungkin ada membuat kesalahan, sehingga mengganggu kelahiran. Pemaah lon (maûkan says). 26 Sebagai tanda keih- lasan suami melangkahi isterinya tigs kali dari kiri ke ka- nan dengsn mengucapksn bah that saket jak laju u lua (walau- pun sakit lekaslah keluar). Kemudian menghembus kening iste- rinya tujuh kali dengan niat gakeban badee ngon keu lahe

(bagaimana deras~a'bsdai begitulah cepatnya engkau lahir).

Tingkah laku suami sebagai simbol pembuka pintu, hembussn nûas simbol pemorong. Dengsn demikisn tingkah laku simbolis ini mempunyai kekuatsn magis YanS dianggap dapat menolong mempercepat kelahir~.

Set elah bayi lahir dengsn selamat ia diletakkah di situek (pelepah pinang kering), adoe

(urî~7

menurut keper-

cayaan adalah kakak atau abang dari ai bayi, yang sensnti- asa mengawasi saudaranya. Teumen dipakai untuk memotong ~-

12

(tali) pusat. Cara memotong ialah dengan mengikat kedua ujungnya dengan tali (benang) dsn dilandasi dengan !ruD;yet

(kunyit). Fada masa dahulu bekas luka ditabur serbuk emas, tetapi sekarang den~an serbuk kunyit. Werna kllning merupaksn

simbol kemuliaan.28

Adoe setelah diberaihkan dimasukkan ke dalem periuk tanah, ditabur deJDgan asem, geram dan abe dapu

(abu dapur). 29) Hasyarakat mempunyai adanya hubungan gaib an- tara bayi dan adoe. Bila bayi sekit perut, merupaksn tsnda bahwa adoe tidak beraih dan tidak kering. Agar adoe lekas kering sebelum ditanam diletskJcan dahulu di atas perapisn.

Jika adoe dari saudara laki-laki ditanam dibawah cueuran atap dan jika saudera perempusn di bawah tangga. Korena laki-laki meneeri makan dsn perempuan menunggu rumah. llibarapksn mereka tidak aksn meninggaUkan kampung halamannya.

Bayi dibersihkan dengan air panas dan setelah bersih di eeumbo (sembur) dengsn air ludah sirih.

~O)

Ludah sirih diang- gap meapunyai kekuatan sekti yang dapat digunakan sebagai tangkal setan, dan juga ber!Ungsi sebagai bedek. Setelah di-

(14)

beri berpakaian yang indah, ol eh bideun beyi disershksn pada eyahDya untuk diaz8nkan bila laki-lak! dan diqam t- kan bila perempuan. Pekerjaan

iDi

selalu dieerahkan tJnng-

l8!

(orang alim), karena ia orang saleh, dihormati ol eh ma- syarakatnya, diharapkan anak akan meDiru sitat dan kedudu- kan kelak. Dan ia meogharapkan agar anaknya lebih baik dari dirinya. Deogan demikian sebenarnya masyarakat meogiDgiDkan agar generasi berikutnya akan lebih baik dari generasinya, hanya karena kondisi masyarakat seperti sosial ekonomi yang rendah dan kehidupan yang terisolir menyebabkan keinginan Hu bersitat laten. 'I'Ujuan azan dan qamat agar bayi mendengar pertama kali keperceyaan nenek moyangnya yaitu Islam. 31

Kebiasaan ini juga dikenal di daerah-daerah lain yang ber- agama Islam. Oleh karena ini telah menjadi kebudayaan masya- rakatnya maka untuk pertama kalinya pula ia mendengar kebu- dayaan masyarakatnya yang kelak akan menjadi milikDya.

Pengobatan.

Set el ah anak seleeai dibersihkan, bideun membersihkan ibunya pula. Seluruh badan dibersihkan dan yang terakhir di- eiram dengan i boh kruet (air jeruk purut) , agar tidak dima- Buk! roh jahat dan juga untuk menghilangkan bau amis (anyir) • Setelah tugas ini selesai, bideun datang memandiksn beyi dan ibunya serta mengurut keduanya pada hari ketiga, lima dan :l7ujuh.

Dahulu wanita yang melahirkan pada hari ketujuh di madeung (panggang) , yaitu pada bahagian bawah peuratah (tempat tidur) , atau bawah rumah diletakkan api. 32 Lamanya pemasangan wmpat puluh empat hari. Sekarang cara-cara in! tidak dipakai lagi karena terlalu berat. Sebagai ganti digunakan pengobatan Batee (batu) , bentuk batu bulan. (batu sungai) ukurannya lcira- lcira sabasar tinju. Setelah dipanaskan dibungkus dangan h i n , dan diletakkan pada bagian bawah perut (peranakan) , kemudian dibalut deogan kain atau goni dan diikat ketat. 33 ) Batu penaa

(15)

ini dianggap dapat melisutkan perut dan dapat melancar1an jalannya darah yang tadi:n;ya terganggu. Lamanya pemakaian batu menurut keinginan dan kesanggupan si sakit. Ada yang mengbendaki lima belas, dua puluh satu dan empat puluh em- pat bari. Awal pemakaian batu biasanya setelah melahirkan tujuh bari, tetapi dapat ditunda bila badan kurang sebat.

Setelab selesai obat batu dilanjutkan pula dengan minum air aeueb peuet plob peuet (empat puluh empat maCam rumput-rum- putan).3

4)

Pemakaian bat u dan minum air rebusan rumput-rum- putan ini masib dipakai juga ol eb sebagian besar masyarakat kota.

Bideun.3

5

Panggilan bideun bergantung pada bagaimana ia dirr«llg- gil sebari-bari oleb keluarganya misal:n;ya, nyak wa, Wak muh.

Dari panggilan mi menunjukkan babwa bubungan dengan warga ma- syarakatnya bersifat kekeluargaan. Bideun umumnya mempu:n;yai profesi rangkap yaitu sebagai penolong wanita yang akan dan telah melabirkan, meurajab obat aneuk-aneuk (meramu obat ana)(-

anak), teungku imeum pelak88118. adat, dan ada pula sebagai pe- nyelenggara keperluan wanita yang telah meninggal. Dengan ba-

nyaknya tugas yang dipegang, msnunjukkan betapa besar peranan- :n;ya di dalem masyarakatn;ra. Ia turut sebagai penyalur nilai- nilai budaya pada genera.ei sesudabnya. l1élalui pengajaran me- ngaji ia menanamkan adat 80pan santun, perbuatan baik yang barua dilakukan, perbuatan buruk yang barus ditinggalkan, dan memperkenalkan norma~orma yang berlaku di dalam masya- rakat. l1elalui preses so .. "1alisasi yang dilakukan anak dengan aktip, sebingga anak mezr::1Ddentifiser dirinya dengan nilai- nilai dan norma-norma ya:>g ditanamkan padanya dan ia aken me- nyesuaikan tingkah lak:uD;T8 dengan keinginan masyarakat:n;ya.

Upacara Setelah Kelabi~

l1asyarakat mengenal beberapa jenis upacara yang diaer- tai kenduri. Setelah b,.y"i. berumur tujuh bari diadakan upaeara

(16)

15

peucicab (memberi rasa), pada bibir di bayi disapukan air buah-buabaD atau madu. Pemberian ras a manis ini mempUDyai arti aimbolis, agar supa:ya anak manis (bahagia, senang) hiduPllYa. Kemudian di atas dada si bayi diletakkan bati a:yam, surat yasin atau keris jugamempUDyai arti simbolis agar ba:yi mempUDyai jiwa yang teguh, kuat iman dan menja- di orang yang saleh. Oleh teungku jika bayi laki-laki dan teungku ineung bila perempuan, hati a:yam dibalik-baJ.ik di- atas dadanya supaya ketika mendapat kesulitan pikirannya cepat berputar untuk mencari jalan ke11lllr. Biasanya pada saat ini pula ba:yi cuko oek (cukur rambut) , tetapi dapat ditunda pada hari

nama) dan hagigah ganya ini menurut

laiD. Demikian pula geboh nan (pemberian (hakikah) di-laksanakan serentak. Keti- hukum Islam. 36) Pada waktu cuko oek ram- but dan alis mata turnt dicukur, kemudian dimasukkan ke da- lam kelapa yang telah dihias sedemikian rupa sehingga ber- bentuk mangkok yang tertutup indah dan ditanam. Pada masa dulu ada yang mengirimkan ke l1ekkah untuk Syekh agar men- dapat berkat.

Pemberian nama secara tidak reami telah diberikan ciIoh bideun sewaktu pemotongan taloe pusat. Nama diambil dari ke- turunan nabi Mubammad atau dari a:yat suci Al Qur' an misalnya Muhammad,_ Abdullah, Fatimab, Aisyah. Nama ini dapat diganti bila kurang disetujui pada waktu upacara geuboh Dan. Biasanya orang tua meminta nasehat pada teungku, nama mana yang baik atau yang sesuai untuk anaknya dan juga diharapkan mendapat berkah dari teungku. Nama ini dapat diganti bila tidak coeok misalnya karena selalu sakit, lalu danggap di sebabkan eleh namanya ti4ak serasi, mungkin terlalu tinggi.

Hakikah pada masa kini lebih banyak dilakukan pada ke- luarga mampu, atau setelah anak dewasa dapat dilakukan sen- diri bil a ia mampu. Anak laki-laki biasanya dua ekor hewan keeil seperti kambing dan anak perempuan seekor saja.

(17)

16 POOa hari keempat puluh empat diadakan upacara mem- buang dapur yang dilakukan setelah madeung tetapi sekarang sudah jarang dilakssnakan, han;ya manoe ni!a (mandi ni!as) , menurut Islam wajib hukumnya tetapi caranya unik dan tidak dikenal dalam Islam, seperti membuang kue apam ke arah em- pat jurusan agar jin dan setan pindah ke tempat itu untuk mengambil makanan. Apam in! dibuang oleh bideun dari tempat mandi (sumur), setelah dianggap setan dan jin tadi meninggal- kan tempat itu, dimasukkan pula seranub sire (sebungkus sirih) ke dalam sumur sebagai tanda salam kepada nabi Khaidir. Ia di- percayai masih hidup dan bertugas menjaga lautan dan segala air. Setelah seara ini selesai bideun memandikan wanita ~

deung itu dengan i boh kreut. Dan setelah mandi ia meminta maa! pada bideun dan memberikan uang seihlas hsti biasanya antara Rp.500,- sampai Rp.lOOO,-. Dapat pula diberikan padi atau beras, jika padi enam bambu dan kalau beras tiga bambu.

Kalau keluarga in! tidak mampu pembayaran dapat ditunda me- nunggu panen. Keringanan inilah merupakan salah satu faktor, meng apa Qideun lebih disukai oleh masyarakat gampong, walau- pun faktor lain sepert i adat, kurangnya pengertian juga mem- perkuat kedudukan bideun.

Biasanya serentak dengan in! pula diadakan upacara p,eutron aneuk (menurnnkso snak). Bideun menggendong bayi ke bawah rumah dan meletakkan kaki bayi pertama kalinya ke- tanah. Upaeara merupakan sabol turunnya anak ke dalem ma- syarakat, dan juga sebagai upacara krisis karena ia mungkin akan manghadapi aneka ragam kesulitan di dalam masyarakat.

Bagi masyarakat gampong yang telah menerima pengaruh kota, upacara ini telah disederhanakan.

f !

I

I

I

"

"

'i

(18)

Pl'llELlHARAAN ANAK DAN LATlHAN

Badan bayi masih sangat lemah demikian pula Bemangatnya.

Samangat mudah terbang bila terkejut misalDya diganggu ol eh setan atau mendengar suara keras seperti petir. Dernjkjanlah keterangan Beorang ibu yang sedang mengunyah jeurangeu (je- rango). dan ceuko (cekur, kencur) di mulutnya dan setelah halUB diseumbo (disembur) pada bahagian ubun-ubun bayinya yang berumur satu bulan. Karena dianggap dari sini semangat keluar (terbang) • Pada lengan kanan atau pada lehernya digantungkan jamat yang telah diberi bertali sebagai tangkal setan. Untuk menghl.ndarkan gangguan-gangguan yang mungkin dapat menyebabkan bayi -saki t maka ia tidak boleh di tinggalkan aendiri. Biasanya

ia digendong, diayun (dibuai) oleh ibu atau aaudaranya.

Di kata bayi tidur memakai kelambu tetapi pada maayarakat pedesaan jarang menggunakannya, dan mungkin karena bayi hampir tidak pernah ditinggalkan sendiri, sehl.ngga kelambu kurang di- rasakan keperluannya.

Bayi diausukan jika menangis, apabi la setelah kelahl.rannya ia tidur nyenyak tidak akan dibangunkan untuk diberi susu kare- na ia diangsap masih kenyang. Tangis berarti lapar oleh karena i tu haris disusukan. Karena konsep tangis -adalah lapar maka bayi menangis karena bas ah atau sakit juga disusukan, jika me- nolak baru diperiksa badannya.

Kebiasaan mengganti lampin (popok) jika bayi basah seper- t i masyarakat kata kurang dikenal. Sewaktu saya berkunjung ke rumah seorang ibu yang baru aatu minggu melahirkan, setelah bayi basah berulang-ulang lampin baru diganti. "'ering keliha- tan pada kiri kanan pangkal paha bayi lelas (lecet).

Peranan ayah pada masa ini hampir tidak ada. Siang dan malam bayi diasuh ol eh ibunya. Hen:tll!Ut adat suami tidak diper- kensnkan tidur bersama isterinya sampai empat hari sete1ah me- 1ahl.rkan. J.gmp.a me1arang suami mengadakan hubungan ke1amin de- ngan isterinya yang me1ahl.rkan sampa! \Jstss waktu tersebut.

17

(19)

Pada maaa ini isteri tidur bersama ibu dan saudaranya.

Mepg~, menggendong.

Kebiasaan ibu-ibu dalam masyarakat ini mengayun (mem- buai) dan menggendong bayinya jika akan menidurkan, diiri- ngi dengan nyenyian yang bersifat ke agamaan, misal:nya ;

"La ila ha illallah, l'luhammadarasulullah" (Tiada Tuhan me- lainkan Allah, l'luhammad itu Rasul Allah) dengan irama khas Aceh. l'lenurut keterangan salah seorang informan saya yang telah berusia tujuh puluh tahun, bahW'a bentuk nyanyian itu dan demikian pula irama lagunya tidak berobah dengan yang pernah dinyanyikannya untuk menidurkan anak-anaknya. l'lasya- rakat ini yang terikat pada agama dan adat itu telah mendi- dik anak-anaknya dengan dasar ke agamaan sejak dalam ayu -

nan.

Kebiasaan lain ialah menggendong, hampir seluruh wak- tunya berada dalam gendongan ibu atau saudarenya. Alat penggendong ialah kain panjang. Beyi digendong dalem po- sisi berbaring di depsn, berbeda dengsn di Gayo dan di Ta- psnuli Utara, beyi di gendong belakang dengsn posisi duduk.

Kaïn panjang selain sebagai kaïn penutup badsn juga dipakai sebagai selendang, penutup kepale, elat penggendong dan un-

tuk pembawa makansn dalam upacara adat dan agama. Jika ba- yi dan kanak-kanak sakit walaupun ia telah berumur di atas

enam tahun ia kembali digendong; Karena telah terbiasa, u- mumnya bayi akan lebih nyenyak tidurnya bila digendong atan diayun.

Beudeung (bedung)

Beyi sejak hari pertama kelahirsnnya setelah dimandi- kan dibedung. Cara membedung mulai dari kepala (sebagai tq- pi), kemudien kedua belah tangannya, baden den kaki dibung- kus dengen kaïn, 37) diikat dengen tali yang terbuat dari kaïn. Bahail pembedung ija tumpee (kain pembalnt tua), bia-

(20)

19

sanya kain sarung atau kain panjang dipotong menjadi em- pat atau lima bagian. Bahan ini tel ah disediakan jauh 8e- belum hari kelahiran. Pemaksian kain tua bukanlah ukuran

status keluarga tetapi sudah adat demikian. Kebersihan kain kurang terpelihara, karena kurangnya pengertian tentang ke- sehatan, dan ekonomi yang j)endah pula. Lamanya beyi dibedung tergantung pada keinginanaya, bila ia menangis dan meronta- ronta menandakan bahwa ia tidak mau lagi dibedung. Dan mu- lai saat ini:la memaksi lampin (popok) , yang dilili tkan pa- da bagian bawah badan dengan kaki terbuka. Kebiasaan pada masyarakat ini tidak memakaikan celana pada beyi dan kanak- kanak sehingga merasa janggal bila disuruh bercelana dan tidak jarang pula karena dipaksa mau memakainya dan kemu- dian wektu bermain-msin dibuka dan meletakkanaya di mana- mana. Setelah ia mengerti alat kelamin dan merasa malu, i a meminta pada orang tuanya. Rasa malu timbul setelah anak berumur enam atau tujuh taun dan umumnya pada masa ini mere- ka masuk sekolah dan mengaji.

Menyusukan, memberi makan, menyRPin.

Ibu-ibu yang sedang menyusui beyi suka meminum a>.r daun- daunan yang pahit rasanya seperti daun pepeya, agar air susu lebih beyak. Dan tidak maken makanan yang pedas karena ka- watir beyi akan sakit perut. Beyi disusukan dengan posisi berbaring, sedangkan posisi ibu berbaring, duduk, berdiri dan ada pula sembil berjalan. Susu ibu dapat digunakan se- bagai alat pengaman bagi si bayi, misalnya di tempat yang ramsi ia disuB"kaD agar jangan terkejut. Pernah seya meli- hat seorang ibu menusukan bayinya sewaktu dalam perjalanan dengan aanumpang bus sejak naik ke bus sampai turun ke tem- pat yang ditujunya baru dihentikan, agar bayi tidak menangis.

Dan ada pula yang menyusukan bayinya sewaktu barbicara agar beyi tidak mengganggu. Umumnya bayi disusuksn dengan tidak taratur. Tetapi pada golongan akonom! rendah kelihatan ada pembagian waktu meyueukan bayi, karena mereka barns baker-

ja di sawah. Dan umumnya mereka tidak membawa ansknya ka-

(21)

sawah. Disiplin waktu adalah karena tugas bukanlah karena adanya kesadaran akan pentingDya penanaman disiplin pada usia yang sangat muda. Cara mereka membagi waktu adalah

sebagai berikut: sebelum berangkat ke sawah kira-kira jam tujuh pagi bayi disusukan, kemudian '1aktu lohor yaitu ki- ra-kira jam dua belas tengah hari, dan kemudian waktu ashar antara jam empat dan lima sore. bengan demikian bayi men;yu- sutiga kali sehari dan biasanya menjelang waktu tersebut d i a t a s bayi diberi air teh yang bergul:a dan makanan tam- bahan. Berbeda dengan masyarakat kota golongan terpelajar, bayi disusukan tiga atau empat jam sekali. Adanya pembagian

waktu tanpa mengerti akan nilai-nilainya, tampak adanya pe- ngaruh positip pada tingkah laku anak, walaupun bukanlah itu satu-satunya penjaruh yang menentukan. Disiplin yang keras, pengaruh agama, adat akan mewarnai tingkah laku anak.

Anak yang telah berumur tujuh dan delapan tahun telah mem- punyai disiplin kerja. Pulang sekolah menyabit rumput untuk makanan ternak sendiri atau untuk dijual, sore hari memasuk- kan ternak ke kandang. Dan pada hari minggu atau hari libur meneeri upahan mengangkat batu, memintal tali, meneari ikan ke sawah atau ke sungai. Mereka telah menyadari tanggung

jawab akan tugasnya melalui disiplin yang merupakan suatu proses latihan untuk meroelihara pertumbuhan dan perltembangan kearah kedewasaan mental. 38) Melalui proses sosialisssi se- maeam i tu ia dapat mengintegrasikan dirinya ke dalam maBJ:a- rakatnya.39 )

Air susu ibu dianggap kurang memadai untuk makanan bayi karena pertumbuhan badan yang makin mananjak sejajar bertam- ba.hn;ya usia, sehingga memerlukan makBnan tambahan. l"Iakanan yang umumnya diberikan ialah pisang ~ (awak) setelah di-

lumatkan disulang (didulang) ke mulut bayi dan setelah ia berumur tiga bulan pisang ditambah deugen nasi yang telah digiling halus diatas piring tanah(piring yang terbuat dari

taDah liat). Cara memberi maken bayi dibaringkan di atas lon-

, -

(22)

21

joran kaki atau di atas pangkuan dengan terlebih dahulu di- bedung. Setelah berumur delapan bulan diberi makBnan sama dengan makanan orang dewasa. Anak yang telah berumur tiga sampai lima tahun masih diberi makan dengan disulang, bia- sanya sambil digendong atau sambil berjalan-jalan.

Ibu-ibu menyapih (memberbentikan menyusu) umumnya sete- lah anak berusia dua tahun sesuai menurut Islam, tetapi ada pula sampai tiga dan empat tahun. Masa menyapih ini relatip, bergantung pada kondisi dan ibu anak. Bila ibu mengandung lagi walaupun belum sampai umur dua tahun boleb di sapih, karena ada anggapan anak yang menyusu setolah ibunya wengan- dung badannya kurang subur dan tidak sebat sebab ia minum darah adiknya. Demikian pula bila anak tidak sebat masa penyapiban- nya lebih lama. Penyapiban bayi tidaklah mengalami kesulitan karena bayi telah biasa diasuh oleb saudaranya sebingga dengan memisahkan tidur dari ibunya maksud itu akan terlaksana.

Tetapi ada juga ibu-ibu menyapukan daun-daunan yang pabit pada kepala susunya, agar si anak menolaknya.

Pada masa ini pula biasanya anak perempuan di peusunat (sunat), karena ia telah pandai jongkok (ukuran anak perem- puan disunat). Untuk anak perempuan tidak ada upacara sunat bahkan pelaksanaannya dirabasiakan. Ibu yang akan menyunat- kan anaknya memberikan sepiring ketan pada ~e~ dengan mengatakan ada bajat. Apa bajat tidak diutarakan tetapi ia telah maklum. Yang melaksanakan sunat ini bideun atau orang yang dianggap mengerti (alim). Dengan memakai pisau cukur ujung dari aneuk tet (kelentit) ditoreb sedikit, dan sete-

lah selesai anak dimandikan, diambilkan wudbuknya (air sem- babyabg). Kemudian kedua belah tangannya ditengadahkan ke

atas ke arah kiblat sementara itu bideun mengucapkan, dua kalimah syahadat "ASZbadu alla ila ba illallah, wa aszbadu

anna Mubammadarasullullah" (naik saks i aku bahwa tiàda Tu- ban mela1nkan Allah dan fjubemmad 1tu Haaul Allah). Dan mul&!

saat ini anak telah menjadi seorang muslim. Hadiah uang se- kedarnya d1berikan pada si pelaksana biasanya Rp lOO,.Tetapi

(23)

pernah seya lihat aeorang ibu memberikan uang Hp 25, mung- kin ia kurang m8lllpu.

Latihan sopan aantun, Latihan buang air.

Latihan sopan santun dimulai setelah ia dapat memegang.

Jika ia menerima sesuatu pemberian miaslnya makanan, harus dengen aroe get (tangen baik-kanan) den bila ia mengu.lurken tangen aroe brok (tangen buruk-kiri) makanan tidak diberikan.

Demikien latihen ini berulang-ulang dilakuken sehingga ia me- mahaminya. Setelah mulai dapat berbieara dilatih mengucapkan slh8llldulillah (syulrur kepada Allah) sebagai tanda terima ka- sih ( di Jawa nyuwun), aetelah menerima pemberian dari orang lain. Latihan ini lebih eepat di beriken oleh golongen ter- palajar di kota. Pada masyarakat pedesaan, karens yang l!le- ngasuh snak-enak di rumah kakanya den kadang-kadang usia ti- dak begitu jauh berbeda sehingga latihen ke arah int kurang mendapat perhatien.

Demikien pula latihan buang air kurang mendapat perhatian.

Pada masa beyi mereka

i!!lE

(buang air keeil) dan ek (buang air besar) dil8lllpinnya, setelah pandai duduk di eelananya, dan e8eudah pandai berjalan, ia lebih beyak melakuken sen- diri. Den untuk membersihkan ia minta tolong pada ibu atau saudaranya dengen tangis. Karena tangis slat untuk dapat ae- gera diperhatikan.

• •

(24)

PERKFffilAliQAB TI1lGKAH LADf AJrU:

rIasyarakat ini mengenal beberapa tahap-tahap perkemba- ngan dal am kehidupan • Seperti pindek (masa menyusu) umur 0 tahun, ihah (masa lepas menyusu = disap6h) umur 2 tahun - 4- tahun, aneuk man;yak (masa kanak-kanak) umur

7 .

tahun - 8 ta- hun, aneuk ka rayeuk (pubertas) umur 9 tahun - 13 tahun, aneuk mudeu (pemuda), aneuk dareu (pemudi, dara). 40

)T~kah

laku anak di nilai dari umurnya. Anak yang berumur 4- tahun - 6 tahun yang bertingkah laku kurang sopan tidak mendapat te-

guran karena ia dianggap belum berakal (durung ngerti di

Jawa)~l )

jika ia telah bersekolah dan mengaji akalnya akan berkembang. Anak-anak yang telah bersekolah atau mengaji bertingkah laku tidak hormat "pe peugah teungku"(apa yang diajarkan teungku) padamu, engkau seperti aneuk man;yak hana akai (tidak berakal).

Orang tua jarang menghukum anak yang mas:Ui dalam masa aneuk man;rak karena takut semangat akan t erbang dan padat menyebab- kan anak sakit. Tetapi setelah memasuki kurang eneuk mit dan aneuk rayeuk disiplin keras terutama pada golongan kurang mam- pu. Golongan ini menuntut anaknya lebih cepat bertingkah laku sebagai orang dewasa, karena mereka mengharapkan anaknya dapat membantunya bekerja di sawah atau tugas lain.42) Sebagai bahan ilustraei saya kemukakan suatu kasus: Agam berumur 8 tahun ber- sekolah di rI.I.N. Tungkob lalai akan tugas".ya karena bermain bola dengan teman-temannya lupa memasukkan sapi ke kandangnya sampai lewat magrib. Oleh ibunya ia ditunggu di depan rumah dengan kayu potongan pelepah kelapa tanpl! ditanya ia didera ol eh ibunya, ia menangis tidak berani naik ke rumah. Setelah ayahnya kembali dari meunasah (langgar) ia ditegur karena ke- lalaiannya tetapi dengan suara yang lunak. Ayah sebagai tempat berlindung. Dari hasil interviu yang saya lakukan pada 1IDak- anak yang berumur 6 tahun dan 10 talnin menunjukkan bahwa mere- ka lebih m.enyukai ayahnya untuk gOlongan laki-laki sedangkan anak perempuan umumnya menyukai ibunya. Pada masyarakat ini dimana berlaku adat menetap setelah nikah uxorilOkal (suami

berdiam di rumah karabat isteri), isteri sebagai ureung 1>0 rumoh (yang punya rumah) memp~ai w:!.bawa dalem rumah tangga. Sedang-

23

(25)

kan

pada

keluarga golongan ekonomi yang sedang dan baiJ<

ja-

rang membe

r

i hukum badan,

disiplin

lemah dan cenderung me- manjakan.

Hubungan Anak Dengan Orang Tua Dan

Saudara-Saudaran;ya.

Sejak bayi dilahirkan sempai disapih hubungan deugan

ibunya sangat erat, sehari-ha:1'ian ia berada di bawah penga- wasan ibunya pergi ke sawah atau ke

tempat

lain ia diasuh ol eh saudara-saudaranya, tetapi bila telah kembali perha- tian langsung ditujukan kepadanya. Emosi senang atau tidak selaln untuk ibunya. Pada mass

ini

anak jarang menangis la- ma karena bila ia menangis selalu ada usaha mendiamkan baik deugan bujukan kata-kata, meuggendoug atau memberi hadiah.

Setelah disapih ia memasuki fase baru dalam hidupnya,

ia mulai meugadakan kontak dengan

saudara-saudaranya atau

orang lain yang terdekat

padanya. Silih berganti meuggendong

,

memberi makan, menidurkan, memandikan dan ia mulai mengadakan

re spon terhadap terhadap peugaruh

yang

aneka ragam iui untuk memuaskan kebutuhan organisllYa. Pada

masa

ini organ-organ tubuh mulai berkembang dan juga kemampuan berbicara dalam pre- ses perkembangan, ia

meugadakan

kontak walaupun belum sem- puraa kepada lingkungan keluargaannya. Pola-pola tiugkah laku seperti norma-norma yang ber1.aku di dalem maayarakatnya yang diterima melalui warga keluarganya, seperti menerima dan mem- beri deugan tangan kanan, menghormati orang yang lebih tua, duduk diam (patuh) . Proses sosialiaasi yang berkembang terus dan ia aktip mengikutinya. sehiugga tidaklah sukar baginya' me- nyeaau:iJ<an tiugkah lakunya kelak pada maqarakat yang lebih

luas.

Pada waktu ia berusi,! lima tahun perkembangan pis iJ< dan paykhia sudah mulai mantap,

pergaulan

deugan teman aebaya

BU-

dah pula berkembang. Peraturan-peraturan atau no.aa-norma yang telah diperoleh di dalem rumah tangga dapat berkembang lagi me-

lalui pergaulan dan permainan deugan teman sebayanya. Karena

dalem permainan mereka itu

jug!l

mempunyai norma-norma di lil_na

(26)

25

norma Hu juga merupakan norma yang harus dipatuhi. di dalem masyarakat. Misalnya patuh pada peraturan yang telah dite - tapkan, mengakui kemenangan atau keunggulan orang lain, me- nerima kekalahan, sabar menenti giliran. Dan sikap ini me - rupakan persiapan latihan mental bagi analo; di mans ia nan- t i akan menghadapi berbagai macem masalah di dalam masyara- kat.

Masyarakat ini umumnya mempunyai warga keluarga yang besar jumlahnya rata-rata tiap rumah tangga mampunyai empat orang anak dan ada pula yang lebih dari delapan orang.Sudah menjadi kebiasaan pula anak yang tertua membantu ibunya me- ngatur rumah tangga, mengasuh saudara yang lebih muda. Ia

le~~ cepat dipersiapkan untuk bertingkah laku sebagai orang dewasa, maka tugas-tugas itu dapat dilakukannya tanpa meng- hadapi kesulitan. Akan tetapi anak yang ber~ungsi mengasuh hanya mempunyai perbedaan umur yang relatip sedikit, tampak

ada kepincangan. Tingkah lakunya belum dapat mewakili orang tuanya, ia lebih banyak membiarkan diri pada mengawasi, pe- rintah dan larangannya bukan merupakan norma yang berlaku dalem keluarganya, tetapi karena keinginannya. Misalnya ia menyuruh sdjknya duduk diam, patuh. Bila perintehnya tidak dipatuhi. ia menunjukkan emosinys. Tingkah laku ini hanyalah untuk keinginan karena ingin bermain-main.

Biasanya ~"yang tel ah berumur

7

tahun dan 8 tahun di- kirim ke sekolah, mengaji (belajar membaca Qur' an) di meuna-

sah atau ke rumah teungku in9UDg, yang merupakan masyarakat baru baginya dan di sini proses sosialisasi dilanjutkan. Se- telah berumur 10 atau 11 tahun mereka umumnya telah temat

~ur' an dan pada waktu ini pula umumnya anak-anak laki disu- natkan. Juga ia akan memasuld status sosial yang baru karena Aaat ini ia telah dapat mewakili ayehnya menghadiri upacara baik adat maupun agama.

(27)

PendJidikan dan Pengajaran.

Pendidikan dan pengajaran yang merupakan media nilai-nilai budaya dengan sosialisasi anak akan memilj k j nya dan akan mengo- bah tingkah lakunya sesuai dengan keinginan masyarakat. Sesuai dengan pandangan hidup masyarakat yang berdasarkan keagamaan dan anak yang ideal bagi mereka ialah anak yang saleh dan tahu adat lembaga masyarakatnya. J1ereka menyadari bahwa mereka tidak cukup mampu untuk mencapai cita-citanya dengan mengajar langsung anak-anaknya maka dikirim anak-anak yang sudah sanggup mengiku- t i pelajaran ke meunasah bagi anaklaki-laki dan ke rumah teungku ineung bagi anak perempuan yang masing-masing dibawa oleh ayah- nya dan ibunya secara terpisah. Dalam maayarakat ini anak laki- laki dan perempuan menuntut ilmu agama dipisahkan.

Untuk--~engikuti pelajaran mengaji biasanya mempunyai per- ayaratan tertentu, cara penyerahan dan cara belajar masih mengi- kuti cara-cara tradisionil. Hari Rabu umumnya dipilih untuk me- ngantarkan anak ke tempat mengaji dengan membawa sepiring ~

leukat ngon u mirah (beraa pulut atau keten deugen gula merah) di atasnya sebagai hadiah pada teungku. J1enurut teungku ineung di gampong Lam Ujong, arti dari membawa ketan itu agar pela- jaran yang diberikan itu lekat di kepala (mudah diingat), se- bab ketan itu bergetah (lekat) , gula merah supaya hati terang dan mudah menerima pelajaran. Arta lain sesuai dengan agama yaitu sedekah pada guru dan anak-anak lajnnya. Ketan mampunyai arti simbolis terhadap maksud yang ingin dicapai. Hampir se- tiap upacara ketan dihidangkan, hanya pengolahBnnya yang ber- beda sesuai dengan keinginBnnya. Pada waktu upacara peutamat

(tamat) , ketan yang telah di maaak dibawa paling sedikit satu piring dan kain putih tiga meter. Kain putih simbol kesucian, agar anak jiwanya bersih dan tidak mudah digoda oleh setan.

Guru yang memberi pelajaran agama atau guru yang memberi pe- lajaran umum disebut ureung pumubeut dan membawa anak ke meu- nasah atau sekolah disebut euntat beut. Panggilan sehari-hari peda orang yang berilmu ialah teungku.

Sewaktu penyerahan snak pada teungku orang tua mengucap- kan "Aneuk lon lon jak jok keu droenen, neupubeuet, neupoh,

(28)

--. -

27

mube capi deungon buta, laen bak n;yan hukom droenen"(anak saya, saya serahkan pada teungku, ajarlah dia boleh dipu- kul asal jangan sampai pincang dan buta lain dari itu hu- Jrumlah dia). Pengucapan ini sambil beraalaman dan dijawab ol eh teungku "Insya Alleh"(mudeh-mudahan Tuhan mengizin - kan). Mulai saat ini snak 1eleh reami menjadi murid. Dan diperkenankan memilih waktu yang diinginkan (padi, siang, malam) , karena umumnys anak-anak juga maauk sekoleh umum atau sekoleh agama.

Metode mengajar bersifat tradisionil, yaitu gum me- ngucapkan dan murid mengulang, ti~p murid diajar secara individuil. Guru dibantu oleh murid yang teleh tinggi pe- lajarannya (kajinya), mengajar teman yang masih rendeh.

Q.ur'an dalam bahasa Arab, oleh karena itu huruf Arab ha- rus dikenal lebih dehulu make. sebelum mempelajari Q.ur'an, mereka harus mempeiajari Q.ur'an kecil (alif-ba-ta). Sete- leh mampu dan biasanya sesudeh tamat Q.ur'an kecil, orang tuanya datang membawa sepiring atau lebih ketan yang teleh dimllsak.

Yang diutamanya dalam pelajaran mengaji adaleh kefa- sihan membaca menurut ciri khas Arab. Arti dari bacaan tidak dipelajari. Umumnya pelajaran yang diberikan hanyaleh ber- aifat element er (dasar) saja, jika ingin melanjutkan pela- jaran ke tingkat yang lebih tinggi mereka memasuki pesan- tren. Fada ma sa dulu dan juga sebahagian besar dari masya- rakat sekarang mempelajari pengetahuan agama hanya sampai pada taraf dasar saja, seb;ngga kurang memabarnj ajaran Is- lam secara lebih mendalam. Pengetahuan agama lebih ba.n;re.k didengar dari orang tuanya dan neneknya, yang teleh meru- pakan wariaan. Golongan masyarakat ini taat beragama teta- pi karena kurangnya pengertian maka kepercayaan kepada tah- yul belum dapat dibuang. Sehingga di dalam tingkah laJru terdapst kesimpangan siuram, terutama poos upscara. Yang mans bersumber dari agama dan mana pula yang tidak.

(29)

_ .. +-

Yang diutamakan dalam pelajaran mengaji adalah

kefa-

sihan membaca menurut ciri khas Arab. Arti dari bacaan

ti-

dak dipelajaril.. UmlllllIlYa pelajaran y-ang diberikan hsnyalah bersi!at element er (dasar) saja, jika ingin melanjutkan pela-

jaran ke tingkat yang lebih tinggi mereka memasuki pesantren.

Pada masa dulu dan juga sebahagian masyarakat sekarang mem- pelajari pengetahuan agama hanya sampai pada tara! dasar saja, sehingga kurang memahami ajaran Islam secara lebih mendalam.

Pengetahuan agama lebih banyak didengar dari orang tuanya dan neneknya, yang telah merupakan warisan. Golongan masya- rak at ini taat beragama tetapi karena kurangnya pengertian maka kepercayaan kepada tahyul belum dapat dibuang. Sehingga di dalam tingkah laku terdapat kesimpang siuran, terutama pada upacara. Yang mana bersumber dari agama dan mana pula yang tidak.

Selain dari mempelajari ayat Ièlr' an, diberikan pula p&- lajaran sembayang. Pelajaran diberikan dalam bentuk syair dan dinyanyikan dengan irama khas Aceh, sehingga mudah un- tuk dihafal. Mab aopansantun dan kepatuhan yang merupakan wujud dari norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat disampaikan dalam bentuk cerita (sejarah) kepah- lawanan Nabi Jtarutama sikap dan tingkah laku Nabi Muhammad.

Setelah tama~ mengaji, teungku dari meunasah lain serta orang- orang tua diundang untuk mempersaksikan ke!asihan membaca

Qur' an. Anak perempuan upacara khatam Qur' an ini dilaksanakan pada hari perkawinsnnya, dan anak lakt-lakt pada waktu upa- cara sunat. Bagi mereka yang mempunyai SUIUla baik dan !asih membaca Qur'an kadang-kadang di undang pada waktu upacara l'1aulid yang diadakan di mesjid atau meunasah. •

Kalau dibanding dengan sekolah !ormil di mana hubungan guru dan murid terbatas ,pada pengajian ini hubungan guru dan murid lebih bersi!at kekeluargaan. Murid-murid membantu guru-

nya mengerjakan pekerjaan di rumah teungku. Murid perempuan membersihkan rumah, mencuci piring dan membersihkan kamar man- di. Pade waktu musim panen turut pula memotong padi. Murid-

(30)

murid laki-laki lIembaJltu mengerjakan eawah dan memetong padL Dengan adanya pekerjaan ini rasa sosial terlatih dan hubungan aesama mereka bertambah erat. Mereka tidak membayar uang me- ngaji hanya membawa minyak tanah atau uang ctikumpul bersama untuk pembeli minyak. Biasanya anak yang tertua sebagai pim- pinan dan ialah yang bertindak sebagai pengatur dalam melaku- kan pekerjaan ini. Latihan-latihan kerja sama ini kurang ber- kembang karena para remaja setelah meneapai usia 10 tahun lebih banyak harus tinggal di dalem rumah. Demikian pula para pemu- danya karena mereka telah bekerja di eawah atau pekerjaan lain maka kegiatan-kegiatan kelompok tidak dapat pula berkembang.

Sitst pstuh dab elnta agama telah tertanam dalam jiwa mereka dan ini tempak pada sikap dan tingkah laku mereka da- lam menghadapi masyarakatnya sehingga dalam pemilihan Jodoh mereka juga pstuh dan menerima pilihan orang tuanya.

Aneuk ks rayeuk (pubert as)

Setelah anak memasuki umur

9 -

13 tahun mereka digolong- kan pada aneuk ka rayeuk. Pada mass ini anak laki-laki dan pe- rempuan telah memisahkan diI'i karena telah menjadi adat psda masyarakst ini, laki-laki dan perempuan tidak boleh bergaul.

Juga suam! isteri jarang berjalan seiring. tetspi selalu sua- mi di depan dan isteri di belakang. Juga antars ssudara kan- dung yang berbeds jenis keIamin setelah akil balig (dewssa) saling terpisah. jika perlu saja mereka berbieara.

Pada masa ini umumnys anak laki-laki di koh boh (sunst rasuI) • Dulu sunat rasul untuk anak laki-laki disertai dengan upaeara,1etapi sekarang bergantung pada kaoy (naaar) orang

tuanya. Walaupun tidak ada nazar orang tuanya, kenduri keeil dengen memanggil teungku dan dua tiga orang tetangga masih tetap diadakan untuk membaea doa selamat. Yang melaksanakan

sunat mudeun, tetapi ada juga yang memanggil mantri rumah sakit, setelah anak laki-laki disunatkan ia telah menjadi seorang

muslim (IsJ;am) dan ia tergolong pada orang dewasa. Anak perem- puan bila ia telah menstruaei pertama ia memasuki masa dewsea.

Anak laki-laki yang telah berumur 13 - 14 tahun bisBlUliJ'a

(31)

tidur di meunasah. Pemuda-pemuda yang bersakolah biasanya tinggal bersama orang tuanya pada malam hari. Yang menja- di keengganan pemuda tidur di rumah karena 1llIIWllIIYa rumab di gampong (kampung) io1 hanya mempunyai sebuah kamar un- tuk ayàldan ibunya. Sehingga pemuda yang mempunyai sauda- ra telah gadis merasa segan'tidur di rumah. Sudah menjadi kebiasaan pula pada masyarakat io1 snak anaknya tidur di- rumah, mereka bpleh tidur di rumah saudara (famili) atau temannya.

Soal sex pada masyarakat io1 masih tabu dibicarakan, antara saeama oran{; dewasapun masih tabu. Sampai menjelang perkawinan anak gadis tidak pernah orang tuanya mengungka~

kan masaalah io1. Tetapi dalam masyarakat manapun juga ma- salah io1 selalu menarik untuk diketahui baik di kota mau- pun di desa. Para remaja mengetahui soal sex dari temannya atau teman yang lebih tua usianya. Sewaktu saya tinggal di rumab teungJru inong di Tungkob untuk melihat bagailnana snak- anak mengaji, saya melihat gadis yang telah berusia antara 12 dan 13 tahun setelah selesai belajar berkelompok mendengar cerita seorang teman yang disertai dengan tertawa yang ter- tahan. Rupanya teman io1 memperoleh bahan yang cukup menarik untuk diceritakan, anak-anak yang masih muda usianya tidak boleh turut serta mendengarnya tetapi sayup-sayup tentu ter- dengar juga oleh mereka. Setelah pagi hari saya tanyakan pada salah seorang pendengar, !!'pa yang ditertawakan mereka tadi malam, ia meminta saya agar tidak memberitahukan pada teungku dan mengatakan pada bahwa teman mereka yang tinggal di gam- pong lain mendapat surat dari teman laki-laki di sebelah rumshnya. Mereka juga mengenal hubungan cinta, walaupun ja- rang terjadi sampai o1kah.

Komunikasi soal sex ini biasanya juga dilakukan pada ma.- lam hari sewaktu menumbuk pada karena mengerjakannya bersama- sama dengan bergiliran dan orang tua biasanya tidak turnt.

sehingga mereka dapat berbicara dengan bebas. Sebenarnya ma- sa pubertas ini dilalui dengan goncangan juga tetapi karena

(32)

31

pengaruh agama dan adat gejolak tidak sampai membadaj.

Karena mereka mereka 1ebih cepat menikah, kegoncangan tidak s8lIlpai mempengaruhi tingkah 1aku dan teraalur me- 1a1ui perkawinan.

(33)

1)

Kemukiman adalah gabungan beberapa buah

~O~

(kam- pung), memiliki sebuah mesjid. Lihat Zakaria a Seki- tar Kerajaan Aceb Dalam Tahun 1520 - 1675, Medan, Pene1'- bit Manora, 1973, bal. 87 - 88.

2)

Dikutip

dari sensus

dan

statistik

Propinsi Daerah Is- timewa

Aceb berkerja

sama

dengan

Proyek Penelitian Demo-

grafi Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Darussalam,

Banda

Aceb,

1971,

bal.

4.

3)

Ibid, hal.

2.

4)

Zakaria

Ahmad, .2I?

",it, bal.

20 Untuk dinamis lihat H.

Tb Fiscber dalam bukuny-a-Fengantar Antro1ologi

Kebud~aan

Indonesia, Djakarta, P.T. Pemban)gunan, 954, hBl. 1 •

5) Mobd. Said, Aceb Sep~ang

Abad

(jilid

I),

Medan,

di-

terbitkan

sendiri, 1961, • 13.

6) C. Snouck Hurgronje,

Tbe ACbebnese, jilid I, diterje- mahkan oleb

A.W.O. Sul

ivan , Leiden, E.Y.

Brill,

1906,

bal. 13.

7) H.M.

Zainuddin, Si~an Atjeb, Medan,

Penerbit Pustaka Iskandar Muda, 1957, h • 189.

8)

Hukum

yan

g

dimaksud

di sini adalah

bukum Islam.

9) H.M. Zainuddin,

Taricb

Atjeb

dan Nusantara,

Medan,

Penerbit Pustaka

lskandar

MUda, 1961. hal. 336.

10) Kdwin

MLoek,

Sumatra lts

Histo~ and

People, Kuala Lumpur, Singapura, l1edan, OXford Uru.versity Pi'esB/Toko Buku

Deli~

1972, bal. 2 41.

11)

Moebammad

Hoeain,

Adat

AtJeb

p Banda Atjeb, Penerbit Dinas Pendidikan dan K

ebudayaan ropinsi Daerah lstimewa

Aceb, 1970, bal. 67.

12) Ibid., loc

cito

13) James T.

Siegel,

Tbe Rope of God, Berkeley and Los Angeles, University of Cä1ifornia Press, 1969, bal. 157.

14) Adat ini terdapat pada masyarakat Jawa, juga pade. go- longan terpelajar. Lihat Hildred Geertz,Tbe Javanese Family, New York, Tbe Free Press of Gleneoe, Inc., 1961.

15) Lihat H. Tb Fiscber, op cit.,

bal.

105.

16) Semangat

di Sumatera

Barat, tondi

di

Tapa.nul.i.

32

(34)

33

17) Malinowaki, The Sexual Life of

Savages in North~

Western Melanesia, LoDdon, Roû1tleage &J[egan- Pane Ltd, 1968,

häl. 19<'î.

18) Lihat

C. Snock Hurgronje, op. cit, hal. 372

- 373.

19) Ibid , hal.

373.

20)

Lihat H. Th.

Fischer, op. cit, hal.

106.

21)

Ibid, hal. 126 .

22) Rumah Adat

Aceh terdiri

dari; l.seuramoe keu (serambi depan), 2 . iükai, rambat (serambi tengah)J

3

. seuramoe iney;s

(serambi un tidur) , 4. seuramoe likot

~serambi

be!äkang , 5. dapu (dapur).

23)

Lantai rumah terbuat dari batang

pinang

atau dari bambu yang telah dibelah-belah di

s

usun dengan jarak antara 3 - 5 cm.

24) Karena

pengaruh agama dan adat wanita merasa segan (malu) jika dilihat oleh suami sewaktu melahirkan. Demikian

~ala

di

Sumatera Barat, lihat

Edwin. M. Loeb, op.cit, hal. 116.

25)

Do'a seulusoh

ini

m

asih digunakan oleh

dukun, bidan be- ranak di Sumatera Timur.

26)

Lihat Hildred Geertz, op. cit., hal. 88

27)

Adi ari-ari di Java, 8J:l8gi di

Tapanuli,

l!!:i di

Sumabera Timur.

28) Warne

kuning

jugs merupakan lamb

ang

kebangsawanan.

29) Asam, garam, dan abu dapur supaya adoe lek

as

kering dan t

idak

diganggu pleh setan.

30) Bshsn seumbo ialah sirih, pinang, kapur, jerango, cekur (kercup), !ada , gambir, dikunyah sampai halus d!UI disapukan keseluruh badan.

31) Lihat Snouck Hurgronje, op. cit., hal. 376, dan lihat pula

Mo~hammad

Boesin, op cit., häl. 65.

32) Di Tapanuli cara seperti ini dinamakan manuruhon api nian duhur (meletakkan api di bawah). Lihat Edwin M. Loeb,

op;cn~. 64.

33) Jika bahan pembalut

g

oni,

panj~nya

kira-kira 75 cm dan lebar 60 cm. Padakedua belah sisl. diberi lobang masing- masing 5 buah untuk tal opat tali, pelaksana seorang saja.

Tetapi bila bahan pembalut kain, panjangnya 10 - 15 cm dan lebar 50 cm. Pelaksana 3 orang .2 orang sebagai

peng~at.

kedua belah

kaki

agar mudah diil.hatnya. Di Jawa cara im. di-

sebut bengkung.

Referenties

GERELATEERDE DOCUMENTEN

peNen.l .... huus aenplah, urapallaD7&amp; percJ. jika t1dak Gangg.p. Ini IIUdah dltahald lt4rena pert. , iehrl terpeka berachon lID. tuk diceraikan ateu.. U- _ttap

llaJarital1 Mroka terdiri dor1 koloçok atau SOlOllp.a potaai.. poranpi

terjsdi sengketa , pimpinan menelsah dan mempertimbangkan segala aspek dalam menentukan sebuah penyelesaian yang dapat diterima semua pihak. Keputusan demikian

Pada zaman peQcrintahan Jepang usaha industri keeil arang kayu tctap berjalan. Kasil produksi arang dimonopoli oleh pemerintah Je - pang. Pengusaha industri keeil

Kehidupan Masyarakat Terasing Gunung Kong dalam fase berkelana. di atas tidak berlangsung lama. Sebab mulai tahun-tahun pextama mercka bel±elana dalem rimba, di

Dan obyek yang t elnh di kcnakan ketetapan Ipeda yang te rc antum dallifa buku C , kete ran gannya diperoleh dari keuchik. Gejala ini pal ingm udoh diteranekan

Panti Asuhan l-fuhammadiyah terletak di dua ternpat yaitu asrama. putera di Kampung Punge Blang Cut , sedang asrana Àteri di Kampung Merduati. Pant i Asuhan ini

Het feit dat naar schatting 65 procent van de volwassen mannen regelmatig een commerciële sekswerker bezoekt en daarnaast vaak een omvangrijk seksueel netwerk heeft, zijn dus