• No results found

PROGRAM PENINGKATAN TENAGA LISTRIK

In document xx RENCANA PEMBANGUNAN (pagina 103-114)

- Proyek Peningkatan Prasarana Fisik Pemerintahan

4.1. PROGRAM PENINGKATAN TENAGA LISTRIK

Berdasarkan konsepsi pembinaan prasarana Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik pada umumnya yang menyatakan bahwa keseimbangan prasarana memburuhkan waktu sekurang-kurangnya dua kali PELITA serta mengingat keadaan kelistrikan pad a khususnya dimana keseimbangan usaha diperkirakan akan dicapai pada akhir PELITA 11 dan berdasarkan pula Peraturan Pemerintah nomor 18 Tahun 1972 tentang Perusa-haan Umum Listrik Negara serta Kebijaksanaan Umum yang telah ditetapkan, maka sasaran dalam bidang kelistrikan untuk mencapai tujuannya mempertinggi derajat masyarakat Indonesia didasarkan pada :

Melaksanakan pembangunan serta pengusahaan tenaga listrik secara effisien dengan kwalitas yang mem-punyai keandalan yang tinggi dan harga yang sehat menurut perhirungan industri dan niaga, baik di dalam penambahan daya terpasang maupun didalam peningkatan produksi dan penyaluran tenaga.

Mempersiapkan dan menyesuaikan kemampuan untuk melipat gandakan penyediaan tenaga listrik sesuai dengan tahap pembangunan Nasional, sehingga dapat mengejar ketinggalan dalam penyediaan tenaga lis-trik untuk keburuhan masyarakat dalam jangka waktu yang secepat-cepatnya.

Sasaran pembangunan jangka pendek harus didasarkan pada perhitungan sosio-tekno-ekonomis, yang sete-pat mungkin dalam pemilihan cara konversi tenagal dan/atau kekayaan alam menjadi tenaga listrik, dan disamping perhirungan sosio-tekno-ekonomis harus pula diperhatikan pemanfaatan perkembangan tek-nologi.

Pola pelaksanaan dari kebijaksanaan tersebut diatas dapat diuraikan sebagai berikut

Semua usaha-usaha dan kegiatan pembangunan serta pengusahaan tenaga listrik diarahkan sedemikian ru-pa sehingga ru-pada akhir REPELITA 11 dicaru-pai keseimbangan usaha (break -even point).

100 -Peningkatan penyediaan te naga listrik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan pertumbuhan industri, diusahakan dengan peningkatan kwalitas dan kwantitas yang mempunyai keandalan yang tinggi.

Untuk mencapai penyediaan tenaga listrik tersebut diatas diperlukan antara lain tersedianya sejumlah daya-cadangan (reserve capacity).

Besarnya daya-cadangan tersebut ditetapkan sebagai berikut :

a) bagi sistim jaringan interkoneksi, besamya daya cadangan sama dengan satuan pembangkit yang terbe-sar dan sekurang-kurangnya 10 % dari kemampuan yang terdapat pada sistim.

b) bagi SIStim pembangkitan yang terbatas (isolated), besarnya daya-cadangan sama dengan satuan pem-bangkit yang terbesar yang terdapat didalam sistim.

Pembangunan pusat-pusat pembangkit ditujukan antara lain untuk mengatasi penurunan kemampuan mesm-mesin pembangkit karena usia.

Menampung kebutuhan tenaga listrik yang pada waktu ini dilayani oleh pembangkitan sendiri (captive power), untuk mana disediakan kurang lebih 5 % tiap tahun dari peningkatan daya tersedia.

Mengingat hal-hal tersebut diatas maka dibutuhkan laju pertumbuhan penyediaan daya sebesar kurang lebih 18 % tiap tahun.

Dalam usaha peningkatan daya guna, dilakukan perbaikan-perbaikan pada sistim, sehingga besamya kerugi -an dapat diperkecil sebesar 0,5 % tiap tahun.

Dengan mengingat laju pertumbuhan penyediaan daya dan peningkatan daya gun a SlSUm, maka laju per-tumbuhan penyediaan tenaga listrik diharapkan dapat mencapal antara 14 - 18 % tiap tahun.

Peningkatan dan pelaksanaan pembangunan pusat-pusat pembangkit pada umurnnya termasuk untuk kei is-trikan desa, diusahakan sejauh mungkin memanfaatkan optimal semua sumber-sumber tenaga primer dengan

101 perancangan yang menyeluruh (comprehensive planning), didasarkan atas prinsip-prinsip industri dan maga yang sehat_

Didasari bahwa pendekatan secara regional dalam usaha untuk meningkatkan suatu sistim, akan lebih menJa-min berhasilnya penyediaan tenaga listrik_

Untuk mencapai tujuan ini perlu diusahakan adanya interkoneksi sistim Janngan listrik apabila keadaan beban telah memungkinkannya.

Untuk memanfaatkan sepenuhnya tenaga Isitrik yang dapat disediakan pada suatu saat, perlu adanya kese-imbangan sistim, yaitu antara pusat-pusat pembangkit dengan jaringan transmisi dan jaringan distribusi.

Disamping Usaha-usaha meningkatkan kemampuan penyediaan tenaga listrik dalam waktu secepat-cepatnya, perlu adanya usaha-usaha yang sifamya menunjang pelaksanaan rencana pembangunan dan pengusahaan te-naga listrik serta peningkatan pelayanan terhadap masyarakat, antara lain peningkatan keakhlian dan ke-trampilan personil, penyempurnaan sistim administrasi perusahaan dan perbaikan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan.

Pada akhirnya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan menurut perkembangan sebenarnya perlu dilakukan penyesuaian rencana pembangunan secara berkala.

Ramalan Produksi

Dalam meramalkan kebutuhan akan tenaga listrik digunakan dua metode - pendekatan secara makro

- pendekatan secara mikro

- 102 -a. Pendekatan secarn makro.

Dasar metode ini adalah adanya hubungan antara perkembangan ekonomi nasional dan perkembangan kelistrikan.

Sebagaimana diketahui tenaga listrik meurpakan sarana yang sangat penting bagi pertumbuhan kegiatan ekonomi pada umumnya.

Tidak tersedianya tenaga listrik yang cukup, dapat menghambat pertumbuhan ekonomi tersebut.

Dari data-data beberapa negara yang dikumpulkan selama periode 1962 - 1969 yang mempunyai penda-patan per jiwa (g~P 0) dibawah US. $.250.- per tahun terdapat suatu korelasi antara GNP dan pro-duksi tenaga listrik.

e

Bila' dalatn REPELITA II laju kenaikan ekonomi direncanakan sebesar 8 % per tahun maka tingkat ke-naikan rata-rata kelistrikan adalah kira-kira 17 % dengan suatu maximum sebesar 20,5 %.

b. Pendekatan secara mikro.

Metode yang digunakan ialah metode sektoral yang dilaksanakan melalui suatu study atau perkiraan, di-mana pemkai dimasukkan dalam beberapa golongan. Ramalan produksi dibuat untuk tiap golongan dan jumlahnya merupakan kebutuhan akan tenaga listrik dikemudian hari.

Dari hasil stud i dan perkiraan tersebut, dibuat ramalan produksi tahunnya, yaitu untuk tahun 1973 ha-sil produksi 2962.1 GWH; tahun 1974, 3532.1 GWH; tahun 1975, 4229 GWH; tahun 1976, 5065.3 GWH;

tahun 1978, 6782.4 GWH.

Untuk menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan yang sebenamya, ramalan tersebut perlu dinilai secara berka1a.

Rencana Fisik dan Usaha-usaha penunjang serta Pembiayaannya

Berdasarkan ramalan produksi yang diperoleh dan dengan mempertimbangkan beberapa faktor pengusahaan.

antara lain beban puncak, besar daya cadangan dan keandalan sistim, maka rencana fisik pembangunan kelis-trikan dalam REPELITA 11 termasuk usaha-usaha penunjangnya dapat disusun menurut kebutuhannya.

- 103 -Perencanaan waktunya telah diperhatikan secara menyeluruh termasuk usaha-usaha dalam mendapatkan dana-dana untuk pembiayaannya.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dalam jangka waktu lima tahun dari REPELITA II perlu disediakan biaya Rp. 355.935.205.000,- yang terdiri dari :

Biaya valuta asing sebesar Rp. 250.233.675.000,-Biaya rupiah (APBN ) sebesar Rp.

105.701.530.000,-dimana kebutuhan biaya valuta asing tersebut adalah jumlah yang diperkirakan dapat ditutup kontraknya.

a. Proyek-proyek pembangunan Pusat-pusat Listrik Baru dan Peningkatan Pusat-pusat Listrik yang ada Oalam merencanakan pembangunan pusat-pusat tenaga listrik yang diutamakan adalah bagaimana men -dapatkan pengusahaan tenaga listrik yang paling ekonomis dan sekaligus dapat mencukupi kebutuhan yang diramalkan.

Oleh karena itu pemilihan jenis pembangkit didasarkan atas penggunaan apakah untuk memikul beban puncak. Dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan pemakaian sumber enersi primer, pemilikan di-dasarkan atas yang paling ekonomis.

Pembangunan pusat-pusat listrik harus didahului dengan Survey dan penelaahan feasibility mengenai manfaat ekonominya.

Dalam REPELITA II ini direncanakan jumlah daya terpasang akan bertambah dengan lebih kurang 1.039,32 MW.

Untuk itu diperlukan biaya sebesar Rp.210.756.595.000,- (termasuk valuta asing).

Dalam jumlah tersebut sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk peningkatan pusat-pusat listrik yang telah ada yang memerlukan biaya dalam REPELlTA JI sebesar Rp. 11.497.820.000,- (termasuk valuta asing).

Pusat-pusat listrik tenaga air (PLTA).

Proyek-proyek pusat listrik tenaga alf yang menurut rencana diharapkan selesai dalam REPELITA"

ini adalah sebanyak 125,55 MW.

- 104

-Pusat-pusat listrik tenaga diesel (PL TD ).

PLTD yang akan dibangun selama REPELITA II tersebar diseluruh Indonesia, mempunyal jumlah daya terpasang sebesar 182,1 MW.

Pusat-pusat listrik tenaga gas (PL TG ).

Guna menanggulangi kekurangan daya sebelum pembangkit utama dibangun, masih perlu adanya pem-bangkit-pembangikit interim.

Untuk itu direncanakan akan dibangun PLTG sejumlah 290 MW.

Pusat-pusat listrik tenaga mikro hidro (PL TM ).

PL TM -PL TM akan dibangun pada tempat-tempat yang keadaan lokasinya memungkinkan, dengan jumlah sebesar 6,67 MW.

Pusat-pusat listrik tenaga pan as bumi (PL TP ).

Untuk memanfaatkan kekayaan alam, akan dibangun PL TP di Dieng dan Kemojang sejumlah 10 MW dan masing-masing sebesar 5 MW.

Pusat-pusat listrik tenaga uap (PL TU ).

Proyek-proyek pusat listrik tenaga uap yang menurut rencana diharapkan dalam REPELITA II Int ada-lah sebanyak 425 MW.

b. Proyek-proyek pembangunan Transmisi dan Gardu Induk Barn serta Peningkatan Transmisi dan Gardu Induk yang adlL

Rencana pembangunan pnng transmisi dalam REPELITA II dibuat dengan memperhatikan keseimbangan dengan rencana pembangunan pusat-pusat tenaga listrik.

Guna meningkatkan keandalan dan pula untuk mengurangi investasi dalam pengadaan daya cadangan perlu adanya interkoneksi antara sistim-sistim yang terpisah. Dalam REPELITA II diharapkan sudah ada interko-neksi antara sistim Jawa Barat, Ketenger dan Tuntang, dan antara sistim Madiun dan Kalikonto.

Jaringan Transmisi yang diharapkan selesai dalam REPELITA 11 adalah 1.920 km circuit 150 kV.

1.600 km circuit 70 kV.

ISO km cir-cuit 30 kV dan

2.490 MVA gardu induk yang bersangkutan.

- 105

-Untuk mencapai target pembangunan dan peningkatan jaringan transmisi dan gardu induk tersebut diatas diperlukan biaya sebesar Rp. 35.688.240.000,- (termasuk valuta asing).

...

--- 106

-c. Proyek-proyek Pembangunan Distribusi Baru dan Peningkatan Distribusi yang ada.

Reneana pernbangunan jaring distribusi dibuat dengan memperhatikan keseimbangan dengan reneana pembangunan pusat2 listrik dan pembangunan jaringan transmisi.

Jaringan distribusi yang diharapkan akan selesai dalam REPEUTA 11 adalah : 8.500 km tegangan primer

11.200 km tegangan sekunder 1.880 MVA distribusi.

Vntuk keperluan ini dibutuhkan biaya sebesar Rp. 91.369.460

.000,--Selain pembangunan jaringan distribusinya diusahakan pul a peningkatan pada jaringan2 distribusi yang telah ada.

d. Usaha-usaha penunjang.

Vntuk meningkatkan kemampuan absorpsi peJaksanaan dan pengusahaan dari hasil2 pembangunan terutama dar i reneana pembangunan fisik kelistrikan dalam REPEUTA 11 dan untuk dapat mengikuti kemajuan teknologi kelistrikan serta meningkatkan kemampuan pembe-berian jasanya kepada masyarakat maka berdasarkan pengalaman2 dalam PEUT A J, diperlukan sarana2 penunjang antara lain peningkatan keahlian dan ketrampilan personil melalui latihan2 dan pendidikan2, peningkatan organisasi pembangllDan dan organisasi pengusahaan, pe-nyerlerhanaan dan peningkatan sistim dan prosedur dalam bidang pengurusan bantuan proyek dan anggaran pembangunan dan kegiatan-2 lain yang sifatnya menunjang pengembangan itu sendiri, termasuk penyediaan sarana2 fisiknya untuk itu.

Vntuk menyediakan sarana2 penunjang tersebut diperlukan pembiayaan yang diperoleh dari anggaran pembangunan APBN termasuk ban-tuan proyek dan/atau banban-tuan teknik.

Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi bidang-bidang : 1. peningkatan keahlian dan ketrampilan.

Diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dari sduruh lapisan personil dan untuk memperbaiki susunan personil.

Direncanakan untuk dopat melarih 5000 pegawai didalam REPELITA 11 dan untuk ini diperlukan membangun pusat2 latihon. Disam -ping pusat larihan di Cibogo Bogor, direncanakan pula untuk membangun dan melaksanakan pendidikan di-Iain2 tempat antara lain di Jakarta, Medan, Surabaya, Vjung Pandang dan Semarang.

Maeamnya pendidikan yang akan dilaksanakan adalah untuk :

- personil teknik dan operator untuk PLTD, PLTV, PLTAlPLTM, PLTG, jaring transmisi dan gardu induk, distribusi dan peneraan. - personil administrasi untuk administrasi keuangan, administrasi langganan, administrasi perbekalan, administrasi Kepegawaian dsb.

- personil untuk peraneangan dan pembangunan.

- 107 -Vntuk personil tingkat pimpinan, serta personil untuk peneiitianJresearch dan survey, direncanakan untuk diberi pendidikan dan pe-ngalaman tambahan didalam negeri dan/atau diluar negeri, baik melalui bantuan proyek maupun melalui bantuan teknik. Sumber pembiayaan untuk membangun dan menyelenggarakan pendidikan dan latihan diperoleh dari anggaran pembangunan APBN terrnasuk bantuan proyek dan atau bantuan teknik.

2. Peningkatan tenaga kerja.

Sejalan dengan peningkatan pelaksanaan pembangunan fisik proyek2 tenaga listrik dan peningkatan pengusahaan tenaga listrik, di-perlukan personil baik untuk melaksanakan pembangunan fisik proyek2 tersebut maupun untuk melayani pengusahaan yang meningkat.

Disamping itu diperlukan pula persiapan dan pelaksanaan perbaikan struktur personil, melalui penilaian2 kembali antara !ain indentifi-kasi tugas dan analisa tugas.

Dengan rencana tersebut diatas, jumlah dan kemampuan pegawai pada akhir REPELITA 11 diperkirakan sedemwan rupa sehingga bila produktivitas personil pada permulaan REPELIT A II adalah 13 2 MWh/pegawai setahun, maka akhir REPELITA 11 diperkirakan menjadi 210 - 225 MWhlpegawai setahun, dengan struktur personil yang lebih baik.

Sejalan dengan rencana tersebut diatas, dilakukan pula usaha2 untuk memperbaiki dan menyesuaikan peraturan2 kepegawaian, sehingga disiplin kerja dapat ditingkatkan.

3. Peningkatan dalam bidang perancangan.

Vntuk meningkatkan kemampuan perancangan baik kwantitatip maupun kwalitatip, diperlukan memperkembangkan dan menyempurna-kan organisasi perancangan.

Direncanakan untuk menyusun rancangan jangka panjang tingkat regional dan nasional, baik dibidang perancangan fisik maupun dibi-dang petancangan pembiayaan.

Dirancangkan untuk memperdalam penelaahan dan mewujudkan kegiatan persiapan daripada kemungkinan membangun pusat listrik tenaga nuklir dalam tahun delapan puluhan.

4. Peningkatan organisasi dan kemampuan pembangunan.

Dari pengalaman2 dalam PELITA I ternyata diperlukan untuk meningkatkan organisasi dan prosedur pembangunan serta prosedur pem-biayaannya, dengan menyesuaikan mekanisme pembangunan menjadi yang serasi dengan kelaziman perusahaan, yang pada akhirnya akan menuju kepada satu sistim anggaran perusahaan, baik anggaran yang bersumber pada kekayaan negara yang dipisahkan (anggaran per-usahaan) maupun anggaran pembangunan APBN.

Selain daripada itu diperlukan pula untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan dengan sasaran mempercepat penyelesaian pemba-ngunan dengan menghasilkan pembapemba-ngunan2 dengan biaya yang ekonomis, hal mana antara lain dapat dicapai dengan merancangkan

- 108

-sejauh mungkin standardisasi peralatan ke1istrikan serta dengan memperbaiki pula teknik dan prosedur penye1esaian proyek (project commissioningl.

Yang terakhir ini perlu melengkapi peralatan2 dan fasilitasnya agar satu dan lain dapat secara berangsur dilakukan oleh PLN sendiri.

s.

Peningkatan dalam bidang administrasi.

Didalam peningkatan bidang administrasi ini antara lain akan dilakukan peningkatan sistim dan prosedur bidang keuangan dan pembu·

kuan pada umumnya, antara lain mekanisasi pekerjaan administrasi, pengaturan fisik keuangan, keseragaman pembukuan, perbendaha·

raan barang, penyusutan, anggaran, audit, asuransi dan tarip. 6. Peningkatan dalam bidang riset, pengembangan dan jasa-jasa teknik.

Dari pengalaman2 dalam PELITA I ternyata diperlukan untuk meningkatkan usaha2 dibidang riset, pengembangan dan jasa2 tekni~

beserta segala fasilitas yang diperlukan. Pcningkatan jasa2 tcknik ini adalah dibidang pcngusahaan tcnaga listrik. Peningkatan jasa2 teknik lainnya adalah usaha2 dibidang standardisasi dan membantu pengembangan industri listrik dalam ncgeri.

7. Pcningkatan perundang-undangan dan peraturan.

Undang-undang Nomor 19 Prp. Tahun 1960 yang menjadi dasar Peraturan Pcmerintah Nomor 18 Tahun 1972 tentang Pcrusahaan Umum Listrik Ncgara, pada wakru ini sedang dalam prases pembaharuan dan penyempumaan.

Bcrdasarkan Pcraturan Pcmerintah Nomor 18 Tahun 1972 tersebut, olch Mcnteri PUTL telah dikeluarkan peraturan2 pclaksanaan yaitu Nomor 13/PRT/1972 tcntang Kebijaksanaan Umum mengcnai tujuan, lapangan usaha dan keuangan Pcrusahaan Umum Listrik Ncgara; dan Nomor 0l/PRT/1973 tentang Struktur Organisasi dan pembagian Tugas Pcrusahaan Umum Listrik Negara.

Selanjlltnya direncanakan untuk mcnyusun antara lain peraturan2 mcngcnai Standardisasi, izin2 pengusahaan kepada pihak ketiga, syarat2 penyambungan dan peraturan2 instalasi.

8. Peningkatan pcngusahaan.

Scjalan dengan pcningkatan pclaksanaan pembangunan fisik proyek2 tenaga listrik serta untuk mcningkatkan kcmampuan pelayanan jasa kepada masyarakat, maka perlu adanya pcningkatan dalam bidang pcngusahaan te naga listrik.

Peningkatan2 terscbut adalah antara lain :

Peningkatan organisasi dan prosedur pengusahaan pcmbangkitan, penyaluran dan distribusi tcnaga listrik antara lain dengan mcnyc-diakan fasilitas yang diperlukan termasuk peralatan untuk opcrasi dan pcmeliharaan, pcningkatan dan perbaikan sistim dan fasilitas pcnyediaan bahan bakar dan pclumas, baik kwalitatip dan kwantitatip maupun ditinjau dari lokasinya, peningkatan pcnycdiaan

sparcparts dan material serta peralatan listrik lainnya, baik kwalitatip dan kwantitatip maupun faktor waktu agar didapat kclangsungan

- 109 -pengusahaan, pendirian pusat2 pengaturan pernbangkitan dan penyaluran tenaga listrik (load dispatch center) berikut fasilitas2 yan'i, diperlukan termasuk sistim komunikasi extern dan intern dan pembentukan pusat2 pengolahan data pengusahaan (compter Centers).

Rancangan pengusahaan dalam REPELITA 11 terutama ditujukan pada usaha2 penyehatan keuangan dalam rangka usaha2 penyehatan PLN secara menyeluruh.

Dengan rancangan fisik dan dengan bantuan rancangan penunjang, diharapkan akan dapat dicapai keseimbangan pengusahaan PLN pada akhir REPELITA 11, dengan disertai peningkatan pelayanan jasanya kepada masyarakat.

Usaha2 peningkatan dalam pengusahaan tenaga listrik tersebut disertai pula usaha2 peningkatan penyediaan spareparts, baik kwalita -tip dan kwantita-tip maupun faktor waktu agar didapat kelangsungan pengusahaan, peningkatan mutu dan keandalan tenaga listrik dengan memperhatikan faktor keamanan dan kesclamatan personil dan masyarakat pemakai tenaga listrik sena memperkecil kerugianZ jaringan,.

peningkatan pelayanan terhadap masyarakat pemakai tenaga listrik tersebut diatas, baik dal am bidang administrasi dengan peningkatan tata-usaha langganan dan syarat2 penyambung, maupun dalam bidang teknis dengan peningkatan tindakan2 dalam memperkecil ganggu= an-gangguan yang timbul.

Usaha-2 penyehatan PLN telah dilakukan dengan bantuan Pemerintah yang bersifat investasi pad a PLN dan peningkatan pengusahaan PLN. Disadari bahwa kedua usaha tersebut belum mencukupi.

Untuk mengatasl hal itu diperlukan peninjauan tingkat harga penjualan tenaga listrik pada saat-saat tertentu.

Investasi yang direncanakan dalam REPELITA II cukup memberikan dasar bagi pengusahaan yang sehat, sehingga dapat dicapai titik keseimbangan.

Dengan peningkatan tersebut diatas, maka gambaran proyeksi ratio antara pendapatan dan biaya menjadi kurang lebih 70 persen pad a perm ulaan, 80 persen pada pertengahan dan 100 persen pada akhir REPELITA II yang didasarkan kepada perkiraan penjualan kWh sebanyak 2,42 milyard kWh pada permulaan, 3,07 milyard kWh pada pertengahan dan 4,06 milyard kWh pada akhir REPELITA 11, hal mana merupakan kenaikan penjualan tenaga listrik rataZ 14 persen per tahun.

Perincian daripada gambaran proyeksi ratio tersebut terdapat pada Tabel A, untuk menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan yang sebenarnya, rancangan pengusahaan perIu dinilai secara berkala agar dapat dicapai hasil yang optima!.

Pad a akhir ~REPELITA II diharapkan PLN telah dapat membiayai sendiri sebagian dar i rancangan investasinya dengan menggunakan dan a penyusutan yang telah berhasil dipupuknya.

Rancangan investasi tersebut meliputi aktivaZ pembangkitan, penyaluran dan pendistribusian serta pelengkap2, termasuk penelitian2 dan penelaahannya.

e. Biaya yang dibutuhkan untuk usahaZ penunjang tersebut diatas adalah sebesar Rp. 18.120.910.000,- (termasuk valuta asing).

BIDANG KEGIATAN

TENAGA

LISTRIK

In document xx RENCANA PEMBANGUNAN (pagina 103-114)