• No results found

40 ^icwtta Stoman

In document Liberty Tjerita-Roman (pagina 44-50)

Dari djaoean diseblah bawah, tertoetoep dalem

halimoen jang tipis ada kliatan satoe badan jang ^ ( poetih dan seger lagi tenteng iapoenja krandjang

ketjil, sambil memandeng-mandeng sakoelilingnja..

Iapoenja moeka jang permei dan iapoenia ram-boet jang begitoe item kliatan rame diatas itoe

kepala jang agoeng, roepanja ada mendapet satoe • ' pengrasahan aneh jang ia biasa tida pernah ra­

saken. Ia berpaling kakiri kanan lama djoega, ba-roelah ia teroesken tindakannja jang begitoe lemes.

sambil tangannja memetik bebrapa kembang me­

lati

Tida djaoe disampingnja ada toemboeh 3 po­

hon mawar jang kembangnja soeda mekar begitoe bagoes dengen warnanja merah moeda

Itoe Nona laloe hampirin itoe boenga, lantas.

memetik bebrapa bidji jang roepanja paling ba-goes. Kamoedian ia pilih satoe antaranja jang pa­

ling bersih, tempelken di-itoe hidoeng jang

man-tjoeng tjioem beroelang-oelang ^ ,

Diatas lantas terdenger satoe soeara jang pela-han sekali ;

„Àdoeh ! 'nko Seng-boen, bagimana saia ingin sekali mendjadi seperti itoe kembang dan rasahin

itoe tjioeman !" ' bertjanda Sian-in dengen moe- # ' loet mesem.

„Salah-salah kau ditendang olehnja' " memoe-toes Seng-boen sambil liatin temennja dengen roepa penasaran.

„Ditendang oleh kaki jang begitoe manis poen ada satoe koernia'an" bales menjaoet Sian-in jang tida sekali memperhatiken hati sobatnja.

„Ditendang oleh kaki jang bagimana manis djoega tentoe rasanja pait/' mendjawab Seng-boen dengen

à

R o e n t f o e n o m n f a K w a d J I b a n 4 1 tjepet dan lebih penasaran, ini kali ada begitoe kentara, hingga Sian-in baroe mendoesm keada'an temennja itoe.

Ia laloe berdiam tapi dengan penoeh pikiran.

Doea-doeanja djadi berdiam sadja, tjoema ma-tanja ada ditoedjoeken pada satoe badan jang semingkin diliat mingkin menarik pikirannya,

15 minuut kamoedian, itoe nona ilang dari pe-mandengan marika, tjoema tinggalken bekas jang masih teroes berbajang di-itoe 4 mata jang tadi mengintip !

Lama djoega sasoedanja masing-masing pikir-annja dateng kombali dari terbangnja jang djaoe, itoe 2 anak moeda laloe berbangkit dan Sian-in moelai berkata :

„Hajolah soeda, 'nko Seng-boen, mari kita toe-roen ketemoein itoe 'mpe toea."

Seng-boen laloe menoeroet, djalan zonder ber­

kata soeatoe apa.

Marika sampe diroemah itoe orang toea selagi itoe 'mpe djalan-djalan dipekarangannja.

„Slamet pagi, 'mpe," berkata itoe 2 anak moeda ampir berbareng. Kamoedian Sian-in meneroesken ;

„Apa 'mpe tida koerang soeatoe apa ? Oh, saia liat mangkin hari 'mpe kliatan mangkin seger."

„Slamet pagi ! anak moeda, saia semoea baek dan seger, itoelah kerna hawa pegoenoengan jang njaman dan memberi saia kasehatan jang tentoe, maski sekarang saia deket 74 taoen."

„Saia ngiri kaloe liat 'mpe poenja keada'an be­

gitoe seger maski oemoer begitoe toea."

„Itoelah kau bisa dapetken, anak, kaloe kau hi-doep tentoe, dalem segala perkara bisa kenal wa­

res, dan lebih penting ada hawa oedara. Hawa

42 Sjjeritfa

S^oman

oedara didalem kofa jang penoeh deboe dan

di-pegoenoengan seperti disini, kau bisa bandingkan # ' bagimana bedanja, jang satoe, begitoe kotor se­

deng jang Iain, begitoe bersih, njaman dan me-njegerken, itoelah ada poko dari kasehatan badan

jang lebih oetama." ^

Begitoelah itoe anak moeda dan itoe 'mpe doe-doek beromong-omong sampe tida dirasa djam soeda berboenji II kali.

Itoe tempo Simin telah kloear. Pada itoe 'mpe ia laloe berkata ;

„Ba toea, didalem soeda klaar."

„Baeklah Min. Eh, Simin, tjoba kau panggil ona Jan dateng kemari, saia perloe padanja."

Simin berlaloe dengen heran. Didalem ia laloe berkata :

„Na Jan, ba toea soeroeken ona pergi kloear

•doeloe ketemoein

„Ketemoein siapa, 'Min ?"

„Diloear ada baba toea sama itoe anak-anak ^ moeda jang doeloe dateng disini berhari-harian

•dengerken ba toea poenja tjerita."

Moekanja itoe gadis berobah merah zonder ia taoe apa sebabnja. Ia tjoetji kadoea tangannja dan

dengen sa'adanja ia laloe kloear ! "

Àmpat mata liatin padanja dengen kagoem !

„Jan, djangan maloe, mari sini, saia kenalkan kau pada Lim Sian-in dan ini Tjoa Seng-boen, berkata itoe orang-toea sembari oendjoeken

satoe-•satoenja.

„Kau djangan maloe-maloe," meneroesken itoe 'mpe koetika meliat Keng-jan moendoer bebrapa tindak, „ kita orang soeda tinggal didalem ini goeboek koerang lebih 18 taoen, dan kau.

à

•CoentfoencMMBnfaM K'wcmaltitoan 43' Jan, boleh dibilang besar didalem oetan, zonder liat bagimana bagoesnja doenia loear, atawa per­

nah bergaoel pada sesamanja. Maka soeda tar-landjoer ini Sian-in dan Seng-boen kabetoelan ke-temoein kita disini, saia rasa iapoenja tingka la-koe jang sopan tida aken djadi kaberatan boeat kau bertjampoer gaoel setjara temen sepantesnja, soepaja kau bisa taoe tjaranja pergaoelan jang pantes kapan kau kloear pintoe."

Sian-in dan temennja berbareng mendjoera hor­

mat pada itoe orang-toea jang manis boedi, ka-moedian pada Keng-jan. Ia ini laloe membales.

dengen satoe manggoetan jang manis, bermoela pada Sian-in kamoedian pada Seng-boen.

Sa'abisnja itoe, kita poenja 'mpe jang toea la­

loe berkata ;

„Marilah, anak-anak moeda, kita makan tengah hari disini sadja, tapi kau djangan ketawa anak moeda, disini kita poenja makanan tida seperti di kota. Saia harep kauorang tida menampik."

„Trima kasi, 'mpe, saia tentoe tida menampik",, meniaoet itoe 2 anak moeda jang laloe toeroet berbangkit ka medja makan.

„Jan," memanggil itoe orang-toea dan Keng-jan lekas djoega dateng menjampirin.

„Mari sini, Jan, kita makan sama-sama. Saia bilang kau djangan maloe maloe, disini boekan-nja dalem kota, ditempat jang begini roepa, siapa jang ada semoea ada kitapoenja sobat-sobat baek,.

dan semoea satoe roepa toea-moeda, lelaki pram-poean

Jan-nio terpaksa menoeroet. Ia berdoedoek di seblah 'Nkongnja, berhadepan dengen itoe 2 anak moeda jang baroe dikenal

44

ffßcwitai ûftoman

Sian-in dan Seng-boen sebagi anak moeda jang modern tida sekali merasa kikoek, tapi itoe gadis jang besar-besar didalem oetan, bagimana ia tida merasa salah salah, apalagi moesti makan berha-depan pada iapoenja tetamoe moeda. Oentoeng djoega itoe 'mpe jang toea pernah adjarin ia mem-batja dan menoelis dan banjak djoega mem-batja boe-koe boeboe-koe, hingga ia kliatannja tida djoega be-gitoe doesoen seperti anak-anak desa kabanjakan.

Tapi itoe kadoea anak moeda poenja mata jang selaloe di-intjerken sadja padanja, sedikit banjak membikin moekanja berobah merah

hetinja memoekcel dan bibirnja sedikit goemeter, h ngga ia tjoema makan sedikit sekali.

Sa'abisnja makan setengah djam kamoedian Sian-in laloe pamitan poelang.

Pada itoe gadis jang baroe dipanggilin kloear oleh itoe 'mpe jang manis boedi, Sian-in dan Seng-boen laloe berkata ;

„Nona, saia hatoerken banjak trima kasi boeat nona poenja kebaekan. Kaloe nona tida merasa kaberatan saia berdoea ingin sekali sering-sering dateng kemari, tapi tentoe sadja saia tida brani bikin nona djadi banjak repot seperti sekarang."

„Saia tida sekali ada kaberatan, malahan saia girang kaloe 'nko berdoea saben-saben dateng boeat temenin 'nkong disini," menjaoet itoe gadis dengen manis sambil mengawasin pada itoe orang-toea.

„Ja, kaloe kau ada vrij, Sian-in, dan kau Seng-boen, saia harep sering-sering kemari," meneroes-ken itoe 'mpe jang baek.

„Saia boleh dibilang vrij hari-hari kerna kerdja sendiri, lain sekali dari 'nko Sian-in jang

beker-• C o e n i l o e m a n n f a K w a d f l b a r a 45

"dja sebagi boekhouder," mendjawab Seng-boen jang maoe banggakan dirinja.

„Ja, saia ada bekerdja dibawah orang poenja prertah, tapi 'nko Seng-boen ada toko sendiri, ia senantiasa banjak tempo vrij," mengakoe Sian-in dengen saderhana.

Matanja Keng-jan mengawasin tindakannja itoe

•anak moeda dengen sinarnja jang penoeh peng-rasahan kasihan

Lama djoega marika berdjalan zonder berkata soeatoe apa. Kamoedian baioelah Seng-boen ber-soeara:

„Eh, In, saia rasa hati saia maoe lompat dan pikiran saia terbang diwaktoe itoe nona kloear Maski dengen pakean begitoe saderhana, oh tida disangka didalem goeboek jang begitoe matjem ada berdiam satoe nona tjantik jang begitoe meng-gioerken

„Memang djoega itoe nona ada mengagoemken,"

mendjawab Sian-in dengen sakean pikirannja jang roewet.

VIII

3ans mana satoe. .. ? ?

Sewates itoe hari dimana marika dikenalken pada Keng-jan-nio, Seng-boen dan Sian-in ampir saben minggoe koendjoengin goeboeknja itoe orang toea jang penoeh dengen riwajat dan lebih dari itoe, kerna disitoe poen ada mengerem satoe Boenga Roos Mera jang menarik marika berdoea poenja hati dan pikiran. . . . ,

In document Liberty Tjerita-Roman (pagina 44-50)