• No results found

PETANI KOPI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Share "PETANI KOPI "

Copied!
118
0
0

Bezig met laden.... (Bekijk nu de volledige tekst)

Hele tekst

(1)

I I

jO)J /;

'''i.

'I I /5.; 1

,

f

PETANI KOPI

01 ANTARA PEOAGANG OAN KUO

Stem 1'f!otang Eksplcutasl dl Kecamatan Bandar.

f

K30upaten Aoeh Tengah

PUSA T LA TlHAN PE" El/TlAN ILMlJ-ILMU se-SIAL DAftUSSAlAM. UNO;' ACfH

Oleh

AGUSSALIM MUNADAH

Staf Penga)ar pada Universitas Muhammadiyah Kopert.is IN ilayah IX UJong Pandang

Pusat Latihan Penelitian IImu-lImu Sosial. Aceh Universitas Syiah Kuala

Darussalam Banda Aceh

1986

"

(2)

. ,

~,,/'.,' . .;IL ,/' rr..~ ITIt.H

F "IA ... ,.f K2Pl

Cl ,\ 'lA~ PdA .A' ''': DA!1 .. liD

Studi Tentang Eksploi tasi Di KccaJ!latan Bandar,

Kabu~~ten Aceh Teng~~

OLEH :

Staf Pensajar pacta U;rivers:i.tas tlllh=diyah Koport1e \'/ileyah LX UjUll!: Pandnng

PUSAT LATH.AH P;3:ELTIAll IL'10- ILMU SOSIAL DAHUSSALAN EAI;DA ACEH

1 )8;/1 ,86

(3)

i KA TA PEIlGA iiTA R

Dengan rehmat Al lah swt., pada akt.irnya kami dapat men:relecaikan penelitian ini yanz telah berwujud menjadi sehuah laporan atau tulisan. Hal inj hanya dimungkinkan oleh k2rena bantuan dari berbagai pihak perorangan, kelom- pok, l e.mbaga ~ rnaupWl keluarga . Kami yakin tanpa bantuan mereka, kerni tidak dapa·t menyelesaikan tugas ini sepertl apa adanya .

Untuk i tu pertama-tama, kami ucapkan banyak terirna kasih kepada bapak Prof.Dr. Raymond William Li ddl e yang dengan segala kesabaran dan toleransinya teleh memberi buah-buah pikiran .dan kri tik serta koreksi Belama peneli~<

tien dan penulisan laporan dilakukan. Sebagai tenagp ahli kritik-kritiknya memberi sumbangan yang sangat berarti dal am menambah pengetahuan dan pengal aman kami terutama di bidang penelitian dan penUlisan l aporan.

Patut pule karni sampaikan terima kasih banyak kepada bapak DR. Dayan Dawod, MA . , DrB. zainuddin Yahya maBing- masing sebagai direktur dan sekertaris PLPIIS, beserta stafnya, yeng telah memberi ~asilitas-fasilitas sehlngg.a karni dapa t bela jar den bek(!rja eelama berada di A ceh.

Di Aceh Tengeh, khuBusnya di kecamatan Bandar ,eebagai l okasi penelitian 1nl, karni cukup mendapat kemudahan-

kemudahan daIam pengumpulen data . Hal inl dlmungkinkan oleh karena bantuan dari berbagai pihak, terutama petani- petani kopl , pedagang, pengurus KUD, kepBla-k~pala desa,

(4)

T·e:nuka masyerakat, den Carnet Eandar. Untuk itu kepada mereka kami ucapkan banyak terilM kasih, khusuanya kepada kepala des<;I Janarata dan ibu yang selama kurang lebih tiga bulan hidup di- lingkungan keloorga mereka dan daIam suasana kehidupan kekelu- arg3an di pedesaan.

Penyelesaian laporan ini juga tidak terlepas dari kesempa- tan yang telah diberikan oleh YIIS (Yayasan llmu- nmu Sosial), isin belajar dari Kopertis

IX

dan Universitas Muhammadiah di Ujung Fandang. Untuk itu karni sampaikan penghargaan dan terima

kasih kepada bapak ketua YIIS, H. Ridwan Saleh r1attayang, SH.

(kordinator Kopertis IX) dan Kaimuddin Salle, SH. (eekertaris Kopertis IX) serta Rektor Universitas Muhamrnadiah KH.DjarnaIuddin A min.

Akhirnya , kepada iateri Kasmawati Kadar B.Sc., ana k-cmak:

FadIi, Fajri, dan Fikri serta AyahlIbu dan mertua , tul is2D ini kupersembahkan sebagai tanda terima kasih atas segala kesabaran memendam rindu selama setahun. Dorongan mereka memungkinkan kami dapat bekerja dengan tenang, baik seIama di deBa daIam rangka pengumpulan dEta , maupun penyusunan leporan ini. Kepada pembaca karni harapkan kritikan dan. koreksi atas segala kekurangan dari tulisan lni, semoga ada manfaatnya.

funda Aceh, Juni 1986

A GUSSA LIM MUllA ril H

(5)

DAFTAR ISI

FJalaman BH I PENDA E UL IlA :1

... ... ... .

1 A. RIlA llG Lll.GKUP /TUJ llA;1 PE;;ELITIA 11 . . . . .... 1 B. LATAR BELAKANG ~lASALAH • ••• •••• ••••••••• 2

C. 1'1ETODE PENELI TIAN

.... . ... .... ... ...

D. PENGERTIA N KONSEP

.... ... ...

E. GA MBA RA N mruM LOKA SI PENELITIA N BAB n . HUBmlGAN PETANI-PEDAGANG

.. .... ..

10

13

DALAN PERIlAGANGAN KOPI •••• • •• 20

A. PROFIL PEDA GA NG KOPI •••• •••••• •• •• 20

B. HUBUiIGAN PATRON-KLIRNT •••••• •••••• •• 38

C. UKSOR-UNSUR EKSPLOlTA SI ••••• •••• •• 49 D. SUfo'JlA NGAN PEDAGA HG TERRA J:I; P PETA NI

BAB I II KUD SEBAGAI ALA T PEt.'EI'1POS

65

EKSPLOlTA SI .•.. . ... . ••. •....•..•• 73 A. PROFIL KUD I'!USA RA iI LU1 . ..... ... ... 73

B. KUD llALAM KElITATAAN DIBA ~'DING PEDlGA:,G 84 C. KEGAGALAN KUD MEliGATASI EKSPLOlTASl .... 95

BAB IV PRNUTUP 103

J! . ](1JD DJ! N EKSPLOIA SI

... ... .. .. ....

103

ll. PROSES-PROSES SOSIAL LA I:I DAtI

PENGARUHlITA TEREJlIIIIP EKSPLOlTASI .. ..... 107 C. SHRAN- SARIlN ••...•. •..•..•. •.•• . •••• •• 0 109

Hi

(6)

BAB I PENllA HULlIA If A. Rll.UIG LlNGKUP,TUJUAN PElffiLITIAN

1

Peneli tlan ini berusaha"1r.1enjelaskan tiga unsur pokok yanC berinterkasi deIam satu keglatan ekon~mi pedeeaan, yai- tu: petani, pedagang dan KUD (Keperasi Unit Desal di bidang kopi. Interaksi mengandung pengertlan hubungan timbal balik yang saling berpengarUh antara satu dengan lainnya dalam bentuk: kerjasama , persaingan, ataupun dominasi/ekspl oi tasi.

Leblh jaub penelitian ini akan menjelaskan:

1. Pola perdagangan kopi dan interaksi antara petani dan pedagang sebelum berdirinya KUD. Bagien ini me- liputi: kedudukan pedagang di tengab-tengab petanl, bentuk bubungan yang erat dan ikatan-ikatan antara keduanya , bentuk atau praktek-praktek ekspl oitaai yang dilakukan oleh pedagang terhadap petani dan pengaruhnya del am kehidupan 60sial ekonomi.

2. Perbandingan pole interaksi entara petani, pedagang dan KUD serta kepent1ngan-kepentingan ap3 yeng me- ngikat dan melonggarkan hubunBsn tersebut. Dalam bagien inl juga akan diterangkan:. sumbangan peda- bang terhadap petani dan sumbangan KUD daIam menga-

tasi ekaploit.si yeng dilakukan pedagang terhadap petani.

Bertolak dari ruang lingkup di atas, penelitlan ini bertujuan untuk mengungkepkan sampai aejauhmana KUD aebagai alat perjuangan ekonomi yang bersi.fat kekeluargaan dapat

(7)

2

mcnghindarY~n ryetanl dari praktek-praktek yang merugikan dan menambab kelemahan peten! di pedeE'<1~ ll. Dengan kehadi:ran KUD '1nakah petani dapat diantar keluar dari sistem pcrdagangan k'Qpi yang bcrsifat monopol i nenuju sistE;' yang lecih bebas

d~n memb£ri keuntungpn yang lebih beser kcpada peten1. Peneli t12n ini diharapkan dapat memberi sumbanban pikiran bagi perencanaan pembangunan, khuBusnya yang berhubungan de- ngan pengembangan KUD di kabupaten Aceh Tengah.

B. LA TA R llELA KA JIG MA SA LA H

TujU2n pembangunan nasional adalah usaha men1ngkatkan ketahanan nasional di segala bidang . .Pengertlan ini mengan- dung makna peningktan kemakrnuran rakyat dan pemerataan kesem- patan ikut-serta dalam pembangunan serta kesempatan memper- oleh hasil-hasilnya . SaIBh SBtu bentuk ketahanan nasional adalah l{ondisi 50sial ekonomi yang stabil dan dinamis daIam masyarakat. Akar ketahanan inl peda hakekatnya terhunjam di pedesaan. Ral ini berdasarkan kenyataan bahwa: (1) sumber daya manusia

80%

tinggal di pedesaan, (2) sumber daya alam

juga diperki.rakan berada di pedesaan.

Sumber daya 1nl sebagian besar terdiri dari petani yang mengolah laban pertanian. S3lab satu usaha pertanian yang menonjol di propinsi Daerah lstimewa Aceh, kJ'msusnya kabupa- ten A ceh Tengah. adalah perkebunan k1pi; diperkirakan 75%

penduduk Aceh Tengah adalah petan1 yeng mengol ah l ahan per- kebunan kopi seluas 31.445 ha, dengan produksi rota-rata 10.681 ton per tahun. (PE~IIIA Aceh Tengah 1986: 23)

K~pi adalah salah satu ko~oditi ekepor, di samping mi-

(8)

nyak den gae bumi, yang mempunya1 peranan pentlng untuk me-

namb:"~ h dGvisa negara. Dal~ll1 usaha meningkatkan produksi ko- moditi ini ""8ka peranan utalT'.8 MruO dimainkan ~leh pcwni

s0b~~ai produsen. Buranan seperti ir.i barns ~c~pcroleh pen-~~~

dapaton 2tau pLng.h<;sila'l yang cukup d;=m wajar, agar tidak terjadi ketlmpangan dale:rD struktur sosiel yang memperlcmah ketahanan sosial ekonomi masyarakat pedesaan. Namun demiki- an t€rkadang apa yang secara ideal haruB diperoleh petani

daIam proses dan hasil produksi ternyata menylmpeng deIam kenyataan k2ren2 berOOgai 001 yang sangat kornp1eks, antara lain mungkin di sebabk2n, (1) fluktuasi harga kopi yang tidak stabU ; (2) adanya ik2tan da1am sistem i jon.

Keadaan seperti ini kiranya di sebabkan karen2 petani sendiri sebagsi ke1ompok ekomi 1emah tidak memi1i ki organi - sasi yang kuat. I1enyaderi hal ini, pemerintah membuat berba- gei kebijakan untuk mendorong tucbuhnya organisesi koperasi di masyarakat sebagai salah satu perjuangan ekonomi.

Presiden Republik Indonesia, Suharto bcrpendapat:

"Koperasi mutlak harus diban&un, karena koperasi meru.l..

pak2n wadah yans paling tepat untuk menghimpun kekll2- tan ekonomi mereka y?ng kecil-kecil d?n lemah. Dengan melalui koperasi i tulah sekaIigus kita berusaha meme- ratakan pembangunan menuju keadilan sosial. Koperaei harus dijadiY2n kekuatan ckonomi yang bcnar-benar de- pat dianda1k2n. Tanpa koperasi yaug kuat dan mengak2r di tengah-tengah masyaraket Indonesia m~ka pembangun2n be1um depat dik2takan berbasil. Kaperasi juga merupa-- ken wadah ekonomi yanG coo~k babi pelakasnaan asps ke- keIuargaan y~nu menjadl corak desar kehidupan masynra- kat Indonesia. Undang-undang dasar Bendiri menegaskan

(9)

4 bahwa neEara dan masyarakat IndonesiA yang kini dibz- ngun ~dalah neG8ra kekeluar[aan d8n m~syarakat kekclu-

?rbCl~n. Koperasi :nerupakSfl selah D.?tu j2waban 2t;ar perkembanran perekonomian modercn tidak terjerumus ke dalam kancnh perS?-inban keras yang kad~ng-kCldanG dapat salinG menk~tihan. Pengelolaan kopcrasi t,endoRknya dila- kukan denGsn sebaik-baiknya eehingga koperC!sl berl8r- benar dapat menjadi wadah ekonomi dal am masyarakat ma- deren (Kompas, Sabtu 13 Jul1 1985).

relam masyarakat sebel um koperasi berdiri, telah tumbuh usaba ekonomi SWBsta yang mempWlya i peranan penting dan cu--' kup kuat berakar di masyarakat. Karena itu usaha menggalak..;-,_

kan koperasi di tengah-tengah masyarakat tidak mustahil men- dapat tantan&an dari pihak "twast. (pedagan;;J. Ketus llekopin

(Dcwan Koperasi IndonEsia, Pro~.lr.Soedar80no fiadia2putro, mencemukaken bahwa perkemb~ngan usaha perkoper.asian cukup sulit, karena setiap tumbuhny? koperasi baru 5elalu ada pi - hak yang dirugikan. Mereka yang merasa dirur,ikan itu berusa- ha dengan berbagai eara agar koperasi tidak berkembang baik

(Kom)lAs, Rabu 26 Pebruari 1986).

Di Aceh Tengah, walaupun ped~gang hanya sekitar 5% dari penduduk usia kerja , namun dalam kebidupan 508ial ekonomi rupanya seear historis jumlah ini dapat mendominesi petani dan ba€,ian masyerakat lainnya . Pengussaan pedagang terhadap petanl sudah lama terasa memberi pengaruh nebati! dalam pro- ses pemerataan pembangunan terutema dfllam pemasar.an kopi pe- tani. Karena itu dilihat dari strategi perlbFlnbUllBn, adalab tepat usaha pemerlnt3h propinsi Deerah lst1mewa Aceh, ge1ama Pe1ita Ill, mencoba menjadikan koperasi sebabai salah satu

(10)

5 sasaran dalam mcmbina usa ha Lkonor:;i l emah.

t!~mun demikian, ha6ilnya masih jl3uh dari yanG diharap- Y.8n diba mini; d<mgan pclaku ekonar:.i l<3innya (F-3kul tas Ekon~­ Jli UnSyi2~ dan Bopp.da DISTl.

190 :

207). Koperes1 yeng d1ha-

I~pkEn f:.-.!bag<=li w?-dah ckonorli pedesaan yang beraifat kekeluQ,~ 3rgaan nampaJrnya belum memazyerakat, bahkan semakin menjauh dari jangkauan petani kec1l (Ismaw8n

1978: 22).

Korena 1tu ada anggapan bah\va mcnjadi anggota KUD justeru menjadl beban sepertl memenuhi kewajiban dan turut memikul resiko.

Berkaitan denf;3n itu Kantor Kopcrasi Aceh Tengab mel?- kukan berbagei usaha agar KUD d1 Acch Tengah depat berperan akti.!, terutama dalam membantu pemasaran kopi petani. Selah satu usaha ialah adanyC1 kerjasama antara KUD dengan ekspor- tir kopi. Dalam hel ini KUD diharapkan dapat belajar dar1 penGalaman kerjasamo t ersebut sehingQ3 pada tahap tertentu dapat bcrfunbs1 seb2gai pengekspor kopi. Untuk mendorong turnbuhnya kerjasama ini pemerintah member! berbag.ai fa6ili~~·

taa dan melengkapi kckuraohan-kekurAnban yang selama 1ni se- lalu mcnjadi aIasan lama terutama faktor mOdel. Lewat kope- rasi pemerintah beruseha. melindU1lbi petani dari bcrbagai praktek eksploitasi yang sangot merug1kan baik bag; petani maupun pemerintah (Penyempurnaan Perjanjian Kerja8~ma ~

Eksportir 1

984 ) •

Namun demikian, pengkaitan koperasi densan program pembangunan telah menimbulkan persoalan pembin2an. pembangu- nan mempunyai tempo dan tuntutannya Bendir1 yang seringkali tidak oepenuhnye serasi dengan tempo dan p?nd~ngan yang ber-

(11)

6

kcmbang d?lam p~rkumpul2n kOper~Bi. PEmb~nGun2n selalu teri- kp.t dene-an tarcet y2nb scrint,k?l i h3rus meubambil keputussn

c(;pat, d2!! delsm d~1-h21 tertentu fi;en(,ut?m-ak?n cfcktivit?s 08rlPrd::, (;flsi(;nsi. KAren? itu ?d? anbe:apan bahw;? KUD Mny?

bcrfuTlgsi scb?Cai alat u'1tuk l~elekE~nak?n ke'hij?k~n ekonorni p(;mcrlnta.b. yen£. m2kln j:3uh dari 6erak<Jn perjuengan ekonomi

rakyat. Mcnurut Soejono bahwa pada dasarnya gaf3san dan 1n1- siati! pembangunan KUTI datan!; dari atas sebsb2i bagian dari strategl pembangunan pedesaan yang bcrsifat rnekro. Akan te~~ tap! diusahakan bertemu dan berpadu dengan aspiresi (kehen~-

9.ak) potani yang sifat nya. mikro (Edi Soasono 191'3: 49). '1enurut Prof 4lr. Soed2rsono Badisaputro, KilD dimanf'aat- kan pcmerlntah sebagai w2hana pelaksanaan pembangunan yens direncanakan pemerintah, sehingge KUD dalam pelayanan da~

kel;iatannya tidak mernbedakan anggota dan non-rtnggota yang mengakibatkan kecilnya minat masyarakat untuk ~enjadi anggo- ta koperasi (Kompas, Senin 9 Desember 1985). krena itu per-

tumbuh~n koperasi hanyalah mencerminkan perk€~bangan kopera- : si yang lngin mencari fasilitas pemerintah yang memang mudah dipcroleh. ~erkembangan mutu koperasl tidak benyak diketahui . Koperasi juga member! angin ba~i kegiatan spekulesi untuk yeng memiliki akses kepada faBilitas pemerintah. Dan karena

menjad1 ssluran f~ etl i tas i t u pula ~

maka koperasl mcnjadi arena perebutan oleh berbagai kelompok kepentingen yang iDGin memperoleh keuntungan tanpa memberi sesuatu untuk kemajuan

koperasi (Dewam Rahardjo 1984: 247).

D1 plhak lain swesta melihat f~Bilitas itu cukup menjadi

(12)

7

saingan bile terorg?-nisir den,;an bAlk. B?gian-bagi~n terten- tu yanc cukup lues dari pcnbhidupan e~onomi yang seharusnye

menj?di bBr?pan koperasi sudl'lh dlrebut oleh 5cktor 5\'1asta

dan koperasi masih harus mcrebut kLmbali wilayoh gar?pan

ltu. Situasi ini discbabkan karcna s&ktor koperasi masih t (;..r:lmat lemah atau kuran£ dipercaya stau 6sktor lain ber- kembang lebih dahulu (rewa", Rahardjo 1984: 247).

Kondiai koperasi sepertl yang telah digambarkan secara

umum menimbulkan pertanyaan: "mampukah RUn menggantikc:m pe- ranan atau minimal menetralisir praktek-praktek pedagang yeng mcruglkan petanl" Untuk menjawab pertanyaan inl eeo- rang pencliti harus mempelajarl ape fungsl dan per~nan pe~

dagang (tengkulak) di pedesaan. kemudian mempertimhangkan apa fungai dan peranan itu dapat dilakaanakan oleh koperasi

sebag~i organisasi pctani sendiri yang didukunG oleh petanl anggotanya . Kalau dengan melalui kopcr~si peteni mera8~ ya- kin bahwa hasil kopinya akan memperoleh har~ lebih tinggi. sehingga penerimaan hasil p~nennya menjadi lebih beser, ma- ka mereka past! akan memilih organisasi mereka sendiri dan sedikit demi sedikit menJauhi tengkulak perorangan. Bila keadaan demikian telah tE::rcapai maka otornatis "tengkulaklt dan "pengijon" terbcrantas karena fungai dan peranannya telah dilaksanakan olch koperasi peteni atau KUD (Muby"rto 1983: 161).

C. METODE PENELITlAN 1. Loka si Penelitian

Peneli tipn ini mcngambil lokasi di kecamatan Bandar,

(13)

8 kabupaten J. ceh Tongah. K<cemotan E.,nd?r dipilih dongen pcr- tlmb?nuan sCb~bai berikut.

1. Sebr.lgian hesc>r pendudu.k.z;.ya ~dal?h pe:t2ni kopi.

2. Lc:.ca:nat.'3n Bander adalt'h s~l~h setu pns.:?t pordaga- n,San, t€:rmasuk pLrdagangan kopi yang r:"'mai di Aceh Tenbah.

3. Di ke~amatan ini ada petanl, pedag~ng kopi, den KUD.

4. Lakesi i nl mempunyai produksi kopi j!?ng fllcnonjol baik jumlah maupun kualitasnya dibanding dengan kecamatan lainnya di i>ceb Tcnc;sh.

2. Teknik Pcngumpulan J2 to

Penellti?n 1ni bersifat cksplanaai, selpin akan membe- ri uraian yang bersifat deskrptlf juga okan memberi kete~­

ngan yang bisa dijadik2n bahan pertlmbangan deIam kebijakan pemerintah rnengenai koperasi. Schubungan dengan ini, pene- l iti mcnggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.

1. Observe si Iarti6i pasi

Tcknik uta~i yeng digunakan oleh peneliti adalah observesi partisipasi, dimana peneliti langsung kc lapangan dan selamo kurang lebih ti ga bulan hidup di pedesaan, ber&2u1 dengan ~syarakat, me- ngamati pcristiwa-peristiwa yeng berk?itan dengan obyek penelitian, serta ikut daIam kegiatan yang biea mendukung perolehan da ta .

2. Wawancara

Teknik waw~ncara yang diIakukan adalah W3wancara

(14)

9

·~tcreI'C'h. Wal<!upun pe.ncl i t i tidak I!lcr.Sc;u..nBkan d~n

mcmcbang pcdo!'!"X1n waw~ncar~ SGCara tertuli s , namun

d~lam pikiran p~neliti t~rsusun gr-ris-garls bCS2r

inior~?si d~n 1~ta ynn6 diperl ukan d~ri rEspondent informan. Wawancara ini p~ncliti lakukdn terhad~p

beberapa orong petani, pcngurus KUD, kcp21a dese, pemuk.c1 masyarakzt, p€dagang masing-masing seeara terplsah. Di antaranya ada yang diwawancarai tiga kal i sebagai in.forman pokok. IEl am setlap wawancara penel i ti menggunakan alat "tape recorder" untuk . rnempermudah jalannya wawancara sGrta pengurnpulen informasi Becars utuh.

3. Populnsi dan Sampel

Untuk tujuan scbaGian ~n~11t1an ini, senna anggota KUD yang btrada <lal ar.! wileyah keoamatan l?end~r dia anggap seb?gai sebuah populasi dan disampel secara

ilmiah. Sampelnya diambil secara ?cak (random sam- pling). Il3ri 293 anggota KUD tela h di tarik Idiundi

semuanya untuk mencari 30 orang ynitu 10% yang di- jadikan responden. Kegun<'tan responden inl hany""p terbatas pada bagian-bagian tertentu daIam peneIi - tien ini, terutama d~lam bagian perbandin~n hubu- ngan antara petani-pedagang, dan petani-KUD. Res- ponden yang terpilih sebagai sampel semuanya adalab petani kopi sckal igus anggota KUD. Jadi pemilihan responden dan penggunaannya hanyalah sebagei pe- Icngka p dalam pengumpulan dan analisa data sebab

(15)

10 yan[' t(;rpokok . adslah d3ta yang bersifat kua- 1i t~tif yzng dlpcrolr..h dCnban obsE:!'V:"si partisipasi dan waVlanC?:r?

Untuk kcperluan 3W'llisa data, penel iti menbguru'lJvln an;'l- 1i88 kualitetif yanE; didul~ung oleh tobcl-tabel ku?ntit?tif

pada bagian-bagian tertcntu, terutama pacta bagi2n yeng mcng- gunakan 82mpel dalam pengambilan data. 'l'abel-tabel tersebut pada dasarnya hany.a bertujuan Memberi gambaran yang l ebih kongkri t dari. uraian-uraian yang bersl iat kuali tati f . D. PENGERTIA N KONSEP

Delam bagian ini konscp ycng paling penting dan perlu di jelaskan adalah pengertian dan maY-nE dari "ekspl oi tasil) . Delam bukunya Moral Ekonomi Fetani (1985), James C. Scott, seorang pencliti di bidang ini, berpendapat bahwa inti pengertian ekspl oi tasi ialah adanya sementare individu,

kelompok, atau ke13s saala1 yen€; secara tidak adil atau ti- dak wajar menarik keuntungan dari kerja, atau atas kerugian orang lain.

Di d21am de:fenisi Scott, istilsh-isttiah pokok. adaIah

"tidak wsjar" dan "tidak adil" itu. Selama ini sebagian be- sar penulis yang mt.:nt;ac.akan peneIi tien berdasarkan konsep eksploitasi bertolak dari aSQ~si bahwa mereka tahu dan bisB merincikan apo makna atau isi dari ketidakwajaran dan keti- dakadilan. Scott tidak berpcndapat demikian. Bagi die titik tolak konsepsi eksploitasi adalah persepsi orang yanG ber- sangkutan. /;pa persepsi katun petani di .A sia Tenggara tentang ekspl oitaoi ? Kesimpulan Scott, sctelah mengadakan penel i ti-

(16)

11

"'n dokumEntcr tcntar"'G sCJ<:'rah pet.'lni di ~b~d du<"'puluh di beber;-.oj)a ~eQra di A ~i~ 'fun ,.,rr, ,dal?h bahwa sclamn kcper- luan flubelstensinya tC}, j?min oleh patronnya , din tidak akan mer8sa dicksploitir. Hcnekaitkan {;k~ploitaflj d~nGan revolusi

Scott s€l<mju'tnya 1~('''bhipotesRkan bt'lh\lla pct~ni tidak akan bcront!:<l{ kr'l,'u tidak !'!lC:r:'S3 dieksploitir.

Penelitian ini tidak mcncari sumber revaluei di Aceh Tengab. Namun demikian, scbagei seorang antropolog, karni atau peneliti tcrtarik oleh pendekatan Scott yang berusaha meli.hat dan mengertl makna duma 50sial rnclalui mate menusia yang dipelejari. Pandekatan Ini, agaknya, lebib rncncerminkan kenyataan daripada pendekatan yang hanya mengandung oakna- makna yang diciptakan atau diyakinkan oleh peneliti sendiri.

Ikngikuti pcndekatan Scott, d1 l~pangan k:;!j!li nenanyak2n langsung pem2haman masY8rakat tani tcntang eksploi taai. n;.ri

jawaban-j2waban mereka dan berba£ai pcngarnDtan dan inf'ormasi loinnyo. k2mi simpulkan bahwo petani kopi di BendEr dapat dibagi dalam dua golongan: yan(' mpsih berhubungan erat dan yong sudah hebas dari ikatan pedagang.

Go10n1:.an pertama, Bcperti ditemukan Scott, tid2k merasa dicksploitir. Tetapi golongan kedua seakan-.kan tanya baru tcrbuka setelah mereka berhasil meng>mbil jarak psikologis dari kaum pedagang. Mereka mennuhi Bubsietensinya seC2ra mandiri sekarang. ~n mereka sudah 'P3hem ham/a RcbcTl8rnya pengalaman yang pernah dir:1sakan ad:::!U1h praktck penekanan.

Pencmuan ini scbenarnya tidak T!lcrupakan kri tik terhadap Scott, sebab dia ~eng"takan bahwo persepsi pctani dipengaru-

(17)

12

hi ol ch kondisi dan kcads::!n Bor-ial-cKonominya . Gol ongan pcr-

t~ma dan kcdua tadi Mcm8ng berbeda kondisi sosi?l-eKonominya,

schingg~ I!icreJa:o wajar mempunyai pcrsepsi y~ng sangat bcrlei- nan tcntang ell" yan~ dilakukan pedageng-pedagan!; di Bendar.

A p.'1 perscpsi golong<"ln yBng sud?h bebas d2ri ikatan ped~­

gang tcntang eksploitasi? Prektek-praktek yang dianggap pa- ling eksploitatif, dan yang akan kami gunakan delam peneliti- an ini sebagai tolok ukur ~ksploitasi, adalah sebagai beri- kut:

(1) Pedageng merahaaiakan harga pasaran yang aebenarnya untuk memperoleh keuntungan sebanyak mungkin. r""nipulaai ini sering terjadi p~da saat hargoa kopi ti dak mcncntu, terutama bila frekuensi :fluktuasi harga itu cepat sekali. Pedagang dapat menutup informasi harga pas~r~n yang sebenarnya dua atau tiga hari bile har"a naik l ebih tinggi dari harge sebe- lumnya.

(2) Pedagang memanfaatkan kebutuhan petani akan komodi- ti-komoditi pokok untuk mcnjerat mereka dengen harga-harga tinggi.

(3) Pedagang menGL;U1l2lwll sistcm barter (pertukar<>n ba- rang pcrdagangan lainnya) untuk mcngelabul petani.

(4) Pedagang mengharusk;m petani untuk meboyar kembal i utangnya kepada pedagang dalam bentuk kepi . Kal au harga ke- pi meningkat antara wektu mcminjam dan membayar kembali petani akan rugi.

(18)

E. GAllBJill.l.ll UNUN LOKA SI PENELITIJ.N 1. Pot~n6i Ekonomi

Kccam~tan Bandar terletak kira-kire 26 km di sebelah timur kota Ta i<engon, koto ka bupa ten Da era h Tingka t II A ceh Tengah. Wilayah pemerintahan kecam:3tan Bandar tcrdiri d::3ri empat puluh desa dan empat mukim dengan l nas keselurunan 986,02 km2. Daerah ini mempunyai batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah utara: kabupaten A ceh Utara .

13

2. Sebel ah selatan: kecanmtan kota Takengon dan keca- maten Bintang.

3. Sebelan timur: kabupaten Aceh Timur.

4. Sebelah baret: kecamatan Bukit dan kecamatan Silih Nars .

Jolcnurut do ta potensi kecama tan Bandar (1984) penduduk- nya berjumlah 25.170 ji"a atau 4.578 kk. Ketegori penduduk menurut jenis dan gol ongan mate pencaharien terdiri dari 24.287 petani, 150 pegawai dan 1.058 ped.gang.

~erah kccamatan Bender sebagian besar terdiri dari dataran tinggi yang nemiliki lahan pelkebunan dan hutan yang cukup luas. Kebun-kebun kopi terbentang BepanjanG

jalan-jalan dese, di setiap perkampungan, dan di lereng- lereng buki t yang turnbuh subur. Selain i tu tanal1')P!n-tanaman sampingan seperti: kentang, kol, kacang merah, den bawang mulai diusahakan oleh petani. Di antara gunung-gunung atau di lcmbab-1Embah terdapat sedikit areal persawahan tadah hujan.

(19)

14

Dari 15.604 ha areel pErk~bunan, t crdapat 12.596 ha kcbun J{opi yang semuanya nc?l ah perkE.blU1an rakyat, sebagaimn-

na

t ergambar pada tabel bcrikut •

TABEL 2 . ARDL DJill PRODUKSI TA"AH PERKEBUl\AJJ KECJ. MA TA 1/ BAEDJi R TA IiUii 1 983

No. Jenis Tanaman Luas areal Produksi

ha

%

ton

1 • Kelapa 57 0,37

2. Kopi 12.596 80,72 1.256

3. Cengkeh 27 0,17

4 .

Tebu 46 0,30 138

5. Tembakau 2.878 14,44 7.195

Jumlah 15.604 100

Ik11e pogunungan yang tingginyo rata-rata 1.400 m dari permukaan laut dengan suhu normal antara 12 - 21 Qc aCC2ra

tekni s memungki nkan tumbuhnya pohon-pohon kopi dengan subur.

Bila dibanding denean kccamatan lain yang ada di wila- yah Aceh Tengah, kccamatan fundar adalah daerah produsen kopi yang terbesar; dari 30.871,75 ha kebun kopi (1984 ,'1985) 12.024,75 terletak di \.ilayah kecama tan Bendar. Sementara itu produksi kopi Aceh Tengah tahun 1984 /1985 sebanyak ~

10.681 ,230 ton; dari jumlah ters.but 2.858,100 berasal dari kecamatan Bander. Melalui tabel berikut dapat digambarkan l uas kcbun kopi den produksi setiap kecamatan sebagai bahan perbandingan.

(20)

TABEL 2 , A REA L DAII PRODUKSI l'E)RKEBIDa 11 KOPI KA BUPA TEll A CEH TE.;GA H

TP. HUN 1984/1985

110. Kccama tan Luas Kcbun

(he) Pre~ukS}

ten

1 • Ket. Tak€ngon 1.243 660,320

2. Bebesan 4.468 1. 679, 380

3 .

Pegasing 2.092 754,380

4 .

llukit 2.914 1.282,860

5.

Bandar 12.024,75 2.854,100

6. Timang Go jah 3.256 1.559,370

7 .

Silih Nara 3.839 1.061 ,860

8. Bintang 1.453 726,300

9. Linge 271 88,650

"

JumlP.h 30.871,75 10.681,230

15

Dari 15.604 ha tanah perkebunan di kecpmatan BRndar terdapat 12.596 ha kcbun kepi (1983) atau 80,72% dari jumleh seluruh tanab perkcbunan. Dengan demikian tideklDh menghe- rankan kaleu roam pcncah2rian utama pcr.juduk adalah pertanl- an/Usaha kebun kepi (potani kepi) dan pordagangan kepi

(pedagang kepi) .

Di kota kecamatan, petani selain mengelah kebun kepi sebagian memiliki pekerjaan semplngan "mecokll (jual-jualan, buruh, tukang). Pekerjaan sampingan ini sangat mendukung usaha kebun kepipetani, terutama kebun-kebun yang baru dibu- ka Y3ng memerlukan modal.

(21)

16 2. Patensi Sosie1

Penduduk keC2t!2tan .Rendar terdiri dari tiga suku bangsf'l yaitu: (1) Geya (penduduk asli J,ceh Tenrr2h), (2) Jawa, (3)

hceh~ Selain itu terdap~t pule oranG-oren0 pendRtang dari suku minanho Nama-nama desa memberi gamba~n m~yorit2s ~uku

yang mendiami dea8 tersebut. ~1isalnya dcsa Benerkeli peh pada umumnya berpenduduk suku Gayc; deBa Purwosari pada umumnya berpenduduk suku Jawa. Sedang suku h ceb hanya menguasai

tcmpa.t pusat-pusat perdagangan; sebagian beser terkonsentra- sidi kota kecamatan.

Suku Gayo dan Jaw8 umumnya adalah petani sedeng suku Acch berusaha daIam perdagangan. Hampir sel uruh tako, ked::-i

dan uBnha perdagangan kopi adalah milik orang A ce}'! .rang seba- gian besar bera S~ 1 dari A ceh Pidi e. Suku A r-~i.I 1nl menguasa 1 wilayah pusat-pu8C?t perdacangan di \- ~i3matan Bandar, terutaJ'l18 di kota k~camatan, Pondok Bar~ Scbagi~n keeil tersebar di dcsa-d{:.sa dimana merek' .lIcmbuka kcdai konsUInSi sambll bcrda- gang kapi.

Di ,_ ~ap desa tidak terdop8t pasar. Satu- satunya yang ada . .1. keca:ustan BanciP-r adolah Pasar Pcn::ok Baru terIetak di tengah-tengah kota kecamatan yang menpakan jantung . --_

pcr dagangan. Rl ear yanl; (lisebut "peukan" ('a ha sa ~ ceh) h2nya berIangsung sekaIi deIam semingcu yaitu P9!e setiap har1 J"umat. Ini rnerupakan pcukan raya , karena ~·:>ELTian besar penduduk dari seluruh dcsa datang kc peukJn tersebut. Pada hari-hari lainnya taka-taka dan kedii tetap t erbuka sepertl b1a sa .

(22)

17

Di p2sar Pond0k Baru terdop"t dWl kategori (pedagang).

Pertmnp, penju"\l yaJ'l..g mempunyai toko at~u kcdpi tctC'P.

Kcdun adalah penjual tid.k tctap atau banya dotan£: berjualan pai:W waktu "urou peulr.an" (bahasa J, ceh) atau hari pekan dan berpindah-pind.h dari s.tu pcukan ke peukan lainnya .

Pasar pondok baru tcrdiri dari tiga bagian 105.

Di bagian pertama di pinggir jalan aspal terdapat toko-toko dan ked:?i yang menjual barang-barang campuran, k2i n, pakaian,

barang-barang elektronik dan se'begian toke yang sekaligus berfungsi sebagsi rumah pedagang kopi dan basil bumi lain- nye. Di entera deretan toko~~oko di pinggir j21an aspsl

tersebut terda pc:! t S2 tu-sa tunya toke erna s millk orang A ceh yang juga berusaba di bidanll kopi. Di bagian kedua terdapat dcretan kcdailtoko yeng menjual baranc-barang k nSUIDei.

Salah sato di antarany" • • ebuah t oko konsumsi yanll paling bessr, pcmiliknya adalah orang lIceh yane; juga pedagang kopi yan{; paling populer di kecematan llendar saat ini. Pada bagi- an kctiga terdapat 108 penjual H(8'Q, eayur-mayur don rempah- rempah, tempat penjual-penjual eceran. Satu lagi bagian yang tidak tetap adal ah pi nggiran-pinggiran jal an di dal"m posar tempat penjual barang-barang kelontong. Bagian ini hanya terisi pada hari pekan.

Sebagian beser desa di kecamatan Bandar terl etak jauh dar1 pusat pusat pasar. Karena itu penduduk hanye sekal i semi nggu ke peukan untuk mambeli keperl uan hidup dal.m jumlah yang banyak. Sedang untuk keperluan schari-bari yang sedikit

jumlahnya, mereka membel i di kedai yang 2da di set iap desa.

(23)

18

Selain karena jar~k yang jaUh, juga tidak .danya alat trans- port umum yang menghubungkan kota k~camatan dengan dcsa-des~

di sekit2rnya .

Alat transport yang ada di kecamatan adalah gerobak, IIkcrcta 11 (fstiIah Betempat untuk sepeda motor) dan "motorll (istilah setempat untuk mobil). Kctiga alat tronsport terse- but merupakan kendaraan pribadi den pengangkutan barang daga-

ngan.

Di l1hat dari jarak sebuah desa dari kota kecamatan, eemakin jaub letak desa tersebut dari kota kecamatan, namp8k- nya semakin tidak teratur. Di kota kecamatan rumah-rumah

penduduk dibatasi dengan pagar-pagar eebagal batas tanah, dan letaknya terkonsentrasi atau saling berdekatan. Sedang rumah- rumah yang jauh dari pus~t-pu5at desa l etaknya terp€ncar-

pencar. Arahnya pun tidak teratur hanya mengikuti letak l ..•

kcbun. Setiap rumah diselingi dengpn kebun-kebun kopi.

Di sctiap desa terdapat jalan- jalan dcaa yang sebRgian bcaar dapat dilal ui dcn(;an koreta walaupun payah. Jalan-jalan kampung adal ah jalan tanah yanr; cukup liein b110 kena hujan. IIampir tidak ada jalan yang rata; kalau tidak mendeki,

menurun.

Di set1ap desa terdapat sebuah "mcunasahll (istilah bahesa Aech untuk langgpr) yang kelihatannya tidak lcbih buruk dari rum.h penduduk pada umumnya. !Bn di pusat-pusat yanr; padat penduduknya terdapat sebuah mesjid. Meunas.h scl oin berf'ungsi se"bagai tempat pengajian anak-anak juga dipergunakan sebagai tempat pertemuan warga nesyerakat.

(24)

"19

])1 !tota kec~Hna tan terda pn t tiga meuna eah yang m.:3 sing-ma sing diberi na~" dari tiga suku :,'''!ltu ID(;un.?sah Gayo, Jawa dan h ech.

Dibandi ng dc:nc;an eesf'I-des;?; l Elin, desa yane ada di ko~

keeamatan dan sckitarnyo tint;;kat kehidupan petani lebih ",.ak- mur. Hal ini depat dilihat dari pola konsumsi dan fasilitas yeng bisB dinikmati. Di kota kecamatan, utamanya di desa- deBa Jawa , pola makauan kebih bervariasi. Selain itu merek2 mendapat fasilitas air l edeng dan penerangan listrik. "

Sebagian penduduk termasuk peteni memiliki tclevisi. Semen~

tara itu di d€sa-desa yang jauh dari kota kecama-wn diguna- kan alat penerangan "1ampu ga sI! (lampu minyak).

(25)

20 BAB II

HUBUNGA N PEI:II GJdlG-PETll NI IlA LI! M PERIl! GA NGA 11 KOPI

~ . PROFII PED. Gb NG KOPI

1. ktar Belakan" Sub Kultur

Pada umumnya perlagang, tidak terkecuali pedagang kopi,

mempunyai berbagal sifat/sikap: (1) kemauanlkculetan.

(2) kemampuan Ikeehlian, (3) modallkeuangan, (4 ) kesempatan, (5) kesedi aan mcnanggung resiko, (6) di sipl in lloyal i tas. Selain unsur-unsur kemampuan seperti ini pedagang dilengkapi

dengan karakter yang bersumber dart pengaruh latar belakang budayanya, jenis usaha yang dikel olanya, serta kondisi 80si - a1 ekonomi tempa t dimana dia bcrusaha.

Dilihat dari 5udut asal daerah atau Buku, pcdagang kopi di kecamatan Eandar dapat dib3gi ke dal am tiga kel ompok suku: bcch, Jawa , den Gayo. Dari ketiga Buku inl depat dl perkirakan bahwa 90% pcdagang adalah suku A ceb yang pada umumnya berasal dari Aceh Pidie. Mereka dapat dianggap 8eOO- gai pembuka jalan perdagangan kopi dari wilayah produsen ke daerah eksportir. Kedatangan mereka di Bandar memallg scrnata- mata berdagang saja. Semua informan pedagang mengata~~n (; tidak memiliki kebun kopi.

Di A ceh Tenra h, pada umlliilnya. sentre -sentra perda gangan di tempati oleh orang A ce.h. Mereka ada.1.t:lll perantau. Pusat- pusat pertokoan dan pasar di setiap kota kecamatan dapat di katakan hilmpir semua adalah orang .Acch. lada mulany:i

sckl tar t2hDn 1960-an sentra-sentra perdaganglpas?r berpusa t di Takengon dan kota kecamatan yang terl etak di pinggir ~-..

(26)

21

ja1an Bircuen (kabupatcD Acch Utero ) - 'l'?ken"on (kabupatcn Acch Tcngah) . Scdanb kccamnt?n E2ndar mcrup~kan daer~h yeng

tcrpenci1 dari ja1ur pcrnar,anGan ini. Kc?daan ini disebabken sclain k2rt,.;n? wilayahnyn terlc;t2k jauh dari j81ur jalan

t erscbut di atas, juga p2dft se.<'t itu bel um ?M produksi pertani3nlperkebunan yang menerik minat para pedZP'2ng. Kopi dan tembakau belum berhasil.

Sebe1um kopi dan tembakeu berhaail di kecamatan Bendar memang sudah ada juga pedagang 11 ceh yang menetap, tapi jum- lahnya ama t sediki t dan mer-eka Ii1E:mbuka kcda i konsurnsi. Pcr- t engahlln tehun 1960-8n produkai kopi mulei nampak. Bcr sama- an dengan itu mulailah pcdagang-pedagang Aceh, balk yang berada di seki tar jalur jalan Bireuen - Takengon maupun yeng berada di Pidle, berbijrah ke keC8ITIDtan Bandar. Peda awal nya mereka bukanlah pedagang-pedRgang besar; mereka adalab peda- gang-pedagang keci l yanc bcrusaha dari bawah.

Salah satu contoh yang cukup menarik adal ah pengalaman Pak Iskek. seoraIl{: peda£an!: kopi yanr pal ing terkcna1 di kecamatan Bandar S8P.t ini dengan omset pembelian yang paling banyak d1bandinr dencan pcdoGang kopi 1ainnya. Sepcrtl lazim- nya orang-orBng Pidi e yang sudab dcwasa , putus sekolah, tidak mempunyai pekerjaan. die malu (pantang) t1ngga1 di kamnung. Bagi orang P1die kecendcrungan pada materi "angat kuat.

&1 i o1 nampak pada beberapa ungkepan yang poru1cr:

1. Pcng pi abeh gnseh pi kureuenG, P€Uc lom tatueng kerno ke hina. Makaudnya . Wlng habi s ka6ih pun kuranc, untuk apa dl terima l aei kflmi BUti3h hine.

(27)

22 2. lk1_cb ~on peng, mate pi neon pcng. foiaksudnye t hi-

dup rtenGLln uanc., meti pun denban uang. Kicasanny?

untuk hidup orane- hal'U3 bek~rj:'\ keras dan beramal supaya selamat clunia akhirot (Hadimalyo 1981: 32). Faktor-faktor inileh yang mendorong pak Iskak mening-

galkan kampungnya untuk bcrhijrah ke kecamatan Bandar pada t ahun 1961. Pekerjaan pertama yang diusahakan adalah sebagal penjual ikan yang berke1111ng cari satu kampung ke kampung lain yang disebut Ilmuesell (bahasa Aceh). R:ida saat itu

perdagangan kepi masih sangat tcrtutup, terutama soal pema- - sarannya, sehingga barga kepi yang scwajarnya belum dikcta- hui secara jelas oleh patan1.

Pak iskak menggunakan kondisi seperti ini dcngan baik. Karena itu 5ambil menjual lkan, la aering menuk:;lrkan C

dengan kopi . Fetani sendirl mc~s~ tertolong karena sulitnya memperoleh ilr.an akibat pasar yan{: cukup jauh. Deng2n sifat bemat dan ulet , dia berusaha meningkatkan mod21nya . Ketika die merasa cukup mampu din membuka ked~i konsu~Bi den meng- hcntikan pekerjaannya sebagai penJual ikan. Usaha ini dimu- la1 pada tahun 1965. Di sampi ng usa ha kedai dia juga malai mengembangkan pembelian kopi. P.?d2 awalnya dengan modal yang masih sediki t diD baru dapat dikotegorikan pedagang rawon

(pedaea!l6 keeil; akan di jelaskan) . Dlri tahun ke tahun mom-l- nya semakin besar, den dengan itu pul2 dia tel?h melewatl

jenjang-jenjang kat~gori pedagang. Akhirnya sejek tahu 1979 dia sudah menjadi take (pedagang bcsar ; akan dijelaskan). kepi.

(28)

...

_--

....

23

Hampir semuc pedagang kepi yanb ccrhasil mengalami per- jalanar. k8rler 8epertl ini Mulai dar1 tanGg2 pertaJTJa sebeg2i pedegang r?wen. Prestasi y~nt dipcraleb pedai;ant;-pcdagf'!ng ini scsun&[Uhnya ti~ak terlepas dari etas kerja mcrcka, scbagai sumber motivasi Jang meneant2r mcrckp. ke jer,j2ng peranan ckonomi yang sekaligus mengengkat mercka ke tin~kat 12pis~n

soeial yang tineri dalam struktur s061al.

Dr2ng- oY?ng Pidie sangat tcrkenal eebarai oraIl[ yane berjiwa rantau atau "meuranto" (bahasa Aeeh). Mercka y2nr pergi mer2ntau enggan kembali ke kampung scbclum ~Bpat

mengumpulkan uang dan mengranti pakaian yang dipakai sewaktu perri merantau. Jika merc.ka kcmbali tanpa ada perubahan pada dirinya munrkin akan mendapat ejekan dari mesy~rakat teruta- ma orang tua yanr serinR berkata IIJak larec jak lan~i woe lagee woe l?ngai ". Naksudnya! np, rang habis besi binasa 11

(Ahmad Sahur 1976: 25) .

Keberhasilan yang dicapgi di rantau eken dt'lpat merubah tiJ1{tkatan sosia1 SC6corang delsm masyarakat. Di PicUc ting- katan sosia1 lebih banyck ditentu~n olch status ekonominya. Latar belakang sosi-kul tural inilah yanc mcmpent::aruhi po la perdacallbsn kopi di kecernatan Bfandar yane diMWC> olch orang-

orang Pldie. Tinpkatan tcrtlnggl di bidane ekonomi discbut take. Biasanya scseoreng dirolotlr"kan menduduki tinrkatan toko bila telah mempunyai beberapa orang t€na[~ pembantu dalam usahanya . Di bawah toke ada dua jenjang labi: pedarang rneneneah (aGen, istilab di ltceh) , dan pedaganr keeil (rawon, istilah di A ceh).

-

(29)

_._--_

....

24

Po12 ini buk~n merupak8n struktur ped;:lf'anr saja, wpi jura struktur jarint.an pErd8fani~aTI kopi dimaTI? ?nt::lra s.atu rlenr.en yenr lain '!'Icmpunyal kerjas~m:l yan[: apik. Toke memberi modal y.Eprof'a a(;en ~~n Ar"C;D mc~b€ri model kepada neda;-an!", r?- won. Adapu."1. jurr.l;?} model y .... n£.S diberikan tcr,q'ntunfT p:?da tingkat keterikan mereka masinc-masinb_ Akan tetapi pada umumnya modal yang diberikan pada Masing-masinc jenjang peda- gang 1 tu berklsar antara 50% dari kemampuan omset pembelian- nya. 1nl mcrupakan pola ur.mm yang dikembanGkan peda!;8ng- pedagang A ceh, walaupun Jl .... antaranya ada juga yang menganut sistem bebas yang t idak tcrikat pad.2 seoret1£' a~en atau toke. Namun sistern semacem lni jumlahnya atau proscntasenya diper- kirakan sedikit.

Dalam me:rl.bErikan bantuan plnjaman modC31 (JAri toke ke .>

agen atau dari agen ke pedacang raw on tlcak ad~ jaminan

"borok" yane meneikat ba£;i si peminjam dalam pcngembalian kredit yang dipinjam. Beberapa in:forman menr:atakan bahw~

yang dibcri bantuan pinjaman adelah tlkawan sendiri lt, tidak eembar2ng pedeganc:. Dari berbagai wawancara nampaknya yang mereka maksudkan dtngan kawen adalah orang YBnr,: (1) bisa diajak kerjasam2 daIam bisnis; (2) mempunyai hubungan daganc minimal tiga tahun; (4) bclurn perneh menipu; (5) belum per- nab menyeleweng dalam pcncertien menj~l kopinya kepada podasang lain; (6) mempunyai karier dalam perderan~an yang meninGkat dari tahun ke t.hun; (7) menetap di kccpmetan Bander; (8) ada hubunf"n kcluerr,a (ini relatif).

Berbede denr:an oreng Aceh yanr: sudah lama berdagang

(30)

... .

---

.

-

..

25

kepi, o~n.· J?wa muncul sebr:C:"Ii ;)edac:'!nt, r.?ru seki tBr emapat tabun yaDe 121u. i~crck.'" p:'Jda uf'"'ll.'l\nyr:l berlat::\rbclakanr petani4 Semua inforMan meny?takan bahwa yanr menctoronr mcrcka menja- rli pen? :2~£ i~lab denf,pn mclih~t keberhEsilan oranr Acch. ioicrcka berp<;nd?'OPt "Xi t? lit?t orpnl. 1J c.;;h tinrrpl cli Pond ok

B2ru t2nye' mcnyew2 ru:-~:"!h4 HerekC' tidak puny<=, kcblUl, tet~pi

ki ta lihat kehiduP2nnya l ebih baik dari orang kita J2W~II.

Oran,; Jawa dewasa ini baru berada pada tingkat pedagang rawon atau agen. Dalam tinrkat yang s~ma dCn!;2n pedagang Aceh, kemampuan mereka: masih sangat terbCltas, kira-kira 50%

dari kemampuan pedacang A cch. Berbcd? dengan pcd8['ang: A ceh, mercka mengembangkan poLa perrlagangan koper.etif. Fada aWnl- nya mereka tidak mempunyai mod21 yang siap, kecuali dari hasil kebunnY2 sendiri. Ncreka hanY2 diberi kepercayaan oleh

keluarganya (yaitu beberapa oran[ seja ) untuk menp.unpull<.an hasil panen untuk diproses dan dijual dolam bentuk tingkaten kopi yan{; l ebih menl!untungkan. Salah seoraD(; ini'orman (peda- t;ang orang Jawe) menr2takem "Pada mulanY2 saya hanya menda- pat kepcrcayaan dari teman-tenan. Kepi yang seya kumpul kcpunyaan teman-tc'-2n yenf saya tidak beli kontan. Sck2rang

ini mulC?i scdiki t-sediY..j t beli konta nl1.

Berdca dcngan pec;:If,an[ lIceh dan J~wa yang meniti k2rier

da~ bawah, pedacen[ Gayo kadang-kadang muncul seba£21 ueda- gene delam waktu yenf, rclatii' Rin[kat, tetapi jUgl' bengkrut sekctike pule. Mcreka p~da urnumnya berla tarbelakang pctan!. Ciri khas mereka adalah pcndekatan keluarga. Mereka berusaba mencuasai produsen kopi di tcmpet kelahi~n mereka.

(31)

Eile diamati sccara meud~lam b~nypk ker2kteriBtik yang diJlunyai olch setiep kelompok peda£llnr dencan latar belakanc sub-kultur yang berbeda . Tapi n€rbedaan-perbedaan itu tid2k begitu rnenonjol bi12 kita mtlihat pola perdafJanran 8ccara 11.Inum. Kelihe tannya ~.omin2 si or2Yl£ A cehlah yang memberi gem-

bar yeng paling je1as da1am po1a perd.gangen kopi. Lebih '- dari itu profi1 pedagang Aceh mewaki1i profi1 pedagang kopi pa da umumnya .

2. Klasifikasi Pedagang dan Persnannya a . Pcdageng Rawon

Pedagang-pedagang rawon mempunyai due fungai. Mcreka membawa kopi dari desB ke kota ~ecamatan, dan dari kota

kccamatan ke dese mereka membewa pesanan petani, antara lain beras dan gula pasir. DeIam sistcm perdagangan terikat, peda- gang rawon berperan ganda sebaeai jalur bawah da1.m diatri- busi permintaan petani, baik yang diberikan oleh agen maupun toke, dan sebagai pengumpullpersntare kopi dari petani ke agen atau toke.

Pedagang rawon dapat dikategorikan ke da1am due kel om- pok yaitu pedagang rawon yane menetap dan yang musi man.

Yang menet2p adalah memang penduduk kecamatan Bandar, scdang yang musiman adal ah pcrantau sementara yang hanya datang dl waktu musim panen kopi. Mcreka bekerja bagi kalanean ke1uar- ganya sendlri. ~da umumnya pedagang rawon membe11 kopi dalam bentuk cabah dan menjual kopi cabeh pule.

Namun d~mikian po1a ini bukanlah bentuk yang baku.

Tcrkedang mereka mtmbcli kopi gabah dan menjual deIam bentuk

(32)

27 kopi buah labuh, terrantunr pada suasana p~ear d8n penceP2tan peredarnn f:lod"l. Seryp"b d~ri b .ntuk ,,:abt'h ke buah labuh merncr-

lukan w::lktu proscssinr kurrnl" lebih rlua ht'lri. Sement2ra modAl yan, tcrh?tar; di tuntut bcrputRr setiap J'l..ari, tcrlbih-lcbih

bil~ per~intaan kopi mrninrkDt dan m£ndcsak. BiIt' p~sA~n sc- pi, ped3("anb r2won mcmpuny;!i kcsem-,atan untuk mcmproscs kopi- nya sambil menun£gu pC!l1beli. Tepi kalau pas~ran panas, maka untuk mempercepat sirkulasi modEl Y2ng t erbata situ, mereka memburu pembelian set1ar hari. W?laupun untungnya h~nya ber- kisar Rp.50,- sampai Rp.100,- per bambu, namun karena frek- wensinya tinggi make mcreka lebih beruntung ketimbans waktu pasaran sepi.

Bagi pect.bang-pedagang (r.won etaupun agen) yang ting""l di desa-ccsa di luar kota keC8matan l ebib mudah membel i dan mengumpulkan kopi dibanding dengan ped.bOne yeng tingg.l di kota kecamatan. Selain mereka mempunyai lanr:;ganan tetap juga dcngan mudah mereka dapet menCEtahui rlan mengbubungi peteni lain (yang tidak termpsuk laneganannya) bile potani teroebut mau menjual kopinya. 'L$ngranan tctap tersebut seIain berfunG- si scbagsi sumber kon1 juga seb2Gai Bumber berita degi pcda- Cang tcntang petani yen!; ekan menjual kopi nya .

Sementara i tu pedagang-pcdagang yang tingrel (11 kota kccamatan harus berpacu don bcrsaing memburu koni petani. Mereka harus jeli mengenal medan d1mana kopi sudah banyak dipetik (istilah setcmpat "dikutip"). !(arena !tu scbelum turun ke medan mereka me~umpulkan informasi dan mcngadakBn

penjejakan sebelum panen. Ketika penen, mcrcke sudsh tahu

Referenties

GERELATEERDE DOCUMENTEN

[r]

Het college van burgemeester en wethouders van Teylingen heeft in zijn vergadering van 1 december 2020 de beleidsregel Regeling Ondersteuning Mantelzorg en Respijtzorg 2021-2022

zooals nader zal worden aangetoond, dat eene grafische voorstelling, die op millimeterpapier zuiver of nagenoeg den vorm heeft van eene parabolische of hyperbolische kromme,

Bij City Line voordeuren maakt u zelf de keuze voor een van de drie serviceniveaus Plus, Pro of Premium.. Van zelf doen tot maatwerk of compleet door een

Deze termijn gaat in zodra de gassamenstelling na die periode is vastgesteld (zie actie 3). 2) Een ministerible regeling (MR) legt de huidige samenstelling van G-gas en dus

The results shown in Table II in- dicate that the apparent value for the radius of gyration exponent obtained using the Eden model increases with increasing cluster

Briefly describe the steps used in solver referencing parameters (not cells). Demonstrate that the method is appropriate after solving. e) For parts “c” and “d”, what is the

Door de fracties in de raad wordt hiervoor als lid voorgedragen de heer P.ľ.H.. ten Haaf en als plaatsvervangend lid de