• No results found

Memaksimalkan kesempatan, mengelola risiko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Share "Memaksimalkan kesempatan, mengelola risiko"

Copied!
65
0
0

Bezig met laden.... (Bekijk nu de volledige tekst)

Hele tekst

(1)

Public Disclosure AuthorizedPublic Disclosure AuthorizedPublic Disclosure AuthorizedPublic Disclosure Authorized

(2)

P E R K E M B A N G A N T R I W U L A N A N P E R E K O N O M I A N INDONESIA

Memaksimalkan kesempatan, mengelola risiko

Desember 2010

(3)
(4)

Kata Pengantar

Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia menyajikan perkembangan utama ekonomi Indonesia dalam tiga bulan terakhir. Laporan ini menempatkan perkembangan dalam konteks jangka panjang dan global, serta menilai terhadap prospek ekonomi dan kesejahteraan social Indonesia. Laporan ini ditujukan untuk khalayak termasuk pembuat kebijakan, pemimpin bisnis, pelaku pasar keuangan, serta komunitas analis dan professional yang terlibat dalam ekonomi Indonesia.

Laporan Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia ini disusun dan dihimpun oleh tim analisa makroekonomi kantor perwakilan Bank Dunia di Jakarta dan dipandu oleh Shubham Chaudhuri (Lead Economist) dan Enrique Blanco Armas (Senior Economist):

Magda Adriani (harga beras), Andrew Blackman (arus perdagangan, neraca pembayaran), Andrew Carter (penerimaan pemerintah), Andrew Ceber (rekening nasional), Faya Hayati (harga-harga), Ahya Ihsan (belanja pemerintah dan pencairan fiskal), Diva Singh (pasar keuangan, kondisi moneter, sektor perbankan dan arus modal).

Tambahan kontribusi diterima dari Pandu Harimurti (Jamkesmas), Amri Ilmma (kemiskinan), Jon Jellema (Bantuan Langsung Tunai), Paavo Monkkonen (perumahan), Jemima Sy (air dan sanitasi), Victoria A. Beard, Retno Sri Handini, dan Anna I.

Gueorguieva (Pengawasan dan Evaluasi). Tia Chandra, Kiyoshi Taniguchi dan Ashley Taylor berbagi tugas penyuntingan dan produksi, Enrique Blanco Armas dan Hassan Noura memberikan komentar mendetil pada draft-draft yang lebih awal.

Dokumen ini diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Nicolas Novianto dan diedit oleh Magda Adriani, Victoria A. Beard, Fitria Fitrani, Retno Sri Handini, Rythia Afkar, Soekarno Wirokartono, dan Ahya Ihsan.

U n t u k m en d a pa t kan l eb i h ban ya k a n a li s a B a nk D u n i a a tas e k o no mi In d o ne s ia :

Untuk informasi mengenai the World Bank serta kegiatannya di Indonesia, silakan berkunjung ke website ini www.worldbank.org/id

Untuk mendapatkan publikasi terkait melalui e-mail, silakan menghubungi madriani@worldbank.org. Untuk pertanyaan dan saran berkaitan dengan publikasi ini, silakan menghubungi ataylor2@worldbank.org.

(5)

Daftar isi

Kata Pengantar iii

 

Ringkasan Eksekutif: Memaksimalkan kesempatan, mengelola risiko viii

 

A .

 

UPDATE EKONOMI DAN FISKAL 1

 

1.

 

Pendorong global dari neraca luar negeri Indonesia telah menguat 1

 

2.

 

Ramalan akan pertumbuhan domestik akan tetap kuat untuk tahun 2011 1

 

3.

 

Didorong pembangunan global, aliran masuk neraca pembayaran terus meningkat 3

 

4.

 

Pasar keuangan domestik telah didorong oleh aliran masuk modal 5

 

5.

 

Goncangan harga bahan pangan sekali lagi mendominasi pergerakan terakhir dalam inflasi 8

 

6.

 

Lemahnya pembelanjaan fiskal berlanjut dan pertumbuhan penerimaan pajak telah melambat 9

 

7.

 

Risiko jangka pendek pada umumnya berasal dari luar negeri, tetapi kebijakan domestik akan

menentukan lintasan pertumbuhan jangka menengah 11

 

B .

 

PERKEMBANGAN TERBARU PEREKONOMIAN INDONESIA 13

 

1.

 

Mengelola Aliran Masuk Modal: Pilihan Kebijakan bagi Indonesia 13

 

a.

 

Aliran masuk modal telah meningkat tahun ini di Indonesia, membawa manfaat dan juga risiko yang membutuhkan tanggapan kebijakan yang sesuai ... 13

 

b.

 

Peningkatan aliran masuk portofolio meninggikan keprihatinan terhadap prinsip kehati- hatian dan ekonomi makro dan memperbesar risiko aliran keluar yang mengganggu ... 14

 

c.

 

Kebijakan jangka menengah harus bertujuan untuk menarik lebih banyak PMA dan

memperkuat sistem keuangan melalui peraturan makro yang berhati-hati ... 16

 

d.

 

Indonesia memiliki berbagai pilihan kebijakan untuk jangka pendek, yang mana penguatan dan pengamanan pengumpulan cadangan merupakan dua pilihan yang paling tepat ... 16

 

2.

 

Kualitas belanja publik dan pola pencairan anggaran di Indonesia 18

 

a.

 

Peningkatan kualitas belanja publik merupakan prioritas utama bagi Pemerintah ... 18

 

b.

 

Pencairan anggaran masih condong pada akhir tahunmenghadapi tantangan yang cukup besar ... 18

 

c.

 

Perbandingan internasional juga menyoroti tantangan pelaksanaan anggaran di Indonesia 19

 

d.

 

Realisasi di bawah anggaran dan pola pencairan yang tidak merata dapat mengurangi efektivitas dan efisiensi belanja publik ... 20

 

e.

 

Tantangan pencairan anggaran dan reformasi kebijakan yang baru ditetapkan ... 22

 

f.

 

Melihat ke Depan ... 23

 

C .

 

INDONESIA 2014 KE DEPAN: SEBUAH PANDANGAN SELEKTIF 25

 

1.

 

Menilai kinerja bantuan langsung tunai (BLT) Indonesia 27

 

2.

 

Apakah JAMKESMAS mampu melindungi penduduk dari goncangan akibat pengeluaran untuk

kesehatan? 32

 

3.

 

Perumahan dan Layanan bagi Rumah Tangga Berpenghasilan Rendah di Indonesia 37

 

4.

 

Memberi insentif kepada pemerintah daerah agar mengambil tanggung jawab bagi layanan air

dan sanitasi 40

 

5.

 

Pemantauan dan Evaluasi (P&E) Nasional di Indonesia 45

 

a.

 

Pergeseran internasional menuju penyusunan, perencanaan dan penganggaran kebijakan yang didukung informasi ... 45

 

b.

 

P&E di Indonesia ... 46

 

c.

 

Bergerak menuju penganggaran yang didukung informasi kinerja dan membangun suatu sistem P&E yang terkoordinasi ... 48

 

LAMPIRAN: GAMBARAN EKONOMI INDONESIA 50

 

(6)

DAFTAR GRAFIK

Gambar 1: Peningkatan aliran ekuitas dan obligasi ke pasar –pasar emerging... 1

 

Gambar 2: Harga komoditas global mulai meningkat ... 1

 

Gambar 3: Pertumbuhan sedikit melemah di triwulan 3… ... 2

 

Gambar 4: …perlemahan terutama pada bidang pertanian ... 2

 

Gambar 5: Ekspor pertanian telah meningkat ... 4

 

Gambar 6: …termasuk Italia dan Belgia ... 6

 

Gambar 7: Hutang publik Indonesia telah menurun dan cadangan meningkat ... 6

 

Gambar 8: Pengamanan pengumpulan cadangan berlanjut ... 7

 

Gambar 9: Pertumbuhan kredit telah didorong oleh pinjaman modal kerja ... 7

 

Gambar 10: Inflasi telah meningkat sepanjang tahun tetapi masih berada di bawah rata-rata historis ... 8

 

Gambar 11: Inflasi inti telah meningkat dengan mantap sementara harga yang cepat berubah (terutama pangan) telah mendorong inflasi headline ... 8

 

Gambar 12: Peningkatan aliran masuk portofolio telah mendominasi neraca keuangan sejak tahun 2009… ... 14

 

Gambar 13: …dengan mayoritas investasi portofolio menuju pembelian SUN bukan oleh penduduk ... 14

 

Gambar 14: Rupiah menguat dalam nilai riil dan nominal di tahun 2009, tetapi lebih bertahap di tahun 2010 ... 15

 

Gambar 15: Kepemilikan aset domestik oleh asing telah meningkat, tetapi cadangan juga meningkat ... 15

 

Gambar 16: Belanja modal sangat condong pada akhir tahun fiskal ... 19

 

Gambar 17: Belanja seringkali berada di bawah tingkat Anggaran ... 19

 

Gambar 18: Pola pencairan Indonesia yang tidak merata terlihat mencolok antar negara lain dikawasan ... 19

 

Gambar 19: Kemiskinan secara keseluruhan menurun ... 25

 

Gambar 20: Disparitas kemiskinan antar propinsi masih dijumpai ... 26

 

Gambar 21: Cakupan program bantuan sosial Pemerintah Indonesia, 2008 dan 2009 ... 30

 

Gambar 22: Cakupan dan pelaksanaan BLT, 2005 dan 2008 ... 30

 

Gambar 23: Asuransi kesehatan Jamkesmas melindungi hampir setengah penduduk miskin .. 33

 

Gambar 24: Individu yang tercakup oleh Jamkesmas lebih mungkin memanfaatkan layanan rawat inap ... 34

 

Gambar 25: Perubahan dalam Kondisi Perumahan di Daerah Perkotaan, 1988 - 2007 ... 37

 

Gambar 26: Bahan Bangunan, Prasarana dan Hak Tanah per Desil Pengeluaran, 2007 ... 38

 

Gambar 27: Rasio Sewa terhadap Pendapatan dan Peningkatannya, 2001/2002-2007 ... 38

 

Gambar 28: Menurunnya akses keseluruhan terhadap pasokan air yang ditingkatkan ... 40

 

Gambar 29: Penggunaan pasokan air yang tidak ditingkatkan telah meningkat di perkotaan .... 40

 

Gambar 30: Kualitas akses terhadap pasokan air dan pendapatan rumah tangga memiliki korelasi yang tinggi ... 41

 

Gambar 31: Depresiasi dalam perusahaan daerah air minum (PDAM) dapat melampaui investasi baru ... 41

 

Gambar 32: Akses terhadap sanitasi yang ditingkatkan ... 42

 

Gambar 33: Pengelolaan yang Baik di Kota Palembang Menghasilkan Layanan yang Lebih Baik43

 

DAFTAR GRAFIK LAMPIRAN Gambar 1:Pertumbuhan PDB ... 50

 

Gambar 2: Kontribusi terhadap PDB (pengeluaran) ... 50

 

Gambar 3: Kontribusi terhadap PDB (sektor) ... 50

 

Gambar 4: Penjualan sepeda motor dan kerndaraan bermotor ... 50

 

Gambar 5: Indikator konsumen ... 50

 

Gambar 6: Indikator kegiatan industri ... 50

 

Gambar 7: Aliran perdagangan riil ... 51

 

Gambar 8:Balance of Payments... 51

 

Gambar 9: Neraca perdagangan ... 51

 

Gambar 10: Cadangan internasional dan dana capital asing ... 51

 

Gambar 11: Term of trade dan implicit ekspor dan impor berdasarkan chained Fisher-Price indices ... 51

 

Gambar 12: Inflasi dan kebijakan moneter ... 51

 

Gambar 13: Rincian tingkat harga konsumen ... 52

 

(7)

Gambar 14: Tingkat inflasi negara tetangga ... 52

 

Gambar 15: Harga beras domestic dan internasional ... 52

 

Gambar 16: Tingkat kemiskinan, bekerja, dan tidak bekerja ... 52

 

Gambar 17: Indeks saham regional ... 52

 

Gambar 18: Indeks spot dollar dan rupiah ... 52

 

Gambar 19: Yield obligasi 5 tahunan mata uang lokal ... 53

 

Gambar 20: Spread EMBI obligasi pemerintah dengan obligasi dollar amerika ... 53

 

Gambar 21: Perbandingan tingkat kredit bank umum ... 53

 

Gambar 22: Indikator keuangan sektor perbankan ... 53

 

Gambar 23: Realisasi dan estimasi anggaran belanja pemerintah* ... 54

 

Gambar 24: Neraca pembayaran ... 54

 

DAFTAR TABEL Tabel 1: Kuatnya pertumbuhan akan berlanjut pada tahun 2011 ... viii

 

Tabel 2: Proyeksi PDB agregat pada tahun 2010 dan 2011 umumnya tidak berubah ... 3

 

Tabel 3: Rekor aliran masuk neraca pembayaran diperkirakan untuk tahun 2010... 4

 

Tabel 4: Spread CDS negara Indonesia berada jauh di bawah beberapa negara dengan peringkat layak investasi… ... 6

 

Tabel 5: APBN 2011 yang telah disahkan memproyeksikan defisit yang lebih besar dibanding proyeksi tahun 2010 ... 11

 

Tabel 6: Alokasi anggaran dan sasaran kinerja Kementerian Kesehatan ... 21

 

Tabel 7: Ringkasan temuan audit BPK dari sektor jalan ... 22

 

Tabel 8: Penerima BLT mendapat pekerjaan pada tingkat yang lebih tinggi ... 29

 

Tabel 9: Rumah tangga BLT juga menghindari penurunan keturutsertaan sekolah dan peningkatan pekerja anak ... 29

 

Tabel 10: Frekuensi Pemotongan BLT, Jumlahnya, Pelakunya dan Penggunaannya ... 31

 

Tabel 11: Sistem P&E ... 46

 

Tabel 12: Indikator Tingkat Nasional yang digunakan oleh Pemerintah Pusat ... 46

 

Tabel 13: Lembaga dan Mandat P&E di Indonesia ... 47

 

DAFTAR KOTAK Kotak 1: Moody’s menempatkan obligasi negara Indonesia dalam penilaian peningkatan peringkat ... 6

 

Kotak 2: Alokasi dan belanja bagi Kementerian Kesehatan ... 20

 

Kotak 3: Peningkatan kendali dan pengawasan internal dapat meningkatkan kualitas belanja .. 22

 

Kotak 4: Pengenalan singkat Program Jamkesmas ... 32

 

(8)
(9)

Ringkasan Eksekutif: Memaksimalkan kesempatan, mengelola risiko

Pendorong global bagi neraca luar negeri Indonesia, termasuk aliran modal, yang menguat

Pendorong global utama bagi neraca luar negeri Indonesia, khususnya aliran modal masuk dan harga-harga komoditas, makin menguat. Tantangan bagi Indonesia adalah bagaimana memaksimalkan kesempatan-kesempatan yang terjadi, yang berhubungan dengan penguatan pertumbuhan ke depan dan menjadikannya investasi untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat, sekaligus mengelola risiko-risiko terkait.

Aliran masuk modal yang kuat, terutama portofolio, dijumpai pada pasar-pasar ekonomi baru, termasuk di Indonesia. Aliran masuk tersebut didorong oleh perbedaan yield, prospek pertumbuhan yang lebih kuat, dan peningkatan kelayakan kredit, dari ekonomi- ekonomi baru relatif terhadap ekonomi dengan pendapatan dan hutang yang tinggi.

Lanjutan pembanjiran likuiditas ke pasar di AS telah memberikan tambahan dorongan siklikal terhadap tren tersebut.

Harga komoditas mengalami peningkatan

Harga-harga komoditas dunia mulai meningkat pada beberapa bulan terakhir. Di bulan November, harga komoditas non-energi dalam dolar AS, harga bahan pangan dan bahan mentah masing-masing meningkat sebesar 3,4 persen, 4,9 persen dan 7,6 persen.

Pendorong utama adalah kuatnya permintaan dari ekonomi-ekonomi baru, terutama Cina, tetapi juga gangguan pasokan pada sektor pertanian.

Secara domestik, pertumbuhan melambat pada triwulan 3…

Pertumbuhan PDB tahunan untuk pertama kali melemah pada triwulan 3/2010 sejak triwulan 2/2009. Akan tetapi pada tingat pertumbuhan 5,8 persen tahun-ke-tahun, Indonesia tetap relatif kuat dibanding negara-negara lain di wilayah yang sama. Faktor- faktor domestik memainkan peran yang besar termasuk gangguan terhadap pertanian dan pertambangan dan penggalian yang disebabkan oleh cuaca. Pertumbuhan triwulanan dari kinerja perdagangan eceran, jasa dan manufaktur juga melemah karena faktor yang berhubungan dengan masa bulan puasa dan Idul Fitri. Pada sisi pengeluaran, sedikit penurunan pada kontribusi konsumsi swasta yang diimbangi oleh peningkatan yang cukup besar dari konsumsi dan investasi pemerintah dan juga ekspor bersih (net exports).

…tetapi ramalan

pertumbuhan untuk tahun 2011 tetap pada 6,2 persen

Karena angka-angka triwulan 3 yang menurun, ramalan pertumbuhan tahun 2010 sedikit mengalami revisi turun menjadi 5,9 persen. Ekspektasi ke depan, kuatnya investasi yang belakangan terjadi diperkirakan akan terus berlanjut. Indikator frekuensi konsumsi yang lebih tinggi juga mendukung. Dalam hal permintaan luar negeri, ramalan untuk pertumbuhan ekspor riil telah sedikit diturunkan untuk tahun 2011 karena pengaruh dasar dari kuatnya kinerja di tahun 2010 dan revisi turun terhadap ramalan pertumbuhan mitra perdagangan utama. Dampak buruk dari bencana alam beberapa bulan terakhir, seperti letusan Gunung Merapi, diperkirakan akan terlokalisasi. Secara keseluruhan, ramalan pertumbuhan untuk tahun 2011 tetap tidak berubah dari Triwulanan edisi September pada 6,2 persen.

Tabel 1: Kuatnya pertumbuhan akan berlanjut pada tahun 2011

2009 2010 2011

Produk Domestik Bruto (Persen perubahan tahunan) 4,5 5,9 6,2 Indeks harga konsumen* (Persen perubahan tahunan) 2,6 6,2 6,0

Saldo anggaran** (Persen PDB) -1,6 -1,5 -1,8

Pertumbuhan mitra dagang

utama (Persen perubahan tahunan) -0,8 6,6 4,0

Catatan: * triwulan 4 pada laju inflasi triwulan 4. ** Proyeksi Kementerian Keuangan, angka 2011 adalah APBN yang telah disahkan. Sumber: Kementerian Keuangan, BPS dan badan statistik nasional lainnya lewat CEIC, Consensus Forecasts Inc., dan Bank Dunia

(10)

Pergerakan dalam harga bahan pangan yang cepat berubah terus mendekati inflasi umum (headline)

Gangguan yang berhubungan dengan cuaca terhadap produksi bahan pangan menggerakan inflasi menjadi 6,3 persen tahun-ke-tahun di bulan November, naik dari 5,7 persen di bulan Oktober. Harga padi-padian (termasuk beras) meningkat sebesar 25 persen tahun-ke-tahun, tingkat tertinggi sejak krisis bahan pangan di tahun 2006.

Karena kaum miskin mengkonsumsi porsi bahan pangan yang lebih besar dalam susunan konsumsi mereka, celah antara inflasi headline dan inflasi kelompok konsumsi warga miskin (The World Bank poverty basket) yang dibuat Bank Dunia makin melebar. Inflasi inti masih tetap lemah (pada 4,3 persen tahun-ke-tahun di bulan November). Walaupun meningkat secara bertahap, tingkatnya masih di bawah tingkat yang dicatat pada tahun 2008. Berdasarkan pada inflasi yang stabil, Bank Indonesia tidak mengubah suku bunga rujukannya pada 6,5 persen untuk bulan Desember.

Akibat perkembangan global, aliran masuk neraca pembayaran meningkat

Aliran masuk neraca pembayaran didorong oleh aliran masuk neraca keuangan dan kuatnya neraca perdagangan. Pada tiga triwulan pertama tahun 2010, aliran masuk modal dan keuangan bersih Indonesia bergerak jauh di atas tingkat rata-rata pra-krisis, dengan didominasi oleh aliran masuk portofolio bersih. Aliran masuk PMA juga mengalami tren naik, tetapi tetap lebih rendah dibanding negara lain di wilayah yang sama. Aliran keluar portofolio bersih terjadi di bulan November, yang umumnya disebabkan oleh turunnya kepemilikan SBI oleh pihak asing karena pembekuan lelang SBI 3 bulanan. Pada awal Desember dijumpai kembali aliran masuk asing yang mengarah kepada sekuritas pemerintah dan ekuitas lokal.

DPR telah mengesahkan APBN tahun 2011

Program dan prioritas dalam APBN tahun 2011 yang disahkan oleh DPR pada umumnya sejalan dengan anggaran yang diusulkan. Belanja modal yang sangat dibutuhkan akan menerima peningkatan yang cukup besar. Keseluruhan defisit dinaikkan menjadi 1,8 persen PDB, dibanding 1,7 persen pada usulan anggaran.

Pertumbuhan penerimaan pemerintah pada tahun berjalan melambat sejak Triwulanan edisi September. Selain itu, seperti pada tahun-tahun yang lalu, pencairan yang lemah dijumpai pada sebelas bulan pertama tahun 2010. Tentang hal ini, walaupun beberapa reformasi untuk meningkatkan pelaksanaan anggaran telah diluncurkan, beberapa masalah yang telah ada sejak lama masih menghambat pencairan anggaran yang tepat waktu (lihat pembahasan pada Bagian B). Mencerminkan kedua tren ini, proyeksi Bank Dunia bagi keseluruhan defisit di tahun 2010 adalah 1,1 persen PDB, lebih kecil dari proyeksi Pemerintah untuk Semester I sebesar 1,5 persen PDB.

Risiko jangka pendek pada umumnya berasal dari luar negeri, terutama dari aliran masuk modal

Meningkatnya aliran masuk modal sepanjang 2010 menimbulkan tantangan kebijakan bagi banyak pasar ekonomi baru, termasuk Indonesia. Pada jangka pendek, Indonesia masih tetap rentan terhadap goncangan yang merusak sentimen investor. Upaya lanjutan untuk memindahkan aliran masuk menuju aliran dengan jangka yang lebih panjang dapat membantu memitigasi risiko ini, terutama kebijakan untuk meningkatkan insentif bagi investasi PMA.

Pada jangka menengah, risiko domestik utama adalah apakah kebijakan yang diperlukan untuk untuk mendorong pertumbuhan menjadi 7 persen telah dipahami dan diterapkan.

Risiko ini memberikan potensi naik dan turun disekitar garis dasar. Tindakan terkoordinasi dibutuhkan untuk menangani kebutuhan prasarana Indonesia, menghadapi rintangan pertumbuhan dari iklim investasi, meningkatkan penciptaan lapangan kerja berkualitas, dan memastikan bahwa manfaat pertumbuhan dinikmati oleh seluruh masyarakat.

Kebijakan yang ditujukan untuk menangani kerentanan terhadap kemiskinan dan meningkatkan akses terhadap layanan dasar terhadap penduduk dapat membantu mendorong pertumbuhan di masa depan

Aspek yang berbeda dari kemiskinan dan dan penyampaian layanan adalah fokus dari artikel kebijakan jangka menengah pada Triwulanan ini. Program-program perlindungan sosial pemerintah dapat membantu mengurangi kerentanan rumah tangga terhadap kemiskinan. Sebagai contoh, Pemerintah Indonesia menggunakan program bantuan langsung tunai (BLT) bagi rumah tangga miskin secara nasional di tahun 2005 dan 2008 untuk membatasi dampak penyesuaian naik harga bahan bakar minyak. Memberikan perlindungan keuangan dari pengeluaran kesehatan merupakan satu dari sasaran pembangunan kesehatan di Indonesia. Asuransi kesehatan Jamkesmas yang didanai oleh pajak ditujukan bagi kaum miskin. Jamkesmas berperan penting yang mencakup hampir duapertiga masyarakat Indonesia yang memiliki asuransi kesehatan formal

(11)

Dalam hal akses terhadap layanan prasarana dasar, rencana pembangunan jangka menengah Pemerintah (RPJMN 2010-2014) menetapkan agenda yang ambisius untuk air dan sanitasi. Anggaran pemerintah nasional untuk sektor tersebut akan meningkat dan alokasi hibah khusus tahunan akan disediakan untuk mendukung investasi pemerintah daerah dalam sistem air dan sanitasi berbasis masyarakat. Terdapat tanda-tanda bahwa langkah-langkah positif telah di ambil untuk mengurangi tren menurunnya tingkat layanan air dan sanitasi yang dialami pada dekade yang lalu. Kondisi perumahan di Indonesia juga telah meningkat secara moderat, terutama pada bidang-bidang yang membutuhkan koordinasi seperti layanan prasarana dan hak kepemilikan properti.

Terakhir, pengawasan dan evaluasi (P&E) dapat menginformasikan penilaian terhadap perkembangan pemerintah dalam menangani kemiskinan melalui meningkatkan pemahaman tentang kemampuan pemerintah untuk menyampaikan barang-barang dan jasa. Indonesia bergeser menuju sistem penganggaran berbasis informasi kinerja dan informasi P&E merupakan salah satu masukan yang penting. Langkah ke depan untuk menyusun sistem P&E terkoordinasi tampaknya akan menyertakan pembagian informasi yang lebih besar, peningkatan sistem dan menyepakati indikator, format dan koordinasi lintas lembaga dan badan.

(12)

A. UPDATE EKONOMI DAN FISKAL

1. Pendorong global dari neraca luar negeri Indonesia telah menguat

Modal portofolio global yang mengalir ke pasar- pasar kekuatan ekonomi baru (emerging markets) telah meningkat tajam pada beberapa triwulan terakhir

Pertumbuhan aliran masuk modal yang kuat telah terlihat pada pasar-pasar kekuatan ekonomi baru (emerging markets) (Gambar 1). Aliran dana global ke pasar ekonomi baru itu, yang mencakup ekuitas dan penerbitan obligasi dan pinjaman bank, mencapai 403 miliar dolar Amerika pada sepuluh bulan pertama tahun ini, walaupun melemah di bulan Oktober. Bandingkan nilainya dengan jumlah 353 miliar dolar Amerika yang tercatat di sepanjang tahun 2009. Aliran masuk modal itu telah didorong oleh perbedaan yield dan prospek pertumbuhan yang lebih kuat, dan peningkatan kelayakan kredit yang dimiliki oleh ekonomi-ekonomi baru relatif terhadap ekonomi negara berpenghasilan lebih tinggi yang kini terbenam dalam timbunan hutang. Kebijakan lanjutan pelimpahan banjir likuiditas ke pasar di Amerika Serikat telah memberikan tambahan dorongan siklikal kepada tren ini. Para penyusun kebijakan pada seluruh ekonomi baru sedang berjuang menyusun kebijakan tanggapan yang tepat untuk memitigasi keprihatinan makro dan kehati-hatian yang berkaitan dengan melimpahnya aliran masuk modal tersebut (Bagian B membahas masalah-masalah tersebut dengan lebih rinci).

Harga komoditas telah makin meningkat

Harga-harga komoditas dunia juga meningkat pada beberapa bulan terakhir (Gambar 2).

Di bulan November harga komoditas non-energi meningkat sebesar 3,4 persen pada bulan tersebut dalam dolar AS, harga bahan pangan meningkat 4,9 persen dan bahan mentah meningkat sebesar 7,6 persen. Pendorong utama adalah kuatnya pertumbuhan permintaan dari kekuatan ekonomi-ekonomi baru, terutama Cina, dan juga karena gangguan supply komoditas tertentu, terutama pada sektor pertanian. Melihat ke depan, Bank Dunia merevisi ramalan komoditas dunia (dalam US dollar) untuk tahun 2010 dan 2011 (dengan tingkat ramalan bagi masing-masing indeks non-energi dan energi ditingkatkan sebesar 9,8 persen dan 6,7 persen di tahun 2011).

Gambar 1: Peningkatan aliran ekuitas dan obligasi ke pasar –pasar emerging

(aliran modal ke pasar berkembang, miliar dolar AS)

Gambar 2: Harga komoditas global mulai meningkat

(indeks harga komoditas global dolar AS, Indeks Jan 2009=100)

Sumber: Bank Dunia DECPG Sumber: Bank Dunia

Setelah pembalikan arah yang kuat, mitra-mitra perdagangan utama Indonesia telah lebih melunak

Mengikuti pembalikan arah yang kuat, pertumbuhan pada sebagian besar mitra perdagangan utama (MTP) Indonesia telah mulai melandai. Bobot pertumbuhan MTP mencapai 7-8 persen pada semester pertama tahun 2010 tetapi melunak menjadi 6 persen pada triwulan 3. Normalisasi laju pertumbuhan di antara para MTP ini diperkirakan akan terus berlanjut.

2. Ramalan akan pertumbuhan domestik akan tetap kuat untuk tahun 2011

Pertumbuhan pada triwulan 3 sedikit lebih rendah dari perkiraan

Pertumbuhan PDB tahun-ke-tahun pada triwulan 3 melemah untuk pertama kali sejak triwulan 2/2009 (Gambar 3). Prestasi ini sedikit lebih rendah dari yang diperkirakan pada 5,8 persen tahun-ke-tahun (yoy), atau 1,2 persen triwulan-ke-triwulan (qoq), disesuaikan

0 100 200 300 400 500

0 100 200 300 400 500

2008 2009 2010 Jan-Oct

Banks Equity Bonds

80 100 120 140 160 180

80 100 120 140 160 180

Jan-09 Jul-09 Jan-10 Jul-10 Pertanian Non-energi Energi

(13)

secara musiman. Akan tetapi laju pertumbuhan itu tetap relatif kuat dibanding dengan negara-negara lain pada wilayah yang sama. Sebagai contoh, Malaysia dan Thailand mengalami kontraksi triwulanan pada basis penyesuaian musiman. Sementara kinerja pada ekonomi-ekonomi regional lainnya umumnya didorong oleh sektor manufaktur, di Indonesia, faktor-faktor sementara dalam negeri juga memegang peranan.

Karena gangguan cuaca, produksi pertanian cukup lemah pada triwulan 3, turun 0,1 persen qoq dengan hitungan penyesuaian musiman (seasonally adjusted). Kinerja konstruksi, pertambangan dan penggalian juga berkurang karena faktor serupa. Akan tetapi dalam hal pengaruh terhadap pertumbuhan triwulanan juga terdapat penurunan dalam perdagangan eceran, jasa dan manufaktur (tampaknya karena faktor-faktor yang berhubungan dengan bulan Ramadan). Pertumbuhan komunikasi dan transportasi bertahan dengan baik (Gambar 4).

Gambar 3: Pertumbuhan sedikit melemah di triwulan 3…

(persentase perubahan)

Gambar 4: …perlemahan terutama pada bidang pertanian (kontribusi kepada pertumbuhan triwulan-ke-triwulan dengan penyesuaian musim, persen)

Catatan: * Rata-rata pertumbuhan QoQ antara triwulan 1/2000 dan triwulan 2/2010

Sumber: BPS, Bank Dunia

Catatan: Kontribusi mungkin tidak berjumlah sama dengan keseluruhan pertumbuhan PDB karena penyesuaian musiman dari tiap rangkaian

Sumber: BPS dan perhitungan staf Bank Dunia Pertumbuhan investasi

memberi kontribusi yang kuat pada sisi

pengeluaran

Pada sisi pengeluaran untuk pertumbuhan triwulanan, sedikit perlambatan kontribusi konsumsi swasta telah diimbangi dengan peningkatan konsumsi dan investasi pemerintah yang besar (lihat Lampiran). Peningkatan belanja investasi didorong oleh investasi peralatan mesin, yang dapat disebabkan oleh kuatnya kurs nilai tukar yang menurunkan harga investasi tetapi juga karena adanya perkiraan akan permintaan berkelanjutan atas produksi di masa depan. Ekspor bersih juga memberi pengaruh yang kuat, walaupun hal ini diimbangi dengan perbedaan statistika (statistical diescrepancy) yang besar.

Pertumbuhan untuk tahun 2011 diramalkan sebesar 6,2 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun 2010 sebesar 5,9 persen

Melambatnya ertumbuhan ekonomi pada triwulan 3 sedikit menurunkan ramalan Bank Dunia untuk tahun 2010 menjadi 5,9 persen dari 6,0 persen pada Triwulanan edisi September (Tabel 2). Harapan ke depan, indikator konsumsi dan investasi bulanan tetapmendukung. Sebagai contoh, kepercayaan konsumen telah berbalik arah setelah mengalami penurunan ketika harga bahan pangan melonjak. Penjualan kendaraan bermotor juga berbalik arah di bulan Oktober setelah mengalami penurunan selama Ramadan. Dampak riil ekonomi dari rangkaian bencana alam yang menimpa Indonesia pada beberapa bulan terakhir, seperti letusan Gunung Merapi, diperkirakan dampaknya terbatas terhadap PDB nasional. Pertumbuhan ekspor riil telah diturunkan sedikit untuk tahun 2011, karena pengaruh dasar dari kinerja yang kuat dari tahun 2010 dan revisi ramalan pertumbuhan mitra perdagangan utama. Revisi penurunan bagi pertumbuhan konsumsi pemerintah mencerminkan kelemahan pencairan anggaran.

Ramalan pertumbuhan untuk tahun 2011 tidak berubah pada 6,2 persen. Akan tetapi pencapaian pertumbuhan sesuai rencana pembangunan nasional jangka menengah

0 2 4 6 8

0 1 2 3 4

Sep-03 Jun-05 Mar-07 Dec-08 Sep-10

Percent Percent

QoQ seas. adjust (LHS)

Year on year (RHS)

Average (LHS)*

-1 0 1 2

-1 0 1 2

Sep-07 Mar-08 Sep-08 Mar-09 Sep-09 Mar-10 Sep-10 Agriculture Mining and construction Manufacturing Com & trans

Retail trade Other (incl services) GDP*

Percent Percent

(14)

(RPJM-N) dengan sasaran sekitar 7 persen untuk tahun 2013 dan 2014 akan membutuhkan tindakan kebijakan yang mengena pada tahun-tahun ke depan seperti penekanan pada bidang-bidang prasarana dan iklim investasi.

Tabel 2: Proyeksi PDB agregat pada tahun 2010 dan 2011 umumnya tidak berubah (persentase perubahan, kecuali dinyatakan lain)

Catatan: Proyeksi aliran perdagangan berkaitan dengan neraca nasional, yang dapat melebihkan pergerakan sebenarnya dalam volume perdagangan dan mengecilkan pergerakan dalam harga karena perbedaan dalam rangkaian harga.

Sumber: Menkeu, BPS, BI, CEIC dan proyeksi Bank Dunia

3. Didorong pembangunan global, aliran masuk neraca pembayaran terus meningkat

Neraca perdagangan dan neraca keuangan mendukung peningkatan aliran masuk neraca pembayaran

Surplus neraca pembayaran dari tiga triwulan pertama tahun 2010 telah melampaui aliran masuk tahunan tertinggi yang pernah tercatat (19 miliar dolar Amerika dibanding 14,5 miliar dolar Amerika pada tahun 2006). Cadangan devisa telah meningkat menjadi 93 miliar dolar Amerika pada akhir bulan November. Neraca keuangan dan neraca berjalan mencatat kinerja yang kuat pada triwulan 3.

Pada neraca berjalan, surplus neraca perdagangan telah berbalik arah dengan kuat dari defisit tipis yang terjadi pada bulan Juli. Pada bulan Oktober neraca itu mencapai 2,1 miliar dolar Amerika, setelah surplus sebesar 2,6 miliar dolar Amerika di bulan September. Ekspor pertanian mulai meningkat dengan kuat, berlawanan dengan lemahnya kinerja PDB pertanian (Gambar 5). Hal ini mencerminkan bobot yang lebih

2009 2010 2011 2009 2010 2011 2010 2011

1. Main econom ic indicators

Total Consumption expenditure 6.2 4.4 5.5 5.9 7.0 3.6 -0.8 0.1

Private consumption expenditure 4.9 5.0 5.1 4.0 5.7 4.3 -0.3 -0.2

Government consumption 15.7 1.2 8.6 17.0 13.4 0.4 -4.3 2.2

Gross fixed capital formation 3.3 8.6 10.0 4.2 9.7 9.6 0.3 0.8

Exports of goods and services -9.7 12.5 10.3 3.7 5.8 11.6 1.0 -0.7

Imports of goods and services -15.0 13.4 10.3 1.6 3.9 13.5 -1.6 -1.3

Gross Dom estic Product 4.5 5.9 6.2 5.4 5.8 6.5 -0.1 0.0

Agriculture 4.1 2.3 3.5 4.6 1.0 4.3 -1.2 0.4

Industry 3.5 4.3 5.0 5.1 4.3 5.0 0.0 -0.3

Services 5.7 8.4 8.0 5.9 8.4 8.4 0.2 0.1

2. External indicators

Balance of payments (USD bn) 12.5 23.5 11.2 n/a n/a n/a 4.5 2.4

Current account balance (USD bn) 10.5 6.9 -1.9 n/a n/a n/a 5.1 -0.7

Trade balance (USD bn) 21.0 20.6 10.9 n/a n/a n/a 6.7 0.4

Financial account balance (USD bn) 3.6 18.3 12.8 n/a n/a n/a 1.9 3.1

3. Other econom ic m easures

Consumer price index 4.8 5.1 6.3 2.6 6.2 6.0 0.0 -0.1

Poverty basket Index 5.8 8.4 8.5 2.9 11.1 6.8 0.6 1.1

GDP Deflator 8.5 7.4 10.0 6.6 8.0 9.9 -1.3 -2.2

Nominal GDP 13.4 13.7 16.9 12 14.2 17.1 -1.6 -2.3

4. Econom ic assum ptions

Exchange rate (IDR/USD) 10356 9080 9000 9475 9000 9000 -11.1 0.0

Interest rate (SBI, 1 month) 7.3 6.4 6.5 6.5 6.5 6.5 0.0 0.0

Indonesian crude price (USD/bl) 61.6 76.6 75.3 75.1 75.3 75.3 -0.8 -1.7

Major trading partner grow th -0.8 6.6 4.0 3.4 5.6 4.9 0.1 -0.3

Annual Year to December quarter Revision to Annual

(15)

besar pada tanaman pangan dalam PDB pertanian (sedikit di bawah 80 persen pada tiga triwulan pertama tahun 2010). Tanaman non-pangan, seperti minyak goreng, merupakan sebagian besar dari ekspor pertanian (67 persen pada periode yang sama) dan telah menerima manfaat dari peningkatan harga komoditas dunia. Pertumbuhan ekspor manufaktur tersendat di bulan September (walaupun mungkin merupakan cerminan pengaruh masa liburan). Di sisi impor, modal dan barang setengah jadi masih menjadi pendorong utama pertumbuhan, mencerminkan investasi yang membumbung.

Aliran masuk neraca keuangan juga didorong oleh aliran portofolio yang kuat, dan juga peningkatan PMA

Kuatnya neraca keuangan Indonesia selama tahun 2010 harus dipandang dalam konteks aliran dunia yang mengalir ke pasar-pasar baru. Faktor-faktor penarik juga berperan, termasuk kuatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, pengelolaan kebijakan makro dan peningkatan permintaan domestik (lihat diskusi pada Bagian B mengenai pengelolaan aliran modal). Sebagai hasilnya, aliran masuk neraca keuangan bergerak lebih tinggi pada triwulan 3, dan angka-angka untuk triwulan 1 dan 2 juga direvisi naik. Aliran portofolio merupakan bagian terbesar dari aliran masuk keuangan bersih, dan di dalamnya pembelian sekuritas pemerintah berjangka lebih panjang (5,9 miliar dolar Amerika dari jumlah 12,4 miliar dolar Amerika aliran masuk portofolio bersih dari tiga triwulan pertama tahun 2010). Penanaman modal asing (PMA) juga tampaknya mengalami tren yang meningkat (walaupun sulit untuk memisahkan pengaruh penambahan investasi baru dari penerimaan yang diinvestasikan kembali, yang diambil dari data neraca pembayaran).

Gambar 5: Ekspor pertanian telah meningkat (miliar dolar AS, rata-rata bergerak 3 bulanan)

Tabel 3: Rekor aliran masuk neraca pembayaran diperkirakan untuk tahun 2010

(miliar dolar AS)

Sumber: BPS dan perhitungan staf Bank Dunia Sumber: BI dan proyeksi Bank Dunia

Keseluruhan ramalan neraca pembayaran telah ditingkatkan untuk tahun 2010 dan 2011

Meramalkan komponen neraca pembayaran Indonesia pada lingkungan global yang sedang berlangsung merupakan tugas yang sulit. Proyeksi-proyeksi bersifat peka terhadap ramalan global harga-harga komoditas dan sentimen investasi terhadap pasar- pasar kekuatan baru (emerging markets). Akan tetapi, berlanjutnya aliran masuk modal bersih sejak paruh kedua tahun 2010 diperkirakan akan mendorong surplus Neraca Pembayaran tahunan untuk melampaui catatan nilai tertinggi sebesar 14,5 miliar dolar Amerika di tahun 2006 (Tabel 3). Pada neraca berjalan, tren pertumbuhan impor yang lebih tinggi dari ekspor, yang mencerminkan kekuatan relatif permintaan domestik, diperkirakan akan mendorong pergeseran bertahap dari neraca berjalan dari surplus menjadi defisit. Amortisasi obligasi yang lebih tinggi juga akan mempengaruhi kontraksi keseluruhan neraca di tahun 2011. Fluktuasi umum dalam penerbitan hutang publik dan penarikan dan pembayaran kembali hutang akan terus menimbulkan perubahan arah yang cepat dalam Neraca Pembayaran triwulanan.

Selain kesulitan peramalan karena faktor-faktor internasional, fitur-fitur statistika juga menambah kerumitan. Secara khusus, sejak triwulan 1 telah terdapat perbedaan yang melebar antara data perdagangan neraca nasional, yang merupakan dasar peramalan perdagangan Bank Dunia, dan data perdagangan neraca pembayaran. Perbedaan itu 2007 2008 2009 2010 2011 Balance of Payments 12.7 -1.9 12.5 23.5 11.2

Current Account 10.5 0.1 10.7 6.9 -1.9

Trade Balance 20.9 9.9 21.0 20.6 10.9

Income Balance -15.5 -15.2 -15.1 -18.6 -18.1

Transfers Balance 5.1 5.4 4.9 4.9 5.4

Capital & Financial Accounts 3.6 -1.8 3.5 18.4 13.1

Capital Account 0.5 0.3 0.1 0.1 0.3

Financial Account 3.0 -2.1 3.5 18.3 12.8

Direct Investment 2.3 3.4 1.9 7.9 5.4

Portfolio Investment 5.6 1.8 10.3 15.9 14.3 Other Investment -4.8 -7.3 -8.8 -5.5 -6.8 Foreign Reserves (a) 56.9 51.6 66.1 92.8 (a) 2010 value reflects value at end of November

(16)

pada dasarnya berkaitan dengan valuasi impor barang-barang: impor barang menurut neraca pembayaran berjumlah 9,1 miliar dolar Amerika lebih tinggi pada triwulan 1 hingga triwulan 3 tahun 2010 dibanding angka neraca nasionalnya.

4. Pasar keuangan domestik telah didorong oleh aliran masuk modal

Melonjaknya aliran masuk modal telah menimbulkan serangkaian usulan kebijakan untuk menangani kerentanan terhadap aliran dana keluar dan dampak lanjutan dari makin menguatnya kurs tukar

Melonjaknya aliran masuk modal selama tahun 2010 berjalan telah memicu debat tentang kebijakan dengan kisaran yang luas di dalam ekonomi-ekonomi yang baru muncul.

Tanggapan yang tepat bergantung kepada sifat aliran tersebut, keadaan negara dan sejauh mana berbagai keprihatinan akan ekonomi makro dan kehati-hatian dan kerentanan terhadap perubahan arah aliran. Hal-hal itu dibicarakan secara lebih rinci pada Bagian B.

Selama tahun 2010 berjalan, Bank Indonesia (BI) telah menjalankan serangkaian upaya kebijakan kehati-hatian untuk memindahkan aliran dana investasi menuju ke arah yang lebih stabil.1 Pada bulan Juni diumumkan jangka waktu penyimpanan minimum Bank Indonesia Sertifikat (SBI) selama minimum 1 bulan, berlaku bagi investor dalam maupun luar negeri. Baru-baru ini lelang SBI 1 bulan dan yang 3 bulan, yang umumnya disimpan oleh para investor jangka pendek, juga telah dibekukan. Di bulan Desember keputusan kebijakan moneter BI menunjukkan bahwa BI sedang menyiapkan upaya lebih lanjut untuk “memitigasi dampak negatif dari aliran masuk modal dan juga untuk memperkuat daya tahan sistem perbankan”. Hal itu sebagian berkaitan dengan peraturan mengenai giro wajib minimum dalam valuta asing dan rekening vostro (rekening giro rupiah yang dimiliki oleh pihak asing pada bank-bank domestik).

Obligasi domestik dan harga ekuitas telah memperoleh manfaat dari aliran masuk modal…

Tren aliran masuk modal portofolio berbalik arah di bulan November, walaupun data-data awal untuk bulan Desember menunjukkan berlanjutnya aliran masuk. Terdapat aliran keluar portofolio asing berjumlah sekitar 18 triliun rupiah pada bulan November, sekitar 80 persen yang disebabkan oleh penurunan kepemilikan sertifikat Bank Indonesia (SBI). Hal ini mengikuti penangguhan penjualan SBI 3 bulanan pada pertengahan bulan November.

Selain itu aliran keluar tersebut juga tercatat selama peningkatan keprihatinan pasar keuangan akan krisis hutang Irlandia. Data awal untuk bulan Desember menunjukkan kembalinya aliran masuk portofolio bersih dan peningkatan kepemilikan sekuritas pemerintah oleh pihak asing.

Melihat berjalannya tahun 2010, harga-harga ekuitas dan obligasi terus mencapai nilai tertinggi yang pernah tercatat. Indeks harga saham gabungan Jakarta telah menguat 40 persen sejak awal tahun 2010, dibanding peningkatan sebesar 5,6 persen dalam indeks Dunia MSCI dalam mata uang lokal, dan meningkat 190 persen dibanding tingkat rendahnya pada bulan Maret 2009. Yield obligasi negara dalam mata uang lokal berada pada tingkat paling rendahnya. Yield untuk satu, lima dan sepuluh tahunan turun sekitar 180 hingga 230 basis poin selama setahun berjalan. Spread antara obligasi negara Indonesia dalam dolar AS dan surat treasuri AS telah kembali ke nilai rendah seperti masa pra-krisis tahun 2007, yaitu di bawah 200 basis poin, dan lebih dari 100 basis poin di bawah spread indeks obligasi pasar ekonomi baru dunia. Selain peningkatan dalam indikator pasar tentang kelayakan kredit, lembaga pemeringkat Moody’s mengumumkan bahwa peringkat obligasi negara Indonesia ditempatkan dalam daftar pertimbangan peningkatan peringkat (Kotak 1).

1 Untuk rincian lebih lanjut mengenai tanggapan kebijakan Bank Indonesia lihat Nanang Hendarsah (2010), ‘Challenges and Policy Options in Managing Portofolio Investment Flows: Bank Indonesia’s Recent Experiences’, Direktorat Penelitian dan Kebijakan Ekonomi, Bank Indonesia, November.

(17)

Kotak 1: Moody’s menempatkan obligasi negara Indonesia dalam penilaian peningkatan peringkat

Pada tanggal 1 Desember 2010, Moody’s menempatkan obligasi pemerintah Indonesia dalam mata uang lokal dan asing ke dalam penilaian yang dapat meningkatkan peringkatnya, yang akan memindahkan mereka dari Ba2 ke kelas layak investasi. Sebelumnya pada bulan Juni tahun ini, Moody’s telah menggeser ramalan obligasi negara Indonesia dari stabil menjadi positif. Indikator-indikator pasar kini menempatkan tingkat kelayakan kredit Indonesia pada tingkat sebanding, atau lebih tinggi dari peringkat investasi obligasi negara-negara lainnya (Tabel 4).

Alasan utama keputusan Moody’s di bulan Desember termasuk ketahanan Indonesia terhadap krisis keuangan dunia dan kuatnya dasar-dasar ekonomi makro yang berkelanjutan, mantapnya peningkatan posisi hutang pemerintah, dan peningkatan cadangan devisa yang dapat menjadi peredam terhadap goncangan neraca pembayaran.

Seperti kredit Asia lainnya, Indonesia relatif tidak terpengaruh oleh krisis hutang Irlandia di zona Euro (Gambar 6).

Sesungguhnya jatuhnya tingkat hutang publik Indonesia dan neraca fiskal yang kokoh sangat mencolok bila

Tabel 4: Spread CDS negara Indonesia berada jauh di bawah beberapa negara dengan peringkat layak investasi…

Spread

CDS (Nov 30

2010)

Peringkat

Moody's S&P

Indonesia 147 Ba2 BB

Thailand 105 Baa1 BBB+

Malaysia 85 A3 A-

Korea 110 A1 A

Yunani 973 Ba1 BB+

Portugal 532 A1 A-

Irlandia 608 Aa2 A

Spanyol 343 Aa1 AA

Brasil 119 Baa3 BBB-

Belgia 183 Aa1 AA+

Italia 244 Aa2 A+

Sumber: Thomson Financial Datastream, Moody’s dan S&P

Catatan: Spread CDS 5 tahunan dalam dolar AS dibandingkan dengan sebagian besar negara-negara OECD, terutama yang berada di Eropa yang telah menghadapi krisis hutang publik besar pada tahun ini. Dari di atas 100 persen di tahun 1999, rasio hutang publik Indonesia terhadap PDB telah turun rata-rata sebesar 7 poin persentase setiap tahun dan mencapai 28 persen di tahun 2009 (Gambar 7). Cadangan juga telah bergerak naik, seperti telah disinggung di atas dalam konteks meningkatnya aliran masuk modal.

Gambar 6: …termasuk Italia dan Belgia (spread CDS obligasi negara 5 tahunan dalam dolar AS dalam basis poin)

Gambar 7: Hutang publik Indonesia telah menurun dan cadangan meningkat

(hutang publik terhadap PDB, persen; cadangan, miliar dolar AS)

Sumber: Thomson Financial Datastream Sumber: BI, CEIC dan Bank Dunia

Catatan: Cadangan 2010 adalah data akhir November dan data hutang publik terhadap PDB adalah perkiraan Bank Dunia

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

Mar-08 Nov-08 Jul-09 Mar-10 Nov-10

Basis points Basis points

Indonesia Greece

Belgium Ireland

Italy

0 20 40 60 80 100 120

0 20 40 60 80 100 120

1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 Public Debt to GDP

(LHS)

Foreign Reserves (RHS)

Percent USD billion

(18)

… tetapi intervensi telah membatasi pergerakan kurs tukar valuta

Kurs tukar rupiah telah bertahan stabil pada beberapa bulan terakhir (dan telah menguat sebesar 4 persen tahun-berjalan). Pergerakan harian cukup rendah. Kurs nilai tukar nominal efektif (yaitu kurs tukar bilateral Indonesia dengan negara-negara yang berbeda sesuai pembobotan perdagangan mereka) sebenarnya melemah sebesar 2,9 persen dari bulan Agustus hingga November (naik 2,7 persen pada bulan Desember 2009). Kurs nilai tukar riil efektif, yang menyertakan perbedaan dalam harga relatif, juga melemah dari bulan August hingga November (turun 2,5 persen) tetapi telah meningkat sebesar 5 persen sejak bulan Desember 2010.

Intervensi oleh BI pada pasar valuta asing telah meningkatkan cadangan dari 81 miliar dolar Amerika pada akhir bulan Agustus menjadi 93 miliar dolar Amerika pada akhir bulan November (walaupun laju peningkatan menurun di bulan November). Akan tetapi, karena pengamanan pengumpulan cadangan, laju pertumbuhan moneter tidak meningkat secara mencolok (Gambar 8). Pola pengamanan melalui operasi pasar terbuka pada beberapa bulan terakhir makin bergantung pada fasilitas deposito berjangka dan fasilitas simpanan overnight BI daripadapada penerbitan SBI (FASBI). Jumlah SBI yang beredar telah menurun, dengan BI melakukan operasinya untuk menggeser dana-dana menjauh dari SBI jangka pendek (yang merupakan aliran masuk portofolio yang lebih rentan terhadap perubahan arah aliran).

Gambar 8: Pengamanan pengumpulan cadangan berlanjut (uang dasar dan operasi pasar terbuka, OMO, triliun rupiah beredar; cadangan, miliar dolar AS)

Gambar 9: Pertumbuhan kredit telah didorong oleh pinjaman modal kerja

(pertumbuhan M1 dan M2 dalam perubahan persentase tahun-ke-tahun)

Sumber: BI, CEIC dan Bank Dunia Sumber: BI, CEIC dan Bank Dunia

Kondisi kredit tampaknya terus mendukung investasi dan pertumbuhan di masa depan

Pada sisi kuantitas, pertumbuhan kredit telah didorong oleh pinjaman modal kerja.

Keseluruhan kredit bertumbuh menjadi 21 persen yoy di bulan September, dengan berbalik arahnya pinjaman untuk modal kerja (Gambar 9). Pinjaman konsumen, yang merupakan sepertiga dari keseluruhan kredit, tumbuh sebesar 25 persen. Persetujuan kredit (walaupun dilaporkan terlambat) juga meningkat. Dalam hal biaya kredit, tingkat pinjaman nominal telah menurun sepanjang tahun (turun 100 basis poin menjadi 13,4 persen di bulan September). Hal ini mengikuti penurunan dalam yield obligasi negara seperti disinggung di atas. Diukur dengan dasar ex-post, tingkat pinjaman riil adalah sekitar 7 persen dengan tingkat simpanan hampir nol.

Indikator neraca sektor perbankan, seperti rasio kecukupan modal, kredit macet dan rasio pinjaman terhadap simpanan, tetap relatif kuat dan tidak berubah sejak Triwulanan edisi sebelumnya. Tentang berita yang berkaitan, DPR Indonesia telah memberikan persetujuan awal bagi pendirian pengatur keuangan yang baru, yang akan bertanggung jawab untuk mengawasi bank, broker dan perusahaan pengelolaan dana dan akan mengambil alih fungsi pengaturan yang sekarang berada di tangan Bank Indonesia dan Bapepam.

0 20 40 60 80 100

0 100 200 300 400 500

Jan-08 Dec-08 Nov-09 Oct-10

M0 Base Money (LHS)

Total Reserves (RHS)

Total stock of OMOs to reduce net domestic assets (LHS)

IDR trillion USD billion

0 3 6 9 12 15 18

-10 0 10 20 30 40 50

Jan-07 Mar-08 Jun-09 Sep-10

Investment Loan Growth (LHS)

Working Capital Loan Growth (LHS) Percent YOY

Consumer Loan Growth (LHS)

Lending Rate (RHS)

Percent

Total Loan Growth (LHS)

(19)

5. Goncangan harga bahan pangan sekali lagi mendominasi pergerakan terakhir dalam inflasi

Pergerakan harga bahan pangan terus mendorong inflasi

Gangguan kepada harga-harga bahan pangan yang berhubungan dengan cuaca mendorong inflasi IHK headline menjadi 6,3 persen yoy di bulan November, naik dari 5,7 persen di bulan Oktober (Gambar 10). Secara khusus, harga padi-padian (yang termasuk beras) meningkat 25 persen yoy, tingkat tertinggi sejak krisis bahan pangan di tahun 2006. Peningkatan ini menghantam kaum miskin secara tidak proporsional mengingat besarnya bobot bahan pangan itu di dalam susunan konsumsi mereka. Celah antara inflasi keranjang kemiskinan Bank Dunia, yang memberi bobot lebih besar pada bahan pangan tersebut, dan keseluruhan inflasi IHK telah meningkat di atas 5 poin persentase – celah terbesar sejak rangkaian tersebut dimulai pada tahun 2002.

Harga beras domestik tetap bertahan pada kisaran 50 persen lebih mahal dibanding harga beras internasional pembandingnya (lihat Kotak 1 pada Triwulanan edisi September untuk rincian lebih lanjut). Pemerintah juga mengumumkan serangkaian pembelian beras dari pasar internasional untuk membangun persediaan pada Badan Urusan Logistik (BULOG).

Inflasi inti, walaupun beringsut meningkat, tetap relatif lemah

Inflasi inti masih tetap lemah (pada 4,3 persen yoy di bulan November). Sementara meningkat secara bertahap, inflasi inti masih jauh berada di bawah tingkat yang dicatat, misalnya, pada tahun 2008. Mencerminkan pengaruh dari item-item yang cepat berubah arah (Gambar 11), seperti harga bahan pangan, terhadap angka inflasi terakhir, dan menganggap angka inflasi inti sebagai dapat dikelola, BI mempertahankan suku bunga rujukannya pada 6,5 persen di bulan Desember.

Perbedaan antara inflasi IHK dan deflator PDB berangsur menyusut

Pertumbuhan harga-harga seluruh ekonomi, seperti diukur oleh deflator PDB, makin mendekati harga-harga IHK. Seperti disinggung di atas, hal ini membawa implikasi untuk membandingkan proyeksi neraca fiskal Pemerintah dan Bank Dunia karena kedua indeks itu membentuk dasar harga yang berbeda bagi peramalan penerimaan pajak. Pada triwulan 3, deflator PDB bertumbuh sebesar 7,1 persen yoy, yang hanya 0,9 poin persentase di atas inflasi IHK triwulanan. Jatuhnya inflasi harga investasi dan konstruksi berperan dalam penyatuan ini (sama seperti ketika peningkatan mereka menambah celah antara dua tingkat inflasi tersebut yang mencapai 10 persen pada triwulan 2/2008).

Gambar 10: Inflasi telah meningkat sepanjang tahun tetapi masih berada di bawah rata-rata historis

(persentase perubahan tahun-ke-tahun)

Gambar 11: Inflasi inti telah meningkat dengan mantap sementara harga yang cepat berubah (terutama pangan) telah mendorong inflasi headline

(kontribusi terhadap inflasi bulanan)

Sumber: BPS dan Bank Dunia Sumber: BPS dan Bank Dunia Perkiraan ke depan

terdapat perimbangan antara tekanan naik dan turun, baik dari dalam maupun luar negeri,

Ramalan rata-rata inflasi untuk tahun 2010 tetap tidak berubah di 5,1 persen. Ramalan inflasi pada triwulan 4 telah sedikit direvisi turun menjadi 6,2 persen yoy dari 6,4 persen, karena ramalan yang lebih lemah bagi pertumbuhan PDB triwulan 4. Revisi naik terhadap inflasi kelompok konsumsi warga miskin mencerminkan goncangan pasokan yang 0

6 12 18 24

0 6 12 18 24

Nov-07 May-08 Nov-08 May-09 Nov-09 May-10 Nov-10 Inflasi

Keranjang Kemiskinan

Inflasi Headline

Inflasi pangan

Persen Persen

-0.6 0.0 0.6 1.2 1.8

-0.6 0.0 0.6 1.2 1.8

Nov-08 May-09 Nov-09 May-10 Nov-10 Volatile

Administered Core

Headline Inflation

Per cent Per cent

(20)

terhadap inflasi berimbas terhadap harga bahan pangan dan peningkatan harga komoditas dunia.

Ramalan-ramalan tersebut tidak menyertakan asumsi penyesuaian apapun terhadap harga-harga yang diatur atau subsidi untuk tahun 2011.

Untuk tahun 2011, tekanan naik harga-harga datang dari komoditas dunia dan potensi goncangan pasokan berikut terhadap harga bahan. Akan tetapi, baik perkiraan inflasi maupun inflasi inti belum meningkat secara mencolok pada beberapa bulan terakhir.

Pertumbuhan mitra perdagangan utama telah direvisi turun. Inflasi untuk triwulan 4 tahun 2011 diproyeksikan pada 6,0 persen yoy.

Ramalan untuk pertumbuhan deflator PDB juga telah sedikit diturunkan untuk tahun 2010 dan 2011, sejalan dengan tren yang belakangan dijumpai. Hal ini berlanjut pada revisi turun untuk PDB nominal, yang merupakan kunci bagi ramalan fiskal pada sisi penerimaan.

6. Lemahnya pembelanjaan fiskal berlanjut dan pertumbuhan penerimaan pajak telah melambat

Pertumbuhan penerimaan pajak di tahun 2010 melambat

Pertumbuhan penerimaan pemerintah telah melambat sejak Triwulanan edisi September, yang disebabkan oleh prestasi pajak penghasilan dan PPN. Jumlah penerimaan pemerintah pusat pada sebelas bulan pertama tahun 2010 berada pada 18 persen di atas periode yang sama di tahun 2009. Sebagai pembanding, penerimaan pada delapan bulan pertama mencapai 21 persen di atas tahun yang lalu (yaitu pada waktu proyeksi Triwulanan edisi September dibuat).

Baik kegiatan ekonomi maupun upaya kebijakan memainkan peran untuk menjelaskan tren ini. Pertama, pertumbuhan dalam kegiatan ekonomi nominal lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini telah menurunkan proyeksi tahun 2010 bagi pajak dan penerimaan non migas bukan pajak (yang juga turun karena proyeksi harga minyak yang sedikit lebih rendah). Kedua, penurunan tingkat pajak perusahaan di tahun 2010, dari 28 persen di tahun 2009 menjadi 25 persen di tahun 2010, juga dapat menjelaskan sebagian perlemahan tersebut. Perubahan kebijakan juga akan mempengaruhi pertumbuhan pajak di tahun 2011. Sebagai contoh, pajak atas pemindahan hak atas tanah dan bangunan tidak lagi menjadi penerimaan pemerintah pusat tetapi menjadi penerimaan pemerintah daerah. Sejalan dengan itu, sejak tahun 2011 penerimaan pajak bumi dan bangunan direncanakan akan mulai berangsur dipindahkan dari pemerintah pusat, sebelum benar- benar dihapuskan pada tahun 2014.

Lemahnya tingkat pencairan masih merupakan masalah, walaupun upaya untuk meningkatkan pelaksanaan anggaran telah diluncurkan

Seperti pada tahun-tahun yang lalu, pencairan yang lemah juga terlihat pada sebelas bulan pertama tahun 2010. Pada akhir bulan November, jumlah pencairan hanyalah 73 persen dari anggaran dengan perubahan, di bawah tingkat 76 persen di tahun 2009 dan 83 persen di tahun 2008. Hal ini umumnya didorong oleh rendahnya belanja pada item-item di bawah golongan modal dan lainnya, tetapi juga oleh bahan dan pembayaran bunga. Sebagai akibatnya, proyeksi belanja Bank Dunia untuk tahun 2010 juga telah disesuaikan dengan sedikit penurunan. Walaupun reformasi untuk meningkatkan pelaksanaan anggaran telah diluncurkan, beberapa masalah yang telah lama ada yang merintangi pencairan anggaran secara tepat waktu masih bertahan. Bagian B mencermati masalah itu secara lebih rinci, termasuk tren terakhir dalam laju pencairan, potensi dampak mereka terhadap efisiensi belanja publik dan reformasi kebijakan yang berkaitan.

Defisit fiskal di tahun 2010 diramalkan akan lebih rendah dari yang tercantum dalam Anggaran awal

Dengan adanya berbagai tren tersebut, defisit di tahun 2010 tampaknya akan berada jauh di bawah proyeksi APBN-P sebesar 2,1 persen PDB atau 134 triliun rupiah. Per bulan November, neraca pemerintah untuk tahun 2010 berjalan masih berada pada surplus 16 triliun rupiah. Walaupun demikian, seperti disinggung di atas, belanja dibebankan pada bulan terakhir di penghujung tahun, kinerja berjalan telah menyebabkan revisi turun pada proyeksi defisit fiskal pada Laporan Pemerintah Semester I menjadi 1,5 persen PDB atau 95,1 triliun rupiah. Proyeksi Bank Dunia adalah defisit sebesar 69,1 triliun rupiah atau 1,1 persen PDB (Tabel 5). Angka ini naik sebesar 9,9 triliun rupiah (0,2 poin persentase dari PDB) dari proyeksi Triwulanan edisi September.

Pendorong utama dari perbedaan antara proyeksi fiskal Pemerintah dan Bank Dunia adalah perbedaan indeks harga yang digunakan untuk meramalkan PDB nominal yang juga mempengaruhi penerimaan pajak (lihat Triwulanan edisi Juni 2010 untuk

(21)

pembahasan lebih rinci). Pemerintah menggunakan IHK, sementara Bank Dunia menggunakan deflator PDB untuk mencerminkan dasar seluruh ekonomi bagi penerimaan pajak. Dengan makin dekatnya pertumbuhan dari kedua indeks tersebut, perbedaan di antara ramalan penerimaan juga tampaknya akan makin menyempit.

RAPBN 2011 telah disahkan pada akhir bulan Oktober

Program dan prioritas pada RAPBN tahun 2011 yang disahkan oleh DPR pada umumnya sejalan dengan anggaran yang diusulkan. Keseluruhan belanja meningkat sebesar 2,3 persen dibanding anggaran yang diusulkan, naik 6,7 persen dari APBN 2010. Asumsi pertumbuhan dan kekuatan kurs tukar nominal terhadap dolar AS mengalami sedikit penyesuaian naik. Defisit ditingkatkan menjadi 1,8 persen PDB, naik tipis dari 1,7 persen pada anggaran yang diusulkan.

APBN tahun 2011 menyertakan peningkatan yang relatif besar dalam alokasi dana terhadap belanja modal (naik hampir 30 persen dari APBN-P tahun 2010). Tentang subsidi, usulan untuk meningkatkan tarif listrik sebesar 15 persen ditolak oleh DPR.

Sebaliknya, DPR mengusulkan agar Pemerintah meningkatkan efisiensi operasi PLN.

Pemerintah baru-baru ini tampaknya mengusulkan pembatasan penggunaan bahan bakar bersubsidi bagi kendaraan pribadi yang akan dimulai pada bulan Januari 2011. Mengenai berita lain yang berkaitan dengan subsidi, Kementerian Pertanian sedang melakukan percobaan bagi subsidi pupuk langsung kepada petani dan bukan kepada produsen pupuk.

Aliran masuk modal mendukung posisi pendanaan Pemerintah menuju masa depan

Posisi pendanaan di tahun 2010 telah dibantu oleh kuatnya permintaan investor asing akan surat utang pemerintah (SUN). Pembiayaan bersih hingga akhir bulan November mencapai 78 triliun rupiah. Penjualan obligasi domestik bersih berkontribusi sebesar 93,5 triliun rupiah dari jumlah tersebut. APBN 2011 memproyeksikan pembiayaan bersih dari sumber domestik sebesar 125,3 triliun rupiah (hampir seluruh 124,7 triliun jumlah pembiayaan bersih dibutuhkan untuk proyeksi defisit). Penjualan bersih obligasi domestik diproyeksikan 121,6 triliun rupiah. Terus berlanjutnya permintaan asing terhadap SUN memasuki tahun 2011 akan mendukung posisi pendanaan untuk tahun tersebut.

Referenties

GERELATEERDE DOCUMENTEN

ICeoon Cll Urnu1\ TlesC', mnelltidl... Untulr mcnyc1untmi!rult

Dengan menggunkan informasi yang ter ja r ing melalul Bua- tu kajian lapangan pada satu unit pemukiman, dan diperluas dengan informasi sekunder, agaknya penelitian

rumah dan segl ukurannya besar atau keell namun rumah adalah sebagal tempat mereka berkumoul dengan keluarga yang selamat dad tsunami , menjalankan Ibadah, dan

Data yang dicakup dalam booklet ini meliputi keadaan geografi, penduduk dan ketenagakerjaan, sosial, pengeluaran rumah tangga, pertanian, industri pengolahan dan konstruksi,

Analisis Tipologi Kemiskinan Perkotaan Tahun 2007 3 Pada tahun 2007 ini BPS melakukan analisis tipologi kemiskinan perkotaan dengan membagi rumah tangga miskin ke dalam tiga

dapat dilihat bahwa dari 9.065 rumah tangga yang ada di 11 kelurahan di Kecamatan Alak, 59,27 persennya (5.373 rumah tangga) merupakan rumah tangga miskin, dengan rincian

Dalam rangka melaksa~nakan DIKTUM KETIGA membentuk Tim Koordinasi Pengembangan Ekonomi Kreatif yang beriugas melakukan koordinasi penyusunan dan pelaksanaan Rencana Aksi

48.18 Kertas toilet dan kertas semacam itu, gumpalan kapas selulosa atau jaringan serat selulosa, dari jenis yang digunakan untuk keperluan rumah tangga atau sanitasi, dalam