• No results found

BAGIAN KETOEDJOEH

In document 1 0 1 5 2 (pagina 43-49)

Poetci Tenggara berontak, Terpendjara oleh adaU PA jang terdjadi pada iMalam Martandang itoe, meroepakan seperti permoelaan tjerita dalam soesoenan lelakon Zoebaida.

Ia seperti berhadapan dengan djawaban jang benar dalam teka-tekinja, dan Zoebaida tidak dapat menolak lagi maoenja iapoenja perasaan.

Ada satoe ketika, seorang gadis haroes berontak dan melawani pada apa sad ja goena djoempai saat jang soelit, tetapi sangat gembira, dan disana orang ketemoekan hidoep dalam hidoep.

Boeat apa hidoep, tidak dengan hidoep ?

Zoebaida sekarang pandang boelan, seperti boelan itoe tidak pernah begitoe boendar seperti malam itoe.

Ia pandang boelan, seperti boelan itoe ikoet berke­

ping, seperti hatimja jang berkeping, atau boelan itoe...

seperti ikoet tertawa dan menangis, bersama ke-loehan sanoebarinja

Zoebaida memandang boelan, seperti boelan itoe meti'djadli kawan

2k>ebaida mengawasi boelan, seperti boelan itoe da­

pat mengentengkan tindihan hatinija

Zoebaida sekarang sedar, bahwa hidoepnja didoenia itoe ada terpendjara oleh satoe kewadjiban jang ia tidak boleh menjerah.

Kalau ia menjerah kepada kewadjiban adat, ia akan melawan pada kewadjiban hatinja sendiri

Kalau ia bertakloek kepadia kewadjiban oendang-oendanig, njatalah ia moesti hantjoerkan hidoepnja sendiri

Doea kewadjiban jang tidak dapat bersama Berkatja pada sinar boelan jang menerangi boemi, betoel-betoel Zoebaida itoe mengimpi

Ia mengimpi lihat boelan, boelan menari. Ia ngimpi dikipasi oleh angin, angin berbisik — Ia me-ngimpi seakan-akan lagi bernapas, -dan napas itoe me­

njan ji

Astaga, segala apa serba berseri-seri seperti ...menghiboeri, segala pepatnja seperti tidak memberi­

kan ia tempat boeat lari, boeat meringankan rindoenja ... ia poenja hati kasih, jang ia sendiri beloem dapat membongkarnja dengan pasti.

Zoebaida memgimpi dalam melek dan kede­

ngaran soeara berkata :

Bertjandla^ dengan Alam, apa Alam mengatjai penghidoepan ? ' Kedengaran soeara jang teratoer mem­

bisiki koepingnja

Zoebaida faham, bahwa ia sekarang tidak bergelom­

bang lagi dalam mengimpinja, karena jang bitjara itoe Laila iapoenja sobat-baiL

Kepada Noorani, Senitani dan Rendjani, ia bersau­

dara kandoeng, se-iboe, se'bapa, tetapi dengan Laila...

ia bersaudara-hati

Memandang sang kawan, Zoebaida memberikan djawaban :

,,Ja, memandang boelan mengatjai perasaan, Tjoba lihat, boekn dengan mendoenig -dan awan. Apa bedla-nja itoe dengan kita...".

Laila memandang kepada awan jang menoetoepi boelan.

Laila sekarang mendekati dan membisiki dengan soeara jang sangat pelahan, tetapi menemboes kepada orang poenja sanoebari jang paling soetji.

,,Zoebaida, roepanja hatimoe moelai berkembang ?"

Pertanjaan Laila itoe seperti pertanjaan Zoebaida kepada dirinja sendiri, tetapi ia sekarang mendapat doea pertanjaan jang meroepakan sendirinja dijawaban.

„Laila Roban, sau-daranja Hambali, soenggoeh aneh

Laila mendjawab dengan menghela napasnja 42

„Tetapi 'hatikoe soedah mati Zoe, dengan matinja Hambalikoe".

„Hatikoe adaiah sekarang tertjoeri, djantoengkoe berdebar-debar, dadakoe berombak-ombak Akoe takoet, akoe takoet

Laila poen membajangkan nasib Roban seperti telah terdjadi pada nasib Hambali. Laila takoet... hingga ke­

lihatan sangat poetjat ipada parasnja.

,,Ja, akoe poen takoet Zoebaida. Roban akan me­

nerima nasib seperti Hambali".

Boeat ini Zoebaida melawan ia melawan. Ia samperi Laila dan ia seperti memoetoeskan, biar ter­

djadi apa terdjadi

,,Tidak Laila, tidak. Roban tidak boleh mati. Ia moesti dilindoengi. Sebeloem akoe mati, akoe nanti melawan. Laila, kau moesti toeloeng akoe

Laila angkat kepalanja, dan ia maksoedkan dengan njawanja boeat djawaban ini :

„Djangan kau minta, karena menolong Roban ada kewadjibankoe jang seberat-beratnja. Ia adalah sau-daranja Hambali. Goena ia dan goena kau, Zoebaida, kalau perloe njawa koesediakan

Zoebaida sekarang pelok Laila.

„Oh, Laila, doenia rasanja seperti brenti terpoetar, karena pada saat ini akoe seperti br...ti djadi menoe-sia. Akoe seperti lain orang, lain njawa dan lain soekma lain tjiptaan Oh, Laila

Hari esoknja, waktoe masih pagi sekali Zoe­

baida soedah berloetoet dihadapan Dewa Boeana akan minta diselesaikan keinginannja

Marga-ketoea telah dapat firasat akan hal ini, dan ingin batalkan keinginan anaknja sebeloem ia terlihat sangat dalam

Seperti Setan ia moentjoel dihadapan Zoebaida, siapa poen kaget sekali, tatkala ia tahoe-tahoe berhadapan dengan bapanja

Marga dengan soeara keran .dan tetap berkata :

„Permintaanmoe, tidak boleh djadi, Zoebaida. Ba-danmoe, boekan kepoenjaanmoe. Kau kepoenjaan Tenggara jang soetji. Kau tidak mempoenjai kasih merdika, kasih satoe satoenja tjoema boeat Sangihe, Marga-moeda".

Zoebaida melawan, boekan kepada bapanja, tetapi kepada adat jang ia anggap tidak adil memperkosa hati manoesia

„Marga bapa, apa badan perempoean moesti selaloe korban ? Hatinja diperkosa, badannja djadi permainan.

Oh, Bapa roepanja djaman tidak berobah sedari dahoe-loe kala Zoebaida menghela napas

Marga tjoba brentikan perlawanan anaknja dengan membilang „Zoebaida".

Tetapi Zoebaida bitjara teroes :

,,Sampai sebegitoe djaoeh, apa jang saja telah da-patkan, hanja terkoeroeng seperti dalam satoe sang-karan mas. Saja poenja segala apa, keagoengan, ke-moeliaan, dipoedja kanan, dipoedja kiri, tetapi apa artinja itoe semoea, kalau saja tidak boleh hidoep merdeka ?"

„Zoebaida", treak Marga Boeana dengan marah.

Tetap Zoebaida melandjoetkan pembelaannja : ,,Saja tjoema boleh bergerak, seperti boneka, seperti patoeng hidoep. Dalam dadakoe berdebar satoe djan-toeng jang senantiasa bergerak, kepingin satoe moes-tika jang satoe tempo moesti diipoenjakan oleh satoe perempoean ".

Marga Boeana menahan dengan matanja jang ter-poetar, tetapi Zoebaida bitjara teroes.

,,Jaitoe soeami, anak, jang apabila didoekoeng, ia moesti rasakan itoe djari-djari jang empoek. Itoe baroe penghidoepan jang sebenarnja. Boekan seperti penghidoepan orang djaman dahoeloe kala, perka­

winan dipaksa, didjoeal seperti boedak belian ....".

Zoebaida bitjara teroes : 44

„Bapa, saja bitjara atas namanja perempoean jang sampai saat ini, haknja diilas-ilas, ditindas,

dipendja-ra '•

Praaak Kedengaran soeara tamparan.

Marga Boeana roepanja tidak dapat menahan lagi, dan ia telah berentikan perkataannja Zoebaida dengan satoe tamparan

,,Diam teriak Marga Boeana

,,Oh Mengeloeh Zoebaida jang laloe roe-boehkan dirinja dan Marga Boeana berlaloe dengan sangat goesar.

In document 1 0 1 5 2 (pagina 43-49)