FUNGSI PEMBINAAN MASYARAKA T TERASING GUNONG KONG DI ACEH BARAT
(KoJiaD H ... Sebapl SosW EnGIneering)
Muhammad Sal.h, SH
Slat Pe.opJar pada FakWw Ifukum. UDlytnitu Syiab KuaJa
Pusat Pengembangan Penelitian Ilmu~ilmu Sosial Universitas Syiab Kuala
Darussalam . Banda Aceh 1993
,
I
... _
..•
1
"
~ ~f f f - , "
,;: , " ·
~ •, , , ,
~ " , " , .' ,
j"
,
"
I
~•
,}
Ir ,
~ r
.'
~ r .. .. .. .. .
...
i ,.. .. ..
•1\
" " ,
"'
., ...
.'.
'(11>
'"
~ ~"
~ Z ~ ~~: !\Ij: I'·' , ,~::; ':,. ), ! :" , I
!. c"~(; f r
~ ; ~l' , !
\ ;,
~.. ,
I,
r'
1,
'." I I,
.
~",..
• ,• .
,~
.\'.j"'
' 9-
>• i • ,
7• • \ , ; "
j" ",
.... , . ',,' I< "...
~.,.~
. ...
:~ ~ ','d
, ,
..- r;,•
• " .~.',
j, ..
1 j. •• ,
~c
"
r, '. ,•
.,, ,
~ •..
", . , •
1
if •, ,
KATA PEIIGANTAR
Berkat rahllut 'fuhan Vang Haha Kuasa. naskah dalall bentuk lapur81l hasil penelitian jni dapat ditulis untuk lIellenuhi sebagi.an dari kewaj i.ban atas konsekucnsi Ilenjadi peserta pads. Pusat Pengenbanann PPonelitian Ilnu-
1111u 505ia1 (P3IS) Universitas Syiah Kuala.
Pcrihal
yang 1Ilenjadi inli dalell. nasknh i.n iberkaitan dengan pembinaan kesejahteraan 50sia1
IIRsyarakat "terasing Gunong Kong~ dengan perspektif
fung-si Hukum Sebagai Social Engineering. Hukum di dalum
konteks ini dipaha.lli sebagai salah sotu bentuk (program) produk rekaY8.sa penerintah dari berbagai ket.entunn perundang:-undang:an, seperti. UU No 6 Ta.hun 19'/4 Tentang&etentuan-Ketentuan Pokok Kesejaht e r nan 5051al . Dal am
kata lain. Program Pembinaan Kesejahteraan SosiaJ Hasyarakat Terasing (PKSKT) Gunong Kong Oi Aceh Barat sebagai objek penelitian inL Ilerupakan SlJutu intervens1. suatu kebijakan pCllerintah berdasarkan ketentuan undanEt-undang. Jadi. program ini dipahami sebagai "hukum" dalllll artian rekaYllsa. 50si81 social engineering) penerintah dalam upaya nencapai tujuan- tujuan k\embangunan nasional. Persoalan yang hendal~dicarikan jawabannya adalah bagainana mekanisasi kerja program (atau hukum) tersebut
di
dalan hubungan dengan nasyarakat yang nenjadi realitasnya.AgaknYa. banyak pihak yang telah Ilellbantu penyelesaian peneiitlan dan naskah lapuran inl. Kepada Ilereka yang tidak nungkln disebutkan satu per satu, di sini akan disebut beberapa nana.
i
•
DAFTAR 151
PETA DESA ALUE WAXI
UTA PENGANTAR ... ... .• ... ... . . . ...•..•. .. • . . . .. .
iDAFTAR 151 ... .. . .. . . . .... . .... . . ... ... ... .•...
i i iABSTRAK ... .... ... . ... .. .. . .. . . . • . .. . ...
lVBAB SATU, PEHDAllULUAN . . .... . ... . ... .. .... . 1
A. Latar Belakang .. . ... . :.. .. ... . . .. . . 1
B. Tujuan Oan Hanfaat .. . .. .. . . ... . .. . _ . . .. 5
C. Ruang Lingkup . . . . _ .. . . _ . . . . . . . . . . . . . . .. 6
D. lietodologi .. . . ... . . 7
BAB DUA , TINJAUAH KEPUSTAKAAN . ... . ... . ... . 9
A. Pengertian Hukum Sebagai Social Engin ee r ing._ 9
B. Landasan Teori . . . . . . 14BAB TIGA , HASIL P ENELIT I AN D A N PEH B A HASAN .. .. . ... 19
BAB BH P AT , KES I H PULAN D AN SA R AN . .. . ... . ... . .... 37
BIBLIOGRAFI ... .. . . ... . •. . .. . ... . .. . . ... ... . .. 42
i i i
ABSTRAK
Di Indonesia masih dapat dijumpai kelompok
"masyarakat terasing", tennasuk di Proplnsi Daerah lstimewa Aceh, yai tu Masyar-aka t "Terasing" Gunong Kong di Aceh Barat. Mer-eka bertempat tinggal dan bertani secara berpindah-pindah. Pemerintah telah melakukan intervensi kepada mereka lewat program pembinaan untuk memukimkan mereka secara menetap. tertib, dan teratur.
Penelitian inl bertujuan untuk memahami seberapa jauh program pembinaan sesuai dengan be rbagai faktor, atau karakteristik sosial budaya masyar.akat teras.lng"
Gunong Kong. Dalam kata lain, apakah pelaksanaan program itu kondusif dengan .aspek-aspek 50sial budaya masyarakat bersangkutan.
Penelitian dilaksanakan di desa Alue Waki Kecamatan Oarul Makmur Aceh Barat. Oaerah ini merupakan lokasi pemukimun masyarakat "terasing" Gunong Kong.
Responden dipilih secara "purposive" sebanyak dua puluh dua orange Mereka adalah penduduk paling awal di daerah Gunong Kong. Data primer dipenlleh lewat WaWim Ci'lr"a d",n observasi. Data sekunder diupayakan melalui telaah dokumen, hasil penelit~an, dan buku-buku. Analisis data dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dengan tahapan kategorisasi dan klasifikasi. Hasil analisis tersebut kemudian dituangkan ke dalam tulisan yang deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa warga masyarakat Gunong Kong belum hidup secara menetap, tertib, dan teratur. Hal ini berkaitan dengan ketidak sesuaian hubungan antara berbagai faktor-. seperti karakter-istik program, aktor, dan fasilitas belum kondusii dengan kondisi sosial budaya masyarakat bersangkutan. Oi samping itu, aktor program belum memperlihatkan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik sosial budaya warga sa&aran.
Hasil temuan ini diupayakan untuk pengembangan kerangka preposisi ten tang berfungs1nya program ("hukum") dalam masyarakat. Jadi, berfungsinya . program (hukum) ditentukan oleh "conduciveness" antara berbagai faktor, 5eperti karakter-istik program, aklor, fasilitas ,
&05ial budaya masyarakat, dan pendeka.tan yang sesuai.
iv
Pembinaan pembangunan.
BAB SATU
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
adalah salah satu bagian dOl..-i Pembangunan itu sendi,.-i hakekatnya
makna adalah perubahan-perubahan, dalam mana perubahan te,.-sebu t.
umumnya, bisa berwujud pembinaan, pengembangan, penanggulangan dan sebagainya. Jadi, pembillaan itu dapat dikatakan sebagai upaya merubah sesuatu yang menjadi sas.,...-an pembangunan untuk menjadi leb~h baik.
Pembangunan nasional bangsa Indones,ja
kepada Pancasila dan UUD 1945. Artinya, segala beluk perencanaan dan pelaksanaan l,n~mbc'ngun.::lt1 i tu
didasarkan atas nilai-oi1al yanq terkandung dulam ketentuan tersebut.
Di rtalam UUD t945 dinyatakan bahwa -setiap negara berhak mendapdt peke,.-jaan dan penghictupan
Pernyataan in1, barangkaJi. berorienta5j
selul'.
harus dua
war-ga
yang pitda layak.
hasrat bangsa Indonesia untu~ dapat hidup ~e.Jahtera,
adil dan makmur. Cerminan harapan ini d i tuangkan puta dalam landasan operasional pembangunan nasionaL, ynilu GBHN, yang menyatakan bahwa sasaran pembangunan na5ion~1
adalah pembangunan manusia Indonesia seutut1nya dan pembangunan seluruh masyarakat Jndonesja .
1
2
Di samping itu, dalam GBHN juga diamanatkan bahwa usaha pembangunan di daerah meliputj upaya perluasan kesempatan kerja dan pelaksanaan pemukiman kembali penduduk yang masih hidup s~cara berp.1ndah- pinddh dao berpenc:ar ..
pembinaan
Dalam kata lain, upaya pef';'lbangunan kelompok-kelompok ma~yi3r<lkat yang
mencakup
beIum
mempunyai tempat tinggal dan mata pencaharian tetap.
Sebagai sulah satu upaya unluk mencapai tersebut pemerintah, dengan perst>lujuan DPR7
tujuan telah menetapkan UU No b, 1974 ten tang Ketentuan-Kelentua.n Pokok Kesejahteraan 5051al. Di dalam UU tersebut antara untuk lain disebulkan bahwa pemerintah berusaha
memberikan bimbingan, pembinaan, rehabl. I i tasi 505io3l
serla penyaluran kembali (masya~akat yang permasalahan sosial) ke dalam musyarakat
p~ibadi maupun kelompok.
Oalam kaitan melalul
dengan Menteri
usaha-U5c3.ha Sosi.al RI
mengalami luas baik
tarsebut (Mansus) . pemer in tilh,
mengeluar-kan keputusan (No 07/HUK/KEP/IlI19B4)
Pola Dasar Pembangunan Bidang Kcsejahtaraan Sosial. Di dalam amar keputusan itu dinyatakan pplaksanadn pembangunan kQsej ah teraan sosi .. ,,} mengi:tnllt pr .lnsip-
p~insip me lanjutkan. meninqkatkan, mengembangkan dan memperbajki serta memperbaharui segala has.lL pembangunan sebelumnya.
3 Amar keputusan Mensas itu pun menyebutkon perih.:..}
pembinaan kelompok masyarakat terasing. Bah~a penanganan pembinaan kesejahteraan 505ia1 masyarakat terasLng per-tu dilaksanakan, sehinyga memungk.lnkoln minl.malisasi kelompok-kelompok masyarakat yan9 tak tprjanukdu oleh proses pelayanan pembangunan. 1ni untuy. menunJukkan bahwa selama ini, terutama di Prop.lnc;i OLler-ah Istimewtl
Aceh masih terdapat kelompok masYurakat yang belum sepenuhnya dapat dijangkau aleh pelaYilnan pembangunan.
Masyarakat Gunong Kong, di DesiI Alue Waki Kecamatan Oarul Makmur Kabupaten Oaer-ah Tingkat I I
Oaer-ah Istimewa Aceh, adalah
Aceh
salah
Bar-at satu Propinsi
kelompok tinggaJ
masyarakat yang memiLiki kebi.:lsaan bertempat dan bertani secara be:.·rpindah-pindah serta
berpenear. Kebiasaan bertani tidak menetap ~eperti i tu Geerzt (dalam Schoorl. 1982 226) disebut menurut
sebaQai Artinya,
"pertan.ian 1 adang" (Chl ft.Lnq cuI tlvaUon) ~
sistem pertanian tarsabut rr-enggunakan lahan secara ber-pindah-pindah dengan 03.1 i:I t per tanJ an sederhana.
Tempat tinggal warga masyarakat jtu pun pindah. Apabila mereka mengerjakan J.:ldang
berpindah- jauh dar-i rumah utamanya, misalnya di Blang Tripa dan atau Krueng Antong yang berjarak antara tiga sampai tujuh ki lometer dari Gunong Kong, maka dl.buatnya "gubuk" atau
"rangkang", tempat tinggal lain untuk mer-eka bermukim di sana sambil berladang.
4
I
,
Dcngan adanya kebiasaan war-ga masyarakat Gunong
I
I(onq melakukan "pertanian ladang" dan berpindah- p.Lndah
"stasiun utama", dalam artian di mana ladang d.Lgarap di situ tempat tingga 1 baru dibangun, mengindlkasikan mereka ke dalam kategor-i masyarakat terasing.
Menurut Departemen Sosial (dalam EffencJit 1992 : 1) masyarakat tcras.Lng adalah suatu kelompok masyarakat yang memiJiki kesamaan c1r i-cir i fisik dan 505ial budaya. Mer-eka mendiami suatu ka ... asan baJ,k yang orbitasnya terpenei!, terpencar-pencar clan bprp.Lndah-
pindah mauplJ.n yang hidup mengembara di kawa!'ian laut dengan tar-af keseiahteraan s.osialnya masih
sederhana dan terbelakang. Kondisi mereka ilu d.Ltandai
r dengan adanya kesenjangan 5~5tem sosial, s1stem ideoloqi
dan iistem teknologi , serta belum sepenuhnya terintegrasi dalam proses pembangunan n;151tlOa I.
•
Masyarakat Gunong Kong menurut D~p.~rtemen 50~idJ
(dalam Tholkhah, 1979 : 26) memungkinkan dika tegorikan ke dalam "masyarakat le,..-asing sederhima" ~ Oarangk.ali. warga Gunong Kong dimasukkan ke dalam katpqor1 tC!' rsC!'uu t oleh karena ada beberapa ra~tor, da,..-i pengert1'1n umllm
masya,..-akat te,..-as ing di atas , sepe,..-t1 adanya ~eSen.ldngan
sistem teknologi dan belum sepenuhnya dalam proses pelayalanan pembangunan nas10nal.
Kondisi masyarakat Gunong kong SE'pprti dJJelaskan terdahulu memprihatinkan dari berbagai 5eg). Oleh karena
-'" ,.
bentuk unh.:k
warga Upaya
;lp .. "l.Y'· -.'.::~ - ';.1. :;J "',; .... lfJ!-i.r
mengatJilko'\n
tersebu't
di(tlak~uu cljtakuF.oln
.1 • ~.
lnt .. " 'd i .:\k..'1r,
lain
o~rt·.3nl
sec.::!.ra menetap, ".:.ertib, dar. ter ;.tur 'J,,,,p·~n'::i. l rJ92)_
Per.elitia;, ini dim"1ksudk..-:n u.--:tu[; ""I:?~.-•. """drr':\.
Jauh program pembinaan ke5ejaht("~ril.r1.n ·.os-i. .... 1 .. terasing" Gunong :<on9 sesua j denga:1
atau kar<ll~ teris~:ik
bersangkutan. D-:1lam
o;:osi;:;!
kata
f-o:UL'rIY,
,'P", "
,'\11kegiato?n pemb.inilan J.t'.1 "CDnl.h..lLiv",'"
j . Penel i tian in i bt'rtujuiln un I-U~
memahLl.mi pembiJ"'lC!21l
seoernpa rr'.1"::o)'arakaL fLktor.
''1e'!-' Y ,1.,-... k rt 1.:
!..it/sial masyarekat "terasing" Gunong r·e! lc..l.:!t.I : fl.lngsj hukum sebag<3i soc.ia~ '?ngineer-f .• l 'l .
2. Untuk mengei:ahui bp-rbugai f.:l:<tnr y •• rIlJ ;:'-5.-:1 m~nentllk;m
keberhasi lan prcyram p~mbinaa~ "~E'I-st:'bL. t.
3. Untuk rr:ema[,ami keberlakuil .... Leori Y;lrl,! ;':e:-I~rd t:
fungsi hukum sebagE.i ~ocial enq:"r;-:8; i .... ~.
6
Penell.tian 1.ni akan dapat bermttnf'lrlt g~car~'\ raraklis dan teoretl.s. Secara praktis. penelit.ldn inol akan member-ikan pemikiran ten tang p~renc ."n .. 'liln pE'fTlbanl)unan.
khususnya yi'llng ber-kaitan dengan pembl_naan masyarakat terasing.
Secara memberikan
505i010g1
penetitian
tear-etl!;') hasl.1 pene] j ti.1n ini pengaldlnan empirl.k clalnm pl':manfaatan hukum. Diharapkan t::emuan empirik ini dapat memberikan kO>1 t r ibusi
akan tear:t
dari
daJam upaya pengembangan tear.l SC5l.01ogi huklJm, khususnYil 1un95i hukum sebaga i social enqineer inoJ.
C. RUANl-i L 1 NGKUf' Pl NI l 1 1 I ('·N
Penel i tian ini d:i batosl. do lam 1 J "Y~uo del""""'" h l-iunnng Kong Desa Alue W.tlki recarnatan V'Utl1 MOlkmur Kabuprlt£'n
Aceh Barat.
keluarga yang
Populu..::.i dacraiJ
ber-tempal ::ingqa I
mcliputi pemukiman disediakan pemerintah, mslalui O~pilr-t·emen !==osl.al.
semU~"l
yang
Kajian ini akan di batasl. pada b1d."'\l1q sosiologi
hukum (sociology of la ...
n.
Oi d-31a,n ~. ,",\ J ian \.ni hukuU1 dilihat sebagai salah salu Qejala Y030gmelahi rkan perubnhan daJam m~5y~r~~at ("agen t- nf
change" t agent of develupmenl) . IJaJC'm kdl.) Jaill, d i l i h a t sebagai ~,ar-Llna saCJ • .11
rekonstruksi sosia 1 da 1 a,n pEmb:"lngun.M' nd'~ tond 1 .
D. METOOOLOGI PENELITIAN
Pene1itian ini dilakukan di Desa Alue Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Daerah Tingkat II
Waki, Aceh Barat Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Oesa ini
tempat 10kasi pemukiman atau rumah pemukiman pemerintah bagi tempat tinggal masyarakat Gunong Kong.
merupakan dibangun
"terasing"
Data Qntuk penelitian ini terdiri atas data primer teknik dan sekunder. Data primer dikumpulkan lewat
wawancara tak berstruktur dan wawancara berstruklur (dengan menggunakan "guide int;:erview"', serta observas.l partisipasi. Data sekunder diupayakan melalui penelaahan kepustakaan, seperti dokumen, hasi! penel i tian, buku- buku teks , maja1ah, dart media massa lainnya.
Populasi atau subjek adalah kepa1a keluarga yanq terdattar namanya sebagai rumah pemukiman proyek pembinaan masyarakat
seluruh penghunJ.
terdsing Gunong Kong Aceh Barat. Mereka seluruhnya seratus kepala keluarga yang menempati seratus unit rumah pemukiman.
Responden dipi1ih dari seratus kepala ke]uur'"ga (batih) yang ada dalam daftar. Mereka, sebagai responden terpi1 ih ada sebanyak dUd puluh duu keluargd. Setiap keluargo:l dipilih satu orang kepala kpluarga atau mereka yang bertanggung jawab atas ke]uarg,,"ulYd. Semua merek,':J itu adalah penduduk asl.i daL'r"h Gunang Kong sP)ak Prnd 1\1
1971, sekitar delapan t'lhun seblum pnJgr ,.ltn
7
I
di la'ukan. Dala- kala lain, ~edua pul~~ dua re!:.pcr"'er ter-sebu t sengaja dipilJ.h (purpas.l ve s.ampling) o 1 E'~
karena merE"ka merupakan anggota masyardkat atau pendudllk yang paling awal rnenernpal.l lokasi: Bunong Konq UeSr"l
Waki.
AJue
Dalam upaya pengumpulan data pri.mer, kepdda 5ubjek
penelitian diber-i kelelua~aan untuk mcnjawab pertanyaan- pertanyaan yang mcmungkinkan mereka mernaparkan kondis-1
mereka sebelum dan selama proses atau kegiatan pemb.lnaan dilaksanakan. Terhadap mereka diadakan wawancara secara
lpntang berulang-ulang, terutama per:spekt.lt
konsep pembinaan tersebut, untuk mengkonf ir·ma!'.>ikan informaS:L mereka satu dengan y~ng iainnya da I am upaY'::1
menemukan kejelasan data yang I;tiperoiph.
Analisis data dilakukan dengan k.ualitatif, secara "grounded", yak.n i dengan inc1uktif. Dengan perkataan 1aill, Data yang dikembangkan
permasalahan.
ke arah fokus menc:ar i tahu Data yang dikumpuLkal1 se 1 am,1
pendekatiUl pl.!nalarnn dj per'oleh jawabdn penel.i. t ian dirangkum menjadi satu dalam calatan lapangan ('f.H:,ld
f~elr1
note) . Selanjutnya, data yang tercalnt 01. d",Jam
note itu kemud1an dianal~sis dengan tahapan kategorisasi dan klasifikasi. Hasil analisis lerscbut d.Ltu~ngkan kp dalam tulisan yang deskriptif.
. SAS OUA
TINJAUAN KEPU5TAKAAN
A. PENGERTIAN HUKUM SEBAGAt SOCIAL ENGINEERING
Dj dalam pengkajian hukum dikenal berbagai aliran
(ajar-an) yang mas~ng - masing melihat hukUfn dengan perspektif tertentu sesuai aj aran yanq dianut. Dalam pengertian lain, banyak sekali rag am pandangan ten tang
•
hukum saling berbeda satu sama lain yang disebabkan tidak adanya persesuaian pendapat mengenai konsep hukum
itu sendiri (lihat Soekanto, 1983). Mis illnya, a I i ran (aj ar-an) juridis-dogmatik mel iha t hukum s~bagai "lemb.lga formal", suatu kajian yang terpisah
..
hubungannya dengan masyarakat 0. Oalam perspektif aliran tersebut, hukum•
dipahami atau dipandang sebagaimana halnya undang- untlang (Sudarto. 1975 : 20). Misalnya, UU No 6. 1974
Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial.
Hukum adalah undang-undang, yai~u suatu komr,Jleks perundang-undangan; hukum di Indonesia, misalnya, adalah suatu kompleks perundang- undangan yang tJerlaku di Indonesia dalam upaya mengatur kehiclupan umum (Rasj idi, 1984 78). Umpamanyn, hukum piddna merupakan knmpleks perundang- undangan yilng mengatur hukumdn
penj aha t .•
Aliran juridis- sosiologls , r..ebagal milC rUO alJran (ajaran) lainnya, komudian mencoba melihdt hukuro sebagai salah satu "lembaga" yang berkaitan dengan masyardkal.
9
to
Oa,',am J.:'lta din, ~eca""'a. SOS.lnJug~c,.. huk'l;n mer-upa·(.ul lembaga i<emasy.l'Clkatan, yakn.l. t;tlatu h .;'!pJnan
yang bertujuan urtuk memenuhj keb! It,lIn~n
negara, dan deng.:\n demikian np...-upakall jJetj·.lm',,'1
interaksi periti'lku pendistr.1buc>liU1 bid.-lIq kF"·,eJaht ... ·.~.~:,
sosial {Soekanto~ 1976 : 5) _ Aj':H'ln ill 1 n:"','r>7(011' k, "";1
hukum seba~ai SUi'ltll ,J\) ... i,r- ti!r.'l:t· ... .1.,
"law 1n ~ction~ sehagai ~agian dari ~~~~~ "'!=oc I fJl(.'y:i.c::.l 1 jurisprudenr..p" (Al1dllrr.~hm2.n, 1987 ua;" Rnhar-d]n, 961) .
Ad~ SUntu o3J i ,.-an j a j r' Y.:Ing hubungan;,ya dengan ,"'\1 j,ran disebu tk.:lr. ler','l.<;hj.r,
"'!liran sosicloqi hLlkum (sociology of la...,). Alir.,n V l t
belum terdapat r.e5epakalan dari pakar-p.,kar hukum t.lnllJk
menyebutnya sebagai sdlah Stltu co'lba;-lC; penykilJ i')11 hukum. SebaQian pakar me:1ya takan bah.", aj ilran
merlopakan bagian dar:i_ kaj ian sos01 og i J dan hagian
yang lain (sesuai kajian penelilidfl U1 i i ml.:..!nyebutl',.ln
sebagai bagian dar-i kaj ian hukum. 2agian yang dj sebL·t "'.:111 terakhir menllrut 50ekanto dan M.:J.mudji ( ... 90~
sebaqai i 1 rlU ten lat"lq j'.Fmya taan i1ukom. Dr.n ":'-;>(1
lain, 505i010gJ. hL~5<.llm bf>rUL1aya tHII U!'. (:l~'l{J'hjt kC'" nJ .~-•.• "
hukunl yanq terd2.fla t- rl'l~~nI I. '.;lit..j' {clogmatik} :=oehin9']0 memun~l!~jnl-.""'" hl;"=ur 'J ". t.;'. . ! l
".c \
~ ,I.salah <;atu ", . .:ir J ,\
institulion) yar.g keefek l.l V 0;\11 1 <:ll.lIny~~
dengan asp~k-aspek ~osiaJ ~unuya I-',r ein (a,
11 lJerfungs.J.n'fd IlukuPl bergantung kepada ~f::jur.lla.h v.ll""l.abel non-hukulO yclnQ keber 1 akuanny.ct sa 1 ing mcrnban tl.l ddl"'l sesuai
satu sama lain (lihat Soekanto, 1981).
Hukum sebagal. social enqineering merupakdr bagl.an cI"tr i pengJr.aj ian
hukum
hukum secara 50siologi5.
hendak doll ihat dill"" i k.al tan i n l , tll.~n(]un
£.\rtinya. per-spek'li f df"mJ.kl.aq
keberlakuar:t
5051010gi5.
keberlakuan faktor di
Da]am
hukum banyak dipengaruhl.
luar hukum ilu sendi r.l,
oIeh se-per-ti
berbdqcd kondis.l
budaya, str-uk tur sosial masyaralc~ t dan sebaqal.f,ya.
Oi dalam hubungan dengan hukurn u n r1ang undang, hukum adalah UU No 6 , 1974 tpnld"9 keL.e) •. d .. tE-raan
5 0 5 i o 3 l , dalam konteks penel i tiall in 1 d. 1 :..11':&1....
keberlakuannya dengan mengguna",nn kon~~I'p hutum social ~ngineer~ng.
Sebagai 50cl.ai eng~neE'rJng, hllkum dimaksudkdt, yanq di" . .!i> l
upayd pcmbaharuan
Penl]gunaan hukum sebagai sarana pcmbdharu.'1n dlJakukall
melalui, prinsip
misalnya, penel""ilpan teul""i·~L ... o r-l
sosiologis untuk rnencapul
pembangunafl (Soekanto, 1983 : 270-271)
don prlps.Lp tujuan-loJuan
Penggundan hukurn sebagai £oardoa SClC"lal pngineeri'lg. atau "social el1gineering by law", d,::"",m hal ini un tuk.
melakukan perubahnn perilaku POI,-" hidur masyarakat. mi3alnya dari kelerIJP!.:IkolIHJ .. tn ml~n.iadJ. maJu.
12 merupakan salah 5atu ciri dari hukum dillam masyarakat
(Rahardjo, 1982 169) . Jau.l, hukwr modern
konteks inl dipahami 5ebagai upaya sadar yang sebagai sarana
tujuan- tujuan pembangunan.
untuk mengaratlkan yang dikehenddkj
Konsepsi hukum sebaga.l. social perkataan lain, juga dimaksudkan
masyar-alr.a t pemer-.l.ntah
eng.l.neering.
suatu cara
dalam dl.pakai kepada dalam
dalam
untuk mempengar-uh{ masyarakat dengan sistem yang teratur dun
direncanakan terlebih dahulu, yang mengandung makna hukum · sebagai al at un tuk merubah masyarak.a t, .. l,).w as ••
tool of social change" (Soekanto. 1980 : 115) . Dalam i s t i l a h lain, huKum dipakai
proses interaksi
sebagai sosia L.
saranil.
"Jaw memperlancar
facilitation of social .Lnter-action" (Soekanto,
untuk
1981
44). Satjipto Aahar-dju (.1979 : 42) di daldm dl~er-t.asjny~,
pun menggambar-kan bahwa hukum sebaga I soc.1.al enqineeTinq adalah upaya yang dililkukan secar-a '!'>ddil.T untuk mencapa.L suatu tertib atau keadaan masyar-akal spbaqa.Lmana dicit""
ci lakan neg",r-a atau melakukan peruuahan-perubahan sebagaimana yang diinginkan.
Upaya SOC in 1 engineering agaknya berkaj l dengan per-encanaan s05ia1. Sebagai salah Sdtu konsekuenSI dar-i.
keterkaitan fungsional
i tu ad",lah terjadinya peru b~l han - pertlbah~,n
dalam berbagai aspek, sepcrl.l sosia J , ekonomi, politik, budaya dan sebaga.inya. SebagaJ.mand
. . . .
'berencana (planned change), yaitu le~at suatu intervensi 50sia1 dalam rangka mencapai sistem -=;05i;'l1 har-u
(relt..onst..-uksi sistem 50s1al). mak", terSE'tlLI t dapat dinamakan rekayasa 505ial (sociaJ enqineering) .
Menurut Hanafiah (1993 15) suatu rekuya~a sns.lal adalah ( 1 ) upaya penerapan ilmu sosial bayi par-a pelaksana pembangunan sebagai Soar-ana efek 1:i f dalam mencapai tujuan-tujuan pembangunan i tu~ Ar tinya, dengan aplikasi ilmu 505ial akan memungk~nkan dipahami nilaj- nila.i tertentu, untuk kemud'ian membantu menggambarkan pola perililku suatu komunj la!> yang menjacli sasardn; dan (2) untuk menjabarkan satu yuqus hipotE'sis menJadi caro'J,- car-a praktis berdasarkan tipe pola pe r il.lku tertpl1 tu untuk mel1c~pai kondisi yanq diiny~pkan.
Pembinaan kesej ahte"~an soc;j •• J fTlilSVdrak" t f:ero''''J n,),
sebagai aplikasi UU No 6, 1971~ dapat d~Jaba~kan sebagaJ suatu aplikasi perencanadn ~osial (o50cial palanningJ °
Perencanaan ini meliputi prinsip-pr~ns~p dan metoda yang dirancang untuk memanfaatkan (memanipulasi) k.ekuatan-
kekuatan sosiai dalam upaya menl:apai tujuan penlbangunun, khusLlsnya tujuan pembangunan di bidang kesejahteraan sosia) . Oengan demiki.an~ dilpat. dikatakan bahwa hdSil kajian hukum sebagai socia~ eng~neering dapat dijad~kan
sa.lah satu pedoman bagi pG'nqambi 1 kepulusan. pl?r!:!'ncana
L4
dan pelaksana pembangunan, agar dalam pro~es pembangunan
se\anjutnya peran serta masYurakat .... asaran mcnjadJ leb.l.h
meningkat~
B. LANDASAN TEORl
Untuk keper'luan kajian dOln analisis temuan penelitian Ini dipakai kerangka teari atau pendekatan struktural fungsionaI, yaitu kerangka analisi!'o
dan fungsi 5uatu sistem sosl.al atau baqian dari sistem 505ia1 dalam suatu teriterial tert~ntu. Kerangka teori dimaksud diilhami oleh Soekdnto do'1n Rahardjo (dalam Karim dan Nahar, 199J 1J5), yakni berfunqG.l.nya hukum dalam masyarakat berganlung pada keseras.l..:Jn hubungan yang inter-dependensi dari <i>E'Jumlah variahel. S~bagil.l.mana
Juga d.l.Jelas·kan Soekanto dan AbduJ l.:1h (1982 IB) bahwa berfungsinya hukum bergantung pada J.nterdependensi berbagai faktor. sepe..-ti hukum i tu scndir i , aparat pelaksana, fasilitas pendukung, dan kesadar.an masyarakat.
Pad a bagian yang lain. Soekanto ( 19B6 3-4) menyebutkan bahwa masalah pokok darj hukum sebenarnya te..-lelak pada beberapa faktor yang mungkln mempengaruhinya, yai tu hukum j tu sencJir 1 . p(';'neg",~ h~lltum,
sarana atau f asi I i tas pendukun\J, kebuduyaan.
I.
t
•
15
Apilbilil kerangka teor i yrmg u'l<.:iehuLkitn lef'"ilkhlr dicoba analisis, maka hHbunqdnnya denq..'tn
tidak menunJukkan makna SatllJat berbedd. Ar ll.nya, Jl.ka
dalam teori per-tama f ak tor- fak tor- yang mempengaruhi
funY'hi hukum dalam masyar-akat terdl.r-j atas empat faktor, apar-at, fasilitas, dan f'I'Iasyara~<ll, milka yaitu
c!alam
hukum,
teori yang dl.sebut terakhir mdsalah penegakan hukum dipengaruhi oIeh f",ktor- faktor sepert i
apar-at, fasilitas, masyarakat, dan kebudayaan . terdapat sedikit hal yang menjadi perbedaan, yakni teori pertama dikatakan ber fJ.mgsiny", hukum
hukum, Jadl..
pada tJalam
masyarakat, dan pada yang kedua dis~but masa lah yang mempengaruhi penegakan hukum.
Di dalLlm kaJian 1.ni , bprfurlfj!".iny;') htJ!~um d.:ll"'l mao:.a1ah penegakan hukum dipahami sebaga1 sualu pe~5~m~an. Daiam kata
dalam
lain, hu~um yang dip~oduk aIel, lernbilqd kenega~aan
sistem pemer-i n tahan Indonesia d~masudkan untuk .J ad i , diaplikasi ke dalam masya~akat Indonesia pUla .
meski masing- masing teori itu berbed3 dalam memberikan istilah, Yditu yang per-tama i s t i l ah "berfungsinya hUkum"
dan yang kedua "penegakan hukum". namun, keduanyoLl pada prinsipnya, hendak mewujudkan (pr-oduk) hukum t.erse-but ke dalam masyara~at. Manurut RuhardJo (19S3 : 24) penegakan hukum adalah suatu proses untuk. mcwuJlldkan I<p~ng.l.n;')n-
keinginan dipahami
hukum menjadi keny~taan. Kc-jng.Lnan lersebut- sebagai has rat dan pi k i r-;,n-p.l k. i ran pembUill
•
16 hukum yang terkandung dalam pertauran itu.
Perbedaan lain adalah tentang jumlah faklor peuball dari kedua kerangka teori i t u . Pada keran9ka per t~m;:a alia
sebanyak empat kedua terdapat
faktor peubah, dan pacta
1ima faktor. Ur-utan "fak tar rJar l.
yang satu
sampai empat dalam kedua ker~ngka teori mempunyai kesamaan, ndmun faktor kelima dar"i tear.! keuud ditambah dengan "kebudayaan".
Perbedaan jumlah faktor atau variabel dalam di atas, di dalam konteks ini dipahami teori
suatu kesamaan. Artinya, empat var-label dalam per-tama d~n lima variabel dalam tear-i kedua
kedua sebagai tear-i
sebagai empat variabel sebagaimdna dl al<.slldk.an pada teori per-tama. Hal i n i disebabk.m var I.;bpl terakh.lr dalam teori kedua, sebetulnyy d~pat dimasu~kan ~p dalam variabel keempat dalam mas.l.ng-masHlg vdr-iabpl dalam kedua teori bersat'gkutun. Jadi, fi3ktor
itu masuk ke dalam fak tor masyaraka l , yang dalal"
penelitian 1ni diberi sebutan lai" sebaqal sosial budaya masyarakat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dar.l. kedud kerangka trori disebutkdn di atas pada da'3arnya adalah suatu kerangka acuan penye J enggi:ar .1.an huk.um rldl am miisyarakat. Apabila hukum, mis .. llny.,. dlll/101t
SULltu lembaga formal atau menDLkut l 1 PI]""] 1 l rle.
( ~cpert.i pclaksanaan Hukum Piclana. KUHP) m~'ka hllkum c1l
situ lebih hersi f~"\t "preskrl.jJtit"_ clalHrn kai tan ini hukum dipandanq ddr i pE-rpr;E'k L.l.-f "';oGiotngi.s,
sebagai suatu lembaga ticJak fern',]l suaLu
"intervensi" • suatu
p~mer i n t.ah, maka hukum di. dalum it.nntehs 1 etl.l. h bersifat "deskri pt i f" (Hahardio, 1'177 ~ l ) .
Peneiit:ian ~ni b~rU\~k5ud untuk melih03t hukum
sebagai 5uatu produk rekayasa pemerintah yang ~uJudnya
berupa sebuah prcqrMm yan9 datang darl
•
"a,tas" _ Oalam per-kataan lain, hukum itu mt:rupak.ln 5tldLu programpemerintah tentomq Pembinaan.. Sosial
Masyarakat Terasing. Dengan l1emikiilrl. kaJian dalam penelitiao ini berkaitan dengan hukum yang bersi f~"lt
505iologi5.
D"dam kaitan dengan pengkaJian hukum secara 505iolugi5. maka kertillnqK.il teori tersebut dipahami sebagai bp.rikut. (f<:!rfur"lgsinya prOIJI"i\m pembl.naCln ke5ejahteraan 505oi<11 tcrhadap m0350yarakat "terasing"
Bunong Kong banyak di tent'Jk.-;n 011:'/1 b,=,rbaga.l.
50eperti karak ter!H t ik program t ag'?n (pE'mba"la progr.sm 1 ,
fa50i 1 i tas, dan sosiul bul1aya nlOlsyarakat be:""'=>angkutan _
Pemaknaan ber-kai t
dengan kan50ep I-ukum sebaqai pran.:o la (Soekanto, 1983 82). Pran.~ta 505iaJ di 5l.ni rlipahaml. scbagai suatu sistem tata kel aklOan dan I:ubungan yany bcrpusa l pada aktivita~-aktivitfis untuk mpmcnuhl. komple k5-
IS kompleks kebutuhan khusus dalam kehldupan masyarakat (Soekanto, 1982 191) . Proqr'am pembinaan merupakan
hubungan
suatu sistem .. intervensi" (tata kelakuan dan
anta,- manusia) yang berintikan pada seJumlah aktivitas, seperti penyediaan pemukiman, bl.mbint}dn, dLln berbagai fasilitas lain untuk mencapai lujuan ballgsa Indonesia).
Dengan menggunakan kerangka acuan 505i010gi hukum) i t u dimaksudkan untuk m(;>mah.']mi
( tF'ori laraf keefektivan pl:!lraksanaan sual"u progr-am (hukum) (Soekanto,
1985 27) • Dengan perkataan Iil.in, kprangka teari tersebut memungkink;\n untuk u.1pdhaml r£.>~1 ( .1 <';osi dari suatu kegiatan social englneering. Pruqram pembinaan kesejahtpra.J.n sosial itu, bolgdimanil pun, OI(;'r"Ilpakan !.>uatu produk rekayasa 505ia1 (socia1 engineering) pemerinlah. produk pemerl.n tah 'ieper t.i i tu dapal dl.pahami Umumnya.
sebagai halnya hukum yang mengikat setiJp wdrga negara.
Sorokin (dalam Rahardjo, L987 170) lelah menggambarkan pandangan masyarakdt modern l~rhddap hukum di mana tujuan dari hukum ilu 5epenuhnya "ulil.Llarian"
yaitu keselamatan hirlup manusi~, kelertiban, ~ebahagiaan
dan kesej ahteraan. serta lalnnya. m~rupakan
gambaran adanya hubung.:m funcl'''o.lonal allt.a..-a "hukum" dan masyarakatnya. Sebagaimand juga leor .1 Durkheim yang memberikan ddsar bagi kemungkJ.narl penqgullddll hukum unluk menciptakiln
diinginkan
Cl tau /TlempC!rtah~lnk an masyarak.a t (Rahardjo. 1982 : 171) .
seiJdqaimana
I'1elalui berbagai var~abel yang dikemukakan dalam kerangka teoretik terdahulu, yakn~ karaktersit1k program pembinaan, aktor atau agell yang memb':iwa program~
fasili~as pendukung program, dan (kondisi) s05ial budaya masyarakat sasaran, di 51ni akan dijelaskan temuan empirik dan analisisnya.
(1 ) • karakteristik program. Menurut data yang
diperoleh dari respond en dan informon program ini dinamakan
Terasing
"Pembinaan Kesej al~terai:ln 505ial Masyaraka I.
(PKSMT) 6unong Kong". Program pembinaan jn.l.
dihantarkan kepada masyarakat Gunang Kong tahun 1979/1980 hinggol 1984/1985, atau dalam jangka waktu lima tahun. Setelah lima tahun dibi na aleh pemerintah (Oepar temen Sosial) kemudian kepac1a Pemerintah Daerah Tingkat S.,lu. Oalam kata lain, ~esurtnh
dibina aleh Oepartemen 505ial selama masa I1ma lahun, maka Menterl.. 505ial RI menyerahkan kepada liubernur Kepala Oaerah Tingkat 5atu rop1nsj Daerah rstimewa
untuk dilakukan pembinaan selanjutnya.
Aceh
Menurut responden (wolrga binaan) pelaks<'lnaan kegiatan pembinaan yang dibawakan Oepar-tt'men Sosial ini, adol yang menguntungkan clan ada Yolng l.tdak menguntungkan. Perihal yang
penyediaan dan
menguntungkan wary,) pemberian berbagai
19
masyar-akat 1a5111 tas,
adt"llah s('per-ti
•
20 rumah pemukiman, lahan pertanian, dan lain-lainnya.
Perihal yang kurang menguntunqkan masyarakal akibat
kehadirilh program pembinaan adalah bahwa m,.,..reka
meni ngga 1 kan rumah sendiri untuk pl.ndah k" rumdh
pemukiman yang disediakan pempr)ntdtl. ML'reka me'lgalakun bahwa sebelum program hadi,.- k(t daer .. \11 Gunong Kong mc>rel-,.-I
sudah punya rumah-'rumah sendiri. llan
mereka sedang dalam proses pefnbuatan tahan-sawah pertanian.
Hal lain adalah bahwa lokas~, temnat r-umah pemukiman dibangun merupakan daerah yang ban yak tanaman kebanggaan
di daerah penebangan
mereka, yaitu pohon duridn. Pendirian
tersebut. dengan demikian memp.rlukan semua pohon durian itu. PadahaI, hasil
rumah upaya
atau panen durian t~"'Sebut cukup bel"'arti dalam kehidupan mereka sehari-hari, terutama pad a saat mUSlm dur-ian.
Warga binaan mengatakan bahwa sebelum pemukiman didirikan, mereka te lull mE>n'lusu 1 kan
rumah pada
petugas dari Oepartemen Sosia1 agar bangunan rumah yang akan diber-ikan dapat di~ejajcH"k.m
terddhulu. Namun, petugas kurang menqhirdukan mereka,
banyak
dan pohon
kemudian letOlp SOlJa dibangun durian jtu. Oengan demikian
di scmUil
rumall
usui.iln temnat
puhon durian ditebOlng, dOln akhirnya warga binaan diharuskan untuk tinggal di rumah pemukimtln i tu. Namun demikian, ada sebagian dOlri warga yang mencoba ber-siker-as tidak
· .. _ .... --
21
be~sedia meninggalkan ~umah sen(h.~ i karena sayangnya
pad a rumah se .... ta tanam--tanaman di <:iek l. ta .... roya.
Menu .... ut masya .... akat Gunong Kong, harusnya pembinaan itu tidak memaksa g~g~san dart "ata~",
a r t i sebelum pemukiman dibangun 1 etJ.l It
dimusyawa .... ahk.3.n lebih dahulu dC'ngan 'S~lliruh Jika musywarah dengan semu,:) un~ur
program dalam
b..-llk
masyarakat.
masyarakat terjadi maka program lebih nlengunlungkJn
kedua belah pihak. Dengan dem.L"l.an pem.l103ngunan (pembinaal')) terhadap masyarakat
bekerja 5ama sec:ara baik. D<:IJ.o3m
pembinaan (te .... uatam pembangunan
Gurtong kala
Kunq
lil.Ln, pemUklfnan)
dapat
konsep menurut
masyarakat ber.,angku lan naru!.'> bersl. f."l t "p"r tJ 5l.pator i!.." , yakni
atau
pe .... paduan antara ino:;ppirasi keuut) beJah pembangunan yang per.:.n ~er l i l , kon~ep dilr.i
dipadu dengan inspi,.asi dar i "bilW,"lh".
[Ji samping i tu, warga binaan l:'Ipqatdkan i s t i l a h masyarakat te .... asl.ng yal19 digunakan
p.i..hak,
"ata.,"
t.ersebut kepada mereka juga t.idak menguntunCJkan_
Penggunaan istilah te .... sebut menyinIJlJung nama bcult:
mereka_ Mereka kurang seppndapal dpnrJan
terasing terhadap dir inya da J am proqr-.lm pernb i.n.hUl. !Ca J ,11 ~
mau dlbina tanpa ado1 nam"l tf.'ri'lsing pun hJ.Sil. jad I . mengapa har-us dikatakan nlasyarak.'lt l.\,,'rdslng Gunonq ~onq.
Mereka sudah ada di daC?ran in!. <;'l? i."1~ td!lIln J<7701 t9"11, dan sudah pernah ikur- scrla cJal~un r'r>mlllJ, nlC'lIl).:1pa merpka
pada tahun 178') difl~tnak.al' ma'.:.YH·ul-.at ~pri·~.~nc;. ,
Dari
~rogram
fdll'] dlfJ<~rol(.·h d.lp.ll
pemhinililn kc-sE' j "'I' Lrr,lan diperkenall:.d" pada m~"5yarako.lt
:;:'2
t'o.,h":d
y""'rg
padd prinsipny,,,t C.UkIIP mendukung p£'r-II"<'lh.~·, konLlts' keh.1dupan mereka. Namun, pe} aksanaall k'",qj a ~iln tero;p.Uut menimbulk;;tn ban yak 1(C1n5ekuen~-.i yang t id",'·,
semula. l1isalnya, program memiJ .1h lokasl. di tempat vang jauh dari rumah warga hi"aan, bc:lrt:lnc;"~ali J dt!ngdn h.::srapan suatu saat nanti masyarakat akan lebl.h "5enang, rI.::n
ada aspek lain yang t.erselubung dari program c:I .. 'm bi sa diperkirakan hasilnva.
Bagaimanapun.
upaya pembinaan
suatu dari
tindakan pemer intah konsekuensi tertentu pad a
intr:rVEO'l":il. •
atau bE'Jum
konsekuensi ( I. 9(,/.
147 ) me] iputl. -:.bjektif d.:l"l sUJek!.i.f. jilKd'o1ol.ufl
fungsi- fungHi manife~l adalilh Y.onsckllC'll..-;i - k,Pllspkuen';..\
objektif yang menyumbangkan penyesuaian terlv:td.=::p o,lIattl sistem sebagaim,3,na d1.mai<sudkan (i:1 tended) -j"1n cli ketahui ( recogn i zed) oleh partisipant dalam -;.istf.'m .ltu.
Sedangkan fungsi LAtent adalah yang lidr'lk dili1aksuc1~an
dan tidak diketahui parti~pun.
Mer-ton (d.-dam Berger~ 1981 t j hat
Ritzer, .1985 : 27) menc.lptakan i s t i l a n tungsl mani -resl dan latent untuk menunjukk.311 maksucl "Yunq d 1 ten tl.:k 03n
2.3 secara resmi" (baca: intervensi dari ",'Itas") untuk suatu instilusi a tau pengaturan sosia 1 ter lcm tu ser la maksud yang "ter,selubung" (dr.n ipso fNcto tldak terlihill •• tall
tidak disadari).
Apabila program membangun rumdh pemukl.man
dan sesuai dengan r-umah-r"umah mill.k masyarilk03t lerdahulu
maka semua tanaman dan rumal1 i lu dapd l rlenyan
baik. Berbagai. tanaman yang telnh ilcla c;ckltarnya,
dengan demikian tidak musnah dimakan nlph bindtang, tJan lain-lain. Namun, program bersikeras memilih Joka51 van!) agak Jauh dari rumah- rumah mereka terdahulu oleh karena
berbagai pertimbangan. i tu
mempunyai 1uI1g5i dan at au konsp-kuP-!l!:>l. tert.en lu pu] a.
Dalam haJ pemberian .15t.1 1 .. ,11 t~r."~lng kl"'prtd.l
masyarakat Gunang Kong pun bc-I" k..J I t
pc ... timbangan dari De-pa ... tr?men 50<';.1 i l l An ta ... .:! lain,
m.l.salnya~ be ... k a i l dengan aJokasi i<.£..'illql.nan
"good will" dari "atas", se ...
t.,
untuk. ,"pndapa tk.vn kemudahan lainnya. Dalam kata lal.n, lewi'tterasing itu memungkl.nkan proqram br>r';dfltjkutan
terutama dalam alok".;) dan kemudahan,
sebagainya. Sebagaimiu Id ( 19?'l
bahwa alakasi angga ... oin p ... ogram J:l1~mbin..-Jiln I.e ... coebu l bertumpu pada satu Deparlemen . Hal J.nl mpl""upakA,n l.khw.;.1 yang sangat be ... penga ... uh dalam kee'tek l~van capaian p ... og ... am pembl.naan itu.
24 (2). karakteristik aktor atau ngpn program. Menurul data dari responden dan iflformaf"l, para aktor progrdm terdiri dari peotugas dari Ueparlemen Sosidl (yang ditunjuk. pemerintah) , dan petugas yang dipl.lih dari war-ga
lain
binaan. Petugas dari Oepartemen 5051.01, antara koordinalor (proyek) program, Ilenyuluh, penqatur makanan,
binaan
dan sebagainya. Sedangkan p~tugas dari warga dipilih oleh Departemen Sosl.al . melaluj koordinator- program. Petugas dar-j masyarakat 1 tll, anlara
lain meliputi Pekerja 505ial MasYdrakat (PSM), dan lain-Iain_
pembina.
Menur-ut (responden ) war-ga petugas d;:ar i Departemen 5050ial biasanya datany k,p Ink.1St Gunong
mereka ada keperluan PQntJng Sll.J~. Mereka
Kong bi J a apabila
datang ke lokasi seringka 11 berpenampilan sepert 1
pejabat (baea: resmi atau formal). Mlsalnya. berpakaian seragam, berbieara dengan nada tinggi, seperti ada kesan
sombong~ Penampilan mereka sl:'perti <'IJOS bl:c'sar" • gaya berbicara suka "memerintah" . Hesnonden. mclalul penampi I an petugas i tu. merasa bah .... a par'iJ pe lUgiiS henda"
menunjukkan kekuatan a lau kemampui,n, 11.-11..-1m ali lebih berkuaSd darlpdtia warcJcl
petugas
demikian kalau ada di antara anqgolil w.lrqa hlllaan
ka la
kurang dJ.hpl"" I "an
anc:aman. sepert.l. misalnya penCjllalnb.-.t Ill·ml •• l l l q l l f l , l f l
GPK) • dan sebagainya. Responden ,llq,1 bo3low.-)
-,. • J petugas seolah menunjukkar\ sikClll I-:ur ~l.nq lutu"'> di.\larn membina atau beke"-Ja GUflOflY KonrJ _
seperti tidak betah untuk ber I Llm~·· tulO.:1 I.h tf'mpa t tuga~.
Artinya, para petugas tidal< rnpnginap du lokas i walau untuk sa tu dua malam saja, biasilnya 5ptelah mereka pergl ke 10kasi untuk keperluan tugas ter len tu, kemudian mereka pulang_
Petugas pernah memberikan jan..li-Janjl. kepada wwarga binaan, terutama sebelum progr am mulal. di lak
sanakan secara sempurna. Misalnya. petugas akan mendir l.k.an r-umrih pemukiman "semi- per-manen" kE'pada masyarakal GUI,onq Knng,
dan sebagainya.
OaIam kaj tan dengan pebJl]as I nk.-:;. 1 , yang d lpl.l lh
da,.-i kalangan masyarakal Gunong Konq, mp"mpuny~, ~
kar-akteristik te,.- ten tu, antarrt Jdin
Mereka selu .... uhnya be lum mempuny~i ppngaldman da"
pengetahuan tentang pembinaan ma5yarukrit. Umumnya, mer-eka tidak mempunyai latar' belakang pend.1dikan formal . Mereka mengetahui bebvr-apa .1nformdG.1 len toanq
pembinaan leHat beberapa pcnatardn yany diber.1kan Departemen 50sial kepadanya . MisalnYd, merE-'ka pernah
ditatar ten tang pembi naan masyaralr.al lerasing, di Dand.J.
Aceh. Oari sanalah mereka mengetahui lentang hal ikhw",l pembinaan masyar-akat teras.1ng.
Kondisi sosial ekonomi para atau par", pembina dar-i lokal i ni pun tidak berbcda dpng~n rekan
rekannya sebagai warga bl.naan
mengatakan bahwa dirinya termasuk dalam golongan "kaum ekonomi lemah".
Menurut respond en , petugas (pemb.lna) lol(aJ yanq dipilih untuk membina mereka kuranq aklif dalam masalah
sosial, kurang, buet",
misalnya, keperdulian terhadap oranQ mer'eka sering tidak sesuaj an tar-a "haba dan sebagainya. Apa yang merf~k;l dapat.kan Banda Aceh, dari penataran, tidak di lerapkan
1-'11.n ngen dar 1.
dalam masyarakat. 5etelah penataran selesaJ" mereka pu Lang dan menjadi seperti warga masyarakat bJasa_
Derdasarkan data yang diperoleh dan telah diuraikan di atas, dapat dikatakan bahwa aktor, (lilIarn banyak ha 1 ,
belum mampu berkomunikasi secara balk up.ng.'tn binaan, dalam arti belum mampu member.lki1n
lewat ak tor:
perilaku dan penampilnnnya seharl-harj . bagaimanapun, harus l.lerkait.an karak teris tik program sebal)ai inlerVi~nS1
rna~yarakat
pembinaan, Perilaku
dengan perilaku, bersifat edukatif, persuasi 'f, dan 5ebagainYd. Oalam
<Jklor, kata lain, barangkali, dapat dikatakan bahwa
teru tarna dar i Oepar-tcmen 50s-iil 1 bel urn mpnyp~u.' I kiln dlri dengan kondisi 50sial,
Penampi lan yang dilunjukka.n ';111. tur (r)ppartemE'rl 505ial) seharJ-har-l 10kd·"1 pf-''lIIII1.loIl1
memper-l iha tkan hubung-an yang ", ... implrj·" tof_'r~lt
{ ~"n{lpr tlnl,
'-,pbei ah_
Artinya, penampilan i tu memppr 1 i hn l k ,111 kef/acla warq':l
binaan seakan pe tugas lebih tingCji w.E'ctllduk~l1ny~
mereka yang di bi na . Masyarakat hinadll yang sependapat dengan sikap demi ki an fUpngLltakan meskl.pun kami orang gunung lelapi apa bedanya
dpngan
ll.dak llahwa dengan mereka (petugas), bukankah sebagai manus!", juga? Bahkan mereka dalam hal tertentu mendapat uilnq dengan cara "menjual" kami l~wat i~lilah mLl5y~rakat lur a51ng .
Menurut warga binaan, harusnya aktor program adaiah orang- orang yang benar- benar mempllnyal kemampuan rlan
pengetahuan di bidang yang dl embannya. Ha! 1nl krlrena. para petugas yang tidak berpengalaman dan l.i dak
berkomunikasi secara bersahdbat ("empat:J.") dalilm masyarakat tidak mungkin tujuannya t.prcapn I 5ebagilJmana dikatakan Sugihen (1992 : .,) agen yanq
karakterls tik program dan (kondisl.) masyarakat sasaran, dapat banYdk
ta>
50<;Jo3l
memah03ml tJudaya
tujuan
dari yang diharapkan. Dalam kaLa lain, apabjla dk tor- yang membawa program belum cukup tahu tenlang kondiSL sosial budaya warga yang dibina, maka lujuan yang o'lkdn dicapai bisa berbeda dari yang dicltd-cltakan.
Petugas yang idl?al, menllrut masy,-arak.a t mereka yang tidak suk.::t memerintah. pandai bergaul
bersahabat dengan warga masyarakat, ~ktli dalam keglalan kemasyarakatan (termasuk s haldt berjamaah. kpperdu I ian sosio3l dan solidaritas tingg~) , dan tJedika'5i llngg.J.
Seorang petugas atau pembi na , harusnya SP':>Udl.