• No results found

PAHÄR KOENING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Share "PAHÄR KOENING "

Copied!
74
0
0

Bezig met laden.... (Bekijk nu de volledige tekst)

Hele tekst

(1)

i i i ï i s t i i M

(2)

0089 3477

3

?

/.

^ ^"^4 rÇÂ" '"^ ' »V

: ^ m m »

i ' ' ' " v - • ' • - - ' • • %

; . e 4 v

'.v;'••') • ••,. '• • -'/ * ^

mm^

i

m '

(3)

'Ïf f'- 'ï

(4)
(5)

i Sendenboe C/

i Tangaal 2'

PAHÄR KOENING

SERIE VI RAHSIATAS HITAM

DIBOEKAKAN OLEH

DETEKTIF

t

.it:

R A D E N P A N D J I S O E B R A T A

DIKARANG OLEH:

KETJINDOEAN.

Mak mengarang, maoepoen hak menterdjcmahkan keda lain bahasa diperlindoengkan oleh oendang - oenr

Staatsblad 19J2 No- 600 pasal II

DITERBITKAN O L E H ^ ^ ^ ' g t

Volkeo^^ UITGEVERSBEDRIJF

PEROESAHAAN PENERBITAN „KABE"

(KOLFF-BUNING), DJOKJAKARTA

(6)

« { OlTßjnfKü^

(7)

Î S I N J A : I. Tas hitam.

II. Di Saigon.

III. Rahsia tas hitam moelai be­

ker dj a.

IV. Diatas kapal.

V. Di Singapoer.

VI. Tengkoe Hàsjim masoek boei.

VII. Patjar Koening menandakan roepa.

VIII. Patjar Koening tertangkap ?

(8)

ALLO", kata Samin, sambil ia me- ngoendang dengan tangannja, soe- paja Hasjim doedoek didekatnja.

,,Selamat sadja ?"

Samin ialah seorang jang besar pe- ngawakannja, tinggi, agak koeroes sedikit dan soedah toea djoega. Ia hormat selaloe.

• Pakaiannja pas dan baik. Ia boekan orang kebanjakan, wadjah moekanja, jang njata menoendjoekkan, bahwa ia soedah banjak sekali menjimpan pengalaman, segera mena­

rik hati orang dan menimboelkan rasa hor­

mat pada orang jang melihatnja. Matanja agak tjekoeng, tetapi tadjam dengan tidak mentjeritakan apa perasaan hatinja. Pada- nja tidak lakoe peri bahasa, jang mengata­

kan, bahwa mata itoe adalah tjermin isi chalboe kita. Samin dapat mengatakan apa jang terasa dihatinja, tetapi matanja tidak pernah berseri.

,,Laoet sangat bengis semalam ini", kata Samin dan ia memanggil seorang djongos.

,,Boleh djadi didalam kamar makan tidak akan banjak orang sekarang Apa toean minoeim ? Wishky ? Allright !"

Hasjim berkenalan dengan Samin disalon diklas satoe dikapal ,,Tjisedane" sebab kebe- toelan ia doedoek bersebelahan dengan orang itoe.

(9)

Ajah Hasjim berpangkat Tengkoe Ban- dahara di Soematera Timoer. Setelah tam- mat sekolah berniaga (dagang), maka Ha- sjim disoeroeh ajahnja pergi kenegeri Dje- pang oentoek memperhatikan soal pernia­

gaan disitoe. Maksoednja djoega akan pergi ^ ke Tiongkok, Filipina dan kemoedian ke Amerika, tetapi setelah setahoen ia di To­

kio ajahnja roegi besar dalam berniaga di Singapoer, sehingga habis oeang dan ter- djoeal hartanja. Karena itoe ajahnja itoe dja- * toeh sakit, laloe meninggal. Demikianlah Ha- sjim terkatoeng-katoeng di Tokio. Iboenja-'!

poen beberapa boelan kemoedian menoeroet- kan ajahnja, dan ia tinggal jatim piatoe di- atas doenia, sebab tiada lagi karibnja jang dekat. Disitoe ia dengan soesah pajah achir- nja dapat bekerdja pada satoe b^nk dengan\- gadji jang loemajan djoega.

,,Apa toean hendak tinggal tetap di Si­

ngapoer ?" tanja Samin kepada Hasjim, sambil menjoeroeh isi wishky satoe lagi.

,,Boléh djadi oentoek selama-lamanja", sa- hoet Hasjim.

,,Ajah toenangan saja banjak mempoenjai keboen di Malaka dan di Djohor dan dise- belah itoe ada poela toko exportnja. Saja beloem tahoe apa jang akan saja kerdjakan disana, akan tetapi kerdja tentoe banjak".

„Apa toean soedah lama kenal akan toe­

nangan toean itoe ?"

(10)

„Lebih dari satoe tahoen. Kami bertemoe di Tokio. Didalam opera, ditempat orang doedoek diwaktoe~päüze, ada seorang njo- nja sehabis permainan moendar-mandir mentjahari leontinnja jang penoeh berlian.

Seorang^ nona moeda dan tiga arang pega­

wai panggoeng toeroet mem'banitoe mentja- ri. Adhirnja saja dapati leontin itoe diba- wah koersi tempat njonja itoe doedoek ber- moela. Demikianlah saja berkenalan dengan Retna Djoewita. Ja melantjoeng kenegeri Djepang, sebab ada pamannja disini, soedah (y,lama berniaga di Tokio. Biasa sadja, boe-

^kan ? Tidak ada romantiek sedikit djoega !"

„Ah, itoe soedah romantis sendirinja, asal gadis itoe djangan ,,biasa sadja " Dan bagaimana toean dapat mendjolok izinan ajahnja jang kaja itoe ? Hingga ini saja ta­

hoe, baihwa ajaih jang kaja tjoema soeka mengambil menantoe jang kaja sadja".

,,Toean tidak salah", sahoet Hasjim.

„Retna mesti bertempoer haibat sekali de­

ngan ajahnja. Ketika kami bertjerai dikapal, Retna berkata ; „Atau engkau toeroeti saja dalam doea boelan ini, atau saja datang ke­

mari diam bersama dengan kau oentoek se- lama-lamanja". Seboelan lamanja saja me­

nanti dengan perasaan jang tidak daipat saja loökiskan. Pada soeatoe hari datang s.oe- rat dari soeatoe bank di Toikio, mengatakan, (i bahwa pada banY"^itoe ada tersedia oeang sedjoemlah besar oentoek saja dan tiket

6

V

(11)

kapal klas satoe. Demikianla(h ikisahnja, maka saja .sampai keatas kapal ini".

Karena waktoe makan soedah sampai, maka bangkitlah kedoea orang itoe, laloe berdjalan menoedjoe kekamar makan. Samin agak terdahoeloe sedikit mendjedjak tempat jang agak gelap sedikit. Waktoe Hasjim keloear dari salon ia melihat dari djaoeh bajangan orang datang diam-diam. Pada gerakan bajangan orang itoe ia merasa, bahwa orang jang poenja bajangan itoe • djahat maksoednja. Dengan tidak disenga- djanja dipertjepatnja djalannja. Oentoeng- lah karena itoe ia dapat mentjegaih soeatoe perboeatan djahat. Samin dengan tidak me­

mikirkan a(pa-apa berdjalan ditempat jang gelap itoe. Dibelakangnja tampak oleh Hasjim orang berdjalan hati-hati. Dengan tjepat ia melompat dan keboeroe memegang- kan tangan orang itoe, jang sedang teran- tjoeng akan menikam Samin dengan pisau.

Sebentar terdjadi perkelahian jang haibat, tetapi orang itoe dapat melarikan diri. Sa­

min jang berpaling mendengar boenji aneh dibelakangnja tjoema dapat melihat baja­

ngan orang melarikan diri, sedang Hasjim terdoedoek dilantai. Dengan segera dito- longnja Hasjim berdiri.

,,Apa jang sakit ?" ia bertanja dengan tjemas.

,,Oh. tidak apa-apa ! Litjin benar badan orang itoe, tidak terpegang. Saja tjoema

(12)

kena tindljoe didada saja dengan tidak saja ketahoei datang tindjoe itoe. Itoelah sebab- nja saja djatoeh !"

„Apa moelanja ?"

' „Ja, saja lihat boeroök niatnja, dia seperti hendak menikam toean, olelh sebab itoe saja lompati. Dia berpisau ditangannja. Menga-

• pa dia hendak memboenodh toean ? Apa adakah toean bermoesoeh ?"

,,Disini tidak ada. Boleh djadi toean sa­

i t . • Iah sangka. Atau boleh djadi ia hendak

». merampas".

Hasjim mengoesoelkan soepaja diberi ta­

hoe kapitan kapal, tetapi Samin mengata­

kan, bahwa tidak ada goenanja, karena ti­

dak ada boekti. Djangan^djangan mereka terlaloe banjak minoem.

„Kalau toean merasa ada bahaja, saja sedia menolong !" kata Hasjim.

,,Terima kasih, orang moeda ! Saja sen­

diri sanggoep membela diri. Tetapi toean tidak oesah tjemas. Saja ikira orang itoe hendak merampok sadja".

Laloe imerekapoen meneroeskan perdja- lanan.

Sehabis makan mereka doedoek sebentar disalon, kemoedian pergi tidoer, tetapi tidak terdjadi apa-apa. Hasjim soedah bersahabat betoel dengan Samin karena kedjadian jang ketjil ini.

Pada hari jang ke-empat tengah malam Hasjim terbangoen, karena mendengar ri-

(13)

boet dan orang berteriak. Dengan tjepat ia bangoen, tetapi baroe sadja ia berdiri, ia terhempas kedinding. Roepanja ombak se-' "

dang besar sekali. Ia tertjioem akan baoe jang tadjam sekali seperti menjajat hidoeng - d a n r e n g k o e n g a n n j a . D o e a , t i g a k a l i i a - mendengar tanda kaipal tanda keba- >

karan. Sedang ia dengan tjepat mengena- •; « kan pakaiannja terdengar oleihnja seorang perempoean dikamar sebelah memekik. Ba­

roe ia insjaf akan keadaannja. Seperti orang <

kehilangan akal dikoempoelkannja barang- barangnja, tetapi teringat poela olehnja, bahwa semoea itoe tidak djoega akan dapat dibawanja. Mesin toelis ipoela dipegangnja, tetapi kalau ini ia bawa, tentoe portret Retna mesti tinggal. Ia tidak berani datang ke Singaipoer dengan tidak membawa por­

tret itoe. Ia melompat keloear kamar dan berlari didepan barisan ikamar hendak pergi keatas. Didalam berlari itoe ia dapat inga­

tan, bahwa kedjadian ini bagoes oentoek di- toelis didalam salah satoe soerat kabar di

Tokio. ^

Didekat tangga ada doea orang pepdita sedang memegangkan seorang perempoean jang menjepak dan menggigit hendak mele­

paskan (diri. Doea orang officier kapal ber­

lari melaloeinja.

,,Semoea penoempang mesti naik keatas!"

kata mereka dan sesoedah itoe mereka hi­

lang poela kembali. Hasjim melihat, bahwa

(14)

mereka masing-masing memegangkan re­

volver.

Diatas dek orang moelai berdesak-desak.

„Njonja-njonja dan toean-toean", teriak kapitan dengan soeara deras. „Beloem ada bahaja, djadi ta' oesah takoet dan tjemas.

Ditengah-tengah ka/pal ada kortsluiting.

i|Oentoek menegoehkan iman njonja-njonja dan toean-toean kami akan menoeroenkan doea boeah sampan, tetapi baiklah nantikan sebentar lagi. Tidak akan terdjadi apa-apa.

Kita ada perhoeboengan radio dengan satge kapal Inggeris jang berlajar dekat kita dan sebentar lagi kapal itoe akan sampai kemari.

„Bohong ! Bohong !" teriak seorang njonja gemoek. „Segenap kapal soedah ter­

bakar. Saja lihat sendiri Bohong ! Adoeh hilang semoea barang saja !"

. Mendengar itoe orang banjak djadi ka­

lang kaboet. Seorang gadis menolakkan se­

orang officier. Dia hendak lari. ,,Iboe saja!"

teriaknja. „Saja hendak pergi kepada iboe saja. Dia masih ada dibawah !"

Doea orang matros memegangkannja.

Atas perintah seorang officier dia diseret agak kebelakang sedikit. Kegemiparan ber­

tambah haibat. Disana sini terdengar teriak dan tangis, seperti hendak timboel perke­

lahian. Doea orang matros bekerdja mele­

paskan sampan.

,,Moendoer semoea !" teriak seorang offi­

cier. ,,Sampan itoe beloem boleh diisi. Anak-

(15)

anak dan perempoean dahoeloe !" Ia mentja- boet revo'lvernja. „Siapa jang mendesak ke- depan masoek boei !" '

Hasjim merasa, bahwa masoek boei itoe berarti kena pelor.

Kapitan kapal menjoeroeh mengadakan apipèl oentoek melihat, apa soedah semoea ^ penoempang ada diatas, tetapi orang moelai riboet, sehingga soeara perintahnja tidak terdengar lagi. Asap soeda'h mengeboel dari bawah keatas. Tebal roepanja.

,,Boleh djadi kita semoea akan dimakan laoet !" pikir Hasjim. Sekoenjoeng-koenjoeng ia teringat akan Samin. Dimana dia ? De­

ngan tidak insjaf Hasjim berteriak : ,,Toean Samin! Apa toean ada disini ?"

Tidak ada orang mendjawab. Hasjim teringat, bahwa kamar Samin letaknja di- tengah-tengah kapal. Ia berlari kebawah.

Disatoe tempat ia tertaroeng. Portret Retna Djoewita, jang sedang dikepitnja, djatoeh, petjah katjanja. Dengan tjepat direnggoet- ^ kannja kertas portret itoe laloe dimasoek- kannja kedalam sakoenja. Dilihatnja, apa jang menaroengnja, kiranja Samin.

„Hei, Samin !" tegoer Hasjim, tetapi orang itoe diam sadja. Dengan tidak berpikir pan- djang diangkatnja Samin, dan dengan amat soekar sekali dibawanja melaloei asap jang menjakitkan mata dan raboe. Sesampai di- tempat jang tidak berasap lagi Samin mem- boekakan matanja.

(16)

Pemeriksaan kemoedian tidak dapat mem­

berikan keterangan apa sebab, maka ter- djadi kegemparan. Roepanja ada seorang saudagar senapan jang pertama bergantoeng ditepi kapal ketika sampan ditoeroenkan sampai kedekatnja dan ia mentjoba hendak naik kesana. Melihat itoe semoea orang djadi berdesak-desak, tangan dan kaki be- kerd^a keras, timboellah pertempoeran se­

ngit antara toeboeh jang bernapas besar, antara manoesia jang mendjerit dan me- raoeng, menggigit, menjepak, menjindoek, mendorong seperti binatang boeas jang tim- boel gila sekelompok.

Boekan main dahsjat pemandangan di- waktoe itoe. Orang jang sabar dibagian atas mendjadi gempar. Beberapa orang me­

lompat kesekotji seboeah lagi, jang lain-lain berdesak-desak akan naik poela kesana.

Teriak officier kapal tidak kedengaran lagi, mati terboenoeh oleh soeara riboet. Tiap orang dihinggapi nafsoe hendak memperta­

hankan kehidoepan sendiri, nafsoe rendah jang masih ada pada binatang, timboel di- dalam chalboe manoesia jang didalam ke- takoetan itoe.

„Tjepat !" kata Hasjim kepada Samin.

,,Kapal soedah moelai karam. Kita mesti mentjoba naik kesalah satoe sekotji.

Samin tidak mendjawab. Ia memandang seperti orang bingoeng.

(17)

Terdengar boenji pistol. Seorang laki-laki roeboeh, dari kepalanja mengalir darah.

Beberapa officier kapal berdiri ditepi kapal dengan revolver ditangan oentoek mendjaga.

Ada beberapa sekotji ditoeroenkan. Ha- sjim dapat memasoeki seboeah. Ia kena do­

rong dari belakang, dan djatoeh tertoeng- koep kedalam sekotji itoe. Disebelahnja di- lihatnja Samin terbaring. Seorang perem- poean berteriak dan berkelahi dengan doea orang matros kapal. Doea orang anak ga- disnja masih ada diatas. Salah seorang ma­

tros memoekoel kening peremipoean itoe- dengan tindjoenja. Perempoean itoe pingsan.

Tiba-tiba Hasjim merasa poesing, seperti boemi berpoetar, laloe terasa olehnja dingin air, soeara orang memekik. Karena kena air ini ia sedar kembali. Sekotji itoe telah ter­

balik. Ia berenang dilaoetan Tiongkok Se­

laian. Ia hendak berteriak, tetapi air ma- soek kedalam moeloetnja. Dengan segala tenaganja ditjobanja berenang. Disebelahnja tampak olehnja kepala Samin tertjegoer.

Samin mentjoba hendak bertegoer dengan dia. Hasjim mentjoba hendak mendekatinja.

Seorang lain datang memegangkan toeboeh- nja. Hasjim memoekoel keipala orang itoe, jang karena itoe melepaskan dia. Air meng- gelagak dan orang itoepoen tenggelam. Ia pegangkan Samin pada tangannja. Ia ter­

ingat akan apoeng-apoengnja jang terting­

gal didalam kamarnja.

(18)

,,Toenggoe !" kata Hasjim kepada Samin.

„Tjoba berenang sebentar, saja itjarikan apoeng-apoeng !"

Tetapi Samin memegangkannja koeat- koeat. Hasjim merasa, bahwa ia akan ka­

ram poela kena pegangan ini, tetapi ia tidak samipai hati hendak memoekoel Samin. Sa­

min bertjakap : ,,Tas Singapoera Madison toean Madison toean dengar ?" Soeara Samin sajoep-sajoep sam- I pai. „Madfson !" katanja sekali lagi

dan pegangan Samin laloe terlepas. Tas koelit hitam itoe terasa oleh Hasjim dima- soekkan oleh Samin kebawah tangannja, laloe dikepitnja kentjang-kentjang. Samin tidak ada lagi. Demikianlah tampak olehnja beberapa orang lain mempertahankan njawa mereka didalam air laoet jang bergelombang deras itoe. Ia berteriak ; ,,Samin ! Dimana kamoe ?" Sesoedaih itoe ia tidak kenalkan diri lagi -

(19)

BAGIAN KE-DOEA,

Di Saigon.

"ÄX T AMA DAN asal?"

„Hasjim, orang Melajoe dari Deli?"

„Kelas berapa ?"

„Penoemipang kelas satoe".

,,Ini ticket. Perhitoengan di Singapoer sadja. Bésoek kapal „Osaka Mam" berangkat ke Singapoer poekoel delapan pagi. Toean mesti ingat, bahwa sebeloem itoe soedah mesti ada diatas kapal".

Hasjim menerima ticket itoe.

Apa sebab, maka kapal itoe terbakar dan apa sebab terlambat diketaihoei orang, tiada diperoleh keterangan. Tidak lama sesoedah kapal „Tjisedane" karam, maka datanglah kapal Inggeris jang memberi kabar dengan ' radio, bahwa ia segera akan sampai ketem- pat ketjilakaan itoe tadi. Banjaklah orang jang dapat tertolong, diantaranja Hasjim, jang moelai pingsan.

Ia baroe sedarkan diri diroemah sakit di Saigon. Baroe sadja ia sedar ia menanjakan tas hitam itoe. Dengan tersenjoem dokter menoendjoekkan tas itoe, jang terletak di­

atas korsi. Isinja masih baik.

Seminggoe Hasjim dipelihara didalam roemah sakit. Didalam pada itoe ada kawat datang dari Retna menanjakan keadaannja.

Sesoedah ia keloear dari roemah sakit, jang

(20)

pertama dikerdjakannja pada soeatoe sore membalas kawat itoe, kemoedian baroe ia pergi kekantor kapal. Dari sana ia pergi keseboea'h restaurant ditepi laoet.

Direstaurant ini Hasjim berkenalan de­

ngan seorang njonja jang manis sekali, hi­

tam matanja serta ramboetnja, poetih ke- koeningan warna koelit moekanja, badannja ramping tinggi. Dengan sekedjap mata hati Hasjim terpikat oleh bentoek dan roepa pe- rempoean itoe. Madame Verviré namanja.

„Toean hendak pergi kemana ?"

„Maksoed saja besok berangkat ke Singa- poer dengan kapal „Osaka Mani". Kapal kami karam didjalan."

,Ja, saja ada dengar ketjelakaan itoe.

Nah, kebetoelan sekali, saja besok djoega menoempang kapal „Osaka Maru" itoe".

Atas pertanjaan Madame ditjeritakan Ha­

sjim hal ichwalnja dan maksoednja pergi ke Singaipoer. Sesoedah agak lama mereka bertjakap-tjakap maka atas andjoeran Ma­

dame mereka berdjalan-djalan ketepi laoet, jang indah benar disendja kala. Disitoe di- tempat jang agak gelap dan soenji tampak oleh Hasjim doea orang jang koerang baik niatnja. Madame, ketika melihat kedoea orang itoe, sekoenjoeng-koenjoeng menarik Hasjim berdjalan ketempat jang agak ramai.

(21)

BAGIAN KE-TIGA.

Rahsia Tas hitam moelai bekerdja.

I

HN ET APA lierannja Hasjim ketika ia

^ sampai kekamarnja di Hôtel des Nations meli'hat, bahwa kamarnja itoe telah diperiksai orang sepeninggalnja.

Semoeanja almari dan medja dikamar itoe bekas diboeka orang, sebab isinja soedah katjau. Moelanja Hasjim hendak memberi tahoe jang empoenja hotel, akan tetapi ke- moedian dipikirnja, bahwa kalau perkara ini sampai ketangan politie, tentoe ia akan dapat banjak soesah, siapa tahoe, kalau- kalau ia tidak dapat berangkat besok. Lagi poela tentoe banjak pertanjaan ini dan itoe.

Pada hal, ketika diperiksanja benar tidak ada barangnja jang hilang. Dan memang barangnja tidak ada, sebab semoeanja habis karam. Tjoema ada beberapa barang ke- perloean jang baroe dibelinja disini.

Lama-lama ia teringat akan tas jang di- . bawa-bawanja. Apa inikah jang ditjari orang itoe ? Siapa dia ? Dari mana ia tahoe tentang tas itoe ? Apa maksoednja ? Oentoek mengetahoei ini mestilah ia me- ngetahoei apa isi tas itoe, tetapi ia tidak berani memboekanja, karena barang itoe barang oemanat, dan ia ta' soeka menge­

tahoei rahasia Samin, jang telah sangat pertjaja kepadanja. Dalam pada itoe ia

(22)

merasa betapa bahaja jang dihadapinja. Ia teringat akan kedoea orang ditepi laoet ta­

di. Achirnja diambilnja kepoetoesan.

Jang pertama sekali jang keloear dari tas itoe ialah satoe peta boemi jang digambar dengan tangan. Penoeh dengan petak-petak, panah dan angka-angka.

Kertas jang lain-lain djoega tidak dapat dibatjanja, sebab semoeanja bertoelisan ang­

ka-angka sadja. Tjoema ia heran melihat, bahwa kertas itoe loear biasa sekali, sebab tahan air, malah tahan air laoet, agak tebal dan koeat sekali, tidak maoe patah.

oatoe peta rahasia, satoe soerat rahasia bahasa Inggeris dan satoe soerat bahasa Djepang. Hasjim teringat akan Samin, jang segenap dirinja mengandoeng rahasia. Si­

apakah Samin itoe ? Agent politiek, spion ? Oejitoek negeri mana ? Betoelkah ia orang Melajoe Semenandjoeng ? Dan apa arti soe­

rat bahasa Djepang itoe ?

Gelap semoeanja, rahasia besar ! Hasjim mengambil tas hitam itoe dan diperiksanja didalamnja sekali lagi. Soerat lain-lain ti­

dak ada didalamnja. Tjoema disatoe padjok ia dapati sepotong koelit, empat segi, sedang padanja tertoelis angka

9/24

dirakamkan keatas koelit itoe dengan besi hangat.

Angka rahasia poela sekali lagi ! Apa ar- tinja 9/24 ? Hasjim berpikir. Dimana

(23)

ia pernah berkenalan dengan angka 9 dan 24 ? Dengan sekoenjoeng-koenjoeng ia me­

lompat. Benar djoega Ia bertoenangan dengan Retna pada tanggal 24 boelan 9, boelan September

Hasjim terkedjoet, karena ia mendengar ketokan pintoe. Dengan tjepat segala soe- rat-soerat itoe dimasoekkannja kembali ke- dalam tas jang dikoentjinja poela.

„Masoek !" sahoetnja. Kiranja jang ma- soek itoe adalah sahabatnja toean Srnith

dengan seorang masinis kapal „Tjisedane.

Dengan terkedjoet Hasjim mengetahoei, bahwa koelit tadi masih ada ditangannja, tidak koendjoeng ia menjimpannja kembali kedalam tas, laloe dimasoekkannja kedalam sakoe tjelananja.

Mereka membawa Hasjim berdjalan-dja- lan. Moelanja Hasjim menolak, tetapi achir- nja ia toeroet djoega dengan kedoea orang itoe. Sesampai dibawa'h ditempat orang banjak doedoek, ia merasa, bahwa ada doea orang diantara jang banjak itoe memperka- takan dirinja. Ia melihat kepada mereka itoe, tetapi ia tidak ingat, dimana ia soedah pernah bertemoe dengan mereka. Dan bo­

leh djadi pikirannja soedah agak katjau

(24)

BAGIAN KE-EMPAT.

Diatas kapaL

]

\ /"-^LAMNJA diatas kapal Hasjim VI dapat telegram. „Saja terkenang -L akan,moe", kata Retna dalam tele- gram itoe. Hasjim maloe sendiri, sebab ia betoel-betoel soedah terpikat oleh Madame Verviré. Moelanja Hasjim akan tinggal se­

kapal Jagi, akan tetapi ketika kapal „Osaka Mara bertolak dari pelaboehan Saigon, di- djalan ke Bangkok, Hasjim soedah poela ada diatas kapal itoe. Dan sesampainja di- kamarnja dengan hati berdebar ia dapat tahoe, bahwa Madame Verviré mondok di"

kamar sebelah. Ia heran, sebab penoempang tidak banjak dimoesim ini. Mengapa Ma­

dame memilih tempat disebelahnja benar, sedang tempat lain banjak jang kosong ? Dengan begitoe mereka berdoea berdekatan dan terpentjil dari jang lain-lain. Tidak boleh djadi ini kebetoelan. Mestilah Ma­

dame jang memilih tennpat itoe. Apa mak- soednja ? Selandjoetnja diatas kapal dengan segera poela Hasjim djadi dekat sekali ke­

pada Madame, sehingga ia soedah boleh menjeboetkan Nadia ! Sebeloem sampai ke Bangkok ia soedah rapat betoel dengan Nadia. Demikianlah djalan keadaan. Wa- laupoen didalam ^hati ketjilnja ia hendak setia kepada Retna,, akan tetapi keadaan

(25)

mendjeroemoeskannja kebawah kekoeasaan Nadia.

Lampau Bangkok ada terdjadi hal jang aneh sekali. Pada soeatoe malam ia masoek ^ kedalam kamarnja. Kebetoelan ia memboe- ka almari tempat ia menjimpan tas hitam kepoenjaan Samin. Betapa terkedjoetnja me­

lihat tas itoe tidak ada lagi. Dipanggilnja djongos kamar, jang tidak dapat memberi keterangan. Didalam mentjari itoe ia me­

rasa seperti ada orang jang mengintip dasi loear, tetapi tidak diperdoelikannja. Kemoe- dian datang Smith, jang bertanja apa jang ditjari oleh Hasjim, sebab almari terboeka dan kopor Hasjim terbongkar. Laloe ditje- ritakan oleh Hasjim, bahwa ia kehilangan tas. Maka Smith meminta kepada Hasjim, soepaja diperkenankan ia mentjari tas itoe, tetapi djangan dioemoemkan dahoeloe, bah­

wa ia kehilangan. Achirnja Hasjim menje- rahkan perkara ini kepada Smith, jang telah mendjadi sahabatnja.

Besoknja dikelas satoe malam hari ada orang r a m a i 2 . Lama baroe Hasjim melihat Nadia. Setelah bertemoe mereka tidak ber- tjerai lagi samipai pada soeatoe waktoe ada seorang officier datang berbisik kepadanja, menjatakan, bahwa kapitan kapal meminta ia datang sebentar kebawah, ketempat pe­

mondokan anak kapal. Ia heran, tetapi di- toeroetkannja djoega orang itoe.

(26)

Sesampai ditempat kapitan ia rheran me­

lihat ada orang terbaring diatas tandoe.

Hasjim mendjengoek kepada orang jang terbaring itoe. Ia terkedjoet melihat, bahwa

* orang itoe adalah Smith, saihabatnja.

,,Saja tidak mengerti apa sebab ia ada disini !" sahoet Hasjim, walaupoen didalam hatinja ia jakin, bahwa Smith mentjari tas hitam jang hilang dari kamarnja itoe.

Dokter jang ada disitoe menjatakan, bah­

wa Smith beribahaja sekali loekanja, ia koe- atir otak toean Smith tergontjang. Bagai- manaipoen djoega keadaan Smith berbahaja sekali.

,,Ini perkara penting", kata kapitan, ,,me­

ngapa dia ada disini ? Kita mesti periksa ini baik-baik !" Ia laloe naik tangga didekat itoe. Oentoeng sadja ia sigap berpegang, kalau tidak boleh djadi djatoeh poela terge- lintjir dan tertelentang diatas lantai. Tangga itoe diperiksanja.

,,Nah, ini dia ! Ada saboen pada anak tangga ini. Roepanja toean Smith terpeleset disini. Dengan begitoe ini boekan perkara ketjil lagi ! Mesti ada orang jang sengadja menjemeer anak tangga ini dengan maksoed djahat. Terlaloe ! Saja tidak akan berhenti sebeloem si pendjahat itoe dapat ditangkap ! Saja minta perkara ini didiamkan sadja da- hoeloe sementara pemeriksaan dilakoekan' .

Tengkoe Hasjim berdiam diri. Ia djadi insjaf akan keadaan sebenarnja. Boekan

(27)

sadja orang hendak mentjoeri tas itot dari tangannja, melainkan djoega tidak segan hendak memboenoeh sipemegangnja. De­

ngan pikiran terharoe ia pergi kelcamarnja.

Ia tidak ingin lagi hendak pergi keatas. Ini • semoea karena tas itoe.

Ia moelai mengganti pakaiannja. Diboe- kanja dasinja dan dimasoekkannja kedalam almari oentoek digantoengkan Ham­

pir sadja ia berteriak, karena didalam almari itoe dilihatnja tas ihitam .jang disang- kanja hilang tadi. Dengan tjepat diperiksa- nja isinja. Semoeanja masih ada, peta boemi, soerat bahasa Inggeris, seerat bahasa Dje- pang. Hasjim tidak berkata apa-a,pa

(28)

BAGIAN KE-LIMA.

Di Singapocr.

ESAMPAI di Singapoer ia disam-

^ boet oleih toenangannja. Moelanja ia agak enggan bertemoe, tetapi ke­

tika soedah bendekatan dengan Retna Djoe- wita, maka loepalah poela ia akan kedjadian diatas kapal dengan Nadia. Betoel dikapal Retna memandang dengan tjoeriga akan Nadia, sebab lain benar pandangannja akan Hasjim dan ia lihat Hasjim agak goegoep poela melihat Nadia, tetapi achirnja di- boeangnja pikiran jang boekan-iboekan.

Tentoe Hasjim mesti berkenalan diatas ka­

pal dengan perempoean jang tjongkak ini, pikirnja. Lambat laoen kedoea orang moeda itoe loepalah akan doenia sekeliling mereka karena asjik bertjakap-tjakap dan hidoep oentoek berdoea sadja lagi diatas doenia.

Ajah Retna, Datoek Machmoeid, diroemah moelanja agak goegoep hendak bertemoe dengan menantoe jang tidak dikenalnja ini.

Achirnja dipikirnja, biarlah dilihatnja da- hoeloe, kalau Retna salah pilih, pemoeda itoe segera akan dikirimnja kembali ketem- pat asalnja dengan oeang setjoekoepnja, dan Retna akan disoeroehnja pergi kenegeri lain dengan kaoem kerabatnja, atau ke Eropah kepada saudara sepoepoenja jang sedang beladjar disitoe. Begitoe djoega Hasjim agak berat ibertemoe dengan mer-

(29)

toeanja. Tetapi achirnja kedoea-doeanja sama senang, sebab orang toea itoe tertarik akan roepa dan tingkah lakoe Hasjim. De­

ngan segera Datoek Machmoed kenal akan menantpenja. Demikianlah pamili ini ber­

s e n a n g - s e n a n g setelah bertemoe dan berke- ^

nalan. Hasjim beloem disoeroeh bekerdja, walaupoen ia minta, soepaja segera diberi pekerdja'an. Ia disoeroeh melihat-lihat sadja dahoeloe.

Pada soeatoe sore Hasjim pergi bei^dja- lan-djalan hendak meiijoeroeh memboeatkan pakaian. Sesoedah selesai memesan pakai- annja ia keloear dari kedai pakaian. Di- depan toko itoe ada berhenti satoe auto twoseater koening jang indah sekali. Wak- toe melihat penoempangnja, jaitoe penge- moedi auto itoe, jang doedoek dibelakang kemoedi itoe hatinja berdëbar-debar. Mak- soednja hendak mentjoeri lari. sia-sia, sebab

Nadia jang doedoek dibelakang kemoedi auto itoe memandang kepadanja, laloe me­

lambaikan tangannja. Hasjim terpaksa me- noeroetnja kedekat auto.

„Ah, roepanja tengkoe Hasjim soedah loepa akan temannja dikapal ?"

Hasjim tjoema dapat berkata dengan goe- goqp sadja, Nadia boekan orang kemarin.

Dengan tjepat ditariknja tangan Hasjim, se­

raja berkata dengan manis ; ,,Di Singapoer ini tidak bailT kalau seorang toean seperti engkau berdjalan kaki sadja. Naiklah ke-

(30)

atas auto ini. Saja ingin hendak bertjakap- tjakap sebentar, sebab soedah lama kita tidak bertemoe".

Seperti orang bisoe Hasjim naik keatas auto itoe, walauipoen ia memandang djoega kekiri dan kekanan, kalau-kalau ada orang jang dikenalnja disitoe. "" Dengan tjepat dan tidak berboenji auto itoe melantjar, moela- nja didalam kota, kemoedian roepanja Na­

dia membawa autonja kekeboen boenga.

Disitoe i^iasjim djatoeh poela kembali keda- lam kekoeasan Nadia. Entah berapa lama- nja mereka bertjakap-tjakap tidak teringat oleh Hasjim. Setelah agak malam mereka bertjerai. Hasjim poelang dengan taxi, se- soedah mereka berdjandji akan bertemoe didalam pesta diroemah Gouverneur, besok malam.

Besok malam sesoenggoehnja ia bertemoe dengan Nadia diroemah Gouverneur dida­

lam pesta besar. Tengkoe Hasjim, sebagai bakal menantoe Datoek Machmoed, jang sangat terkenal di Singapoer, tentoe dapat oendangan poela.

Pada soeatoe saat jang baik Retna ber­

tjerai dengan Hasjim sebab dioendang ber­

dansa oleh seorang besar, dan diwaktoe itoe Nadia menghampirinja. Mereka berdjalan- djalan ketaman. Disitoe Nadia berkata :

,,Disini kita tidak merdeka berbitjara. Di- loear nanti akan ada menanti satoe auto,

jang akan membawa engkau kesatoe restau-

(31)

rant, dimana kita dapat bertjakap lebih tenang !"

Sesoedah mengatakan itoe Nadia tidak menantikan djawab Hasjim lagi, melainkan ia berdjalan ketempat jang terang, ditoe- roetkan oleh Hasjim. Diberanda depan me­

reka ibertjerai. Hasjim bingoeng. Didalam hatinja bertjamoek doea pikiran. Kemoedian hatinja tertarik hendak mengetahoei, apa jang hendak dikatakan Nadia, laloe ia per- gi keloear. Sesoenggoehnja disitoe soedah menanti satoe auto besar jang indah dan mahal. Chauffeurnja segera memboekakan pintoe dan Hasjim masoek, auto itoepoen berdjalan. Dengan tjepat auto itoe melaloei beberapa djalan jang ramai dikota Singa- poera, kemoedian berbelok kedjoeroesan kampoeng Tionghoa dan achirnja masoek kesoeatoe djalan jang gelap. Sesampai di- tengah djalan itoe, maka auto berhenti dan chauffeur memberi tanda, soepaja Hasjim toeroet. Seperti ditarik besi berani Hasjim menoeroet isadja. Didepan soeatoe roemah jang agak gelap chauffeur itoe berhenti dan ia mengetok pintoe dengan soeatoe matjam tanda. Setelah ipintoe diboekakan mereka masoek. Ia dibawa kesoeatoe kamar ketjil, jang tidak mempoenjai perhiasan, ketjoeali soeatoe tikar ditengah-tengah dan doea boeah bantal. Hasjim diminta doedoek se­

bentar ditikar itoe. Dibawanja orang doea

27

(32)

mangkok dan satoe téko' téh, serta sekotak sigaret.

„Harap toean soeka menanti sebentar lagi !" kata chauffeur itoe. Hasjim menjang- ka, baihwa Nadia beloem lagi datang. Ia mesti menantikan dia sebentar disini.

Setelah agak lama menanti ia moelai djadi kesal, dan dengan tidak diketahoeinja ta- ngannja mengambil kotak sigaret itoe dan iapoen -moelai mengisapnja. Baroe setengah sigaret itoe terbakar, tiba-tiba ia merasa peloepoek matanja djadi berat. Tidak lama kemoedian ia tertidoerlah.

Ketika Hasjim tenbangoen kemoedian di­

rasai moeloetnja berasa pahit, matanja pe­

rih. Tertidoerkah ia ? Dirasainja isi sakoe- nja. Semoea barangnja masih ada, tetapi ada jang bertoekar letaknja. Waktoe dipe- gangnja téko téh jang tadinja panas, tetapi sekarang dingin, tahoelah ia bahasa ia ada kira-kira satoe djam disini. Melihat ke­

adaan itoe maka Hasjim djadi sabar, ka-

•« rena ia tahoe, bahwa ia ditipoe orang ke­

mari, laloe diberi obat bioes, soepaja orang dapat memeriksai isi sakoenja. Dalam moe­

loetnja berasa pahit, tentoe sigaret itoe jang tjelakal Roepa kotaknja sama dengan ko­

tak sigaret jang banjak didjoeal orang di Singapoer. Tetapi moedah memboeka ker­

tas kotak itoe, menoekar tembakau sigaret dengan tembakau jang mengandoeng obat

28

(33)

bioes, kemoedian ditoetoep dan direkat kem­

bali hati-hati.

Tetapi apa jang ditjari orang padanja ? Tiba-tiba ia teringat akan segala kedjadian didjalan. Maka mengertilah ia, bahwa ke­

djadian ini mesti berhoeboengan dengan soerat-soerat jang diberikan oleh Samin ke- padanja. Kalau pentjoeri biasa tentoelah oeangnja diambil orang. Dengan tjepat ia boekakan jpintoe. Tempat itoe lengang sa­

ma sekali. Laloe ia perlahan-lahan keloear.

Ia berbesar hati ketika mentjapai pintoe djalan keloear. Diloear dilihatnja, bahwa auto tadi tidak ada lagi. Dari djaoeh ada tjahaja sedikit dalam gelap itoe. Maka di- toedjoenjalah tjahaja itoe jang kiranja tidak lain dari pada soeatoe tempat pompa benzin.

Setelah dapat taxi ia boeroe pergi keroemah Gouverneur. Disitoe pada djam besar dili­

hatnja, bahwa ia ada satoe djam diloear.

Waktoe ia datang kebetoelan orang habis berdansa, sehingga ia dapat masoek dengan tidak kelihatan benar. Dengan senang hati,^

karena tidak ada orang jang melihatnja, ia pergi ketempat minoeman, sebab rasa dalam moeloetnja masih pahit, sedang langit- langitnja memegangkan lidahnja. Ia pesan whiskyjsoda dengan banjak ijs.

Sedang minoem tiba-tiba perhatiannja tertarik akan kedjadian didekat soeatoe pintoe. Nadia masoek dengan seorang toean. Mereka sedang bertjakap-tjakap hai-

(34)

bat sekali, tetapi Hasjim tidak mengerti tja- kap mereka, sebaib mereka bexbitjara dida- lam bahasa Roes. Roepanja seperti teman Nadia itoe lagi marah, dan anehnja, Nadia jang tjongkak itoe disini seiperti ketakoetan.

Ia diam sadja dan poetjat roepanja. Kalau ia ihendak benbitjara, maka temannja itoe berteriak. Hasjim, jang doedoek agak ter- semboenji, sehingga tidak kelihatan oleh kedoea orang itoe, djadi kesal dan marah, sebab ia merasa, bahwa Nadia dimaki-maki oleh temannja. Mereka pergi ketempat mi- noeman. Laki-laki teman Nadia dengan segera meminta doea gelas minoeman keras.

Pada satoe waktoe Nadia dapat bertjakap, tetapi mendengar itoe roepanja temannja djadi lebih marah lagi, sehingga dengan kasar ditangkapnja nadi Nadia, seakan- akan hendak dipatahkannja. Dan roepanja ada djoega disakitinja Nadia, sebab Nadia terpekik, air moekanja djadi keleboe.

Hasjim merasa seperti kamar tem/pat ia

^doedoek itoe iberpoesing. Apakah ini ka­

rena whisky, jang soedah doea gelas dimi- noemnja ? Ia merasa sangat amarah sekali.

Orang toekang minoeman menjemboenjikan diri.

Teman Nadia makin lama bertambah haibat bitjaranja, sehingga moelai banjaklah orang jang berhenti melihatkan. Moeka Nadia djadi poetjat seperti, kain poetih.

Tangannja beloem dilepaskan oleh teman-

30

(35)

nja itoe, malahan dipoetarnja tangan jang haloes itoe lebih kentjang, sehingga berke- renjoet koelit moeka Nadia menahan sakit.

Hasjim tidak dapat menahan ihatinja lagi.

Ia tidak sanggoep melihatkan seorang pe- rempoean dilakoekan seroepa itoe. Sekoe- njoeng-koenjoeng ia (bangkit dari kedoe- doekan laloe ipergi berdiri kedepan teman Nadia. Nadia djadi tambah ketakoetan dan dengan tangannja diberinja tanda, soepaja Hasjim djangan bertindak leibih landjoet.

Teman Nadia, Swersky namanja, melihat itoe djadi bertambah marah, moelanja ia_

tertjengang.

„Ma'af", kata Hasjim dengan menahan hatinja, soepaja ia dapat berkata manis.

„Dengan tidak disengadja saja mempersak­

sikan kedjadian ini. Saja hendak mengata­

kan bahwa saja tidak soeka melihat tjara bagaimana toean berboeat atas njonja jang terhormat ini !"

Swersky djadi merah padam. . ,,Tocan", katanja dengan menahan hati­

nja „saja tidak kenal akan toean. Tetapi lébih baik kiranja toean segera laloe dari sini, sebab jang saja perkatakan dengan orang ini, tidak sedikit djoega bersangkoe- tan dengan toean".

„Saja tidak soeka toean menghinakan njonja jang terhormat ini !"

(36)

Hasjim roepanja soedah kena pengaroeh whisky. Soearanja djadi lebih deras dari biasa.

„Njonja Jang terhormat!" sahoet Swersky dengan senjoem jang menghinakan. Nadia djadi koentjoep. „Toean menamai dia se­

orang njonja jang terhormat. Barangkali toean seorang „teman" baroe daripadanja.

» Kalau ini seorang njonja „jang terhormat", toean tjotjok betoel dengan dia".

Hasjim merasa, bahwa sekarang akan terdjadi apa-apa. Nadia memegangkan ta­

ngan Hasjim. Matanja meminta soeipaja Hasjim pergi sadja. Orang bertambah ba­

njak djoega masoek kedalam tempat oemoem

^ itoe. Hasjim loepa akan dirinja.

,,Toean mesti minta ma'af sekarang djoe­

ga !" teriaknja kepada Swersky, sedang ia madjoe setindak. ,,Kalau tidak ".

„Andjing !" sahoet Swersky dengan be- ngisnja.

„Hasjim " kata Nadia. „Awas, ia .engkau !"

,,Nah apa kata saja !" teriak Swersky. „Engkau roepanja betoel djadi goela-goela perempoean ini "

Sambil berkata begitoe Swersky meha- joen tangannja akan memoekoel Hasjim, jang sebeloem tangan itoe tiba membalas dengan tindjoe jang tepat kenanja, sehingga Swersky terpelanting kebelakang. Dengan tjepat orang Roes ini mengeloearkan soea-

(37)

toe benda dari saikoenja," jang roepanja se­

perti benda daripada wadja.

„Hasjim teriak satoe soeara dalam ke- takoetan besar. Itoe Retna pikir Hasjim.

Segala sesoeatoenja soedaih merah kelihatan olehnja, orang jang berdiri disekeliling, tem­

pat minoem, moeka Nadia, moeka Swersky, semoeanja -merah seperti darah. Swersky mengatjoengkan tangannja, djarinja berge­

rak memegang petik pistol

Dengan tjepat Hasjim mentjari sendjata dengan matanja. Diatas medja dekatnja tampaknja oleh soeatoe gelas bier jang be­

sar dan 'berat. Memegang ini dan melempar- kannja terdjadi didalaim waktoe jang koe­

rang dari sekedjap mata. Hasjim mendengar letoesan iberboenji serta boenji gelas petja/h.

Tiba-tiba kelfhatan olehnja, bahwa Swersky roeboeh tertelentang, dari atas matanja me- ngalir darah jang masoek kedalam moeloet- nja jang ternganga

(38)

BAGIAN KE-ENAM.

Hasjim masoek boei.

•ropN. e t n a soedah seperempat djam H ) mentjari Hasjim, tetapi tidak berte- -Bib<o moe. Ketika ajahnja melihat dia seperti didalam bingoeng ditanjakannja apa jang ditjarinja. Retna tidak maoe mendja- wab pertanjaan ajahnja dengan tepat. Se­

telah ia bertjakap-tjakap sebentar dengan ajahnja dan befbeirapa orang tetamoe jang lain, iapoen moelai poela kembali mentjari Hasjim. Didjalani roeang temipat dansa, se­

gala beranda ; ia teroes ketaman. Disitoe timboellah pikirannja, bahwa tentoe Hasjim telah pergi dengan perempoean jang berte- moe dengan dia dikapal tempo hari. Apa­

lagi makin tetaip pikiran itoe, setelah ia imen- dengar dari seorang nona temannja tadi, bahwa teman itoe melihat Hasjim dengan seorang perempoean sedang bertjakap-tja- kap didalam kebon besar dikota. Sahabat itoe menjangka, bahwa perempoean itoe Retna sendiri, sehingga digodanja Retna de­

ngan itoe.

Sedang ia bermenoeng begitoe datanglah Raden Pandji Soebrata kepadanja, jang me- ngadjaknja bertjakap-tjakap. Soebrata pan- ' dai benar bertjerita, sehingga tidak diketa- hoei mereka, bahwa mereka ada setengah djam doedoek disitoe. Waktoe mereka naik keatas dan laloe dekat tempat minoem Ret-

(39)

na dengan terkedjoet mendengarkan soeara Hasjim. Ketika ia berhenti terlihat olehnja, bagaimana Swersky mentjaiboet pistolnja akan menembak Hasjim. Ia heran, bingoeng dan sedih hatinja. Mengapa Hasjim berdiri bertentangan dengan orang Roes itoe ? Ke- moedian didengarnja soeara Nadia jang ke- takoetan dan mengandoeng perasaan kasih jang ketakoetan, berkata kepada Hasjim.

Retna merasa, bahwa bahagiannja remoek disitoe, oempama djambagan katja jang dja- toeh kelantai. Walaupoen demikian ia ter­

pekik. Ia hendak medjerembab kepada Pe­

ter waktoe melihat Swersky hendak menem­

bak. ,,0, Toehan ! " pekik Retna, te­

tapi perkelahian itoe telah selesai. Swersky terlentang dilantai. Ia tidak kenalkan diri- nja. Moekanja berdarah.

„Retna, manis !" kata Hasjim. ,,Nanti saja tjeritakan semoeanja !"

Sekarang saja mesti menolakkannja dari­

pada saja, pikir Retna, tetapi ia tidak tega, tidak sanggoep. Ia tjoema dapat menangis, dibiarkannja air matanja mengalir.

,,Apa jang terdjadi disini ?" tanja Datoek Machmoed jang datang berlari.

Hasjim berdiri didepannja, poetjat dan menjerah. ,,Saja tjoema memperta­

hankan diri. Dia hendak menembak !"

,,Tjari dokter !" kata seorang diantara tetamoe jang banjak itoe. Dengan segera datang seorang jang mengakoe diri sebagai

(40)

dokter. „Bawa keroemah sakit !" kata dok­

ter itoe, kalau tidak nanti terlaloe banjak darahnja keloear. Boleh djadi ia mati ka­

rena itoe !"

Mendengar ini Hasjim djadi menjesal. Ia telah memiboenoeh orang ?

Waktoe itoe datanglah Gouverneur de­

ngan bantaranja.

,,Sia(pa jang melakoekan ini ?" tanjanja.

„Saja !" sahoet Hasjim.

Gouverneur memberi tanda kepada ban­

taranja, jang meminta kepada Hasjim, soe- paja soeka menoeroetkannja. Terdengar sedoe-sedan Retna, jang dipeloek oleh ajah- nja. Datoek Machmoed berdiri dengan air moeka jang keroeh. Ia tidak memandang kepada Hasjim. Orang berkoeak oentoek memberi djalan. Dengan tidak memandang kekiri dan kekanan, Hasjim dibawa orang keloear, teroes kedalam boei.

Besok pagi keloear berita didalam soerat kabar, bahwa kedjadian diroemah Gouver­

neur itoe adalah kedjadian jang loear biasa sekali. Tentoe ada berhoelboengan dengan perkara spion. Swersky tidak boleh diper- tjaja dan doeloe soedah poela tersangkoet didalaim perkara oeang palsoe, sehingga namanja soedah terkenal tidak baik. Kalau Hasjim sampai berkelahi dengan dia tentoe ada perhoeboengan mereka. Dan orang he­

ran, sebab Hasjim adalaih bakal menantoe daripada seorang jang kaja dan terhormat,

(41)

disegani orang benar di Singapoer sampai ke Djohor dan negeri-negeri lain. Swersky boleh djadi akan semboeh kemibali, tetapi ia akan bertjatjat dikeningnja seoemoer hi- doepnja.

Perkara ini adalah perkara besar sekali, sehingga perloelab Gouverneur melakoekan pemeriksaan jang tjermat sekali. Tidak pa- toet Singapoer mendjadi sarang spion. Lagi poela ini berbahaja sekali oentoek kesela­

matan kekoeasaan Inggeris di Azia Timoer.

Membatja itoe segenap Singapoer djadi gempar.

Datoek Machmoed sangat maloe. Wak- toe ia berbitjara dengan Retna, ia keraskan hatinja berkata :

„Saja tidak maoe tahoe lagi akan dia !"

„Tetapi ajaih ! Kita jang menjoeroeh da- tangnja kemari. Kalau ia kita lepaskan da­

lam hal seroepa ini, apa akan diperboeatnja, sedang namanja telah roesaik ?"

„Kita kirim dia kenegerinja atau kita beri dia oeang setjoekoepnja oentoek poelang ke Tokio kemibali".

Retna terkedjoet, koentjoep hatinja. Da­

lam beberapa hari ini sangat banjaklah pe- nanggoengannja terasa olehnja. Ia tidak dapat becpikir lagi. Walaupoen perhoe- boengan Hasjim dengan Nadia mendjadi doeri didalam daging baginja, sebaliknja ia masih sajang akan Hasjim dengan melihat

Hasjim didalam boei.

(42)

Sesampai disitoe ia tidak diberi masoek oleh pendjaga pintoe. Kemoedian dikata- kannja, bahwa ia telah ber'djandji dengan cipier. Dan pendjaga itoepoen baroe- lah membiarkan ia masoek.

Cipier menerima Retna dengan hormat sekali, tetapi ketika Retna meminta hendak bertemoe dengan Hasjim, ditolak dengan keras dleh cipier itoe. Ia dapat perintah, katanja, bahwa toean Hasjim tidak boleh berbitjara dengan siapa djoega, kalau tidak seizin Gouverneur. Bagaimana Retna me- njembah, cipier itoe tidak maoe memperke­

nankan, sebab perkara ini boekan perkara perkelahian biasa sadja, .melainkan ada po­

litiek dibelakangnja. Dan ditoendjoekkan- nja soerat -kabar jang berisi berita perke­

lahian itoe.

Retna ada mendengar dari ihal ketjakapan Soebrata. Tempo ihari Soebrata ada me- ngoendangnja pergi ke Djohor, sebab disi­

toe ada pertandingan tennis. Oleh sebab itoe ia poetoeskan hendak meminta perto­

longan Soebrata.

Sesampai ia di Djohor dengan hati sabar ditoeroetkannja djailan keadaan, ia terpaksa bermain tennis dahoeloe. Retna terkenal pandai bermain, dan Soebrata mengandoeng harapan akan memperoleh hadiah didalam pertandingan ini. Tetapi didalam permainan kelihatan Retna koerang sekali mainnja.

(43)

sehingga Soebrata djadi kesal. Bola jangji moedah sekali dilepaskan oleh Retna. !' Achirnja mereka kalah djoega. Soebrata kesal, dan didalam kekesalannja itoe ia loe- pa akan dirinja. Dengan teroes terang ia menjalahi permainan Retna. Retna djadi bertambah goegoep. Ia tidak dapat main sebab pikirannja selaloe kepada Hasjim djoega. Di- waktoe, .pesta malam hari didalam taman jang indah sekali, maka Retna pada soeatoe waktoe bermenoeng ditempat jang agak soe- nji sedikit. Tiba-tiba ia terkedjoet, karena didekatnja ada orang bertanja :

„Nona mentjari tempat jang soenji ?"

Soebrata memegangkan tangan Retna, Moelanja dibiarkan sadja oleh Retna, tetapi kemoedian tangan itoe ditariknja perlahan- lahan. Tadi ia soedah mengetjewakan orang ini. Dan ia sekarang tidak maoe menge- djoetkan hati Soebrata dengan menarik ta- ngannja tjepat-tjepat, walaupoen ia ingin hendak lari.

Moela-moela mereka bertjakap-tjakap biasa sadja, kemoedian dibawalah pertja- kapan itoe oleh Retna kepada soal Hasjim.

,,Toean dapat menolong saja 1" kata Ret­

na kepada Soebrata. Laloe ditjeritakannja, bahwa Hasjim tidak iboleh djadi ada ber- sangkoetan dengan poJitiek. Ia tjoema ada satoe rahasianja, tetapi itoe adalah oemanat orang mati sadja. Ia ada mempoenjai soe-

(44)

rat-soerat jang mesti idiserahkannja kepada seorang Mr. Madison.

Mendengar nama Mr. Madison ini be- roebah air moeka Soèbrata. Ia djadi poetjat.

,,Apa kata nona ?" ia bertanja, ,,Mr. Ma­

dison ?"

>Ja, Mr. Madison", sahoet Retna, ter- tjengang melihat peroebahan pada Soebrata itoe. ,,Kami soedah ;lama mentjarinja akan dia ?"

Soebrata tidak mendjawab pertanjaan Retna jang penghabisan itoe.

,,Dimana soerat-soerat itoe sekarang ?"

tanjanja, seraja ia memegangkan tangan Retna keras-keras, sehingga Retna hampir terpekik.

,.Dalam almari besi dikantor ajah", sahoet Retna. Ia hendak lari, tetapi mata Soebrata memandang kepadanja dengan haibat seka­

li, sehingga patah segala kemaoeannja.

,,Tjepat !" kata Soebrata sambil berdiri.

,,Kita mesti pergi sekarang idjoega. Ke Singapoer. Tiap menit sangat besar harga- nja !"

,,Tidak boleh djadi !" sahoet Retna. ,,Soe­

rat-soerat itoe tjoema boleh diserahkan ke­

pada Mr. Madison".

,,Toeroetkan sadjalah saja !" kata Soe­

brata. ,,Tentoc sadja Mr. Madison jang mesti menerimanja. Tidak mengertikah no­

na ? Sajalah jang Mr. Madison !"

(45)

Tidak llama kemoedian ada seboeah auto besar dan mahal berlari kentjang sekali di- djalan antara Djohor dan Singapoer. Tidak ada politie jang menahan auto itoe, walau- poen djalannja soedah melampaui batas dan melanggar peratoeran.

Retna diatas auto itoe entah ketakoetan entah bingoeng, ia seperti orang mimpi sa- dja. Djalan auto sangat kentjang, sehingga ditahan napasnja. Ketika auto itoe berhenti dengan tiba-tiba, ia terkedjoet. Dilihatnja ia soedah ada didepan roemahnja sendiri.

Dengan tjepat mereka masoek.

Dengan soesah pajah achirnja dapat djoe- ga Datoek Machmoed dibawa tengah ma­

lam itoe pergi kekantornja.

Tidak lama kemoedian mereka bertiga sampai kekantor Datoek Machmoed. Disini diperlihatkan oleh Soebrata soerat-soerat djabatannja kepada Datoek Machmoed, jang sesoedah melihat soerat-soerat itoe se­

gera mengeloearkan tas hitam itoe dari'al- marinja.

Dengan tidak sabar lagi Soebrata me- ngambilnja, laloe diboekanja dan diperiksa- nja isinja sama sekali.

„Kalau-kalau kita soedah terlambat !?"

katanja sambil memeriksa tas itoe sekali lagi. Ditoentoengkannja tas itoe, tetapi ti­

dak ada lagi jang keloear.

,,Apa tidak ada lagi lain dari ini ?" tanja- nja.

(46)

„Tidak !" sahoet Rctna.

„Ja, ditjeritakannja sedjak moelanja. Di­

atas kapal soerat-soerat itoe hilang seben­

tar".

Raden Pandji Soeibrata terkedjoet. Ke- moedian ditjeritakan oleh Retna, bahwa tas jang berisi soerat-soerat adjaib itoe kembali kedalam kamar Hasjim dengan djalan gaib sekali.

Soebrata berpikir sebentar.

„Sekarang soedah poekoel setengah enam", katanja. Kalau kita ada oentoeng barangkali kita masih dapat memboeroe ka­

pal itoe. Marilah kita pergi !" Dengan hati- . hati Hisimipannja tas hitam itoe kedalam

sakoe rnantelnja.

Kebetoelan isesampai dipelaboehan, kapal jang hendak berangkat ke Saigon beloem bertolak. Dengan tjepat Soebrata ditoeroet- kan oleh Datoek Machmoed dan Retna, toeroen dari auto dan berdjalan tjepat ke- pelaboehan, laloe naik kapal Andre Lebon, seboeah kapal Perantjis. Ditjarinja kapitan kapal. Sebentar sadja ia bertjakap de- agan kapitan itoe, jang segera memberi perintah kepada seorang opsir kapal me- noeroetkan toean Soebrata. Opsir ini mem­

bawa mereka kekamar Nadia dibagian kias I.

Nadia tidak memakai namanja sendiri, me­

lainkan nama orang lain, menoeroet pas palsoe jang dipakainja. Waktoe Soebrata bertanja tadi kepada kapitan, maka kapitan

(47)

menjeboetkan sekalian nama perempoean jang berdjalan sendiri. Daripada nama itoe dipilihnja seboeah, jang dirasanja palsoe.

Sesampai dikamar itoe ipenoempangnja tidak ada, tetapi Soebrata teroes masoek kedalam dan memberi perintah kepada ma­

tros, soepaja memlboekai doea iboeah peti jang ada disitoe. Tidak lama matros itoe keloear, ia kembali dengan penjoengkit besi.

Maka dimoelailah memiboeka kopor jang pertama jang tjoema berisi kain-kain dan • pakaian. Samoea isinja dilemparkan keatas temipat tidoer, diperiksai satoe-satoe. Ke- moedian diboeka poela kopor jang keidoea.

Inipoen berisi pakaian semoea. Satoè dian- taranja dikenali oleh Sodbrata. Sampai ko­

song kopor itoe tidak bertemoe apa jang di- tjari. Soebrata memeriksa peti itoe lebih teliti, dioekoernja pandjang dan lebarnja diloear dan didalam. Setelah selesai, maka katanja :

,,Bongkar alas peti ini ! Alasnja ada doea lapis !"

Betoel djoega, waktoe dimakankan pe­

njoengkit, maka alas jang diatas terboeka, dan tampaklah didalam kopor itoe dilantai-r nja sekoempoelan soerat-soerat. Dengan tjepat Soöbrata mengambilnja, diboekanja.

Maka air moekanjapoen berseri-seri, ,,Beloem terlambat !" katanja dengan gi­

rang. Maka diperlihatkannja kepada Retna dan Datoek Machmoed soerat-soerat jang

(48)

tidak sedikit djoega oebalinja dengan soe- rat-soerat jang ada didalam tas hitam jang dike]oearkan dari almari besi Datoek Mach- moed tadi.

Diwaktoe itoe pintoe terboeka dengan tiba-tiba, dan Nadia masoek kedalam de­

ngan herannja melihat orang banjak dida­

lam kamarnja, sedang kedoea kopornja ter­

boeka dan isinja bertebaran diatas tempat tidoer. Sebentar terbajang seakan-akan Nadia akan menerkam Soebrata, tetapi ti­

dak djadi, dan ia djadi poetjat.

„Njonja", kata Soebrata dengan tenang.

„Saja menjesal sekali. Sekali ini njonja 'tidak beroentoeng. Njonja mesti saja tang­

kap !"

f

(49)

BAGIAN KE-TOEDJOEH.

Patjar Koening baroc menandakan roepa.

S

ELAMA ini orang tidak tahoe ba-

^ njak tentang iperkara ini. Soebrata melakoekan pemeriksaan. Ia hanja dapat menangkap Nadia. Tetapi ia nanti akan bertemoe dengan lawannja jang lama, jaitoe Patjar Koening. Tidak disangkanja, bahwa jang berdiri dibelakang perkara jang telah didalam pemeriksaannja ini, adalah Patjar Koening. Moelanja ia memandang perkara ini perkara spion biasa sadja. Ia ada di Singapoera berhoeboeng dengan -see- atoe perkara jang diserahkan kepadanja oleh Gouvernement Hindia-Belanda, jang roepanja bersangkoetan dengan perkara spion itoe.

Sampai kepada Nadia tertangkap ia'be- loem tahoe, akan tetapi ketika orang hen­

dak menangkap Swersky, jang diketahoei orang berhoeboengan dengan Nadia, disi- toelah ibaroe ia kenal siapa jang berdiri di­

belakang lajar.

Swersky didapati didalam kamarnja tetapi tidak bernjawa lagi. Ia tertekoer di- depan medja toelis dalam kamarnja, kepala- nja tertoengkoep diatas medja. Dipoeng- goengnja tertantjip pisau jang tadjam sekali.

Diatas medja ada satoe kartoe, seperti kar- toe nama, tetapi diatasnja tiada lain jang

(50)

tamipak melainkan loèkisan boenga patjar, jang koening warnanja Patjar Koening ! Soöbrata melihat itoe terkedjoet. Ia telah dapat merasa-rasa, bahwa kerdjanja selan- djoetnja tidak akan moedah lagi.

Dari sitoe ia pergi kepada Gouverneur, dimana soerat-soerat itoe diperiksa dengan teliti. Samipai petang, dengan tidak makan.

Gouverneur, bantara Gouverneur serta Soe- brata memeriksanja. Segala matjam koentji toelisan rahasia soedah ditjobakan, tetapi sia-sia belaka. Dan ditangan Gouverneur boekan sedikit tersimpan koentji daripada berpoeloeh matjam socratan rahasia.

Achirnja dipoetoeskan, bahwa oentoek membatja soerat-soerat itoe mesti ada koen- tjinja. Dimana koentji itoe sekarang ?

Maka Hasjimipoen diperiksa sekali lagi oleh Soebrata, barangkali masih ada apa- apa didalam tas itoe, sepotong kertas lain.

Akan tetapi ia tidak dapat diperiksa, karena ketika Soebrata dengan Retna datang ke- boei, mereka dapati disitoe Hasjim sedang sakit keras, ia diserang oleh Malaria jang haibat sekali. Moelanja dokter hendak me- njoeroeh membawa dia kedalam roemah sakit boeat orang koeroengan. Walaupoen diminta oleh Retna, soepaja ia dapat dima- soekkan kedalam roemah sakit, dokter tidak memberi izin, sebab katanja ia dapat perin­

tah keras tentang si sakit. Soeibrata djadi

(51)

kesal melihat dokter itoe, isehingga ia moelai memberi perintah.

„Dokter, toean ini mesti dibawa keroemah sakit biasa. Saja nanti menjelesaikan hal ini dengan Gouverneur !"

Mendengar perintah itoe, maka dokter itoepoen menoeroet. Ia kenal Soebrata.

Moelanja ia menjangka, bahwa Soebrata tjoema toeroet mengawani Retna sadja.

Retna tjemas sekali melihat sakit Hasjim, sebab Hasjim tidak kenalkan diri lagi. Atas permintaan Retna dengan amat sangat, ma­

ka diperkenankanlah Hasjim dirawat diroe- mah Retna sadja. Datoek Machmoed tidak bersalah, jakin atas keterangan Soebrata, walaupoen Hasjim beloem dimerdekakan ka­

rena beloem ada boekti jang njata.

Dari Bangkok ada datang soerat dari Smith beralamat kepada Hasjim, tetapi de­

ngan (perantaraan politie. Didalam itoe di- tjeritakan, bagaimana Smith dapat mengeta- hoei, bahwa tas hitam jang hilang diatas kapal itoe dilihatnja didalam almari Nadia.

Ketika ia mölihat itoe ia merasa, bahwa ada orang mengintip dari djendela, sehingga ia boeroe-iboeroe keloear. Tetapi sambil laloe diambilnja seibotol tinta hitam dari medja Nadia. Ia doeloe mendjadi pegawai rahasia pada balatentara, sehingga ia moedah sekali mentjahari orang oentoek memboeat peta boemi.

(52)

LebiJi-lebih atas penoendjoekan soerat inilah, Hasjim segera mesti dimerdekakan.

Dengan tidak disangka-sangka ia sekarang terpandang sebagai orang jang berdjasa se­

kali kepada Gouvernement Inggeris berhoe- boeng dengan soerat-soerat rahasia itoe.

Akan Soebrata setelah mengoeroes Ha- sjim itoe, pergi mendapatkan Nadia, jang ditahan didalam hotelnja sadja oentoek se­

mentara. Soöbrata berharap akan memper­

oleh koentji soerat-soerat rahasia pada Na­

dia, dan oentoek mengetahoei lebih landjoet tentang ikerdja Patjar Koening di Singa- poera ini.

Ia pergi kesana dengan bantara Gouver­

neur. Ketika mereka masoek kekamar Na­

dia, jang diloear didjaga oleih mata-mata, Nadia sedang berdandan, jaitoe memoepoer moekanja, mentjoreng alis dan memerahkan bibirnja. Ditempat lain soedah atjap kali ketjantikannja itoe dapat menolongnja dari­

pada keadaan jang soelit-soelit. Tetapi di- sini semoea itoe tidak lagi lakoe. Roepanja bintangnja soedah moelai gelap, lagi poela ia berhadapan dengan orang jang lain sifat- nja dari jang lai'n-lain. Ia didesak sedjadi- djadinja oleh kedoea orang itoe. Njata ke­

salahan dan ada tanda boekti semoea. Te­

tapi ia masih moengkir. Biasa, katanja, da­

lam kalangan pendjahat international orang memasoekkan barang gelap kedalam kopor orang lain dengan tidak dilketahoei. Tentang

(53)

keterangan doea pendjahat di Saigon, ia mendjawab, ibahwa kalau ipolitie rahasia Inggeris inaoe mempertjajai kata pendjahat, baiklah dia digamtoeng sadja hidoep^ !

Tetapi Sodbrata mendesak dengan boekti- boekti lelbiih banjak. Dan achirnja dipergoe- nakan penipoean. Dikatakan, bahwa Swers- ky, soeami Nadia soedah mengakoe. Soe- brata dapat mengetahoei, bahwa Nadia ada­

lah isteri daripada Swersky. Ada diperoleh salinan soerat kawin mereka dari satoe kota di negeri Roes.

„Alexander ! " teriak Nadia.

,Ja, Alexander Swersky mendjadikan njor nja djadi perkakas. Ia hidoep senang dan njonja disoeroehnja melakoekan kerdja jang berat dan berbahaja. Seorang soeami jang baik sekali, boekan ? Kami tahoe, bahwa ia bekerdja oentoek ora^ lain. Dan rasa- nja ada oentoengnja bagi njonja akan men- tjeritakan, siapa jang berdiri dibelakang Swersiky, sebab dialah jang sebenarnja mendjadikan njonja djadi perkakas, sehing­

ga njonja sekarang djatoeh ketangan kami . Nadia tidak dapat berklita apa-apa. Ter­

benar olehnja sekalian perkataan Soebrata itoe, akan tetapi ia takoet, takoet akan pem­

balasan. Dan pembalasan itoe mesti tiba.

Ini soedah pasti ! Dan ia soedah taoe poela akan matjam pembalasan itoe.

Setelah pajah Soébrata dan bantara Gou­

verneur mentjoba hendak menarik kete-

(54)

rangan dari Nadia, sia-sia. Achirnja me­

reka tinggalkan Nadia, sebab Nadia moeng- kir teroes.

„Baiklah ! Besoik kita teroeskan pemerik­

saan ini ! kata bantara Gouverneur. Me­

reka lantas keloear dan memberi perintah kepada mata-mata jang mendjaga diloear, soepaja malam nanti Nadia dibawa kedalam boei.

Baroe sadja Soebrata dengan bantara Gouverneur itoe berangkat, Nadia menarik naipas pandjang. Ia tidak melihat djalan oentoek lepas lagi. Ia soedah terdjebak.

Dia dapat moengkir teroes, akan tetapi ka­

rena Swersky soedah mengakoe, permainan- njapoen habislah. Dia telah mendjadi spion dan sekarang tertangkap. Jang memberat­

kan hoekoemannja ialah ikarena Singapoera itoe adalah tempat jang terlarang oentoek spion. Dimasa damaipoen Singapoera ter­

pandang seperti kota dalam perang. Ka­

rena itoe ihoekoemannja akan djadi berat sekali.

Soedah kelihatan olehnja, bagaimana ia dihoekoem dan dibawa ketempat boeangan, dimana ia mesti bekerdja keras, barangkali 10, ja, 15 tahoen, barangkali seoemoer hi- doep. Tampak-tampak olehnja ia sendiri sebagai orang toea jang telah poetih ramboetnja, membongkok-bongkok didalam pemboeangan. Patah tangkai, lajoe, remoek sama sekali, tiada dikenal orang lagi. Se-

(55)

dang ia sekarang mendjadi ipoeteri ketjan- tikan. Dimana sadja roepa dan matanja da­

pat menjoeroeh radja berloetoet dihadapan- nja. Betapa banjak penoempang kapal orang kaja^ dan moelia jang telah meloe- pakan segala-galanja, hanja karena hendak berdekatan dengan Nadia !

Maka pergilah ia ikemedja toelis, diambil- nja setjarik kertas, laloe ia moelai menoelis.

Soerat itoe pendek, dialamatkan kepada Tengkoe Hasjim.

„Ada sedikit jang hendakkoe tjeritakan kepada engkau, Hasjim !

Jang lain-lain temtoe akan engkau dengar djoega dari Raden Pandji Soebrata. Se- soenggoehnja saja sewa doea orang pendja- hat akan memoekoel engkau. Tetapi me­

ngapa akoe bawa engkau segera ketempat lain ? Tempo hari akoe tidak tahoe, apa sebabnja. Boekan karena takoet, melainkan karena engkau moelai mendjadi per­

hatian hatikoe. Mengapa Samin mesti menjerahkan tas itoe kepadamoe? Mengapa?

Tas itoe soeddh kami hintai sedjak dari Tokio, Saja menanti di Saigon Boe- kankah segenap kehidoepan kita diatas doenia ini soeatoe pertanjaan besar, jang senantiasa menanti djawabnja ? Maafkan dakoe karena telah menjoesahkan engkau.

Koentji soerat-soerat itoe ada pada Patjar Koening di Singapoera ini "

(56)

la tidak teroes menoelis itoe, selbab ia ter- kedjoet, karena dari djendela melajang ke- dalam kamar soeatoe benda, jang tiba di- kelamboe dan dari sitoe djatoeh kelantai.

Dengan hati-hati ia Jiampiri ibenda itoe.

Soeatoe boengkoesan ketjil, jang segera di- boekanja. Didalamnja ada sepotong soerat jang dikenal benar oleh Nadia. Soerat dari Patjar Koening dengan tanda jang terkenal : boenga ipatjar koening disoedoet- nja. Terboengkoes didalam soerat itoe ada sebentoek tjintjin jang indah sekali, per- matanja biroe laoet, agak besar, sama be­

nar dengan sebentoek tjintjin jang ada di- djari Nadia dan selama ini mengherankan orang jang melihatnja.

Isi soerat itoe pendek sadja.

,,Daripada mendjadi orang toea bongkok dan boeroek didalam pemboeangan, baiklah hilang sebagai Nadia jang tjantik dan molek "

Membatja itoe Nadia tersenjoem. „Soeng- goeh pintar Patjar Koening ! Ia merasa apa jang koerasa pada waktoe ini ! Baik, Patjar Koening ! Akoe mengerti !" katanja pada dirinja.

Maka iapoen kembali kemedja toelis dan dihabiskannjalah soeratnja itoe.

Akoe tidak akan bertemoe lagi dengan engkau, oleh sebab itoe maafkan akoe sekali lagi. Sebagai tanda mata am-

Referenties

GERELATEERDE DOCUMENTEN

Djangan takoet bilang „Soengkan (tiada soeka)&#34; pada orang jang minta kita minoem bersama-sama ianja, lebi lagi kaloe orang itoe tida dikenal betoel oleh

Koetika ia poelang, toeroen dari kretadidepan roemanja Oey, itoe tempo ampir poekoel toedjoeh dan sebab tadi didjalan memang Tjan soeda kasi taoe jang ia maoe makan sendiri, djadi

„Astaga, barangkali kau poenja pikiran sneda djadi koerang beres, maka kau maoe ikoet pada- koe, saorang jang tida poenja tjoekoep oewang sekaiipoen boeat kasi

kaloe oepamanja itoe kedjahatan di lakoeken oleh orang loearan, sebab soeara gonggongan andjing jang begitoe qemoeroe, menoeroet atoeran itoe pendjahat tentoe aken

Maskipoen diperlakoeken begitoe kasar hingga tida berbeda dari satoc boedjang prampoean, tapi ia teroes tinggal bersabar, boekan sadja lantaran soedah biasa ia trima itoe tjatjian

tamilienia di Bandoeng. Dan lebih djaoe, Yoen-hoa, poen selamanja keliatan bergoembira sadja, hinqqa laen orang soeda tida bertjoeriga apa-apa pada itoe oeroesan

„Kapan kita memandang pada kalakoeannja satoe pengarang jang djadi termashoer oleh kerna bagoesnja iapDQnja karangan, dan kita lantes merasa kagoemi- langannja itoe

Sebab manoesia tidak bisa mendekat kekamar ini, tidak poela moengkin orang memandjat dari loear, maka saja doega, bahwa boleh djadi si pemboenoeh dibantoe oleh