• No results found

TANG-TOH MENGATJAU DI IßU KOTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Share "TANG-TOH MENGATJAU DI IßU KOTA "

Copied!
44
0
0

Bezig met laden.... (Bekijk nu de volledige tekst)

Hele tekst

(1)

KARJA SASTRA KLASIK TIONGKOK

s

(2)

BIBLIOTHEEK KITLV

0223 6659

l é ' f ( Z < - t

Rp. 18.-

TIAP DJILID

A

USAHA PENERBITAN

„MUKIMO"

Kotakpos 2606 DJAKARTA

(3)

Il

TANG-TOH MENGATJAU DI IßU KOTA

-O"

x& / /

2. Melihat ini permaisuri Ho sangat iri hati. Dengan diam® Ong Bie Yin diratjuninja hingga mati. Sebelum Ong Bie Yin meninggal Lauw Hiap , :-«!ehnja diserahkan kepada ibu-suri Tang untuk dididik.

1. Kaisar Leng Lauw Hong mempunjai dua orang putera, Lauw Pian dan Lauw Hiap. Lauw Pian diperolehnja dari permaisuri Ho sedangkan Lauw Hiap dilahirkan oleh Ong Bie Yin. Kaisar Leng lebih menjajangi Lauw Hiap.

3. Ibu-suri Tang pun sangat sajang terhadap Lauw Hiap. Seringkali kaisar Leng diandjurinja untuk mengangkat Lauw Hiap mendjadi putera mahkota. Tetapi kaisar Leng senantiasa merasa bimbang karena saudara laki^ permaisuri Ho adalah panglima besar Ho Tjin jang besar pengaruhnja.

(4)

4. Sewaktu kaisar Leng pada permulaan musim kemarau menderita sakit keras, thaikam Kan Siok mengatakan padanja : „Djika Sri Baginda mengangkat Lauw Hiap mendjadi putera mahkota, seharusnja panglima besar Ho Tjin dibunuh dahulu untuk menghindarkan kesulitan dikemudian hari !"

6. Menerima perintah kaisar Ho Tjin dengan tergesa-gesa menudju ke istana. Setibanja di pintu masuk istana dia berdjumpah dengan Suma Poan Un jang membisikkan bahwa panggilan kaisar itu adalah tipu muslihat Kan Sick. Poan Un menasehatinja agar djangan masuk kedalam istana, kalau tak mau dibunuh mati oleh Kan Siok.

2

5. Mendengar kata^ Kan Siok itu, kaisar Leng segera memerintahkan Ho Tjin menghadap di istana. Ho Tjin jang tadinja hanja seorang djagal.

memperoleh kekuasaan didalam pemerintahan setelah saudara perempuan- nja didjadikan permaisuri serta melahirkan Lauw Pian.

7. Mendengar ini Ho Tjin sangat terkedjut. Dengan segera para menteri- nja dikumpulkan untuk diadjak merundingkan bagaimana membasmi para

Tjii terkedjut. Dengan Mendengar ini Ho in sangat segera thaikam di istana.

(5)

8. Tengah mentjari djalan untuk membasmi para thaikam salah seorang menteri berkata : „Para thaikam sudah lama mempunjai pengaruh jang besar sekali di istana. Kaki-tangan mereka tak terhitung banjaknja. Djika kita kurang hati-hati akibatnja akan merupakan malapetaka bagi keluarga kita. Kuharap pikiranku ini dipertimbangkan masak-.

10. Sekonjong-konjong dengan napas sengal- Poan Un muntjul ditengah- tengah mereka seraja berkata : „Sri Baginda telah meninggal dunia ! Kan Siok dan kawan^-nja telah bersepakat untuk menjembunjikan kematian Sri Baginda. Mereka hendak memalsu perintah kaisar untuk memanggil panglima besar Ho Tjin menghadap di istana dengan maksud untuk mem- bunuhnja. Kemudian Lauw Hiap hendak diangkat mendjadi putera mah-

ota !"

9. Melihat bahwa jang bitjara itu hanja adalah let. kol. Tjo-Tjoh, Ho Tjin dengan suara keras membentak : "Engkau dengan pangkatmu jang begitu ketjil berani ikut serta mempersoalkan urusan negara !"

I

11. Betul sadja ! Baru sad'a Poan Un selesai bitjara datanglah seorang utusan dari istana menjampaikan perintah panggilan untuk Ho Tjin menghadap di istana.

(6)

12. Setelah utusan tersebut berlalu, Ho Tjin mengadjukan pertanjaan :

„Siapa jang berani ikut aku membasmi bandit'^ itu ?" Belum dia selesai bit] ara seorang perwira tampil kedepan. Ia adalah let. kol. Wan Siao anaknja Su To Wan Hong, keponakan Wan Gui. Ho Tjin girang sekali.

Segera diperintahkannja untuk mengumpulkan pasukan pengawal istana.

-,—am

ÏÏÏBCX'

Ji

III Ji- M w

14. Di hadapan djenazah kaisar Leng, Lauw Pian diangkat mendjadi kaisar serta permaisuri Ho mendjadi ibu-suri. Setelah ini ibu-suri Ho mengangkat Ho Tjin mendjadi sekretaris dalam negeri. Para pengikut Ho Tjin pun naik pangkat.

13. Wan Siao lengkap dengan pakaian perangnja serta membawa lima ribu anggota pasukan pengawal istana mengawa o jin eser a . . iga puluh orang menteri masuk ke dalam istana.

15. Wan Siao beserta pasukan pengawal istananja menerobos ke dalam istana. Kan Siok melarikan diri ke dalam halaman istana, tapi hanja dengan satu batjokan Wan Siao berhasil membunuh mati Kan Siok.

(7)

16. Setelah mengetahui bahwa Kan Siok sudah disingkirkan, Ho Tiin la^nnfa ™®"99unakan kesempatan tersebut untuk membasmi para thaikam Thaikam Thio Liong serta kawan'^nja dalam keadaan sangat gelisah menghadap ibu-sun Ho serta sambil menangis minta pertolongannja.

18. Mendengar kata^ ibu suri Ho, Ho Tjin membatalkan niatnja untuk

^fka tek de^ k 2 ^ „Membabat rumput"

S Ho THn^^V J'"'"" merupakan bahaja di kemudian hari!

•1 api Ho I Jin tak mau mendengarkânnja.

•»'»»' "«I '»kiat kebahagiaan seperti ini Kan Siok iann ^ mungkin kita mentjapai 1=SL H=.,,p. engh. „„,i

„=u

19. Ibu-sun Tang gelisah melihat Lauw Pian diangkat mendiadi kaisar serta para menteri mengekor ibu-suri Ho.

ThaAam Thio Liong dipanggilnja. Thio Liong mengusulkan agar ibu-sun Tang roentjampuri urusan negara, mengangkat Lauw Hiap mL- djadi radja serta memerintahkan Tang-Tang memeqanq kekuasinn Hi M ».ga„. Mendengar „.„1 w Än, Z S V n ï S , » .

5

(8)

, à-J >v.,j.>,/ :i /. 'n""

"l::

'(f AiC--'«f'«IS i#i^^'

;S r;H ^

^•y/<vr ,:3j^

.- . > _ - "" X •. r '

20. Keesokan harinja ib.u-suri Tang mengangkat Lauw Hiap mendjadi radja Tan Liu, Tang-Tang mendjadi djenderal kavaleri serta 1 mo Liong dan kawan^-nja diperintahkan untuk membantu mengurus urusan negara.

21. Ibu-suri Ho melihat ibu-suri Tang menggunakan kekuasaan setjara sewenang-wenang dalam hatinja pun merasa tak senang. Untuk mentjapai maksudnja ibu-suri Ho menggunakan siasat jalah mendjamu ibu-suri Tang.

22. Tengah perdjamuan ibu-suri Ho berkata pada ibu-suri ^^"^9 •

„Kita sebagai wanita seharusnja tak mentjampuri urusan negara . Sebaik- nja segala persoalan negara diserahkan kepada para menteri agar semuaiija mendjadi beres !"

23. Ibu-suri Tang dengan suara keras mendjawab : „Setelah berhasil meratjuni Ong Bie Yin kau masih iri hati terhadap setiap orang !

Menggandel. kekuasaan anakmu sebagai kaisar serta kakakmu Ho jin, kau berani buka suara besari , , , i • j

Ingat ! Satu perintah daripada ku kepada djenderal kavaleri dapat memisahkan kepala dari badan kakakmu.

6

(9)

24. Ibu-suri Ho tak mau mengalah. Maka terdjadilah perdebatan sengit antara mereka. Setelah Thio Liong serta kawan^-nja memisahkan mereka barulah mereka pulang ke tempat masing^.

26. Sal:ih seorang menteri memberikan pendjelasan pada Ho Tjin bahwa ibu-suri Tang sebenarnja adalah seorang selir dari seorang radja asing.

Karena kaisar Heng tak mendapat anak maka anak ibu-suri Tang diangkat mendjadi kaisar, jaitu kaisar Leng.

wmmmmrn

25. Malam itu djuga ibu-suri Ho memanggil Ho Tjin untuk membitjara- kan peristiwa tersebut. Ho Tjin berdjandji akan mengadakan perundingan dengan menteri^-nja untuk memetjahkan persoalan tersebut.

27. Dengan begitu ibu kaisar Leng mendjadi ibu-suri. Sekarang tak seharusnja dia tetap tinggal didalam istana akan tetapi harus dipindahkan ke Ohkan.

Ho Tjin dengan segera memerintahkan untuk membawa ibu-suri Tanq ke Ohkan.

7

(10)

28. Kepada pengawal kereta tersebut Ho Tjin memesan agar merantjuni ibu-suri Tang ditengah perdjalanan.

30. Thio Liong serta „sepuluh selalu disamping" setelah mengetahui bahwa riwajat golongan ibu'suri Tang telah tamat dengan djalan memberi suapan kepada Ho Bio saudara laki® Ho Tjin serta ibunja But Yang Kun mentjoba mempertahankan kedudukan mereka.

S

29. Ho Tjin dengan limaratus anggota pasukan pengawal istana menge­

pung rumah djenderal kavaleri Tang-Tang untuk merebut kembali tjap kebesarannja. Tang-Tang setelah mengetahui bahwa keadaan sangat ber- bahaja sekali telah menggantungkan diri dibelakang kamarnja.

31. Akibat suapan ini jang berupakan barang® antik jang sangat mahal, Ho Bio serta But Yang Kun seringkah di hadapan ibu-suri Ho memudji kebaikan „sepuluh selalu disamping . Lambat laun mereka mendapat kepertjajaan pula dari ibu-suri Ho.

ti

(11)

32. Tak lama kemudian, terdengar kabar bahwa ibu-suri Tang telah meninggal dalam perdjalanan karena makan ratjun. Djenazahnja diangkut kembali ke ibu kota. Ho Tjin dengan alasan sakit tak hadir pada pema- kamannja. Kesempatan ini dipergunakan oleh Thio Liong serta kawan^-nja.

Dikatakan bahwa Ho Tjinlah jang meratjuni ibu-suri Tang.

34. Bukan sadja ibu-suri Ho tak setudju dengan maksud Ho Tjin, se- baliknja mengatakan bahwa Ho Tjinlah jang bersalah. Ho Tjin memang adalah orang jang hatinja tak tetap. Mejidengar kata^ ibu-suri Ho sepatah kata pun dia tak berani membantahnja.

33. Kata® tersebut terdengar oleh Wan Siao, jang segera melaporkannja pada Ho Tjin serta mengandjurkannja agar setjepat mungkin membasmi para thaikam di istana. Ho Tjin merasa bimbang. Ia masuk ke dalam istana untuk membitjarakan persoalan tersebut dengan ibu-suri Ho.

jytlV .TT?

35. Sebegitu Ho Tjin keluar dari istana Wan Siao buru^ menghampirinja.

Mendengar bahwa ibu-suri Ho tak dapat menjetudjui maksudnja, Wan Siao mengusulkan : „Perintahkan sadja para kepala daerah membawa pasukannja ke ibu kota untuk membasmi para thaikam tersebut. Dengan begitu ibu-suri Ho tak dapat berbuat apa^ !" Ho Tjin dengan puas men- djawab : „Akalmu bagus sekali ! "

9

(12)

36. Segera dia memerintahkan sekretarisnja Tan Lin untuk membuat surat- perintah kepada seluruh kepala daerah membawa pasukan ke ibu kota. Tan Lin berpendapat bahwa ini berarti menjerahkan gagang pisau ketangan orang dan hanja akan menimbulkan kekatjauan di ibu kota.

38. Ho Tjin dalam amarahnja membentak-bentak Tjo-Tjoh,

37. Sekonjong-konjong muntjullah Tjo-Tjoh dari pintu samping jang sambil ketawa lebar berkata : „Djika hendak membunuh para thaikam.

mulailah dengan biang keladinja ! Ini soal mudah jang dapat dilakukan oleh seorang sipir ! Mengapa harus mendatangkan pasukan dan luar >

39. Tjo-Tjoh menarik napas pandjang serta berkata seorang diri : „Ho Tjinlah orang jang akan mengatjaukan dunia ini !"

(13)

î

40. Ho Tjin tak mau mendengarkan pendapat Tan Lin. Dengan diam^^

dia mengirimkan orang^'-nja untujc mengundang kepala- daerah masuk ke ibu kota.

42. Tang-Toh segera merundingkan persoalan ini dengan menantunja Lie Lu, jang menasehati untuk mengumumkan pengerahan pasukannja untuk membasmi para thaikam di istana serta meutjegah pemberontakan.

Ini dimaksudkan untuk mengelabuhi para menteri.

à

41. Tang-Toh Kepala Daerah Se-Liong, dalam pertempuran dengan pasukan „Tentara Pita Kuning" seringkali mengalami kekalahan tapi dengan memberikan suapan kepada „sepuluh selalu disamping" maka bukan sadja ia tidak dihukum bahkan dinaikkan pangkatnja.

Ambisi Tang-Toh sangat besar. Surat perintah Ho Tjin olehnja di­

sambut dengan girang sekali.

43. Setelah ini dia memerintahkan empat orang djenderalnja masing®

Lie Kak, Kwee Fan. Thio Tjie dan Huan Tjiu menudju ke Lok Yang.

11

(14)

44. Mengetahui tentang pengumuman Tang-Toh Ho Tjin merasa sangat gembira dan memberitahukan kedatangan Tang-Toh kepada para men- terinja.

Loo Tiet jang mengetahui bahwa Tang-Toh adalah seorang jang ber­

muka manis tapi berhati djahat berusaha mentjegah masuknja ke dalam ibu kota.

46. Thio Liong dan kawan'^-n^a mendengar bahwa sebuah pasukan dari luar hendak masuk ke ibu kota, segera berkumpul dan berunding.

Dikatakan oleh Thio Liong bahwa ini pasti adalah akal Ho Tjin untuk membunuh para thaikam. Thio Liong mengusulkan untuk bertindak terlebih dahulu.

12

45. Para menteri lainnja pun mentjoba mentjegahnja, tapi Ho Tjin sama sekali tak mau mendengarkannja. Dia mengutus seorang ke So Tie untuk menjambut Tang-Toh.

47. Limapuluh orang anggota pasukan golok diperintahkan untuk bersem^

bunji dibelakang pintu gerbang Tiang-Loh,

(15)

. i

'K mengatur siasat, mereka masuk kedalam istana menghadap jbu-suri Ho memohon agar panglima besar Ho Tjin jang telah mendatang-

^an pasukan dari luar dengan maksud menghabiskan njawa mereka dipang­

gil.

I

50. Ho Tjin seterimanja perintah tersebut hendak menudju ke istana tapi ditjegah oleh Tan Lin. Kata Tan Lin : „I'erintah panggilan ibu-suri Ho '^ali ini adalah akal busuk" „sepuluh sela lu disamping". Tapi Ho Tjin

wasih tak mau pertjaja.

49. Ibu-suri Ho jang tak sedar bahwa ini adalah hanja tipu muslihat mereka telah mengutus seorang untuk memanggil Ho Tjin.

-VvCiW j -^1-' •

m

51. Tjo-Tjoh pun mengatakan bahwa untuk menghindarkan bahaja biarlah

„sepuluh selalu disamping" keluar dahulu dari istana.

Ho Tjin ketawa lebar sambil berkata : „Omonganmu tadi adalah otjehan anak ketjil ! ,,Sepuluh selalu disamping" tak nanti berani berbuat suatu apa sebab akulah jang berkuasa di seluruh negeri !"

13

(16)

52. Wan Siao melihat Ho Tjin tak dapat ditjegah mengusu.kan agar Ho Tjin membawa sepasukan untuk mengawalnja. Ho Tjm tak keberatan terhadap usul ini.

54. Tanpa ragu^ Ho Tjin masuk kedalam istana. Sampai dipinta masuk Ka Teck, Ho Tjin dengan terkedjut melihat Thio Liong, Tuan Kui serta beberapa orang lagi menghampirinja dengan muka marah.

H

53. Wan Siao serta Tjo-Tjoh beserta 500 orang anggota pasukan pihhan mengawal Ho Tjin sampai di depan pintu masuk istana Tiang Lok.

Pendjaga pintu masuk istana tersebut berdasarkan perintah ibu-suri Ho mengatakan bahwa hanja panglima besar Ho Tjin jang diperbolehkan masuk. Wan Siao serta Tjo-tjoh terpaksa menunggu diluar.

55. Mereka mengepung Ho Tjin. Thio Liong sambil menuding-nuding padanja memaki: „Karena kamilah kamu dari seorang djagal dapac men- j.

tjapai kebahagian seperti ini ! Tapi bukan berterima kasih dan membalas 1 budi, sebaliknja kamu mau membunuh kami ! Apa maksudmu sebenamja ? -

(17)

56. Ho Tjin dalam keadaan gugup tjoba melarikan diri.

58. Para anggota pasukan golok jang sedari tadi telah menjembunjikan diri mengepung Ho Tjin. Ho Tjin mati seketika itu djuga dibawah hudjan batjokan golok.

57. Tapi sampai di pintu masuk istana ternjata pintu tersebut telah ditutup rapat-. Ho Tjin berteriak-teriak sambil membanting-banting kakinja.

59. Wan Siao jang sudah menunggu begitu lama dengan tak sabaran berteriak agar Ho Tjin keluar dari istana.

15

(18)

J

60. Sebagai djawaban sebuah benda dilemparkan di depan mereka. Benda itu ternjata adalah kepala Ho Tjin.

62. Setelah berhasil mendobrak pintu, Wan Siao serta Tjo-Tjoh dengan pasukannja menerdjang masuk kedalam istana, Disana mereka mengada­

kan pembunuhan besarkan terhadap para thaikam, tiap orang jang nongol, berkumis atau tidak, dibabat.

16

61. Saking marahnja Wan Siao sambil mengajunkan pedangnja meme­

rintahkan mendobrak pintu masuk istana.

63. Thio Liong serta Tuan Kui dengan membawa kaisar Lauw Pian serta radja Tan Liu melarikan diri dari pintu belakang istana.

(19)

64. Wan Siao dan Tjo-Tjoh dalam penjerbuannja ke dalam istana tak dapat mendjumpai kaisar Lauw Pian dan Thio Liong dan kawan'^-nja.

Jang didjumpai hanja Ho Bio jang sedang memegang pedang terhunus.

Kata Wan Siao dengan suara keras : ,,Ho Bio bersama-sama para thaikam 'ang merentjanakan pembunuhan saudaranja ! Bunuh dia !"

6ü. Uaiam keadaan katjau-Dalau di dalam istana Tjo-Tjoh memohon kepada ibu-suri Ho untuk sementara memegang kekuasaan pemerintahan sedangkan pasukannja diperintahkan untuk mengedjar Thio Liong dan mentjari kaisar Lauw Pian.

65. Ho Bio dihudjani batjokan hingga badannja hantjur.

67. Thio Liong dan Tuan Kul setibanja di gunung Pak Gu mendjumpai pasukan kepala daerah propinsi Oh Nam Tengah jang bernama Ming Kong. Thio Liong sadar baHwa pertempuran ini berarti kematiannja, maka tanpa ragu^ dia terdjun ke dalam kali membunuh diri.

17

(20)

68. Tuan Kui menemui adjalnja dibawah batjokan pedang Mmg Kong.

Kaisar Lauw Pian beserta radja Tan Liu jang mengerti djiwanja terantjam, tanpa berani bersuara mengumpet di alang- jang terletak dipmggir sungai sambil menangis.

70. Dengan bergandengan tangan mereka berdjalan. Dengan rcmeng- dilihatnja didepan ada sebuah desa. Kesanalah mereka menudju.

18

69. Fadjar mulai menjingsing. Sewaktu dilihat bahwa tak ada orang disekitarnja, barulah mereka memberanikan diri untuk keluar dari tempat

menjingsing, sembunjinja.

I

71. Setibanja disitu, mereka tak dapat berdjalan pula. Terpaksa mengasoh diatas tumpukan rumput ditepi djalan. Setelah hari mendjadi terang mun- tjullah seorang dari sebuah rumah. Melihat ada dua anak muda sedang duduk diatas tumpukan rumput dia menegor.

(21)

72. Kaisar Lauw Pian tak berani mendjawab. Radja Tan Liu tampil kemuka berkata : „Dia adalah kaisar Lauw Pian. Karena kekatjauan jang timbul di ibu kota karena perbuatan „sepuluh selalu disamping" kami melarikan diri ! Aku adalah radja Tan Liu !

Pada saat itu kebetulan Ming Kong djuga sampai di desa tersebut mentjari mereka. Pertemuan antara Ming Kong dan mereka merupakan saat jang mengharukan.

74. Setelah berdjalan beberapa kilometer didepan kelihatan seperti ma­

tahari tertutup oleh sedjumlah besar bendera militer sedangkan debu menggelapkan langit. Sepasukan tentara mendatangi laksana datangnja ombak laut. Para menteri melihat ini terperandjat, begitu pula kaisar Lauw Pian serta radja Tan Liu.

73. Tak lama kemudian Su To Ong Un, letnan Njoo Piao sena lain^

menteri datang untuk menjambut kaisar Lauw Pian serta radja i an Lm.

Pasukan mereka digabungkan mendjadi satu mengawal mereka pulang Su

kemudian Tak lama

ke ibu kota.

75. Dalam sekedjap mata mereka saling berhadapan. Dengan suara meng­

geledek Tang-Toh jang mengepalai pasukan tersebut menanjakan dimana adanja kaisar I.auw Pian. Kasiar Lauw Pian tak berani mendjawab serta bergemetaran karena ketakutan.

19

(22)

76. Radja Tan Liu madju kedepan sambil membentak menanjakan apa sebenarnja maksud Tang-Toh : ,,Hendak melindungi atau mentjulik Kaisar?" Tang-Toh mendjawab „Mau melindunginja ! Kalau begitu, kata radja Tan Liu, kaisar ada disini, mengapa kamu tidak turun dari kudamu untuk memberi hormat.

78. Pertemuan kembali dengan ibu-suri Ho menggambarkan saat^ jang sangat mengharukan. Semua orang pada menangis. Setelah diadakan pemeriksaan di dalam istana, ternjata Tjap keradjaan hilang.

20

77. Mendengar kata- ini Tiang-Toh terkedjut serta dengan segera turun dari kudanja memberi hormat kepada kaisar Lauw Pian. Hari itu djuga mereka menudju istana.

79. Pasukan Tang-Toh jang mendirikan perkemahannja diluar istana setiap hari memasuki kota untuk mengatjau. Rakjat merasa sangat gelisah.

(23)

so. Tang-Toh tak sungkan^ setiap hari keluar-masuk istana dengan membawa pedangnja. Tak seorangpun berani menghalanginja.

82. Esok harinja para pedjabat serta menteri dikumpulkan di kebon Un Bing, dimana Tang-Toh mengadakan perdjamuan besar. Tak seorang pun berani menolak undangan Tang-Toh tersebut.

81. Pada S u a t u hari Tang-Toh bersama Lie-Lu dengan diam- mérentjana- kan mcndjatuhkan kaisar Lauw Pian dan menggantikannja dengan radja Tan Liu, agar dia dapat memegang kekuasaan pemerintahan. Lie Lu mengusulkan untuk mengumpulkan para menteri dan mengumumkan pe­

nurunan kaisar Lauw Pian dari tachtanja. Jang keberatan supaja dibunuh sadja.

83. Setelah semua berkumpul, Tang-Toh dengan berlenggang kangkung memasuki ruangan perdjamuan.

21

(24)

84. Dibawah iringan musik mereka makan-minum. Baru mereka meneguk seloki arak ketiga, mendadak Tang-Toh memerintahkan untuk semua orang berhenti minum. Ia mulai angkat bitjara dengan muka jang kelihatan muram sekali.

86. Mendengar kata^ Tang-Toh para menteri saling pandang tanpa buka suara. Tiba® seorang menggulingkan medja, berdiri lalu menegor Tang- Toh ; „Tak mungkin ! Kamu ini siapa sebenarnja berani omong begitu besar. Kaisar Lauw Pian tak mempunjai satu kesalahanpun. Nampaknja kamu ini ingin berontak".

22

e

m

m

85. Tang-Toh berkata : ,,Kasiar adalah pemimpin seluruh rakjat.

Harus punja kepandaian tjukup. Kaisar jang sekarang ini sama sekali tak pandai, lagi sangat lemah. Sebaliknja radja Tan Liu adalah seorang jang tjerdik lagi radiin. Maksudku jalah menggantikan kaisar Lauw Pian dengan radja Tan Liu. Bagaimana pendapat kalian?"

Sehabis bitjara, matanja menjapu ke empat djurusan.

87. Tang-Toh setelah melihat jang angkat bitjara tadi adalah Teng Guan, kepala daerah keng Tjin maka amarahnja mendjadi meluap. Suuuutt ! ! Dia menghunus pedangnja sambil berteriak : „Jang ikut aku selamat jang melawan aku mati !"

(25)

88. Pada saat itu Lie Lu melihat seorang jang' gagah perkasa berdiri dibelakang Teng Guan. Tangannja memegang tumbak jang berbentuk .•langit pesegi". Dengan bengis matanja melotot. Lie Lu melihat gelagat kurang baik buru^ mentjegah Tang-Toh bertindak lebih djauh. Para menteri lainnja mengand^urkan Teng Guan untuk pulang sadja.

90. Tang-Toh mendjadi marah besar dan hendak membunuh Loo Tiet.

Para pendjabat lainnja mentjegahnja sambil mendjelaskan bahwa Loo Tiet adalah seorang jang disegani. Tidak bidjaksana kalau ia mem- bunuhnja.

89. Tang-Toh dalam panasaran bertanja lagi kepada hadirin :

„Bagaimana ?"

Loo Tiet mendjawab : „Paduka keliru ! Sekalipun masih muda kaisar Lauw Pian tak pernah berbuat salah. Paduka adalah kepala daerah dari luar tak pernah tjampur urusan negara. Mana bisa dengan paksa menurun­

kan kaisar dari tachtanja".

\ '"<r\

91. Su To Ong Un jang berada disampingnja menasehati agar urusan penurunan kaisar tak dibitjarakan lagi didalam perdjamuan. Dengan

menasehati

disampingnja agar

demikian para hadirin bubar.

23

(26)

92. Setelah para pedjabat serta menteri masing'^ pulang Tang Toh dengan memegang pedang ditangannja berdiri di pintu kebun. Dilihatnja seorang perwira menunggang kuda sambil mengajun-ajunkan tumbaknja. Tang-Toh belum mengenalnja lalu menanjakan kepada Lie Lu.

94. Esok harinja Teng Guan membawa pasukannja keluar benteng menantang perang Tang-Toh jang bersama Lie Lu segera memberi sam­

butan.

24

93. Lie Lu berkata : „Dialah Lu-Po alias Hong Sian anak angkat Teng Guan. Keberanian serta kekuatannja adalah luar biasa. Lebih baik paduka untuk sementara waktu menjingkir sadja." Tang-Toh dengan diam'-^ menjingkir kedalam kebun.

95. Kedua pasukan saling berhadapan. Lu Po dengan rambutnja diikat memakai topi emas, berpakaian perang seratus bunga. Pinggangnja diikat kuht perang Teng Ni memakai tali djimat singa liar.

Teng Guan menuding Tang-Toh sambil maki : „Kamu terhadap negara sedikit pun tak mempunjai djasa. Kamu bermimpi untuk membitjarakan penurunan kaisar. Apakah maksudmu untuk mengatjaukan peraturar:

negara !"

(27)

96. Sebelum Tang-Toh mendapat kesempatan mendjawab, Lu-Po madju kedepan menjerangnja. Tang-Toh membalikan kudanja serta lari. Keadaan barisannja mendjadi katjau-balau.

98. Setibanja dirumah Tang-Toh mengumpulkan perwira^-nja mentjari djalan untuk mengalahkan musuh. Dengan tak hentinja Tang-Toh memudji kegagahan Lu-Po. Kolonel Lie Siao mohon perhatiannja serta berkata :

,,Aku ingin bertemu dengan Lu Po serta mengandjurkannja untuk me- njerah-"

97. Teng Guan mengadakan pengedjaran terhadapnja. Tang-Toh mengalami kekalahan besar.

99. Tang-Toh girang, lalu menanjakan bagaimana siasatnja. Lie Siao berkata : „Aku dengar paduka mempunjai kuda wasiat bernama „kelintji merah" jang seharinja dapat menempuh djarak kl. 500 kilometer. Kuda ini disertai sedjumlah berlian dan barang- emas bisa menjilaukan mata Lu Po untuk mengchianati Teng Guan,"

25

(28)

100 Lu-Po seorang jang berani, tapi tak berotak Melihat keuntungan iSi dTa lupa budi oUg. Tang-Toh ragu^ karena „kelintj. merah adalah kuda^kesa^angann^a-^i^inta berkata : „Apa arünja seekor kuda dibandingkan dengan kekuasaan negara^'

102. Membawa perbekalan ini Lie Siao dengan diam^ menudju perkema han Lu Po.

26

101. Tanq-Toh menjerahkan „kelintji merah"-nia serta ditambah dengan seribu tail emas, 10 butir berlian serta sebuah tali pmgang Giok kepada Lie Siao untuk disampaikan kepada Lu-Po.

103. Lu Po meniambut Lie Siao dengan hangat serta bertanja ; „Kanda dari mana ?" Lie Siao mendjawab : „Aku sekarang berpangkat kolonel.

Kudengar dinda sekarang dalam keadaan senang. Ku perlukan datang membawa oleh^ untukmu, jaitu seekor kuda untuk menambah kega- gahanmu !"

(29)

104. Lu Po melihat kuda tersebut badannja seluruh berwarna merah laksana badja membara. Pandjangnja kl. tiga meter, tingginja kira^ dua setengah meter. Lu Po bukan main girangnja. Berkali-kali dia mengutjap- kan terimakasih kepada Lie Slao.

106. Lie Siao dengan ketawa lebar mendjelaskan bahwa jang dimaksud-_ _ lebar ____ . bahwa jang dimaicsua-dimaksud- kannja adalah Teng-Guan. Lu Po mukanja mendjadi merah karena malu serta berkata : „Aku berada ditempat Teng-Guan karena terpaksa !"

105. Lu Po mendjamu Lie Siao minum arak. Setelah melihat Lu Po berada dalam keadaan setengah mabuk Lie Siao berkata : „KUa sudah lama tak berdjumpa tapi aku seringkah ketemu dengan ajahmu !" Djawab Lu Po : „Apakah kanda sudah mabok ? Ajah telah lama meninggal dunia

107. Lie Siao berkata: „Kamu terkenal tjakap mengangkat langit, menaik lautan. Mudah bagimu mendapat kebahagiaan dan kekajaan, mana bisa bitjara tentang terpaksa ?" Mendengar ini Lu Po enak^ sedih, lalu menarik napas pandjang sambil berkata: ,.Hingga kini belum kudjumpai seorang pemimpin jang bidjaksana !"

27

(30)

108. Lie Siao mendekatinja sambil berkata: ,,Burung jang baik memilih pohon untuk berteduh, orang pandai memilih pemimpin untuk bekerdja.

Dinda lebih baik selekas mungkin mengambil sikap.

Djawab Lu Po : „Kanda senantiasa bekerdja pada pemerintah tentu mengetahui siapakah kesatrya pada masa ini?"

110. Lie Siao setelah mengetahui isi hati Lu Po menjerahkan „per- bekelannja" kepada Lu Po dengan kata^ : Ini adalah hadiah dari paduka Tang-Toh untukmu ! Djawab Lu Po : Paduka Tang^Toh begitu baik budi, bagaimana aku harus membalasnja ?" Lie Siao mengatakan bahwa itu tak sulit, asalkan dari pihak Lu Po ada kemauan untuk membalasnja.

28

109. Utjapan inilah jang dinanti-nantikan oleh Lie Siao. Mulailah dia memudji"-^ kebidjaksanaan Tang-Toh setinggi langit. Mendengar ini Lu Po merasa sangat menjesal tak dapat bekerdja dibawah Tang-Toh.

TT~T

111. Lu Po menundukkan kepalanja, berpikir sebentar serta berkata:

'IBagaimana kalau ku bunuh mati Teng Guan dan membawa pasukanku menjerah ?" Lie Siao girang bukan kepalang serta berkata ; „Ini akan merupakan djasa jang besar sekali. Laksanakanlah maksudmu dengan segera !"

(31)

112. Lu Po menjanggupi Lie Siao untuk membawa pasukannja menjarah Pada keesokan harinja. Setelah ini Lie Siao mohon diri kepada Lu Po.

114. Teng Guan melihat sikap Lu Po jang aneh dalam keadaan gugup berkata : „Hong Sian, apa maksudmu sebenarnja ?" Belum djuga Teng Guan selesai bitjara sebuah batjokan menghabisi njawanja.

,113. Pada tengah malam dengan pedang terhunus Lu Po memasuki tenda Teng Guan. Teng Guan jang sedang asjik membatja buku meletakkannja serta bertanja : „Ada apa anaku ?" Lu Po dengan mata melotot membentak

„Aku adalah seorang laki'^ dan bukan anakmu !"

115. Setelah membunuh Teng Guan Lu Po keluar dari tenda, mengangkat pedangnja sambil memerintahkan pasukannja untuk menjerah kepada Tang- Toh. Tapi lebih dari separoh anggota pasukannja tak sudih mengikuti djedjaknja.

29

(32)

116. Pada keesokan harinja Lu Po dengan menenteng kepala Teng Guan menjerahkan diri pada Tang Toh. Dengan muka ketawa lebar Tang Toh merendahkan diri dihadapan Lu Po sambil berkata : „Hari ini Tang Toh mendapatkan seorang djenderal, laksana padi jang kekeringan kedjatuhan hudjan."

118. Dengan segera Tang Toh mengangkat Lu Po mendjadi kolonel kavaleri bergelar To Teng Kauw serta memberikannja badju perang dari emas dan pakaian sutera. Perdjamuan diadakan hari itu djuga untuk menghormat Lu Po.

30

117. Mendengar ini Lu Po merasa sangat girang, buru" mengangkat Tang-Toh serta menjilahkannja duduk dikursi sambil memohon agar Tang- Toh sudih mengangkatnja mendjadi anaknja.

119. Lie Lu menasehati Tang Toh untuk segera melaksanakan maksudnja jaitu menurunkan kaisar Lau Pian dari tachtanja. Tang Toh memerintahkan' Lu Po untuk mengawainja dengan seribu orang tentara ke perdjamuan dengan para pedjabat pemerintahan.

(33)

120. Tengah perdjamuan Tang Toh dengan sikap jang sangat tjongkjik ''crkata : ,,Kaisar jang sekarang adalah seorang jang tolol ! Tidak seharus- nja dia tetap memegang kekuasaan. Aku putuskan agar dia diturunkan

®endjadi radja Hian Liong, dan radja Tan Liu mendjadi kaisar. Siapa tidak sepakat denganku sekarang djuga kepalanja akan dipenggal".

122. Kedua belah pihak tak mau mengalah. Lu Po serta pasukannja siap untuk mengambil tindakan. Para pedjabat serta menteri menjingkir keta­

kutan.

Lie Lu buru® mentjegah Tang Toh dengan mengatakan bahwa sebelum

•Urusannja beres tak perlu membunuh orang tanpa alasan.

121. Tiba® kedengaran suara let. kol. Wan Siao : „Kaisar Lauw Pian baru sadja diangkat. Apakah maksudmu untuk memberontak I ?"

Tang-Toh menggereng, mentjabut pedangnja serta membentak: „Kamu berani melawan putusanku ?" Apakah pedangku ini kurang tadjam ?"

Wan Siao djuga menghunus pedangnja mendjawab : „Pedangmu mungkin tadjam ! Tapi apakah pedangku ini tak tadjam !"

123. Dengan pedang terhunus Wan Siao meminta diri kepada para menteri serta menudju ke le Tjiu.

31

(34)

124. Setelah Wan Siao berlalu Tang Toh sekali lagi mengadjukan pertanjaannja kepada Wan Gui. Wan Gui tak dapat berbuat lain dari pada menjetudjuinja. Melihat Wan Gui setudju para pedjabat serta menteri lainnja mengikuti djedjak Wan Gui. Dengan demikian persoalan dianggap selesai

126. Selesai pembatjaan surat keputusan tersebut Tang Toh memerintah­

kan kaisar Lauw Pian turun dari tachtanja serta meminta kepada ibu-suri Ho untuk melepaskan semua pakaian kebesarannja.

32

125. Pada tanggal 1 bulan sembilan Tang Toh mengumpulkan seluruh pedjabat sipil dan militer serta ibu-suri Ho, Kaisar Lauw Pian dan radja Tan Liu di istana Ka Teck mendengarkan Lie Lu membatjakan surat keputusannja. kaisar Lauw Pian diganti oleh radja Tan Liu dan Lauw Pian diberi gelar radja Hian Liong.

127. Kaisar Lauw Pian serta ibu-suri menangis tersedu-sedu berkui meng­

hadap keutara menunggu perintah selandjutnja. Para menteri melihat ini ikut serta mentjutjurkan air mata.

(35)

128. Sekretaris negara Ting Kuan tak dapat menahan amarahnja lalu laeraakai-maki Tang Toh : „Bangsat Tang Toh ! Perbuatanmu adalah sewenang"-^ Hari ini aku rela mengorbankan kepala serta darahku." Se­

buah papan dari bambu dilemparkan kearah Tang Toh.

130. Selesai upatjara Tang Toh memerintahkan untuk menghantarkan 'bu-suri Ho serta anaknja ke tempat kediaman mereka jang baru, ialah istana Eng An. Selandjutnja diperintahkan untuk menjegel pintu masuk 'stana, serta melarang orang sembarangan masuk-keluar istana tersebut

129. Tang Toh memerintahkan untuk mengeluarkan Ting Kuan dari ruangan serta memenggal kepalanja. Ting Guan sedikitpun tak gentar.

Dengan tak hentinja dia terus menerus memakai Tang Toh hingga saat penghabisannja.

131. Daïam usia 9 tahun radja Tan Liu diangkat mendjadi kaisar, dengan djulukan kaisar Hian. Selesai pengangkatannja kaisar Hian merobah nama tahun mendjadi Djoping dan mengangkatnja Tang Toh sebagai perdana menteri jang diperbolehkan menghadap kaisar tanpa berlutut dan masuk istana membawa pedang.

33

(36)

132. Ransum makanan untuk ibu-suri Ho serta anaknja jang ditahan di istana Eng Han tambah lama tambah berkurang. Setiap hari mereka mentjutjurnja air mata. Pada suatu hari terlihatlah oleh radja Hian Liong sepasang burung Suwari. Melihat ini radja Hian Liong mengutjapkan sebuah sadjak.

134. Dengan adanja sadjak tersebut Tang Toh mempunjai alasan jang tjukup kuat untuk membunuh radja Hian Liong serta ibu-suri Ho. Dengan segera Lie Lu diperintahkan untuk mebawa 10 orang peradjurit serta sebotol ratjun, menudju ke istana Eng Han.

34

133. Mata^ Tang Toh jang diselundupkan kedalam istana Eng Han melaporkan adanja sadjak tersebut kepada Tang Toh.

135. Di istana Eng Han Lie Lu terus menudju ke loteng radja Hian Liong. Lie Lu menuangkan isi botol kedalam sebuah tjangkir disuguhkannja kepada radja Hian Liong dengan kata" : „Musim semi hawa udara sangat sedjuk. Perdana Menteri chusus memberi arak pandjang umur ini kepada

paduka !"

(37)

136 Radia Hian Liong terkedjut serta ragu^ untuk menerimanja Ibu suri Ho jang berada disampingnja berkata : .Djika arak itu betul adalah arak Pandjang umur, baiklah kau minum dahulu setjangkir.

138. Selir Tong madju kedepan sambil memohon agar dia dapat mewakili radja Hian Liong. Dengan suatu tendangan selir Tong disingkirkari se­

dangkan ibu-suri Ho dipaksa untuk minum arak beratjun tersebut terlebih dahulu.

137 Lie Lu ketawa dingin. Sehelai sutera putih dan sebilah pisau delem- parkan di depan radja Hian Liong. Katanja : „Djika tak inau minum arak pandjang umur, silahkan mengambil kedua benda mi ! Radja Hian Liong memeluk ibunja sambil menangis.

139 Ibu-suri Ho sambil menangis tersedu-sedu memaki-maki ; „Ini semua adalah karena kebodohan Ho Tjin. Mengundang bangsat^ seperti kamu ini masuk kedalam ibu kota. Suatu waktu kedjahatanmu akan terbalas tiga turunan.

35

(38)

140. Lie Lu dalam amarahnja menjeret ibu suri. Ho dan mendorongnja dari loteng hingga ia menemui adjalnja.

142. Setelah peristiwa ini terdjadi Tang Toh setiap malam datang ke- dalam istana, mengganggu para gadis jang berada di istana dan tidur di randjang kaisar.

36

141. Selandjutnja Lie Lu memerintahkan imtuk mendjiret mati selir Tong serta arak jang beratjun tersebut ditjekokkan kedalam mulut radja Hiau Liong.

'i

143. Pada suatu hari Tang Toh membawa pasukannja keluar kota untuk berburu. Setibanja di daerah Yang Sia kebetulan rakjat didesa tersebut sedang berpesta merajakan musim semi.

(39)

144 Tiba^ Tang Toh memerintahkan pasukamija untuk mengepung rakjat ianq sedanq bersuka ria itu. Diperintahkan untuk membunuh semua laki .

r r

146. Setibanja di pintu masuk ibu kota seluruh kepala manusia tersebut dikumpulkan dan dibakar. Harta benda serta para wanita jang ditjuliknja dibagi^kan kepada para peradjuritnja.

145. Harta benda rakjat daerah Yang Sia dirampok habis^-an serta wanita-nja ditjulik. Seribu buah kepala manusia digantungkan dibawah kereta. Setibanja di ibu kota Tang Toh menjiarkan berita bahwa dia menang perang melawan perampok.

147. Ngo Hu seorang perwira kavaleri melihat kebuasan Tang Toh dalam hatinja merasa bentji sekali. Badju perangnja ditutupi oleh sebuah pakaian preman, sedangkan didalamnja diselipkan sebilah pisau belati mentjari kesempatan untuk membunuh Tang Toh.

37

(40)

148. Pada suatu hari Tang Toh masuk kedalam istana untuk mengadakan pertemuan. Ini merupakan kesempatan baik sekali bagi Ngo Hu. Dengan satu terdjangan kilat Ngo Hu dengan pisau terhunus menubruk Tang Toh.

150. Tang Toh lalu membentak Ngo Hu ; Siapa jang suruh kamu memberontak ?" Ngo Hu mendjawab : ,,Kamu bukan seorang kaisar ! Apa jang kamu maksudkan dengan memberontak. Seluruh dunia sudah mengetahui tentang kebuasanmu jang tak ada taranja ! Aku sungguh menjesal tak dapat membeset kuhtmu, memakan dagingmu

38

149. Ternjata tenaga Tang Toh sangat besar. Tjepat kedua tangannja memegang pergelangan tangan Ngo Hu, serta Lu Po mendjambak ram- butnja.

151. Tang Toh saking marahnja melondjak-londjak serta memerintahkan' menjeret pergi Ngo Hu dan diberikan hukuman pitjis. Ngo Hu sedikitpiuT ' tak merasa takut bahkan terus memaki tak berhentinja.

(41)

denta

Satu

/anç mem/amùmç

)

Obatjang dipergunakan oleh dokter! gigi diseluruh dunia untuk mentjegah dan mem­

berantas penjakit gigi.

fluor

(42)

ALAMAT UNTUK PAKAIAN ANAK' ANDA

Kundjungilah :

T O K O a y e n

P A S A R B A R U 7 8 - T E L P O N G B R . 4 2 8 0 - D J A K A R T A

(43)

saQ0[?

miNw\N

BANJAKMiN^NVm^ ViTAMtN!

(44)

9

$

I I

I «igrlgllj

IM I (JIBBk/JSWMi

ijijjJ^SSSSSS^f' n^^JuWKtmKmVJd'

]""3i J _j_;-i j-iJuyi-iJ-^^

Ûjjiarï:33«5ï^â«SSM

i:J=»d« J J JJîJ 'SSSmSm

! jij J t/J-J

u J J J-J-J J-l-l-J J-'->'-''•

u J J J J-IJ-IJ-J-'-'-'^1 IJJJJ-I-JJJ-'-' UJJJJJJJ

i j j - l ^ -J-'-'^l iijjj V-1JJ4CMI9

!«««•«<

m 03

«

P Ç Ä

g> V)

oo

&5 BI

gz s

Ss ^ tJ

Pentjetak Kilatmadju-Bandung

Referenties

GERELATEERDE DOCUMENTEN

Antara pinjaman modal dengan pendapatan usaha menunjukkan bahwa nilai r sebesar 0,9804 untuk usaha perdagangan, usaha jasa sebesar 0,9495 dan usaha industri rumah tangga

[r]

kedua masyarakat yang sesuku dan serumpun, meskipun berlainan Warga Negara itu, terus maju dan berkembang sesuai dengan tuntutan dan kemajuan zaman. Kelihatannya

kan masaalah io1. Tetapi dalam masyarakat manapun juga ma- salah io1 selalu menarik untuk diketahui baik di kota mau- pun di desa. Para remaja mengetahui soal sex

wajiban oran:~ tua. Setiap keluarga merasa bertanggung jawab untuk aelak- eanakannyn. H allya setelah ketrampilan itu dimiliki anak, .erekA akan meneru.s.kcn pelajar~a

rapkan adanya kontinuitas dengan tersedianya tebu sebagai bahan baku, sehingga tidak rug! akibat under capacity. Dasar pertimbangan menentukan desa Blang r·1ancung

Het feit dat naar schatting 65 procent van de volwassen mannen regelmatig een commerciële sekswerker bezoekt en daarnaast vaak een omvangrijk seksueel netwerk heeft, zijn dus

nang menurut hukum adat tidak berfungsi laGi eebagai mana meatinya dalam memaksaknn hukum ad~t kepudn w~r( , ganyn.. y nitu bcntuk pvrkawin~~ juelcn.. bentuk