• No results found

LAPORAN TAHUNAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Share "LAPORAN TAHUNAN"

Copied!
71
0
0

Bezig met laden.... (Bekijk nu de volledige tekst)

Hele tekst

(1)

l

"

DEPARTEMEN" PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN

LAUT

LAPORAN TAHUNAN

DIREKTORAT PERKAPALAN DAN PELAYARAN TAHUN ANGGARAN

1974/1975 .

..

(2)

o

AFT A RIS I

UÇllar1iln

Pen d a h .u 1 u a n ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• 1

n

ij h I t!asil-hasil yann dicûpai dalam Th. 197t1.Jl~r-. ..... 2 p. 1) b II Problar,a dnn s~ran-sarm: ...•. ... . 9

n

2 b

III

Rencana 'Ker.j Cl Tahun 1075 ...... 1 [;

[) a b

IV

~~asi1-tlëlsil K/~g;-1tan Operasionil Dalan Tanun

197,~ I 1975 • • • " " " " • • • • " " " " " " " " . . . " " .. 11 " " " " " " " "

L.:tnpi ran No. lAl

a

21

Lampiran No. 2 •. Daftar ?ent!rimaan dan p::mgr,unar:n uan~: m

t:tng p" [J.. """ .. """""""""""" ... " .. """ ?9

Lali!pi ran tlo. 3 - Oaftar inventaris ka~to: nire~tor"t pgr-

kè.;Ji;11an t~nn r\ .. ~1a;lar(\;'1. ... ... ... 30

tiP!!. Pclc1i'ar:.n •... , ... e... 31

I' " . . . . . " 11 " ,. . " • • • " . . . 11 . . . " . . .

LJ0pir~n

N o.

rJ/f

di luar ne"eri ... ... < • • • • • • • , . ;: .... ~

.'"

L;;\mpir~n No. 7ajb Dafti!r kecela~a,,,1 kapJl •••.••.•••.••••• :=11 La,.,r,ir·nn :'10 .. 8 .. Daft(:r kc.pa l-·b~ra 1 Kesyahbandaré1n ••.... fl2 Lar:':pi ran t~o . ~ .. Srafik kap~l··r.~ral yar'i3 t~~lèh ~i u~·:ur dan

di daft;}rk~!1 ' •...•.... :. . •. . .. . . (;'J'

"

(3)

Pendahuluan

Sesuai dangan penggarisan dan pengarahan Menteri Perhubungan , - cq. Di- rektur Jenderal Perhubungan Laut mengenai pembuatan Laporan Kegiatan Tahun 1974/1975 menurut sistimatika laporan yang ditentukan, make d~dolaro Ieper.en ini kami cantumkan permasalahan-2 yang berhubungan dengan pelaksanaan mis- sion Direktorat Perkapalan dan Pelayaran, termasuk Kesyahbandaranyang me~

pakan sebagian dari pada mission Perhubungan Laut. Kelombatan-2 untuk mend~

patkan data-2 yang bener-dan meyakinkan, terutama yang bersumber dari dae- rah, adalah merupakan s/üah satu faktor yang telah mempersuli t penyusunan laporan ini.

lIal tersebut merupakan akibat daripada sistim penyampaian Iaporen-laporen dari para pe18ksana operasionil dilapangan yang memang belum berjalan de- :tgan boik.

Dengan data-2 yang kurang lengkap ini, maka kami coba untuk men;>rusun Lapo- ran Kegiatan 1974/1975 sebagai suatu Iaporan kerja dan pemberian perlang- gungan jawab kami kepada Pimpinan.

Direktorat Perkapalan dan Pelayaran, termasuk Kesyahbandaran yang tugas utamanya adalah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kesela- matan kapal, kesejahteraan awak kapa!nya dan keselamatan jiwa manusia di leut serta melaksanakan tertib hulcum di leut, mempunyai kedudukan yang cu- kup penting dalam konstelQsi Perhubungan Laut. Untuk depat me~akukan fung- sinya dengan baik, maka Direktorat Perkapalan dan Pelayeran, termasuk Ke- syahbandaran perlu mendap.<>-I:. perhatian Pimpinan dalem hal penyediaan angga- ran dan fasi'_i tas yang diperlukan.

Dengan demikian, Insya .Allah dalam tahun anggaran 1975/1976, maka Direktorat I arknpalan dDn Pelayaran, tel,nasuk Kesyahbandaran àkan depat m~

nunjukkan prestasi yang lebih mantap lagi • .

---~_ ...

_.'--

._----~

Jak a r-·t; a, 14 }1 e i 1975.

Kepala Direktorat Perkapalan dan Pelé.Jyaran,

(4)

2

<,I. )

ltAS!Loii!M.~±t YANG 'DICAPAI DALAH TH. 1974/1975;' ",:'

:1 ' -

. " I: " ,

r,'".

1. BidaM Pengaturan'

. .

' ..

1.1. 0 p e r a s i. · ... f ... ~ ~, ~ # ,

Pèrigàturan

opÊi;~~i tang mel\Yangku~kegia~~p::-~ Direk~~a~ " p~rkapa1an

dan Pelayaran, termasuk "Kesyshbtu;tMral'lj di ti tik be;àtkon-lteptide ma--·

salah-2 :

1.1.1. Pembinaan dan' Pengawesan Keg4Amätan

Kapal~

, '.~ l ~' ...,.... - ~I ~ 1 <. ~

t .

.~~

_ Telah

dikeluar~on

Mopel mlI.

t~gal 2o. : Jutrl: '1cr1k

mEmge ..

n~i pengatur~n keselamatah kapa~ penangkap .ikan J

,_ Telah dikeluarkan Mopel XXIX tanggal 15, Maret 1975, mange-'

nai wewenang pem1?erian sertipikat L~bung Timbul oleh B .K.I" sesuai S .. ~. Menperla No. Dn.1/13/2 tanggal 21 ~uli

/

1965'-

_ Telah dikeluarkan suret Kepala Bi~ Klasifikasi-l\sing No.

5772/DKP/XI/.14

tanggal 20 Nopember

1974,

No.. 603.4/DKF/nI/

74tanggal' ') Desember 1974 dan No. 494/TJ!:P/II/75 ', ' tanggal 3 Pebruari -1975 tentang. wewenang untuk mengeluarkan serti- .,p:i:kat..:-2 sehuburlgan, dengon staii1:ttory suiveya.

--~ ... .

.. Telah qikeluark~ Mapel JOq:V tanggal <1'3 ,.Juli 1974 mengenai'

peni~~.;.r.:L~ .1ITe:w~g kepada beberap~ Syahbändar un~~ membe- .pikan i~ sem~~ra kepoda pela~2 Indones~~ yang akon

·,bekerja di kapo;!. asing;

.": .T~~J: CH.k~.~uark~ ,Map~l

XXVI

tanggd ,~17 ,Desember 1974 me- ngenai .peneli tien odanya ij azah palau;

. . ,', ~ ': . -

,_ T.~lDh dikeluarkan Mapel XXXVIII ~nggal 28 J anuerl 1975 me1lg~nai penggunaan fO,to oopy ij.a:zah bagi pelaut2 yat;ig berlayar didalam negari.

', . " . ' "

1. 1.3. Tata-terti-b B ondpr dan Keselamatan Bongkai'=IDuat b&rQn~ ... bä- rang ~erbflhaya.

_ Telah dikeluarkan Mapel XXII tanggal 1 Juli 1974 mengenai

. . ' .

kegiatan-2 perbaikan kopa~ didalam pelabuhan.

1.1.4. Pengukuran dan Pendaf1(aran Kapal!

_ 'Telah dikeluarkan Mapel XXI tanggal 25 April 1974 me~e­

~ pengiriman laporan-laporon kapal yang 'terdaftar da~

belum terdaftar.

"'~'-

(5)

1.1.5. Peninjauan Kembali dan Pengolahan Perundang2~gn.

- Kegiatan ini di dasarkan atas Surat Keputuaan Dirjen Perhu- bungan Laut No.BHL.9/11/17 tgl. 9 Juli 1974.

Berdasarkan Program Kerje Sama tgl. 18 September 1974, make entara Dit jen Perla dan Fakultas Hukum Univereitas Inàon~.

sia telah dimulai dengen tugas peninjauan kembali Schepen Ordonnantie/Schepen Verordening-1935, Redenreglament-192;

dan Diplomareglement-1939 untUk diolah menjadi Undang-2 ba- ru yang dieesuaikah dengen kepentingen nasional dan perkem- bangan tehnologi perkapalan dan pelayaran.

Tugas tersebut ini tidak semudah yang diperkirêksn semula.

~alaupun demikian, pembuatan Rancangan Undang-2 sebagai pengganti perundang2-an tersebut diataa, diharapkan aken dapat diselesaikan paling lambat pada akhir bulan Juni 1975.

1 .. 2. Pembangunan"

Tidak melakukan kegiatan-kegiatan pengaturan pembangunàn • 1.3. Hubung~n

.

Internasional.

Pengatux'an hubWlgan ;Internasional di ti tik beratkan kepada maealah"'2 : 1. 3~ 1 ~ IMCO~·

.. Berd.ns<lrk-~n Surat Keputusan Henterl P'erhubungän No. SK.1$68/

V;18/Phb-74 ttg.1 Agustus 1974, make telah disdakan per'si:, apan-perSiL)an konperensi S011\S

74

di Londbn pada tgl.·21 No- pember .• 1 Desember 1974.

Dari Staf Direktorllt Perkapallln dan Pelaya'ran yang mengha- ,diri SidFlng ,tersebut ad'Jlah :

a. Sdr. Robbani S.H., b;

sar.

Ir~ N a z i f.

"

- Berdasarkan Instruksi Sekretaris J eriderel Departêmen Perhu- bungan No. 019/IHCO/1974 ttg. 28 Nopember 1974" make Sdi-.

K. Hallatu telah menghadiri Sidang International. Legá"l Con- ference on the Carriage of Passeng~rs and their Luggage on board Ships, 1974 di Athena.

1.3.2. Kerjasruna ASEAN/REGIONAL"

- Berdasai-kan Surat KepU'tusan M8Jlteri Perhubungan No.SK.6J7/

A6-Phb-74 ttg; 25 April 1974, maka telah diec1akan SidaJlg ke VI ASEAN Pennanent Commi ttee on Shipping di Jakarta pa-

da tgl. 26 - 27 April 1974.

Deri S~f Direktornt Perkapalan dan Pelayaran yang h~dJ.ir

adalah ~

" ! R(ll"~ •••••••

(6)

4

a. Sdr. M.S. Wibowo, b. Sdr. R. Robbani S.H.

_ Joint Meeting of ASEAN Standing Commi ttee & S-ècretaries Ge-- neral telah diadakan tgl. 22 -

24

Oktober 1974 d1 Kuala Lllm- pur. Yang hadlir adalah Sdr. M.S. Wibm-lo.

_ .ASE \N Expert Group on Marine Pollution Heeting telah diàda- kan di Manila tgl. 27 - 29 Nopcmber 1974.

Yang hadlir adalah : a.

sar.

M.S. Wibowo, b. Sèr. Robbani S.H.

n lvrenyusun konsep2 gGnti rUe:; . sebagai akibat daripada pence- mernn laut 8p:ol~A HrUtu, konsop2 tentang pengaturan masalah ::9selamatan pelayoran dan pencOffinran laut di Selat Malakal SL. gapu:.. '0.

1./. Pengem-Q~an U$aha SWGlsta/Negarn.

1.6. Mat e r i i 1.

1.7. Organisasi dan Personil.

Kbgiatan-2 Direktorat Perkapalan dan Pelayaran dalam masalruQpenga- tt:.ran-pengaturan tersebut sub 1.4 • . si d 1.7. bersifat melaksanakan ke+.entuan-ketentuan ya~g telah ditetapkan yang menyangkut Keuangan, Materiil, Organisapi &1n Personil; jelasnya tidak membuat/mengelua~

kan pengaturan-peugaturan sendiri. .

~. Bidang Pembangun~.

2.1. Fisik dan Non fisik.

2.1.·i. Pemöangtr1an fisik.

Dengan anr.1a:-Jn Peli tD tahun 1974/1975, telah dikerj aken - Pembangun.r:l kaYJ./~or SYf'bbandar Balikpapnn;

- Helanjutken l)embang1-:>.an kantor Syahbandar Semarang;

_ Hembuat poger dan :embatc:1. kantor Syahbandar Palembang dan pemasangan telepon;

_ Pembuetan 4 buah kopal bandar t,ypo AC dan 1 ~e AP, ma- sing-masing untuk Bonjarmasin, Balikpapan, Surabaya, Teluk Bayur dan Palembang.-

2.1.2. Pcmbangunan non fisik.

Mengadakan pengolahan dan peninjauan kembali ter~dep Pe~ . dang2.-an SOjSV-19J5, Reden Reglement-1925 dan Diplomo re,~l(.--

ment-1939.

,..." Tl'....

(7)

2.2. Keadaan dalam tahun 197311974.

Pembangunaz12 fisik y'ang telah dilakukan aid 'tahun 1974 adalah - Ke ltor dBn dermaga Syahbandar Tg.Priok;

- Kanter Syahbandar Palembang;

- Kanter Syahbandar Cirebon;

- Kanter Syahbandar Sernarang;

- Kanter Syahbandar Cilacap;

- Kanter Syahbandar Somarinda;

- Sebuah kapal bandar ~pe AC untuk Syahbandar Palembang.

Pembangunan2 non fisik a.I. :

- Menterj~Dhkan dan mencetak buku2 perundang2-an;

- Menyelenggorakan p~ndidikai1/upgrading Syahbandar 3 angkatan, dan pengukuran kapal 2 angkatan~

2.3. Biaxa yang tersedia untuk ta~un 1974/1975.

Unt.nk pembangunan~ fisik dan non fisik tohun 1974/1975 dimintak,an biaya sebesar Rp~ 860 .'000 ",'000,'--.

Dari Fennintam tersebu.t hanya mendapat Rp. 2LrO .000 .090 I~_' sehing- ga dipriorita~kan kepada pernbangunan2 sebagai • tersebut titik 2.1.1.

dan 2.1.2. saj~, karena itu rencana semula dan pembangunan2 tahun 1974/1975, tidak dapat dilaksanakan.

Realiéasi daripáda pembangunan fisik tersebut telah berjalan lanoer d./Jn d'lpat diselesaikan :pada w~k.t.\l.J.WÇl, kecuali pr'mbuaton kapa12 ban~·

d.~r ;)reng telah memerl.ukEJrl ;:evisi D ,I .p •

Pe18ksanaan pengolahan dan penil1,i~UM kembali terhadap Perundang- undar"-6an yang dilakuJ.\;öU berSD!Pn-snna Fakultas Hukum Universitas 1ndon9sia, telah mengalami Felambatan-2 penyelesaiannyn disebnb~

kan oleh berbagai macam fnktor juridis yrmg memerlukan suatu pe- nilaian secara teliti~

3 •• Bidang Operasionil~

3.1. Masalah-masalnh yang terdapat dolen segi operosionil Kesyahbandaran dan keselamatan pelayaran pada umumnya berkisar pada :

- Pihak-pihak yang akan membangun kapal seringkali tidak me- ngajt·'can terlebih cláhulu gambar-gambar/design kapal yang akan d:ibangun untuk diteli ti dan di syahkan, sehingga ke]"' .. : dian timbul kesulitan apabila kapal yang bersangku~ar te-

1 ~'h e,.",1('!sÜ dibangt.n dal.am hal me$tl'l Sertipikat Kesem-

purnaarmya;

.~ p

(8)

6

_ .Adnnya pihak-pihak yang bclum memahami, bahwa untuk me1aku kan perombakan kapal dan/atau penggantion mesin induk, ha- rus mendopatkan izin terlebih dahulu~

H:Jl ini nknn mempongaru.1û SAgi konstrulcsi dan ste"ili tes kapal yang bersan~{utan.

3.1.2. Keselamatan Kapal.

- Hasih bonyak Perusahaon/pemilik kapaI yang belum mentaati ketentuan tentang pEngedokan kapal, sehingga seringkali me~

n:iJnbulkan kelDmbatan pemc:.-j.kSD<1n SyDH)[mdar déln/ atou t,~ dak dilókukannya pemeriksaan-per.1eriksaan olen Syahbandar.

Kekuronga~kekurangan perlongKapan dan peralatan kapal ti·· dak .selalu dapat dipenuhi paCÜl waktu kapel menj alrm.i dock-- {ng danlatau perbaikan-perbaikan, sehingga menimbulkan ke-

lambatan-kelambatan pengoperasian kapal;

- Belum di tunjuknyo Pengatur Kapal (Regelingsrunbtenaar) mo- nyebabkan masih terjadinya lwmbatan-hambatan dijalam pro- ses pemberian Sertipika~-sertipikat ~ oleh Syahbandar.

Selain dari pada i tu kelc'nb:)tan-kel ambatan penyelesaian pemberian Sertipikat-se:tipikat kapal banyok terjadi, ka- rena Synhbanc1ar yang me:.' kt::.l.can pemeriksaan tidak segera me- ngir.imkan laporan-lap')r~:1:1 h,: sil pemariksaannya secara leng .•

kap.

- Belum diratifisirnya IJonrt Lino Conventio~l 1966, holm~ma

te-

lah menimbWJ..;:nh m8salah .. m~salc':. bJgi kJp"ü.·1.::Qpa:-:. Indonesîa mengenai pemberlan Sertipikat Lambung TJ...mhü.

3.1.3. Pendaftaran dan Pengukuran Kopal.

- l1asih ada Syahbandar-syahbandar yang '~idak mengir:Lmkan Daf ....

tar Ukur dan salinan minut akt\3 pendaftaran kapel S9cara te ra tur, sehingge telElh meni..T:bulkan hambetan-hambatan ter'1 hadap preses registrasi di Pusat, hal mena menyuli tlcan p\)- ngawasannya;

- Masih banyak dilakukan pemberian izin-izin model E yang menyimpang dari ketentuan-ketentunn yang berloku, :')alom pada itu masih banyak pula terjadi hambatan-hambatan pem- berian Suret Kebangsaan Kapal, karena pCr.1ilik kap al tid.:1~

mclaksanakan pcndaftaran kapal sesuai peratu.ran dan dalem jangka waktu yang ditentukan;

.. Pelaksannon pengukuran k<...pal Indonesia masih dilakukan ber- dasarkan Ordonansi Pangukurnn Kapal 1927 dan Oslo Conven- tion 1947, sedangkan Convention on Tonnage Heasurement 1969

slldah ••••.•.•

,', '

(9)

sudah berlnku dan sudnh ditrapkah puln oleh sebagian besar negara-negara anggauta niCO.

_ HD.Salah-masalah y'ng menyangk!;.t bidang operasionil Kebnn- doren terutnma bi)rlcisa:- pn-:'l.a mas8loh bongknr munt, penum- puk"n dan pengangkutan barQn.g~b,:u-,::lDg barbaruwa yüng dal.am pengaturannya masih tcrj adi kes~Jr!PQng-siur[ln antara Instan si.instansi hdpel dan Kesyahb2ndaran.

Demikian jug~ mengenai tugaG operasiOliil kepanduan mosih terdapat pengertian-penger-~,i.:1U yi1ng bertolak belakang di- antara Instansi Adpel, Divisi Pnndu dan Kesyahbnndaran.

Hal ini merupakan akibat dari pada kurang jolasnya penggQ risnn menge~ai bidang tugasnya lnasing~masing~

- Adanya kegiatan off shore drilling éliln.aJ;' bandar meru:)ak8n mosalah yang pelUlll dapat di tanga::1.i sebagü:l.mana mestilW8,

sehingga beluro dapat dilükukan pengawasDn terhadap geraka.ll geraken kapal yang beroperasi di+empat tersebut~

- Hal-hal yang'menyangkut kepentingan nwak kapal masih ter- pau,t dengan masalah l;cmynknya i,~:::~ah palsu yang beredar . dan dimiliki oleh para pelaut. Demikian pula cara ponem- ,.

pntan m.rak kflpal Indonesia di kapel ..:\sing.

- Demildan pula harus segenl. d~,L\Sahak<.:a konsolidasi dari pEi- da PersatL1"'1 Pelaut Indonesia (:->.P .1.) •

3.1.5. HubUhgon Interna SiOllEl:

. - Hasaloh operasi dalam raJ:!f,ka hubungan IntornasionaJ./Regio- n81 yang ditangoni oleh )incs Korrlcnsi Pelayaran Interna-

sional, tidak sela~ll dap[ru be,cjalan 1anc.ar~ ( .

Hal ini' semata-mata disebablr~'"" sQngat kurangn;ra tenaga"1Je~

naga yang ada dalam Dinas il1i. Persoalan-2 dan kasus-2 In ..

ternElsional seperti mnsalnh Selat Malaka dan Selat Singa- pura1 kandasnya kapal ~lOvJ8 Maru dan tabrakan·kapal TC'sa Maru. dengElU Cactus Qt'Gen yang memerlukan penaneanan secara

cepélt.

Untuk itu diperlukan adanya tenaga-2 yang ti dak soja memi- liki kemampuan dan keahlian, tGtnpi juga yang memiliki da ...

dikasi kepada tugasnya.

4. Bidang Pembinaan,

4~ 1. Ham'oat,:m dnl nm b:f.dang ope;rnsionil seb[lge~ y8n::; ~af~~~!. .R~Il':!. f:!e!'''"

.

::~fe.

..

9G.;""f1t .Ç1.iotD:ilj; ,d~l-~~nntu1< I in! . perlu cHamMl tindAknn .. 2!J.qngk€\h",Z

, " .. _, _ .. (;~,,:;;r . . ' ••. ,'

(10)

·.

- t·1cmgeluarkan instruksi kepadn Sé!!lUCl Porusahaan Pelayaran me1.blui -1 .N .S .J.l. l.mtult, !p.em~rhatikan dan m.~nt(lati ketentuan-k~tentuffi1 ~a,ng

, )-0-1 -

men;TDngkut pemb_apgunan k,gpal b:l1·tt~ percmbakan ktlpal don pengganti- en mesin induk settu penge:lok.::m kEll-!l..l .

Demikian jtir::;a perlu di ir .. struksiknn .j.;)cara tegt'ls~ agar morekn me- .'1

l akstlrtakan pendaftar~m j8n balikn')!]1o knpal dalo!p. j nngkn itmktu yong

, .-

ditentukan .tu:ltuk men;ègah pe'11ooYian izin mo·del E yang berla:ut-

larut~. ... , .\ C

Dengclll teloh dittirUn1~anny.') Bel) Bnliimama &n Bea-meterai menja~i 1

0/00,

sudah tidak ac'l.a nlaf3E1l1 lagi untl"{ menu~&-nunda 'keHQjib~n

ini;

...

,

, i ~ '" ..

- Memberikan instruksi kepadn para Sya~bandar yang ?ertugas untuk melaksanak,gn dan mengawasi pelaks§'rîànn dari paM perundang-undanr-

an dnn ketentuan yang ada.

Perlu· adanya struktur organisasi dan Job description yang jelas dari ~dpel, Divisi Kepanduan, Syabbandar dan K.P~L.P. sepanjang ynng menyangkut tata-tertib bendnr dtr _ oper.9sionil kepanduan;

- Perlu dicd~kan penyederh::mnan mengenai prosedur penerimaan ct'Jn penempatan. pelDut Indonesin di kopal A8ing.

- Perlu sege~;,!) diadakan konsc:ic1~si Persatuan PelF.lUt IndonesiD

·(P.P.I .) menjelang Hu.sy:n.mrah Nosion-':ll ;v.a.d.

Perlq segern dipenuhi ten:1ga ahJ.i untuk tj -lak menghamh::r~ pelQk::' sanaan tUgD3 C'pe:r-sionil di tic.p ... ti~p Dinas.

I

f

"

(11)

BliB II

PROBLEt11\ DAN Sjffil\N-S.ARAN

1. Problema lang Dihqdapi. 1.1. Masalah Pengaturan.

Problema2 yang dihadapi dalam bidang pdngaturan2, tarutama berkisar pada :

1. 1.1. B anyak peraturan2 dalnm bidang ~ceselamatan kapal dan pelaya~an

yang sudah tidak sesuai legi de:lgan situasi kondisi sekarang sehubungan dengan perkembangan ïehnologi modern yang telah di- tuangkan dalam ketentuan2 Inte~nasional;

1.1.2. Banyak Konvensi2 Internasional TI'1CO) yang sudElh dinyatakan berlaku, tetapi belum diratifiE:r oleh Pemerintah Indonesia, sehingga belum dapat di trr:pkan -!;erhadap kapa12 Indonesia;

1.1.3. ildanya peng.'"lturan2 pembinaan te';hadap keselomaton kopal yang dilakukan oleh 2 Instansi Pemer_ntah, yaitu Perhubungan Lau~

dan Perhubungan Darat, halmana :alam peloksanaannya telah me- nimbulkan ekses2 terhadap masya:?lkl3t polayaran;

1.1.4. Balum adanya pengaturan2 standa;'d pengupahan dan jaminan so- sial l ainnya untuk pelaut2 di k:pa12 Indonesia yang dnpat di- iQdikan pedoman bagi perusahaar.; Pelayaran Nasional.

1.2. S a r a n.

Untuk mengatasi masalah2 tersebut sub' .1.1. s/d. 1.1.4., r )rlu d.ian.·

bil tindakan2 cepat kearah :

1.2.1. Peninjauan dan pengolahan kembE:i semua perundane~-nn da~

pengaturan-2 yang dianggap S'~d[ 1 tidak f'esuai lagi dengen C::t·· rn menentukan urutan p=ioritas?va;

1.2.2. Ratifikr,si 1nripadél Konv'ensi2 "nternasional yang mempunyai arti pen°::';.ng bagi Indonesio clf-·. mengtJluélTkan instruksi2 pa-

lélksanaanr~ra;

1.2.3. Pemberian ë.irektif2 pclnksanNn yang je.Las dan teg8E; lcepada pF.lrél polaks[:J1a Perhubungan L· ·.1t dan Perhubungan DorDt di da- erah mengena'_ bidang tugas d .n w8vlenan;r masing2;

1 .2 .lt. Pengaturan st[tndard pengup;Jbcn dan j aminan sosial lainnya un- tuk pelaut2 ya~g bekerja di kapa12 Inó~nesia.

1.3. Masalah Pmnbangunan.

Problema2 yang dihadapi dalem bidang pengombangan terutama berkisar peda kurangnya anggaran p6!1lbangunan yang dialokir untuk m0mhiayn';_

(12)

10

p~oyek4 Ke~abbDndqf~n~ .Dengen anggafan yang sangat minim yang dibe~

rikan itu dal~ pe~~de'ke poriode, maka bidang Kesyahbandaran sangat

k~tinggala~

didal.am hal meneukupï

kobutuh~nnya

ydng meliputi

fasi~i­

tas perkanteran, pe.rtli'lahan dinas, kendaraan dinas dan kapa~ banc1a~ -

dll.

1.3.1. Dari reneana, anggaran Pralita 1974/1979 sebesar:t. Rp.2'-S milyar

\ . ' . _ _ • v, ' .. ,", . • j -

" . t"ercatat'; ~,- ,-

,Uhtuk tahun 1~74(~975. dimintakan~. 671.C82~090}~­

diberikan Rp. 225.000 .000,-- Untuk tahun

197~11976

dimintakan

qp~

710

~990;90Ó ~,:"

.... ,

diberikan (DIP) Rp. 14D ~850 .. COO.,,~~

.. ,

Denga'~ ~~~k~an~ maka. jumlàh yang Ml;>eqkan \lll~u):c an,g.garan

p;em,,?pn.~an 2 tá,hun hanyala~ ~

1'*

% qa;i p,ac;l,a anggér.an· ';'àng d' .

, .1 ±IDlf , t ..

P, ~

'

.

t .. ·- ...

1 ~~~~:~ D.at.a2 menge~~. lcea~an fasilit,as ~esyahb,andaran adalah sbb_~

-~ .... - - ". ..;..:', .... ~ -:.

.

"

KesyahQpn~J;.I,m tIc. I

Kesyahbandaran tk. 11

- 6 tempat, diantaranya Kesya'hb,al~'"

. ! ' . ' .l.'"

daran Dumai dan Ujung Pandang bè~

~ j .. ',. :

,;turn memiliki kanter yang repr.esen •. tatif •

.

- 1,2 tompat, diantararrj'a Kesyahb'an ...

deran Tg.Pinang, Panj,ang',. P~ll1'9.:.anak,.

Menndo;Bitung dan Ambon per:lr~ men,:,.

~ .. I . • .•

dGlpat kanter baru. . ',L ' KeB!ahl;>fl~~~fln tk.III ~. 20 tempa~,. diGnta~anya ~, 1-2, ~Gmpat

pe'rlu mendapat ~an;~.,.. b.arUe.

~es;y;~~?,ap.~~.at?. tk. IV -:. ~% tempat, diantaran.ya 25· I\~sy1);h- , 'bandaran per1!l me:ndapat kan;tol,". bnru.

K,e;~~~~)~j~~~Ifc t~.. V· -:. 1.,89, te.mpat" s.~bagian. besa:r;. tidak me-

, :1' r ' , . . -m~liki kontOz:- yang memenuhi" syali'at •

• ~. ~_ . . .... . ' , , . 'Ol

- ~erumahan/KendarganJl~apal Bandar.

-- ::.. ' " ' . '" .' .• ~ - ";: .• _.: ... -.. ' '.~ .• '. .• ~·.I. ,. :# ',', .~

Perumahan,.

_ . -0. :-!.. .. .' ...

Situa~i pe~ahnn - • • • . 1 _', !' . . dinos .'. yang , ~~a dewasa ini tidSk memenuhi

kGbut~n mirP.mal .3esuai f9;r::masi 4pn pengisiall pogawai. Ke~.

sy[lhpanda:t:'~n •. Untuk t:Lnp. Kesynhbandaran sesuai dengan t~g,,:,:.

katnya, dibutuhJclJn masing2 :.

Kesyahbandaran, tk. I - 5 unit ru!!1 ah;

\. #

Kesyahbandaran tk" 11 - 5 11 Kesyahbandaré!n tk.III - 3 11

Kesy::l1'\.bnndanm. , .'

(13)

Kesyahbandaran tk. IV KesYflhbandaran tk. V

2 unitrumah;

1 .- " -

Berdasarkan ketentuéln-2 ini maka kebutuhan perumahan selu- ruhnya adalah :

Kcsyahbandaran tk. I 30 unit rumah Kesyahbandaran tk. 11 -f:JJ 11 KesYélhbandaran tk.III - t i ) 11

K13syahbandaran tIc. IV 86

"

Kesyahbandaran tk. V -186 11

Yang diperlukan - 422 unit rurnah;

Yang oda sekarang - 289

- " -

K urang - 133 unitrunwh.

Kendaraan.

Kebutuhan kel1darF.lQll untuk tiap Kesyahbandaran sesuai d8ngaD ting'katnya adalah :

Kesyahbandaran tk, I 5 unit kendarnan;

Kesyahbandaran tk. 11 3

- " -

KesyahbandElra!1 tk.III 2 11 Kesyahbanè.aran tk. rIT 1 11 Kc syahbnnder:3n tk. V 1 11

sepeda motor.

BerdasarkDY! ketentuan2 ini, nnka kebutu.han kendarafJn dinas seluruhnyn 2.dalah :

Kesyahbandaran tk. I Kesyahbandaran tk. 11 Kesyahbandaran tk.III Kesyahbandaran tk. IV Kesyahbandaran tk.

Yang dil'erlukan

Yang ada sekal-ang Ke k u f r a n g a n Kauel Bandar .•

30 unit kendaraan;

36

"

-

I/J 11

43 ti

18~

"

- 335 ~~it kendaraan!

sepeda motor.

85 unit kendaraan (macmn2)

~ 250 unit k'3ndaraan.

Kebutuhan kapal bandar untuk tiap KesytJhbandaran, sesuai dengan t1ngkatnya masing2 :

Kesyahbandaran tk. I

Kesyah~élndaran tk. 11 KesYDhbandaran tk.III

- 4

unit kapol bandar;

3 2

11 il

Ke syahbandaran

(14)

Kesyah'.:>andaran tk. IV Kssyahbandaran tk. V

1 unit kapal ban~ar;

1 It

12

Berd3sarkan k~ter.tuan2 ini, maka kebutuhan kapal bandar s~

luruhnya adalah :

Kssyahbandaran tk. I 2.4- unit kapal bandar;

Kes:rahbandaran tk. 11 36

"

Kesyahbandaran tk.III 4D ft

Kesyahbandaran tk. IV 43

"

Kesyahbandaran tk. V 100

"

J tunlah unit yang diper-

lukan - 243 unit kapal bandar,

terdiri stas jenis2 kapal bandar yang disesuaikan dengan kor-disi perairen setempat.

Sesuai daftar penyerahan kap al bandar dari Direkterat Nav'i- gasi kopada KG syahb:,;_1da rC!J .' tp.:1pat 76 kapel bandar dian- tnranya ~ ~ yanJ sudah tidalc berj alan/rusak berat, sehingga yallg masih dapot dipergunakan hanyElIBh 40 kap al bnndar dari

t:'"Pe/;jenis AB •. LC -- i~D - Ai:<:: dll. Kekurangannya a(1818h 203 uni t kapal bar.iar~

Keaèt::lan perfllata:1 don inventaris di setiap kanter Kesyahban- dar",.n pada umlJmnya adalah sorb,) kekurnngan. Yang ada dan mEl- sih dapat rlipergunakan terdjxi atas alat-peralatan yang su- dah tue. " e bEl gian r.-3sar sudah rusak puJ.l).

1.4, S a r éJ n.

. '.

Melihat keadaan2 sebagaimana dikvmukakan diatas, jelaslah bahl-la pO·~OTl.·

si d8lam segi materiil dan fasilitas kerja daripada unsur KesYElhban- daran jauh dari pada mencukupi.

Hal ini hanys dapat dimung.1dnkan, apabila policy mengenai pengctut:an alokasi anggaran p:'1mbangunan, khususnya dj ,blam penentuan skaln pri- oritasnyE' ditinjau ke~ba:li .. Se:~.ma ini proyek2 Kesyahbandaron selalu

dikalahkan dalam penentuan pl·or.itasnyc dsmgan proyek2 lain!wa, se- hinggo rencan~2 pembangunan 'Jnsur T:osy nhbDndaran setiDp tahunnya ba-

r:>ynk yGng ha-rus dicore'0 dari DUP yang diajulwn dan target/sasaran

f>ern(.:)ngu .. n.an unsU!" Ke s;y ahbandaran

r.)

dé1 akhir Poli te I tidak pernah te::cé "()o.L •

. '3':Ü~in è.arip~h ~tu p8T'Jll o.indalGJn pemisahan antara proyek2 Kosyah-

bondr1r:m/loi.r enforcemont dnri proyo'-:2 keselamatan pelayaran YD.ng berintikan proyek2 D~.:rektorat Nc.vigosi.

}!Gl Gû:r'ser.ut ini 1T\em~unyai nrti yang sangêlt penting bagi pembangurwn Kesyahbandernn Y3ng selama ini sudah j aub tertinggal dnri unsur? :i:~­

Ï-'1Il' ra.

(15)

Agar mission Direkwrat Jenderal Perhubungan Laut dapat dilaksQnakan dengan baik, maka semua unsur dan uni t-uni t operasionilnya yang merjJ pakan satu mata-rantai, harus dapat berjalan paralel dengan derap langLah yang sama. Hal ini dapat tercapai, apabila semua unsur berada dalam kondisi yang sama po'~ensinya, baik kwali tatif maupun kwanti ta- tif.

1.5. HE!s~lah Onerasionil/Pembinaan.

Dalam hubungannya dengan mas~lah operaGionil Kesyahbandaran, make hinf.~­

ga saat ini masih terdapat probleme2 7c.:~lg ditimbulkan olsh : .

. 1.5.1. Belum adanya ~.I.~.S .• yarg r.~::1tap dalem pelaksanaon tugólfl tiep unsur PerhubwgEJn Laut di pelebuhan2, demikian puls batàs \-Ts ....

wenang tiap Instansi itu yang masih kurong jelos;

1.5.2. Sementara Synhbandar bel·.:ll melnksanekan tugasnyn sesUEti keten-, tuan2/pedoman kerja yang ditetapkan, sehingga menimbulkan hm~··

batan2 kepnda Perusahaan2 Pelayaran.

Hal ini terjadi terutama yang me~fangkut pemeriksaan2 kapal yang menjalani docking dan perbaikan2, proses pemberian Surat2 Kapal dan dokumen2 avlak kapal;

1.5.3. Belurn adanya pedcman yang jelas mengenai penggo]Dngan dan je- nis-jenis barang2 berbahaya, sehingga seringkali menimbulkan kesimpang-siuran didalam prosedur dan pengavTaslln bongkar muat, penumpu:.;:an dan pengal'lgkutannya clipelD 1:>uhallj

1.5.4. Masih terjac'i dualisme antera Instansi2 Kesyahbandaran dengan I;:>.sté.lnsi2 .. ..L.ASDF mengenai pengawasan ter:-adap kapal2 pedalaman yang berlaYar ka-laut dan kapa12 laut yang masuk ke-perairan peC:hüamEl!1;

1.5.5.Hasih kurangn ~ 0ent.lga". Pel"ira Kapal iHaga yang memiliki ija- zah-ij a zah :IJB :.., .~P1.? 11, AI1K B dan C, sehingga menimbuJJcan peJilheriDn d:i.speT'.sasi yang terus menerUSj

1.5.6. Belu;.:; terse;'ianya 10ckspace yang cukup lmtuk menampung kebu- tuhan kapll12 yélng akan L. ,njalal1i pengedokan pada waktu2 yang telah ditentukan, seh~lgga rencana pengedokan kapa12 tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini membawa akibat pembo ... rian dispensasi penundaan waktu naik dok bagi kapal yba.;

1.5.7. Hasih kurangnya tenaga2 yang memenuhi syorat, baik di 'Pusat maupun di-daerah untuk menangani masalah pengawasan terhadap pembangunan kapa12 baru, survey kapal dan penelitian hasil survey kapal, pe.ngukuran kapal, peneli tian instrumen2 dan k.~ J1 ...

pas kapal, l'enelaahan Konvensi2 Internasional serta implement,Q si dan pelaksanoannya, masalah barang2 berbal1aya dan radio ak- tif.

1.6. S a r a 11, •• ; ••

(16)

14

1.6. S a r a ri.

Untuk mengatasi problema2 tersebLi.t diatas adalah :

1.6.1. Perlu diadakàn penyedè'rhanaan struktur organisasi, tata-kerja dan koordinasi lc~rj a dnrl pada semua unsur2 Perhubungan Laut yang ada dr-pelabuhan dan penggarisan2 yang jelas mengenai

bi

dang tugasnya masingt:

Tugas dan kewajiban masing2 unsur dan unit2 operaeicmil Perh.ll bungan Laut harus di a:.ahkan kepada satu tujuan, ialah kelan- earan flow of shl.ps dan flOvl of goods serta terjaminnya kese- lamatan dan keamanan di pelabuhan/bandar seeara menyeluruh;

1.6.2. Perlu di lakukan penertibanZ didalam bidang Kesyahbandaran mengenai pelaksanaan semua peraturan2, pedoman2 kerja, ins- truksi2 dengan baik.

1.6.3. Perlu segera dikeluarkan Undang2 pengganti Reglement ontplof- bare stoffen tahun 193:) serta perat,uran pelaksanaannya yang berupa Peru'l;uran2 'setempat di tiap2 pelabuhan.

Undang2 yang barn hàrus' meneakup materi mengenai bê.1:r:ung? bOT';;"

bahaya yang ditentuk.fl.ll Ai delam SOLAS 19t:o Bab VII peraturán 2 dan Buku CÓC",9 of Dangerou.-::: Goollc ~i.l i.d 1-11 dan III yang di keluarkan 0= A~ IHCJ.

Demikian pu1e wengenai pengamanan dan pengawasan, sewaktu di- ',nlrukan bonpkar muaJv; penumpukan dan pengangkutannya didalam pela buho.n;.

1.6.4. I'erlu diadakan ketegasan mengenai tugas dan We1tTenang SyahbanCla::-' dan LLASD? terhadap pembinaan dan pengei-Tasan kapal yang be:da-"

yar di-perairan pedalaman dBn dilaut.

Untuk ini perlu ada penge-'lhan dan pedoman2 yangjelas dan di·- lakukan pengawasan2 ole~l PUb",tnya masing-mssing terhadap pe- laksanaan tugas pejaba~2 bawahannya di daerah;

1.6.5. Perlu cliambil langkah2 untuk meningkatkan output dari A.IpP .. "

S .P .H., KUTIP dan lembaga2 lainnya yang mendidik tenaga2 Pe-',- wira Pelayaran Niaga.

Selain dari. pada i tu, h \ka ketentua'î.2 mengenai syarat2 ijazah bagi Perwira Kapal Ni1 ga pe:..lu ditinjau kembali dan disesuai- kan dengan keadaan tanpa mengurangi segi keselamatan icapaillya.

1.6.6. Perlu diambil tindakan2 konl<rit untuk mengurangi/Jneniadakan pemberian dispensasi penundaan i-Taktu naik doek bagi kapa12 yang har~s ~aik doek.

Langkah2 yang perlu diambil al. ~

- Heninjau kembali Hapel XVI tanggal 17 Hei 1973 dan membe:t'i

kelonggaran2 .4 • • • • • •

(17)

kelonggaran2 mengenai j angka "1aktU naik dok bagi kapa12 yang masih baru dan masuk klas Biro Klasifikasi;:

_ Menambah fasilitas dok dan galangan kap al yang ada di: lndon~

sia dan memberi kesempatan serta kemudahan2 kepada mereka yang ingin mendir:.kan usaha dalem bidang inij'

_ Meni11gkatkan kemampuan dOA dan galangan kapel yang sudah ad~.

1~6.7. Dalam bidang Kesyahbandaran perlu sekali dilakukan usaha-usaha untuk menambah tenaga-'~enaga dengan kemampuéln yang dapat dian- dalkan disamping menin~kéltkan ke ahlian dari pado tenaga~tenaga

yang ada dengen jalan memberi tugas belajar, mengikuti kursus ....

kursüs upgrading-upgrading atau jobtraf.ning dsb, baik didal&r.

meupUn diluar negeri.

Selain dari pada i tu perlu adanya poliey dan pelaksanaan yanG baik didalam hal penempatan tenaga-tenaga ehli sesuei pendi-

dikan, ke ahlian dan bidangnya, terutema mengend tenaga",tenaga ahli dalem bidang keselnmatan kapal dan kesyahbandaran yang me- mang tidak banyak jumlahnya •

. ,-.. ~.

(18)

16

B A 3 III

REN C A NAK E R J A '1 A f:.:.,.I ..:;;U_l:;..1l __ 1,._9..t...J7"--"S

1. ~na Kerja dan sasaran.

Hengenai rencana kerja dan sasaran yang diusnhnkan untuk dapat dicilpai da- lr~m tahun 1975/1976 dalem berbagai-bagai bidang adalah sebagai berikut

1.1. Pengaturan.

1.1.1. Rancangan Undang-2. dan Peraturnn pengganti Schepen Ordonnantie dan Schepen Verordening 1935, Hedsnreglement - 192.5 dan Diplo- ma Reglement 1939 àirencanakan sudah sinp untuk dia,j ukan kepn-

da Pemerintah/D.P.R. pada pertengahan tahun anggaran 1975/1976.

1.1.2.. Jika anggarannya dnpat disediakan, akan dilakukan peninjauan kembali terhadap :

_ Zeebrieven en Scheepspassen Besluit - 1934;

_ Zeebrieven en Scheepspassen Orè-nnantie - 1935;

_ Zeebrieven en Scheepspassen Verordening - 1935;

_ Constructie Verordening Passagiers Schepen - 1935, untuk di- olah menjadi Rancangan Undang.2 Peraturan Baru.

1.1.3. Konvensi2 Internasional yang akan diusahakan untuk dapat dila- kukan ratifikasinya adalah :

_ Load Line Convention - 1966;

_ Tonnage Heasurement of Ships - 1969;

- Oil Pollution 1954/1962.;

_ Special Trade Passengers Shiro Agr6::,ment 1971;

_ International Conpensation ::!'und for Oil Pollution Damage - 1971;

_ International Regulation of Pr0rsnting Collision at Sea - 1972;.

- C.IJ.C. - 1969.

'1.2.. Pembangunan•

Pembangunan-2. bidang Kesyahè~ndaran ynng dibiayai dengan anggaran Pelita th. 1975/1976 dan diharapy,Jll akalJ. selGsai menjelang akhir th. 1975/1976 antara l~in adalah :

1.2..1. Pembangunan kanter bertingkat Syahbandar Sunda Kelape dengnn biaya, Rp • 15.000.000,- ;

1.2.2. Pembangunan kanter bertirogkat 2. untuk Syahbandar Tg.Pinang bersama-sama Distrik Navigasi dengan biaya -Rp. 25.000.000,--

1.2..3. Pembangunan kanter Syahbandar Sambu dengan biaya np.15.000.000,--;

1.2"4 .• Pembangunan ••••...•

r .

Referenties

GERELATEERDE DOCUMENTEN

Sensus  Penduduk  dilaksanakan  setiap  sepuluh  tahun  sekali  pada  tahun  yang  berakhiran  dengan  0.  Pada  bulan  Mei  2010  yang  lalu  dilaksanakan 

3. &#34;Food&#34; yang merupakan subjek dari penyampaian &#34;Prior Notice&#34; adalah makanan yang dikonsumsi manusia maupun binatang yang diimpor atau diminta untuk diimpor ke

Pembekuan adalah apabila informasi yang diperoleh dari importir yang bersangkutan berbeda dan/atau bertentangan dengan informasi yang bersumber dari instansi terkait yang

LPEI sebagai agen Pemerintah dapat membantu memberikan pembiayaan pada area yang tidak dimasuki oleh bank atau lembaga keuangan komersial (fill the market gap)

Dana alokasi khusus, selanjutnya disingkat DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu

tempat upacara keagamaan kar~na di sana dianggap hubungan dengan roh- roh ncnek moyang paling mudah dilakukan.. Kebudayaan bersahaja mcnyusun fantast untuk

SclanJutnya penuhs mengucapkan terima kaslh kcpada rekan rekan seangkatan yang telah banyak memberi saran dan kriukan yang konstrukllf de11i kescmpumaan laporan

Dalam konteks ini, pengetahuan utama yang didapat dari analisis mereka adalah bahwa penerapan suatu hukum yang keberpihakan pada kelas yang berkuasa secara jelas