• No results found

BAB KASABELAS

In document Tanah Hindia Nederland. (pagina 87-108)

Dari pentjerejannja bal beroemah bersama-sama 2)

FATSAL 233.

Sabandenja ada sebabnja aken salah satoenja lelaki oetawa isterinja boleb memoeboenken biarlah nikahnja di oerejken 3), pengoerejannja nikahnja tida oesah di memoehoenken, tetapi boleb di memoehoenken pentjerejannja bal beroemah ber-sama-sama.

Itoe pentjerejannja boleh djoega di memoehoenken dari sebabnja salah satoenja lelaki oetawa bini ampoenja ke-lakoean terlaloe amat, oetawa bolehnja bersakiti oetawa memberi maloe terlaloeën sekali temennja.

FATSAL 234.

Itoe penagihan aken pentjerejannja hal beroemah bersama-sama misti di memoelaiken, di teroesken dan di memoe-toesken sabagimana penagihannja aken pengoerejannja nikahnja 4).

FATSAL 235.

Salah satoenja lelaki oetawa bini jang soedab memoelai-ken penagihan amemoelai-ken pentjerejannja hal beroemah bersama-sama tida boleh menagihken pengoerejannja nikahnja dari itoe sebab djoega.

1) Melihat fatsal 128.

2) Ini pentjerejan bolehnja di berkataken „Pentjerejannja medja dan tampat tidoer."

3) Melihat fatsal 209.

4) Melihat Bab kasapoeloeh Pembahagian katiga, fatsal 207 sasampehnja fatsal 232.

Burgerlijk Wetboek. 6

FATSAL 236.

Hakim boleh menantoeken djoega jang laki bini bertjerej dari hal beroemah bersama-sama, dengan hal menoeroet permoehoenannja laki bini doewa-doewa, dan di dalem itoe permoehoenannja laki bini tiada oesak menoendj oeken se-babnja apa-apa.

Itoe permoehoenan tida boleh di moeafakati oleh hakim, sahandenja laki bini belom berdoedoek kawin doewa tahoen ampoenja lama.

FATSAL 237.

Lelaki bini jang mengharep bertjereh dari hal beroemah bersama-sama misti mendaftarken lebih dahoeloe dengan soerat notaris segala pengatoerannja itoe pentjerejan boewat ija orang sendiri dan boewat anak-anaknja.

Perdamejannja laki bini jang misti di melakoeken sa-waktoenja itoe permoehoenan aken pentjerejan tergantoeng di hadepannja hakim, misti di mengoewatken dan kaloe perloe di mengatoerken oleh hakim.

FATSAL 238.

Itoe permoehoenannja laki bini aken pentjerejan dari hal beroemah bersama-sama misti di mempersembahken dengan soerat permoehoenan kapada hakim, jang memegangken pemarentahan di mana ija orang ampoenja tampat kadoe-doekan; dan bersama-sama itoe soerat misti di memper-sembahken salinannja ija orang poenja soerat kawin dan itoe soerat perdjandjian jang di seboeti di dalem pemba-hagiannja jang pertama dari fatsal 237.

. FATSAL 239.

Sahandenja itoe soerat-soerat soedah bolehnja di mena-rimaken oleh hakim, laki bini nanti di menjoeroehken menghadep di hadepannja lid lid salah satoe oetoewa lebih

dari Rad van Justisi, dan itoe lid-lid nanti memberiken ingat kapada ija orang dari ija orang ampoenja kabedjikan.

Sahandenja lelaki bini tida hendak menenggarken natsi-hatnja hakim, tetapi berkandjang pada niatnja aken pen-tjerejan, nanti ija orang di menjoeroehken menghadep lagi satoe kali saliwatnja anern boelan lamanja, sasoedahnja itoe penghadepan jang pertama.

FATSAL 240.

Saliwatnja anem boelan sasoedahnja itoe penghadapan jang kadoewa nanti hakim memoetoesken itoe permoehoenan, dengan hal timbang-menimbang timbangannja fiskaal.

FATSAL 241.

Sahandenja itoe permoehoenannja laki bini aken pentjere-jannja dari hal beroemah bersama-sama tida di moeafakati oleh hakim, di dalem satoe boelan jang paling lama sasoedah-nja itoe kapoetoesan laki bini boleh mempersembahken soerat permoehoenan kapada Rad besar, biarlah itoe kapoetoesan-nja Rad van Justisi bolehkapoetoesan-nja di mengobahken, dan ija orang ampoenja permoehoenan aken pentjerejan bolehnja di moeafakati oleh Rad besar.

FATSAL 242.

Djikaloe laki bini soedah bolehnja bertjerej dari hal beroemah bersama-sama, nikahnja tida di oerejken, tetapi ija orang tida misti beroemah bersama-sama *).

FATSAL 243.

Pentjerejannja dari hal beroemah bersama-sama mendjadi djoega salamanja pentjerejannja harta-harta, dan djikaloe laki bini bolehnja kawin di atas sjarth persakoetoeannja

*) Melihat fatsal 106.

harta, itoe persakoetoean misti berhenti dan harta-hartanja persakoetoean nanti di membahagiken satoe roepa saperti

nikahnja soedah bolehnja di oerejken 1).

FATSAL 244.

Sasoedahnja lelaki bini soedah bolehnja bertjerej dari hal beroemah bersama-sama, lelakinja tida boleh memaren-tahken lagi harta-hartanja isterinja.

Isterinja boleh memarentahken harta-hartanja sendiri, dan kendati katantoeannja fatsal 108, ije orang di idinken oleh hakim aken hal mengatoerken sasoekanj a sendiri harta-hartanja jang mengarti barang-barang jang telepas 2).

FATSAL 245.

Itoe kapoetoesannja hakim dari pentjerejannja dari hal beroemah bersama-sama misti di memberi bertahoeken de-ngan njata.

Sabeloomnja itoe pemberitaan jang njata orang-orang lajin tida boleh kena roegi dari itoe pentjerejan 3).

FATSAL 246.

Katantoeannja fatsal-fatsal 210, 211, 212, 213, 214,215, 216, 216, 217, 218, 219, 220, 222, 223, 224, 225, 226, 227, 228, 229, 230 dan 231 di melakoeken djoega boewat pentjerejan dari bal beroemah bersama-sama jang bolehnja di memoehoenken oleh salah satoenja lelaki oetawa bini kapada temennja.

1) Melihat fatsal 232.

2) Apa mengartinja hoekoem dari barang jang telepas dan barang-barang jang boekan barang-barang telepas melihat fatsal 504, dan 506 sasampehnja fatsal 511. Isterinja tida boleh mengatoerken harta-hartanja jang tida telepas melajinken dengan idinnja lelaki oetawa hakim.

3) Sabeloomnja itoe pemberitaan, barang-barangnja isterinja tanggoengken djoega perdjandjiannja lelakinja.

Sahandenja itoe pentjerejaii bolehnja di mendjadiken dari salah satoenja sebabnja jang di seboeti di dalem fatsal 209, katantoeanuja fatsal 317 di tetep djoega boewat itoe pentjerejan.

FATSAL 247.

Sahandenja hakim, sasoedahnja timbang menimbang per-djandjiannja jang di seboeti di dalem pembahagiannjajaDg pertama dari fatsal 237, moeafakati permoehoenannja laki bini aken pentjerejannja dari hal beroemah bersama-sama, itoe pentjerejan misti di melakoeken sabagimana itoe perdjan-djiannja jang bolehnja di mendaftarken oleh laki bininja,

FATSAL 248.

Sahandenja laki bini, sasoedahnja ija orang bolehnja bertjerej dari hal beroemah bersama-sama mendjadi bajik kombali satoe pada lajin, itoe pentjerejan berhenti tiada ada bergoena lagi, dan kaädaännja laki bini tetep saperti da-hoeloe sabeloomnja bolehnja bertjerej; tetapi doewa-doewa misti teroes melakoeken perdjandjiannja jang ija orang bo-lehnja memboewati pada lajin orang sawaktoenja itoe

pen-tjerejan.

Segala perdamejannja laki bini jang berlainan pada ka-tantoeannja fatsal ini tida ada goenanja apa-apa.

FATSAL 249.

Sahandenja pentjerejannja soedah bolehnja di memberi bertahoeken dengan njata, laki bini misti djoega menjataken jang ija orang soedah mendjadi bajik kombali satoe pada lajin; kaloe itoe pemberitaan tida di menjataken, orang-orang lajin jang bolehnja memboewati perdjandjian kapada lakinja oetawa isterinja tida boleh kena roegi (*).

(*) MengarÜDJa sahandenja isterinja memboewati perdjandjian pada orang lajin sasoedahnja pentjerejannja soedah berhenti, itoe perdjandjian tida boleh di mejawanken oleh lakinja, sahandenja perhentiannja itoe pentjerejan beloom di menjataken.

BAB KADOEWABELAS.

Dari daradjat ajahanda dan dari Toeroen-Temoeroenan.

PEMBAHAGIAN JANG PERTAMA DARI ANAK-ANAK HALAL

FATSAL 250.

Satoe-satoe anak jang sawaktoenja ajali bondanja ber-doedoek kawin bolehnja terlahir oetawa iboenja bolelmja mendjadi boenting, mendjadi anaknja lakinja iboenja.

FATSAL 251.

Anak-anaknja jang bolehnja terlahir sabeloomnja bapa iboenja bolehnja tetep kawin saratoes delapan poeloeh hari lamanja, halalnja itoe anak boleh di menjangkalken oleh lakinja iboenja. Tetapi halalnja itoe anak nanti tida boleh di menjangkalken,

l e . Sahandenja lelakinja sabeloomnja nikahnja di men-djadiken soedah berkatahoean jang perampoewan jang ija mengharep beristeriken memang soedah boenting,

2e. Sahandenja lelakinja menghadep di hadepannja pen-djabat sawaktoenja soerat peranakan bolehnja di mendaf-tarken dan itoe soerat bolehnja di menandaiken oleh ija oetawa di dalem itoe soerat di menerangken jang lelakinja tida menandaiken itoe soerat dari sebabnja ija tida bissa boeboeh tapak tangannja,

3e. Sahandenja itoe anak sawaktoenja bolehnja di ber-poeteraken soedah mati.

FATSAL 252.

Halalnja anaknja boleh di menjangkalken oleh lakinja sahandenja ija bisa menerangken jang dari sebabnja ija bolehnja pigi djaoeh dari isterinja oetawa dari lajin-lajin sebabnja ija dari waktoenja hari katiga ratoesnja

sasampeh-nja hari kasaratoes delapan poeloehsasampeh-nja sabeloomsasampeh-nja itoe anak bolehnja di berpoeteraken tida bisa bertjampoerken isterinja.

Boewat penjangkalannja halalnja itoe anak lelakinja tida boleh menjataken jarig ija memang tida bissa satoe-boeh dengan perampoewan.

FATSAL 253.

Halalnja anaknja tida boleh di menjangkalken oleh laki -nja dari sebab-nja isteri-nja boleh-nja berkendak, melajinken djikaloe kadjadiannja itoe anak bolehnja di semboeniken kapada ija; sahandenja itoe anak bolehnja di berpoetera-ken dan kadjadiannja itoe anak tida di memberi bertahoe-ken kapada lelakinja, ija nanti boleh menghadep di hadepan-nja hakim aken hal menerangken jang ija soenggoeh-soenggoeh boekan bapanja itoe anak.

FATSAL 254.

Lelakinja boleb menjangkalken halalnja anaknja jang bolehnja di berpoeteraken tiga ratoes hari saliwatnja wak-toenja kapan ija dan isterinja soedah bolehnja bertjerej dari hal beroemah bersama-sama *) dan itoe pentjerejan soedah bolehnja di melakoeken dan tida boleh di mengo-bahken lagi; tetapi isterinja boleh menerangken segala perboewatan jang boleh mendjadi kasaksian jang lelakinja memang mendjadi bapanja itoe anak.

Sahandenja penjangkalannja lakinja bolehnja di moeafa-kati oleh hakim, kendati itoe laki bini bolehnja mendjadi baik kombali satoe pada lajin, itoe anak tetep anak kendak, tida boleh mendjadi anak halal.

FATSAL 255.

Anak jang bolehnja di beranaki tiga ratoes hari sasoe-dahnja nikahnja bolehnja di oerejken mendjadi anak kendak.

*) Melihat Bab kasabelas,

FATSAL 256.

Dari perkara penjangkalannja halalnja anak-anak jang di seboeti di dalem fatsal 25 1, 252, 253 dan 254, itoe penjangkalannja misti di djadiken oleh lelakinja

di dalem satoe boelan djikaloe ija bolehnja ada di — oetawa dekat — tempatnja — jang di mana itoe anak bo-lehnja di beranaki;

di dalem doewa boelan sasoedahnja ija bolehnja poe-lang sahandenja ija bolehnja pergi sawaktoenja itoe anak bolehnja dateng di doenijah ;

di dalem doewa boelan sasoedahnja ija bolehnja menen-tangken tiponja, sahandenja kadjadiannja itoe anak boleh-nja di semboeniken kapada ija.

Segala soerat-soerat, jang lelakinja boleh mendaftarken di loear hoekoem dari perkaranja itoe penjangkalan tida ada bergoena apa-apj, sahandenja di dalem doewa boelan itoe perkara tida di membawaken di hadepannja hakim.

Sahandenja lelakinja sasoedahnja ija soedah bolehnja me-njankalken halalnja itoe anak dengan soerat jang bolehnja di mendaftarken di loear hoekoem, bolehnja maninggal di dalem itoe waktoenja doewa boelan, waritznja di membe-riken lagi doewa boelan aken hal menagihken itoe penjang-kalannja di hadepannja hakim.

FATSAL 257.

Sahandenja lelakinja soedah bolehnja memoelai menagih-ken itoe penjangkalannja di hadepannja hakim, tetapi sa-beloomnja kapoetoesannja hakim lelakinja bolehnja me-ninggal, waritznja misti teroesken itoe penagihan di dalem doewa boelan sasoedahnja lelakinja bolehnja meninggal; kaloe tida itoe penagihan berhenti tida boleh di memoehoenken kapoetoesannja hakim lagi.

FATSAL 258.

Sahandenja lelakinja bolehnja maninggal sabeloonnja ija

bolehnja memoelai penagihannja dari perkara penjangkalannja halalnja itoe anak, tetapi waktoenja jang di seboeti di dalem fatsal 256 beloom kaliwat, waritznja tjoemah nanti boleh menjangkalken halalnja itoe anak dari sebabnjajang di seboeti di dalem fatsal 252.

Itoe penagihannja waritznja dari penjangkalannja halalnja itoe anak misti di memoelaiken di dalem doewa boelan sasoedahnja itoe anak soedah mengampoenjaken harta-harlanja lelakinja, oetawa di dalem doewa boelan sasoe-dahnja itoe anak bolehnja menagihken itoe harta-harta dari waritznja lelakinja.

FATSAL 259.

Sahandenja, sabagimana katantoeannja fatsal 256, 257 dan 258, waritz-waritznja lelakinja boleh membantahi ha-lalnja itoe anak, ija orang di memberiken tempo satoe ta-hoen sahandenja salah satoenja oetawa lebih tida ada di dalem tanah Hindia Niderland.

Sawaktoenja berperangan laoetan di memberiken doewa tahoen lamanja.

FATSAL 260.

Segala penagihan dari perkara penjangkalannja halalnja satoe anak misti di melakoeken kapada satoe orang jang nanti di tetepi mendjadi walinja itoe anak; dan iboenja itoe anak misti djoega di sitaken di tjampoerken di dalem itoe penagihan,

FATSAL 261.

Toeroenannja anak-anak halal di menerangkan dari soe-rat-soerat peranakan jang bolehnja di mendaftarken di da-lem boekoe-boekoenja jang di seboeti di dada-lem fatsal 4.

Sahandenja itoe soerat-soerat tida ada, djikaloe terang jang halalnja itoe anak tida tahoe di ganggoe, mendjadi halalnja itoe anak tida tahoe di menjangkalken, itoe

tjoe-koep mendjadi kasaksian jang itoe anak memang anak halal • ) .

FATSAL 262.

Perboewatan-perboewatannja jang boleh di memakejken akan menerangken jang siapa-siapa mendjadi anak halal, dan memang ij a atsal dari pertoeroenan jang di mengakoei, di seboeti di bawah ini, dan mendjadi kasaksian kendati samoewa kendati sendiri sahadja.

Itoe perboewatan-perboewatannja jang paling perloe, ija ini:

jang siapa-siapa salamanja memakejken namanja siapa jang ija mengakoe bapanja,

jang bapanja selamanja menjamboeti ija saperti anaknja, dan soedah membajarken onkosnja boewat ija poenja pen-tjarian dan pemeliharaan,

jang ija selamanja di mengakoei oleh kenalan memang mendjadi anaknja siapa jang ija bolehnja memakeiken na-manja, dan,

sanak soedaranja mengakoeken ija djoega sabagitoe.

FATSAL 263.

Siapa-siapa tida boleh mengakoeken atsal jang tida tjo-tjok sama atsalnja jang bolehnja di manerangken dari ija ampoenja soerat peranakan dan siapa-siapa djoega tida melawanken kapada satoe orang atsalnja tjotjok sama ija poenja soerat peranakan.

FATSAL 264.

Sahandenja itoe soerat peranakan bolehnja tida ada dan ija tida salamanja mempoenjai ija poenja atsal, oetawa sahandenja siapa-siapa bolehnja di mendaftarken di dalem itoe boekoe-boekoenja, jang di seboeti di dalem fatsal i, di bawah nama falsoe, oetawa saperti ija bolehnja terlahir

*) Melihat fatsal 103.

dari satoe bapa dan iboe jang tiada di katahoei orang, pertoeroenannja nanti boleh di menerangken oleh saksi-saksi.

Tetapi itoe katerangan oleh saksi-saksi tjoemah boleh di menarimaken, sahandenja ada soerat-soerat memberiken katerangan apa-apa dari itoe pertoeroenan ; oetawa sahan-denja ada perboewatan apa-apa jang tida boleh di bantahi, dan timbang manimbang itoe perboewatan, ada sangka-sangkanja dan penoendjoekan-penoendjoekannja jang tjoe-koep besarnja, soepaja itoe katerangan oleh saksi-saksi bo-leh di menarimaken.

FATSAL 265.

Itoe permoelaännja katerangan dengan soerat ija itoe soerat-soerat koelawarga, boekoe-boekoenja dan soera t-soe-ratnja bapanja dan iboenja, dan djoega soerat-soet-soe-ratnja jang bolehnja di mendaftarken sendiri oetawa di hadepannja pemangkoe oetawa pendjabat oleh siapa jang kena di men-tjampoerken di dalem itoé tjidera, oetawa oleh siapa jang, sahandenja ija masi hidoep, tentoe ada pergoenaännja di dalem itoe perkara.

FATSAL 266.

Siapa-siapa jang melawanken itoe pertoeroenan boleh memakejken segala oepajanja jang bergoena aken liai me-nerangken jang siapa jang pertoeroenannja di melawanken boekan anaknja perampeewan jang ija mengakoe mendjadi iboenja ; oetawa djoega, maski s )edah terang jang itoe peram-poewan memang iboenja, aken hal menerangken jang ija boekan anaknja itoe perampoewan ampoenja lelaki.

FATSAL 267.

Tjoemah hakim jang memariksaken dan memoetoesken perkara hoetang pioetang jang boleh menantoeken dan memoetoesken tjidera-tjidera dari perkara atsal.

FATSAL 268.

Penoentoetan hoekoeman siksa dari pengelamannja satoe-satoe orang ampoenja atsal tida boleli di memoelaiken, sabeloomnja hakim, jang di seboeti di dalem fatsal 267, soedali memoetoesken itoe tjidera, dan kapoetoesannja soedah boleh di melakoeken *)

Tetapi sabandenja siapa-siapa jang poenja laba di dalem itoe tjidera tida mendjalanken itoe tjidera di hadepannja hakim, sabagimana di seboeti di dalem fatsal 267, fiskal boleh memoelaiken penoentoetannja hoekoem siksa dari pengelamannja satoe orang ampoenja atsal, sabandenja ada soerat-soerat katerangan sabagimana di seboeti di dalem fatsal 265, dan hakim jang di seboeti di dalem fatsal 267, soedah memoetoesken dari itoe soerat-soerat katerangan.

Sahandenja itoe penoentoetannja hoekoeman siksa soedah di bawah di badepannja hakim, sabagimana di seboeti di dalem pembahagiannja jang kadoewa dari fatsal ini, itoe penoentoetannja tida boleh di berhentiken lagi dengan penagihannja di hadepannja hakim jang di seboeti di dalem fatsal 267.

FATSAL 269.

Salamanja kendati waktoenja kapan siapa-siapa jang mendapet jang atsalnja bolehnja di semboeniken boleh menagihken di hadepannja hakim jang di seboeti di dalem fatsal 267, biarlah atsalnja di menerangken; mendjadi boewat itoe penagihannja tiada ada laloe koetikanja.

*) Siapa-siapa jang salah mentjoeriken oetawa semboeniken satoe anak, oetawa bertoekarken satoe anak sama lajin anak, oetawa memberiken anak jang baharoe di beranaki kapada satoe perampoewan jang tida taboe beranak, di hoekoem :—

a) orang Olanda, siksa pend'ara,

b) orang anak negri, kerdja paksa di dalem ranteh dari lima sasampehüja sapoeloeh tahoen lamanja

Kitab hoekoeman siksa oiang Olanda fatsal 261 ; Anak negeri fatsal 262.

FATSAL 270.

Sahandenja itoe anak jang di seboeti di dalem fatsal 269 bolehnja meüinggal, sabeloomnja itoe penagilian boleh-nja di memoelaiken, waritzboleh-nja tjoemah boleh melakoeken itoe penagihan, djikaloe itoe anak sawaktoenja kamatiannja beloom sampeh oemoernja oetawa baharoe tiga tahoen sa-sampehnja oemoernja.

FATSAL 271.

Tetapi sahandenja itoe anak sawaktoenja kamatiannja bolehnja memoelaiken itoe penagihannja, waritznja boleh mendjalanken teroes itoe penagihan, melajinken sahandenja tiga tahoen sabeloomnja kematiannja itoe anak tida boleh-nja teroesken itoe penagihan.

PEMBAHAGIANNJA JANG KADOEWA.

DARI HAL MENGHALALKEN ANAK-ANAK JANG BOLEHNJA TERLAHIR DI LOEAR NIKAH.

FATSAL 272.

Anak-anak jang bolehnja terlahir di loewar nikah me-lajinken anak-anak jang bolehnja di mendapeti dari per-kendakan oetawa anak-anaknja bapa iboe jang bersoemhang

*) boleh mendjadi anak halal, kaloe bapa iboenja berkawin satoe pada lajin, dan itoe anak-anak diakoenja anak-anak di dalem satoe daftar jang di mendaftarken sabeloomnja nikahnja oetawa di dalem soerat nikahnja.

FATSAL 273.

Anak-anak jang bolehnja terlahir di loewar nikah, tetapi jang bapa dan iboenja tida boleh berkawin satoe pada la-jin melala-jinken dengan idinnja Sripadoeka Jang di

Pertoe-*) Melihat fatsal 30.

wan besar Goebernoer Djendral 1) tjoemah boleb di halal-ken, djikaloe bapa iboenja sawaktoenja nikahnja mangakoe-ken di dalem soerat nikahnja jang memang itoe anak ija orang poenja anak.

FATSAL 274.

Sabandenja bapa iboenja, sabeloomnja oetawa sawaktoe-nja ija orang bolebsawaktoe-nja berkawin, bolehsawaktoe-nja melalejkan pengakoeannja anak-anaknja jang ija orang soedah bolebnja mendapeti sabeloomnja ija orang poenja nikab 2), itoe kalalejan boleh di membetoelken oleh Sripadoeka Jang di Pertoewan besar Goebernoer Djendral dengan soerat hal menghalalken, jang bolehnja di mendaftarken, sasoedahnja di menenggarken timbangannja Raad besar.

FATSAL 275.

Sabagitoe djoega sabagimana di menantoeken di dalem fatsal 274 boleh di halalken anak-anak jang terlahir di loewar nikah tetapi soedab di akoenja oleh bapa iboenja.

lo. — anak-anaknja jang bapa iboenja mengbarep ber-kawin satoe pada lajin tetapi tida bissa menjoedahken ni-kahnja dari sebab salah satoenja bapanja oetawa iboenja bolehnja maninggal, sabeloomnja nikahnja di menjoedahken,

2o. — anak-anaknja jang iboenja anak negeri oetawa jang bersama-samaken anak negeri, dan iboenja soedah

bolebnja maninggal, oetawa sabandenja, sabagimana tim-bangannja Sripadoeka Jang di Pertoewan Besar Goebernoer Djendral, ada sebabnja jang perloe jang bapanja dan iboe-nja tida boleh berkawin satoe pada lajin 3).

1) Melihat fatsal 31.

2) Melihat fatsal 272 dan 273.

3) Itoe fatsal 275, sabagimana hoenjinja sekarang di menctepkeu di dalem Firmannja Baginda Katoe pada hari 25 Maart 1896 No. 39, staatsblad 1896 No. 115.

FATSAL 276.

Sabagiina di seboeti di dalem fatsal 274 dan 275, sabe-loomnja Rad besar niempersembahken timbangannja kapada Sripadoeka Jang di Pertoewan besar Goebernoer DjendraL.

ß a d besar sabandenja merasa perloe boleh menenggarken oetawa menjoeroeb menenggarken sanak-soedaranja, dan boleb menjoeroeb biarlah itoe permoehoenan aken hal meng-halalken di menjataken di dalem soerat-soerat chabar jang nanti di meuoendjoeki oleh Ead besar.

FATSAL 277.

Anak-anak jang soedah bolehnja di menghalalken dari sebabnja bapa iboenja soedah bolehnja berkawin satoe pada lajin; sabagimana di menantoeken di dalem fatsal 272 dan 273, oetawa jang bolehnja di menghalalken dengan soerat-nja Sripadoeka Jang di Pertoewan besar Goebernoer Djen-dral, sabagimana katantoeannja fatsal 274, itoe anak-anak sama hak-haknja saperti anak-anak jang bolehnja terlahir sasoedahnja bapa iboenja soedah kawin soenggoeh-soenggoeh.

FATSAL 278.

Dari perkara anak-anak jang bolehnja di halalken saba-gimana katantoeannja fatsal 275, hak-haknja itoe anak baharoe memoelai dari waktoenja kapan Sripadoeka Jang di Pertoewan besar mendaftarken itoe soerat hal menghalal-ken ; mendjadi hak-haknja anak-anak halal jang dahoeloe tida boleh di meroogiken dari pembahagiannja poesakanja ; apa lagi pembahagiannja poesakanja lajin-lajin sanak soe-daranja tida boleh djoega di meroegiken, melajinken sabande-nja ija orang moeafakati itoe soerat halmenghalalken.

FATSAL 279.

Sabagitoe djoega anak-anak kendak jang soedah bolehnja maninggal tetapi poenjanja anak toeroen temoeroennja boleh di halalken sabagimana di menantoeken di dalem fatsal 272, 273, 274 dan 275, mendjadi laba-labanja itoe halal mendjatooh kapada itoe toeroen temoeroennja.

PEMBAHAGIAN KATIGA.

DARI PENGAKOEANNJA ANAK-ANAK JANG TERLAHIR DI LOEWAR NIKAH.

FATSAL 280.

Sahandenja satoe orang lelaki oetawa perampoewan me-ngakoe satoe anak memang ija poenja jang bolehnja di mendapeti di loear nikah, itoe pengakoean mengatsilken hak-hak dan permistian-permistian satoe-satoenja pada lajin,

Sahandenja satoe orang lelaki oetawa perampoewan me-ngakoe satoe anak memang ija poenja jang bolehnja di mendapeti di loear nikah, itoe pengakoean mengatsilken hak-hak dan permistian-permistian satoe-satoenja pada lajin,

In document Tanah Hindia Nederland. (pagina 87-108)